Visi Misi Yayasan Bag.8

SYARAH RUKUN IMAN
Pelajaran Pertama:
RUKUN IMAN PERTAMA
Definisi Iman Dan Cakupannya:
Dalam hadits Jibril as telah disebutkan pengertian Iman dengan keenam rukunnya:
قَالَ النَّبِيُّ   صلى الله عليه وسلم:
اَلإِ يْمَانُ أَنْ تُؤْمِنَ بِالله ِ ، وَمَلاَئِكَتِهِ، وَكُتُبِـهِ ، وَرُسُـلِـهِ ، وَبِالـْيَوْمِ الآ خِرِ ، وَبِا لْـقَدَرِ خَيْـرِهِ وَشَـرِّهِ مِنَ الله ِ تَعَالَى

Dalilnya adalah:
Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebaji kan, akan tetapi Sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari Kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi.. Qs Al Baqarah: 177.
49. Sesungguhnya Kami menciptakan segala sesuatu menurut ukuran. QS Al Qamar: 49
Makna Beriman Kepada Allah:
Meyakini sepenuhnya bahwa Allah adalah Rabb segala sesuatu, Pemiliknya, Penciptanya, dan Pengatur seluruh alam. Dan bahwa Dia itu yang berhak untuk disembah, tiada sekutu bagi-Nya, semua yang disembah di muka bumi ini selain Allah adalah Batil (tidak sah) demikian pula tatacara peribadatannya sendiri juga Batil. Dan bahwa Dia itu memiliki Nama-nama Yang Indah dan sifat-sifat Kesempurnaan dan Kemuliaan yang Suci dari segala kekurangan dan cacat.

Beriman Kepada Allah itu meiliputi:
Beriman kepada wujud-Nya.
Beriman kepada Rububiyah-N ya
Beriman kepada Asma’ dan sifat-Nya
Beriman kepada Uluhiyah-Nya.

PERKARA YANG TERKAIT DENGAN
KEIMANAN KEPADA ALLAH
اْلإِيْمَانُ  وما يتعلّق به
1
اْلإِيْمَانُ قَوْلٌ وَعَمَلٌ يَزِيْدُ وَيَنْقُصُ فَهُوَ قَوْلُ الْقَلْبِ وَاللِّسَانِ، وَعَمَلُ الْقَلْبِ وَاللِّسَانِ وَالْجَوَارِحِ. فَقَوْلُ الْقَلْبِ : اعْتِقَادُهُ وَتَصْدِيْقُهُ وَقَوْلُ اللِّسَانِ : إِقْرَارُهُ وَعَمَلُ الْقَلْبِ : تَسْلِيْمُهُ وَإِخْلاَصُهُ وَإِذْعَانُهُ وَحُبُّهُ وَإِرَادَتُهُ لِلأَعْمَالِ الصَّالِحَةِ وَعَمَلُ الْجَوَارِحِ : فِعْلُ الْمَأْمُوْرَاتِ وَتَرْكُ الْمَنْهِيَّاتِ.

Iman itu perkataan dan perbuatan, bertambah dan berkurang. Ia merupakan perkataan hati dan lisan, amalan hati , lisan dan anggota badan (fisik). Yang dimaksud dengan perkataan hati adalah meyakininya dan membenarkannya, dan perkataan lisan itu adalah dengan mengikrarkannya, adapun maksud amalan hati adalah berserah diri dan mengkhikhlaskannya, tunduk dan cinta serta berkehendak untuk mengamalkan amalan shalih. Dan amalan anggota badan itu mengerjakan yang diperintahkan dan meninggalkan yang dilarangnya.
2
مَنَ أَخْرَجَ الْعَمَلَ عَنِ اْلإِيْمَانِ فَهُوَ مُرْجِئِيٌّ وَمَنْ أَدْخَلَ فِيْهِ مَا لَيْسَ مِنْهُ فَهُوَ مُبْتَدِعٌ

Barangsiapa yang mengeluarkan amal perbuatan dari iman, maka dia itu murji`ah, dan siapa yang memasukkan amal ke dalamnya padahal bukan dari (bagian iman) maka dia melakukan perbuatan bid`ah.
3
مَنْ لَمْ يُقِرْ بِالشَّهَادَتَيْنِ لاَ يَثْبُتْ لَهُ اسْمُ اْلإِيْمَانِ وَلاَ حُكْمُهُ لاَ فِي الدُّنْيَا وَلاَ فِي اْلآخِرَةِ.

