قَالَ النَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم: |
اَلإِ يْمَانُ أَنْ تُؤْمِنَ بِالله ِ ، وَمَلاَئِكَتِهِ، وَكُتُبِـهِ ، وَرُسُـلِـهِ ، وَبِالـْيَوْمِ الآ خِرِ ، وَبِا لْـقَدَرِ خَيْـرِهِ وَشَـرِّهِ مِنَ الله ِ تَعَالَى |
Makna Beriman Kepada Allah:
Meyakini sepenuhnya bahwa Allah adalah Rabb segala sesuatu, Pemiliknya, Penciptanya, dan Pengatur seluruh alam. Dan bahwa Dia itu yang berhak untuk disembah, tiada sekutu bagi-Nya, semua yang disembah di muka bumi ini selain Allah adalah Batil (tidak sah) demikian pula tatacara peribadatannya sendiri juga Batil. Dan bahwa Dia itu memiliki Nama-nama Yang Indah dan sifat-sifat Kesempurnaan dan Kemuliaan yang Suci dari segala kekurangan dan cacat. |
Beriman kepada wujud-Nya. |
Beriman kepada Rububiyah-N ya |
Beriman kepada Asma’ dan sifat-Nya |
Beriman kepada Uluhiyah-Nya. |
1 | اْلإِيْمَانُ قَوْلٌ وَعَمَلٌ يَزِيْدُ وَيَنْقُصُ فَهُوَ قَوْلُ الْقَلْبِ وَاللِّسَانِ، وَعَمَلُ الْقَلْبِ وَاللِّسَانِ وَالْجَوَارِحِ. فَقَوْلُ الْقَلْبِ : اعْتِقَادُهُ وَتَصْدِيْقُهُ وَقَوْلُ اللِّسَانِ : إِقْرَارُهُ وَعَمَلُ الْقَلْبِ : تَسْلِيْمُهُ وَإِخْلاَصُهُ وَإِذْعَانُهُ وَحُبُّهُ وَإِرَادَتُهُ لِلأَعْمَالِ الصَّالِحَةِ وَعَمَلُ الْجَوَارِحِ : فِعْلُ الْمَأْمُوْرَاتِ وَتَرْكُ الْمَنْهِيَّاتِ. |
Iman itu perkataan dan perbuatan, bertambah dan berkurang. Ia merupakan perkataan hati dan lisan, amalan hati , lisan dan anggota badan (fisik). Yang dimaksud dengan perkataan hati adalah meyakininya dan membenarkannya, dan perkataan lisan itu adalah dengan mengikrarkannya, adapun maksud amalan hati adalah berserah diri dan mengkhikhlaskannya, tunduk dan cinta serta berkehendak untuk mengamalkan amalan shalih. Dan amalan anggota badan itu mengerjakan yang diperintahkan dan meninggalkan yang dilarangnya. | |
2 | مَنَ أَخْرَجَ الْعَمَلَ عَنِ اْلإِيْمَانِ فَهُوَ مُرْجِئِيٌّ وَمَنْ أَدْخَلَ فِيْهِ مَا لَيْسَ مِنْهُ فَهُوَ مُبْتَدِعٌ |
Barangsiapa yang mengeluarkan amal perbuatan dari iman, maka dia itu murji`ah, dan siapa yang memasukkan amal ke dalamnya padahal bukan dari (bagian iman) maka dia melakukan perbuatan bid`ah. | |
3 | مَنْ لَمْ يُقِرْ بِالشَّهَادَتَيْنِ لاَ يَثْبُتْ لَهُ اسْمُ اْلإِيْمَانِ وَلاَ حُكْمُهُ لاَ فِي الدُّنْيَا وَلاَ فِي اْلآخِرَةِ. |
Siapa saja yang tidak mengikrarkan kalimat syahadat, tidaklah ditetapkan baginya nama iman dan juga hukumnya, baik di dunia maupun di akhirat | |
4 | اْلإِسْلاَمُ وَاْلإِيِمَانُ اسْمَانِ شَرْعِيَّانِ بَيْنَهُمَا عُمُوْمٌ وَخُصُوْصٌ مِنْ وَجْهٍ، وَيُسَمَّي أَهْلُ الْقِبْلَةِ مُسْلِمِيْنَ. |
Islam dan Iman adalah dua nama (dalam) syari`at, antara keduanya memiliki makna umum dan khusus, dan ahlul qiblat itu dinamakan muslimin. | |
5 | مُرْتَكِبُ الْكَبِيْرَةِ لاَ يَخْرُجُ مِنَ اْلإِيْمَانِ، فَهُوَ فِي الدُّنْيَا مُؤْمِنٌ نَاقِصُ اْلإِيْمَانِ، وَفِي اْلآخِرَةِ تَحْتَ مَشِيْئَةِ اللهِ إِنْ شَاءَ غَفَرَ لَهُ وَإِنْ شَاءَ عَذَّبَهُ، وَالْمُوَحِّدُوْنَ كُلُّهُمْ مَصِيْرُهُمْ إِلَى الْجَنَّةِ وَإِنْ عُذِّبَ مِنْهُمْ بِالنَّارِ مَنْ عُذِّبَ، وَلاَ يَخْلُدْ مِنْهُمْ فِيْهَا قَطٌّ. |
Para pelaku dosa besar yang tidak dikeluarkan dari iman, maka di dunia dia sebagai mukmin yang kurang (imannya), dan di akhirat kelak berada dalam “masyi`atillah” (kehendak Allah), bisda jadi Allah mengampuninya dan bisa pula menyiksanya (karena dosa besarnya). Dan seluruh orang-orang yang bertauhid pastilah akan dmaksukkan ke dalam Surga, walau ada kalanya yang harus disiksa dulu di neraka, dan tidak akan kekal di dalamnya. | |
6 | لاَ يَجُوْزُ الْقَطْعُ لِمُعَيَّنٍ مِنْ أَهْلِ الْقِبْلَةِ بِالْجَنَّةِ أَوْ النَّارِ إْلاَّ مَنْ ثَبَتَ النَّصُّ فِيْ حَقِّهِ. |
Tidak boleh memastikan bagi ahli kiblat dengan surga atau neraka, kecuali bagi orang yang telah ditetapkan oleh nash karena hak-nya. | |
7 | الْكُفْرُ فِي اْلأَلْفَاظِ الشَّرْعِيَّةِ قِسْمَانِ :أَكْبَرُ مُخْرِجٌ مِنَ الْمِلَّةِ، وَأَصْغَرُ غَيْرُ مُخْرِجٌ مِنَ الْمِلَّةِ وَيُسَمَّى أَحْيَانًا بِالْكُفْرِ الَعَمَلِيِّ |
Kufur menurut lafal syar`iyah terbagi menjadi dua: Kufur besar yang keluar dari iman dan kufur kecil yang tidak dikeluarkan dari iman, yang terkadang dinamainya dengan kufur `amali. | |
8 | التَّكْفِيْرُ مِن اْلأَحْكَامِ الشَّرْعِيَّةِ الَّتِيْ مّرَدُّهَا إِلَى الْكِتَابِ وَالسُّنَّةِ فَلاَ يَجُوْزُ تَكْفِيْرُ مُسْلِمٍ بِقَوْلٍ أَوْ فِعْلٍ مَا لَمْ يَدُلَّ دَلِيْلٌ شَرْعِيٌّ عَلَى ذَلِكَ، وَلاَ يَلْزَمُ مِنْ إِطْلاَقِ حُكْمِ الْكُفْرِ عَلَى قَوْلٍ أَوْ فِعْلٍ ثُبُوْتُ مُوْجِبُهُ فِيْ حَقِّ الْمُعَيَّنِ إِلاَّ إِذَا تَحَقَّقَتِ الشُّرُوْطُ وَانْتَفَتِ الْمَوَانِعِ. وَالتَّكْفِيْرُ مِنْ أَخْطَرِ اْلأَحْكَامِ فَيَجِبُ التَّثَبُّتُ وَالْحَذَرُ مِنْ تَكْفِيْرِ الْمُسْلِمِ. |
Mengkafirkan orang lain termasuk hokum-hukum syar`iyyah yang harus dikembali kan kepada al Qur’an dan as Sunnah, maka tidak boleh seseorang mengkafirkan seorang muslim lain baik karena perkataannya atau perbuatannya selama tidak ditunjukkan dengan dalil syar`iy. Perkataan atau perbuatan yang secara ithlaq (nash) dari al Qur’an atau as Sunnah yang dinyatakan kekafirannya, tidak otomatis dapat dipakai dalam menghukumi kafir terhadap orang tertentu (takfir mu`ayyan), kecuali apabila telah memenuhi syarat dan hilangnya penghalang-penghalang. |
Mengimani perbuatan-perbuatan Allah yang berisfat umum. Seperti halnya menciptakan, memberi rezeki, menghidupkan, mematikan, menguasai, dll |
Mengimani kepada takdir Allah |
Mengimani kepada Dzat Allah |
Alam semesta ini: langit, bumi, planet, bintang, hewan, pepohonan, daratan lautan, malaikat serta manusia seluruhnya tunduk kepada Allah dan patuh kepada perintah kauniyah-Nya |
Perhatikan QS Ali Imran: 83 , Al Baqarah: 116 , an Nahl: 49, Al Hajj: 18, Ar Ra`du: 15, dan Al Isra’: 44. |
Ibnu Taimiyah berkata, “Mereka tunduk menyerah, pasrah dan terpaksa dari berbagai segi, antara lain: Keyakinan bahwa mereka sangat membutuhkan-Nya Kepatuhan merekakepada qadla’, qadar dan kehendak Allah yang ditulis atas mereka Permohonan mereka kepada-Nya ketika dalam keadaan darurat atau terjepit. Makanya kita sering mendengar istilah “Istighatsah” (memohon kepada Allah ketika dalam keadaan terjepit dan susah lagi berat). |