Siapa saja yang tidak mengikrarkan kalimat syahadat, tidaklah ditetapkan baginya nama iman dan juga hukumnya, baik di dunia maupun di akhirat
4
اْلإِسْلاَمُ وَاْلإِيِمَانُ اسْمَانِ شَرْعِيَّانِ بَيْنَهُمَا عُمُوْمٌ وَخُصُوْصٌ مِنْ وَجْهٍ، وَيُسَمَّي أَهْلُ الْقِبْلَةِ مُسْلِمِيْنَ.

Islam dan Iman adalah dua nama (dalam) syari`at, antara keduanya memiliki makna umum dan khusus, dan ahlul qiblat itu dinamakan muslimin.
5
مُرْتَكِبُ الْكَبِيْرَةِ لاَ يَخْرُجُ مِنَ اْلإِيْمَانِ، فَهُوَ فِي الدُّنْيَا مُؤْمِنٌ نَاقِصُ اْلإِيْمَانِ، وَفِي اْلآخِرَةِ تَحْتَ مَشِيْئَةِ اللهِ إِنْ شَاءَ غَفَرَ لَهُ وَإِنْ شَاءَ عَذَّبَهُ، وَالْمُوَحِّدُوْنَ كُلُّهُمْ مَصِيْرُهُمْ إِلَى الْجَنَّةِ وَإِنْ عُذِّبَ مِنْهُمْ بِالنَّارِ مَنْ عُذِّبَ، وَلاَ يَخْلُدْ مِنْهُمْ فِيْهَا قَطٌّ.

Para pelaku dosa besar yang tidak dikeluarkan dari iman, maka di dunia dia sebagai mukmin yang kurang (imannya), dan di akhirat kelak berada dalam “masyi`atillah” (kehendak Allah), bisda jadi Allah mengampuninya dan bisa pula menyiksanya (karena dosa besarnya). Dan seluruh orang-orang yang bertauhid pastilah akan dmaksukkan ke dalam Surga, walau ada kalanya yang harus disiksa dulu di neraka, dan tidak akan kekal di dalamnya.
6
لاَ يَجُوْزُ الْقَطْعُ لِمُعَيَّنٍ مِنْ أَهْلِ الْقِبْلَةِ بِالْجَنَّةِ أَوْ النَّارِ إْلاَّ مَنْ ثَبَتَ النَّصُّ فِيْ حَقِّهِ.

Tidak boleh memastikan bagi ahli kiblat dengan surga atau neraka, kecuali bagi orang yang telah ditetapkan oleh nash karena hak-nya.
7
الْكُفْرُ فِي اْلأَلْفَاظِ الشَّرْعِيَّةِ قِسْمَانِ :أَكْبَرُ مُخْرِجٌ مِنَ الْمِلَّةِ، وَأَصْغَرُ غَيْرُ مُخْرِجٌ مِنَ الْمِلَّةِ وَيُسَمَّى أَحْيَانًا بِالْكُفْرِ الَعَمَلِيِّ

Kufur menurut lafal syar`iyah terbagi menjadi dua: Kufur besar yang keluar dari iman dan kufur kecil yang tidak dikeluarkan dari iman, yang terkadang dinamainya dengan kufur `amali.
8
التَّكْفِيْرُ مِن اْلأَحْكَامِ الشَّرْعِيَّةِ الَّتِيْ مّرَدُّهَا إِلَى الْكِتَابِ وَالسُّنَّةِ فَلاَ يَجُوْزُ تَكْفِيْرُ مُسْلِمٍ بِقَوْلٍ أَوْ فِعْلٍ مَا لَمْ يَدُلَّ دَلِيْلٌ شَرْعِيٌّ عَلَى ذَلِكَ، وَلاَ يَلْزَمُ مِنْ إِطْلاَقِ حُكْمِ الْكُفْرِ عَلَى قَوْلٍ أَوْ فِعْلٍ ثُبُوْتُ مُوْجِبُهُ فِيْ حَقِّ الْمُعَيَّنِ إِلاَّ إِذَا تَحَقَّقَتِ الشُّرُوْطُ وَانْتَفَتِ الْمَوَانِعِ. وَالتَّكْفِيْرُ مِنْ أَخْطَرِ اْلأَحْكَامِ فَيَجِبُ التَّثَبُّتُ وَالْحَذَرُ مِنْ تَكْفِيْرِ الْمُسْلِمِ.