Makna Tauhid Uluhiyah adalah “Mengesakan Allah dalam ibadah dan ketaatan. Atau mengesakan Allah dalam perbuatan seperti shalat, puasa, zakat haji, nadzar, menyembelih semebelihan, klhauf, raja’, al hubb |
1 | Memberikan semua bentuk ibadah hanya kepada Allah semata tanpa adanya sekutu yang lain |
2 | Hendaklah semua bentuk ibadah itu sesuai dengan perintah Allah dan meninggal kan larangan Nya melakukan maksiat. |
Kedua dasar tersebut diringkas menjadi : Ikhlas (karena Allah) dan Mutaba`ah (mengikuti sunnah Rasulillah Saw dalam pelaksanaanya) | |
Di atas Tauhid Uluhiyah inilah kehidupan dijalankan dan syari`at ditegakkan. Tak ada perintah dan ketaatan kecuali hanya kepada Allah dan Rasul-Nya. |
Tauhid Asma’ wash Shifat artinya: “Pengakuan dan kesaksian yang tegas atas semua nama dan sifat Allah yang sempurna yang termaktub dalam ayat-ayat Al Qur’an dan Sunnah Nabi Saw . |
Sikap Salaf tentang tauhid Asma’ wash shifat ini adalah mengakui dan menetapkan semua nama dan sifat Allah yang trmaktub dalam Al Qur’an danSunnah, tanpa sedikitpun penafian (ta`thil), penyimpangan (tahrif), penyerupaan (tamtsil) dan penentuan bentuk atau hakikatnya (takyif). Hal ini didasarkan pada QS Asy Syura: 11. |
Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia, dan Dia-lah yang Maha mendengar dan melihat. QS Asy Syuura: 11 . |
Kaum Salaf menetapkan secara rinci semua nama dan sifat yang ditetapkan Allah Ta`ala bagi diri-Nya dan atau ditetapkan Rasulullah Saw, dan menafikan (menolak dan meniadakan) secara global smeua nama dan sifat yang dinafikan Allah bagi diri-Nya sendiri dan atau dinafikan oleh Nabi Saw |
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah mengatakan, “Setiap nama dari nama-nama Nya menunjukkan kepada Dzat yang disebutnya dan sifat yang dikandungnya. Seperti al-`Alim menunjukkan Dzat dan ilmu, al-Qadir menunjukkan Dzat dan qudrah, ar Rahim menunjukkan Dzat dfan sifat rahmat” (Majmu` Fatawa, 13/333-334) |
Syaikhul Islam Ibnu Qayyim al Jauziyah mengetakan, “Nama-nama Rabb Ta`ala menunjukkan sifat-sifat kesempurnaanNya, sebab ia diambil dari sifat-sifat Nya. Jadi ia adalah nama sekaligus sifat dan karena itu lah ia menjadi husna. Sebab jika ia sekedar lafal-lafal yang tak bermakna maka tidaklah disebut husna” |
Setiap nama menunjukkan kepada sifat. Nama ar Rahman dan ar Rahim menunjukkan sifat rahmah, lalu as sami` dan al Bashir menunjukkan sifat mendengar dan melihat. Al `Alim menunjukkan sifat ilmu yang luas, ar Khaliq menunjukkan sifat Dia menciptakan, ar Razzaq menunjukkan sifat memberi rezeki, dll |
Nama-nama yang mulia ini bukanlah sekedar nama kosong yang tidak mengandung makna dan sifat, justru ia adalah nama-nama yang menunjukkan kepada makna yang mulia dan sifat yang agung. (Berbeda sama seklai dengan kita, missal ada orang bernama Abdul Karim, akan tetapi sifatnya bakhil dan kikir, ada nama Abdurrahman namun sifatnya bengis dan kejam). |
1 | Sifat Dzatiyah, yakni sifat yang selalu melekat dengan-Nya dan tak terpisah dari Dzat-Nya. Seperti al-`ilmu, al-qudrah, as sama`u, al basharu, al `izzah, al hikmah, al `uluwwu, al `azhamah, al wajhu(wajah), al yadaian (dua tangan) , dan al `ain (dua mata) |
2 | Sifat Fi`liyah, yaitu sifat yang Dia perbuatjika berkehendak. Seperti Dia bersemayam di ata `Arasy, turun ke langit dunia ketika tinggal sepertiga akhir dari malam, dan dating pada hari Kiamat, al farah (gembira) |
1 | Iradah kauniyah meliputi yang baik dan yang buruk, yang bermanfaat dan yang mafsadat bahkan meilputi segala sesuatu. Sedangkan iradah syariyyah hanya terdapat pada yang baik dan yang bermanfaat saja. |
2 | Iradah Kauniyah pasti terjadi, sedangkan iradah syar`iyyah tidak harus terjadi, bisa terjadi dan bisa tidak. |
3 | Iradah kauniyah tidak mengharuskan mahabbah (cinta Allah). Terkadang Allah menghendaki terjadinya sesuatu yang tidak Dia cintai, tetapi dari hal tersebut akan lahir sesuatu yang dicintai Allah. Adapun iradah sya`iyah diantara konsekwensinya adalah mahabbah Allah, sebab Allah tidak menginginkan dengannya kecuali sesuatu yang dicintai-Nya, seperti taat dan pahala |
1 | Terwujudnya ketauhidan kepada Allah, dimana selain Allah tidak ada yang digantungi dalam rangka mengharap atau cemas dan juga tidak ada yang haq untuk diibadahi selain Dia |
2 | Kesempurnaan dalam cinta kepada Allah (mahabbatullah) dan pengagungan terhadap-Nya sesuai dengan nama-nama Nya yang indah dan sifat-sifat Nya yang tinggi. |
3 | Terwujudnya peribadatan kepada-Nya dengan melaksanakan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. |
No | Unsur Penyempurna Iman Kepada Malaikat |
01 | Mengimani keberadaan mereka sebagai makhluk yang senantiasa menyembah Allah dan melaksanakan apapun yang Allah perintahkan |
02 | Mengimani nama-nama mereka yang telah kita ketahui, dan wajib mengimani Malaikat lainnya yang tidak kita ketahui namanya secara global |
03 | Mengimani sifat dan bentuk yang telah diberitakan kepada kita. Seperti mempunyai sayap, dll. *) |
04 | Mengimani tugas dan pekerjaan mereka **) |
1 | Mengetahui akan keagungan Allah ta`ala, kekuatan dan kekuasaan-Nya. Keagungan makhluk (seperti Malaikat ini) merupakan bagian dari keagungan Khaliq |
2 | Syukur kepada Allah Ta`ala atas perhatian-Nya terhadap Bani Adam, dimana Dia telah memasrahkan kepada sebagian dari para Malaikat itu untuk menjaga (mengawasi) mereka, mencatat amal perbuatan mereka, serta kemaslahatan-kemaslahatan mereka yang lainnya |
3 | Mencintai para Malaikat atas apa yang telah mereka tunaikan berupa ibadah kepada Allah Ta`ala. |
No. | Unsur Penyerpurna Iman Kepada Kitab-Kitab Nya |
01 | Mengimani bahwa kitab-kitab tersebut benar-benar turun dari Allah |
02 | Mengimani nama Kitab yang telah kita ketahui (al Qur’an, Taurat, Zabur dan Injil) , dan mengimani secara global kitab-kitab samawi lain yang tidak kita ketahui |