Mengkafirkan orang lain termasuk hokum-hukum syar`iyyah yang harus dikembali kan kepada al Qur’an dan as Sunnah, maka tidak boleh seseorang mengkafirkan seorang muslim lain baik karena perkataannya atau perbuatannya selama tidak ditunjukkan dengan dalil syar`iy. Perkataan atau perbuatan yang secara ithlaq (nash) dari al Qur’an atau as Sunnah yang dinyatakan kekafirannya, tidak otomatis dapat dipakai dalam menghukumi kafir terhadap orang tertentu (takfir mu`ayyan), kecuali apabila telah memenuhi syarat dan hilangnya penghalang-penghalang.

IMAN KEPADA WUJUD ALLAH
Mengimani wujud Allah dapat didekati dan dibuktikan dengan dalil fithrah, akal, syara’ dan indera.
Dalil fithrah menyatakan wujud Allah, sebab segala makhluk telah diciptakan untuk beriman kepada penciptanya tanpa harus diajari sebelumnya. Hanya bagi manusia yang hatinya dimasuki oleh sesuatu yang dapat memalingkan dari fithrah itu.
Dalil akal juga menyatakan wujud Allah, sebab seluruh makhlul yang ada ini, yang telah berlalu maupun yang akan dating, pastilah ada penciptanya. Tidaklah mungkin makhluk itu mengadakan dirinya sendiri atau ada begitu saja dengan sendirinya tanpa ada penciptanya.
Sebelum sesuatu itu ada, ia dari tidak ada. Bagaimana mungkin yang tadinya tidak ada dapat mengadakan dirinya sendiri ?
Ia juga tidak mungkin ada secara kebetulan, karena segala sesuatu yang terjadi (ada) itu pastilah ada yang menciptakannya.
Apakah mereka diciptakan tanpa sesuatupun ataukah mereka yang menciptakan (diri mereka sendiri)?  QS Ath Thur: 35
Maksud ayat ini, bahwa mereka itu tidaklah tercipta tanpa adanya pencipta, dan mereka pun tidak pula mencipta dirinya sendiri. Jika demikian, maka pastilah pencipta mereka itu Allah Ta`ala, Rabb pencipta segala sesuatu.
36. Ataukah mereka telah menciptakan langit dan bumi itu?; sebenarnya mereka tidak meyakini (apa yang mereka katakan).
37. Ataukah di sisi mereka ada perbendaharaan Tuhanmu atau merekakah yang berkuasa?  QS Ath Thur: 36-37.