03 | Membenarkan berita-berita yang shahih yang disebutkan di dalamnya. Misal tentang hukum rajam (dalam Taurat) yang juga ditetapkan dalam al Qur’an. |
04 | Mengamalkan hukum-hukum yang belum dihapus |
Kitab-kitab terdahulu semua mansukh (dihapus) dengan turunnya al Qur’anul Karim, yang Allah jamin keasliaannya. Karena Al Qur’an akan tetap menjadi hujjah bagi semua makhluk sampai hari kiamat kelak. Oleh karena itu, kita tidak boleh berhukum dengan selain al Qur’an dalam kondisi apapun, sebagaimana firman Allah QS an Nisa’: 59 |
Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. kemudian jika kamu berlainan Pendapat tentang sesuatu, Maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya. QS an Nisa’: 59. |
1 | Mengenali perhatian Allah kepada para hamba-Nya dengan menurunkan kitab kepada setiap kaum sebagai petunjuk bagi mereka |
2 | Mengenali hikmah Allah mengenai syariat-Nya, dimana Dia telah membuatkan syariat untuk setiap kaum yang sesuai dengan kondisi mereka. Untuk tiap-tiap umat diantara kamu [*], Kami berikan aturan dan jalan yang terang. QS Al Maidah: 48 [*] Maksudnya: umat Nabi Muhammad s.a.w. dan umat-umat yang sebelumnya. |
No | Unsur Keimanan kepada Para Rasul |
01 | Mengimani bahwa risalah mereka benar-benar turun dari Allah |
02 | Membenarkan berita-berita mereka yang shahih |
03 | Mengamalkan syariat seorang diantara para rasul itu yang diutus kepada kita. Dia adalah penutup para Rasul, Nabi Saw yang diutus kepada seluruh umat manusia |
04 | Mengimani kepada siapa saja diantara mereka yang telah kita ketahui namanya, seperti 25 nabid an rasul, dari Adam, Nuh sampai Nabi Saw , Termasuk dari mereka adalah ULIL `AZMI, yaitu Nuh, Ibrahim, Musa, Isa dan Nabi Saw |
1. Mengetahui akan rahmat Allah dan perhatian-Nya terhadap para hamba-Nya dengan mengutus para rasul kepada mereka, guna membimbing dan memberi petunjuk kepada jalan Allah yang lurus serta menjelaskan bagaimana seharusnya mereka beribadah kepada Allah |
2. Mensyukuri nikmat Allah yang amat besar ini. |
3. Mencintai para rasul, mengagungkan mereka, serta memberikan pujian yang layak buat mereka. Sebab mereka telah menunaikan tugas risalah dari Allah dengan sungguh-sungguh, menunaikan penghambaan Nya, dan memberikan nasihat kepada para hamba-Nya. |
1 | Mengimani adanya “kebangkitan” (al Ba`ts), yaitu dihidupkan nya kembali orang-orang yang sudah mati tatkala dituiupkannya sangkakala untuk kedua kalinya. Pada waktu itu seluruh manusia bangkit menghadap Rabb-nya dalam keadaan telanjang kaki dan tak beralas kaki, telanjang badan tanpa mengenakan penutup, serta masih berkulup tanpa disunat. (yaitu) pada hari Kami gulung langit sebagai menggulung lembaran - lembaran kertas. sebagaimana Kami telah memulai panciptaan pertama Begitulah Kami akan mengulanginya. Itulah suatu janji yang pasti Kami tepati; Sesungguhnya kamilah yang akan melaksanakannya. QS al Anbiya’: 104. Kebangkitan adalah suatu kepastian yang telah Allah tetapkan untukmkita imani, tidak seperti orang-orangkafir yang mengingkarinya. 15. Kemudian, sesudah itu, Sesungguhnya kamu sekalian benar-benar akan mati. 16. Kemudian, Sesungguhnya kamu sekalian akan dibangkitkan (dari kuburmu) di hari kiamat. QS al Mukminun: 15-16 . Nabi Saw bersabda: ي “Pada hari kiamat, seluruh manusia akan dihimpun dalam keadaan tanpa alas kaki dan masih berkulup (belum sunat)” Hadits Muttafaq `alaih. |
2 | Mengimani adanya hisab (perhitungan amal) dan jaza’ (balasan amal). 25. Sesungguhnya kepada Kami-lah kembali mereka, 26. Kemudian Sesungguhnya kewajiban Kami-lah menghisab mereka. QS Al Ghasyiyah: 25-26. 160. Barangsiapa membawa amal yang baik, Maka baginya (pahala) sepuluh kali lipat amalnya; dan Barangsiapa yang membawa perbuatan jahat Maka Dia tidak diberi pembalasan melainkan seimbang dengan kejahatannya, sedang mereka sedikitpun tidak dianiaya (dirugikan). QS al An`am: 160 . |
3 | Mengimani adanya Surga dan Neraka, dan keduanya merupakan tempat kembali yang abadi bagi makhluk-Nya. 6. Sesungguhnya orang-orang yang kafir Yakni ahli kitab dan orang-orang yang musyrik (akan masuk) ke neraka Jahannam; mereka kekal di dalamnya. mereka itu adalah seburuk-buruk makhluk. 7. Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh, mereka itu adalah Sebaik-baik makhluk. 8. Balasan mereka di sisi Tuhan mereka ialah syurga 'Adn yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Allah ridha terhadap mereka dan merekapun ridha kepadanya. yang demikian itu adalah (balasan) bagi orang yang takut kepada Tuhannya. QS Al Bayyinah: 6-8 |
1. Senang dan bersemangat untuk melakukan amal ketaatan, dengan mengharap pahalanya kelak di akhirat nanti |
2. Takut melakukan kemaksiatan dan khawatir bila sampai rela dengan kemaksiatan itu, karena takut siksa di Hari Akhir itu. |
3. Hiburan bagi orang mukmin atas apa yang tidak ia dapatkan dari kesenangan duniawi ini dengan masih dapat mengharap kenikmatan dan pahala akhirat. |
1 | ILMU: Mengimani bahwa Allah mengetahui segala sesuatu, secara global maupun secara rinci, azali maupun abadi yang berkaitan dengan perbuatanNya sendiri maupun perbuatan hamba-Nya. |
2 | KITABAH: Mengimani bahwa Allah telah menulis hal itu dalam Lauh Mahfuzh. *) |
3 | MASYI’AH: Mengimani bahwa seluruh yang ada tidak akan terjadi kecuali dengan kehendak Allah (Masyi’atillah), apakah yang berkaitan dengan perbuatan Allah maupun perbuatan makhluk-Nya **) |
4 | KHALQ: Mengimani bahwa seluruh yang ada merupakan ciptaan Allah: baik dzatnya, sifatnya maupun gerakannya. ***) |
*) : Allah berfirman mengenai kedua hal tersebut: 70. Apakah kamu tidak mengetahui bahwa Sesungguhnya Allah mengetahui apa saja yang ada di langit dan di bumi?; bahwasanya yang demikian itu terdapat dalam sebuah kitab (Lauh Mahfuzh). Sesungguhnya yang demikian itu Amat mudah bagi Allah. QS Al Hajj: 70. Nabi Be mengatakan bahwa penulisan taqdir seluruh makhluk itu telah Allah tulis, sejak 50 000 tahun sebelum penciptaan langit dan bumi. HR Muslim. |