Dalil Syara` juga menyatakan wujud Allah, sebab kitab-kitab samawi seluruhnya menyatakan demikian. Apa saja yang dibawa oleh kitab-kitab samawi itu, berupa hokum-hukum yang menjamin kemaslahatan makhluk merupakan bukti bahwa hal itu dating dari Rabb yang Bijaksana dan Maha Tahu akan kemaslahatan makhluk-Nya. Berita-berita yang berkenaan dengan alam yang terdapat dalam kitab-kitab tersebut, serta telah disaksikan olehkenyataan tentang kebenarannya, merupoakan bukti bahwa kitab-kitab itu berasal dari Rabb yang Maha Kuasa untuk mewujudkan (menciptakan) apa yang diberitakan itu.
Dan dalil Indera mengenal wujud Allah dapat dilihat dari dua hal:
Kita semua mendengar dan menyaksikan dikabulkannya permohonan orang-orang yang berdo’a dan ditolongnya orang-orang yang kesusahan, yang semuanya mennunjuk kan secara qath’ii akan adanya Allah Ta`ala.
Dan (ingatlah kisah) Nuh, sebelum itu ketika Dia berdoa, dan Kami memperkenankan doanya, lalu Kami selamatkan Dia beserta keluarganya dari bencana yang besar. QS Al Anbiya’: 76.
(ingatlah), ketika kamu memohon pertolongan kepada Tuhanmu, lalu diperkenankan-Nya bagimu: "Sesungguhnya aku akan mendatangkan bala bantuan kepada kamu dengan seribu Malaikat yang datang berturut-turut".QS Al Anfal: 9.
Ayat-ayat (tanda-tanda) para Nabi yang dinamakan mukjizat yang disaksikan oleh manusia lain, atau yang mereka dengan merupakan bukti qath’ii akan adanya Dzat yang mengutus mereka, yaitu Allah Ta`ala.
63. Lalu Kami wahyukan kepada Musa: "Pukullah lautan itu dengan tongkatmu". Maka terbelahlah lautan itu dan tiap-tiap belahan adalah seperti gunung yang besar.
QS Asy Syu`ara: 63.
dan aku (Isa) menyembuhkan orang yang buta sejak dari lahirnya dan orang yang berpenyakit sopak; dan aku menghidupkan orang mati dengan seizin Allah;
QS Ali Imran: 49.
Dan (ingatlah) di waktu kamu (Isa) menyembuhkan orang yang buta sejak dalam kandungan ibu dan orang yang berpenyakit sopak dengan seizin-Ku, dan (ingatlah) di waktu kamu mengeluarkan orang mati dari kubur (menjadi hidup) dengan seizin-Ku,  QS Al Maidah: 110.

IMAN KEPADA RUBUBIYAH ALLAH

Makna tauhid Rububiyah adalah:
“Percaya bahwa hanya Allah-lah satu-satunya Pencipta, Pemilik, Pengendali alam raya yang dengan takdir-Nya Ia menghidupkan dan mematikan serta mengendalikan alam dengan sunnah-sunnah-Nya” (Dr. Ibrahim Muhammad bin Abdullah al-Buraikan,
Dalam Kitabnya al Madkhal Li Dirasatil `Aqidatil Islamiyah, hal. 101)
Rabb adalah Dzat yang berwenang mencipta, memiliki dan memerintah. Tiada pencipta selain Allah, tiada yang memiliki kecuali Allah serta tiada yang berhak memerintah kecuali Allah.  QS Al A`raf: 54.

CAKUPAN IMAN KEPADA RUBUBIYAH ALLAH
Iman kepada Rububiyah Allah Meliputi Tiga Perkara Pokok, yaitu:
Mengimani perbuatan-perbuatan Allah yang berisfat umum. Seperti halnya menciptakan, memberi rezeki, menghidupkan, mematikan, menguasai, dll
Mengimani kepada takdir Allah
Mengimani kepada Dzat Allah
Landasan tauhid Rububiyah ini adalah :
QS Al Fatihah: 1 ; Al A`raf : 54 ; Al Baqarah: 29, asy Syu`ara’: 80; Adz dzariyat: 58, al Fathir: 3; Dan sejumlah hadits Rasulillah Saw.
3. Hai manusia, ingatlah akan nikmat Allah kepadamu. Adakah Pencipta selain Allah yang dapat memberikan rezki kepada kamu dari langit dan bumi ? tidak ada Tuhan selain dia; Maka Mengapakah kamu berpaling (dari ketauhidan)? QS Fathir : 3.
ž54. Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, lalu Dia bersemayam di atas 'Arsy[a]. Dia menutupkan malam kepada siang yang mengikutinya dengan cepat, dan (diciptakan-Nya pula) matahari, bulan dan bintang-bintang (masing-masing) tunduk kepada perintah-Nya. Ingatlah, menciptakan dan memerintah hanyalah hak Allah. Maha suci Allah, Tuhan semesta alam. QS Al A`raf: 54.
[a] Bersemayam di atas 'Arsy ialah satu sifat Allah yang wajib kita imani, sesuai dengan kebesaran Allah dsan kesucian-Nya.
Dia-lah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu dan Dia berkehendak (menciptakan) langit, lalu dijadikan-Nya tujuh langit. dan Dia Maha mengetahui segala sesuatu. QS Al Baqarah: 29.
{أَ وَّ لُ مَنْ خَلَقَ الله ُ : الـقَلَمُ}
“Yang pertama kali diciptakan Allah adalah pena”
{يَا غُلاَم  اِحْفَظِ الله َ يَحْفظْكَ ، اِحْفَظِ الله َ تَجِدْهُ تِجَاهَكَ ، تَعَرَّفْ إِلَى الله ِ فِيْ الرَّخَاءِ يَعْرِفْكَ فِيْ الشِّدَّ ةِ}
“Hai pemuda, jagalah Allah niscaya Dia akan menjagamu. Jagalah Allah niscaya engkau akan selalu menemukan-Nya di depanmu, kenalilah Allah ketika engkau dalam keadaan lapang niscaya Dia akan mengenalimi ketika engkau dalam keadaan susah” HR Ahmad