**). Dalil-Dalinya: Dan Allah memperbuat apa yang Dia kehendaki. Qs Ibrahim : 27 . Dialah yang membentuk kamu dalam rahim sebagaimana dikehendaki-Nya. tak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia, yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. QS Ali Imran: 6 . Kalau Allah menghendaki, tentu Dia memberi kekuasaan kepada mereka terhadap kamu, lalu pastilah mereka memerangimu. QS An Nisa’: 90. Jikalau Tuhanmu menghendaki, niscaya mereka tidak mengerjakannya, Maka tinggalkanlah mereka dan apa yang mereka ada-adakan. QS al An`am: 112. |
***) : Allah berfirman: Allah menciptakan segala sesuatu dan Dia memelihara segala sesuatu. QS Az Zumar: 62 . Dan Dia telah menciptakan segala sesuatu, dan Dia menetapkan ukuran-ukurannya dengan serapi-rapinya[*]. QS Al Furqan: 2 . [*] Maksudnya: segala sesuatu yang dijadikan Tuhan diberi-Nya perlengkapan-perlengkapan dan persiapan-persiapan, sesuai dengan naluri, sifat-sifat dan fungsinya masing-masing dalam hidup. Padahal Allah-lah yang menciptakan kamu dan apa yang kamu perbuat itu". QS Ash Shaffat : 96. |
1 | Bersandar kepada Allah ta`ala ketika melakukan berbagai “sebab” itu sendiri, karena segala sesuatu itu tergantung kepada qadar Allah |
2 | Agar seseorang tidak lagi mengagumi (sombong) pada dirinya sendiri ketika tercepai tujuannya. Ini hanyalah berupa nikmat Allah |
1 | Imam kepada Allah beserta Asma’ dan Sifat-Nya: Iman ini menanamkan dalam pribadi seorang hamba kecintaan dan pengagungan kepada Allah, yang menuntutnya untuk senantiasa melaksanakan segala perintah Allah dan menjauhi segala larangan-Nya. Dengan demikian akan diperoleh kebahagiaan yang smepurna dalam kehidupan ini, baik di dunia maupun di akhirat, baik untuk pribadi maupun untuk masyarakat. Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam Keadaan beriman, Maka Sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik [*] dan Sesungguhnya akan Kami beri Balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan. QS An Nahl: 97 [*9] Ditekankan dalam ayat ini bahwa laki-laki dan perempuan dalam Islam mendapat pahala yang sama dan bahwa amal saleh harus disertai iman |
2 | Iman kepada Malaikat. Hasil dan manfaat yang diperoleh adalah: |
a | Mengetahui kebesaran, kekuatan dan kekuasaan Allah Ta`ala |
b | Bersyukur kepada Allah Ta`ala atas perhatian-Nya kepada hamba-hamba Nya dengan menugaskan diantara malaikat-malaikat itu ada yang menjaga mereka, mencatat amalperbuatan mereka dan kepentingan-kepntingan mereka. |
c | Mencintai para Malaikat karena mereka beribadah dengan sebaik-baiknya kepada Allah Ta`ala dan memohon ampunan untuk orang-orang mukmin |
3 | Iman Kepada Kitab-Kitab. Hasil dan manfaatnya antara lain: |
a | Mengetahui rahmat Allah dan perhatian-Nya kepada umat manusia dengan menurunkan bagi stiap umat suatu kitab untuk membimbing mereka |
b | Mengenal bahwa Allah ta`ala Maha Bijaksana, karena telah menetapkan dalam kitab-kitab ini syariat yang sesuai dengan kondisi masing-masing umat serta telahmenjadikan kitab terakhir, Al Qur’anul `Azhim, sesuai untuk umat manusia pada segala zaman dan tempat hingga hari Kiamat. |
c | Mensyukuri nikmat Allah atas diturunkannya kitab-kitab tersebut |
4 | Iman Kepada Rasul-Rasul Allah. Hasil dan manfaatnya antara lain: |
a | Mengetahui rahmat Allah dan perhatiann-Nya kepada uamt manusia dengan diutus-Nya kepada merekapara rasul yang mulia untuk memberi petunjuk dan bimbingan |
b | Bersykur kepada Allah Ta`ala atas ni`mat Nyayang amat besar ini yang dikarunia kan kepada umat manusia |
c | Mencintai para rasul, menghormati mereka dan memberikan kepada mereka pujian yang layak, karena mereka dalah utusan – utusan Allah dan hamba-hamba plihan yang telah beribadah kepada Allah, menyampaikan risalah-Nya, bersikap kasih kepada para hamba-Nya dan bersabar atas perlakuan mereka yang menyakitkan. |
5 | Iman kepada Hari Akhir. Hasil dan manfaatnya antara lain: |
a | Berusaha dengan sungguh-sungguh untuk senantiasa taat kepada Allah dengan penuh harap akan janji dan pahala di hari akhirat dan senantiasa menjauhkan diri dari perbuatan maksiat kepada-Nya karena takut akan adzab pada hari tersebut |
b | Memberikan kegembiraan kepada orang yang beriman, bahwa kenikmatan dan kesenangan yang belum diperolehnya di dunia akan diterimanya di akhirat. |
6 | Iman Kepada Qadla’ Dan Qadar Allah. Hasil dan manfaatny antara lain: |
a | Bertawakkal kepada Allah setiap melakukan suatu usaha, sebab usaha yang dilakukan dan hasil yang diharapkan, semuanya itu terjadi dengan qadla’ dan qadar Allah Ta` |
b | Memperoleh ketenangan jiwa dan kedamaian hati. Karena apa yang diketahui (diimaninya) bahwa setiap kejadian itu terjadi karena qadla’ dan qadar Allah, walau tak diinginkannya padtilah terjadi, sehingga tenanglah jiwanya dan damailah hatinya serta ridla dengan qadla’ dari-Nya. Sungguh amat bahagia, tenag dan damai jiwanya bagi orang yang yakin pada qadla’ dan qadar Allah, tak tertandingi oleh kebahagian lainnya |
c | Tidak bersikap sombong dan membanggakan diri ketika memperoleh apa yang diinginkannya. Karena apa yang diperolehnya itu adalah karunia yang diberikan Allah melalui sebab-sebab kebaikan dan kesuksesan yang telah ditakdirkan bagi dirinya. Dengan demikian pastilah dia akan selalu bersyukur kepada-Nya dan tidak menimbulkan kebanggaan diri lagi sombong. |
d | Tidak merasa sedih dan kesal hati manakala apa yang diinginkan tidak tercapai atau apa yang tidak disukainya justru menimpa dirinya. Karena semuanya terjadi dengan qadla’ Allah. Karena itu dia pasti bersabar dalam menghadapinya danmengharapkan pahalanya di sisi Allah Ta`ala. |
0 komentar:
Mari berdiskusi...
--------------------------------------------------------------------
Awali dengan bismillah sebelum memberi komentar...
--------------------------------------------------------------------