ALAM SEMESTA SEMUANYA BERTAUHID RUBUBIYAH
Alam semesta ini: langit, bumi, planet, bintang, hewan, pepohonan, daratan lautan, malaikat serta manusia seluruhnya tunduk kepada Allah dan patuh kepada perintah kauniyah-Nya
Perhatikan QS Ali Imran: 83 , Al Baqarah: 116 , an Nahl: 49, Al Hajj: 18, Ar Ra`du: 15, dan Al Isra’: 44.
Ibnu Taimiyah berkata, “Mereka tunduk menyerah, pasrah dan  terpaksa dari berbagai segi, antara lain:
Keyakinan bahwa mereka sangat membutuhkan-Nya
Kepatuhan merekakepada qadla’, qadar dan kehendak Allah yang ditulis  atas mereka
Permohonan mereka kepada-Nya ketika dalam keadaan darurat atau terjepit. Makanya kita sering mendengar istilah “Istighatsah” (memohon kepada Allah ketika dalam keadaan terjepit dan susah lagi berat).


IMAN KEPADA ULUHIYAH ALLAH
Makna Tauhid Uluhiyah adalah “Mengesakan Allah dalam ibadah dan ketaatan. Atau mengesakan Allah dalam perbuatan seperti shalat, puasa, zakat haji, nadzar, menyembelih semebelihan, klhauf, raja’, al hubb

163. Dan Tuhanmu adalah Tuhan yang Maha Esa; tidak ada Tuhan melainkan Dia yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. QS Al Baqarah: 163


Mewujudkan Iman Kepada Uluhiyah Dengan Dua Dasar:
1
Memberikan semua bentuk ibadah hanya kepada Allah semata tanpa adanya sekutu yang lain
2
Hendaklah semua bentuk ibadah itu sesuai dengan perintah Allah dan meninggal kan larangan Nya melakukan maksiat.
Kedua dasar tersebut diringkas menjadi : Ikhlas (karena Allah) dan Mutaba`ah (mengikuti sunnah Rasulillah Saw dalam pelaksanaanya)
Di atas Tauhid Uluhiyah inilah kehidupan dijalankan dan syari`at ditegakkan. Tak ada perintah dan ketaatan kecuali hanya kepada Allah dan Rasul-Nya.
Allah menyatakan bahwasanya tidak ada Tuhan melainkan Dia (yang berhak disembah), yang menegakkan keadilan. Para Malaikat dan orang-orang yang berilmu[1] (juga menyatakan yang demikian itu). tak ada Tuhan melainkan Dia (yang berhak disembah), yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. QS Ali Imran : 18

[1] Ayat ini untuk menjelaskan martabat orang-orang berilmu.
30. Demikianlah, karena Sesungguhnya Allah, Dia-lah yang hak[2] dan Sesungguhnya apa saja yang mereka seru selain dari Allah Itulah yang batil;   QS Luqman: 30.

[2] Maksudnya: Allah-lah Tuhan yang sebenarnya, yang wajib disembah, yang berkuasa dan sebagainya.
25. Dan Kami tidak mengutus seorang Rasulpun sebelum kamu melainkan Kami wahyukan kepadanya: "Bahwasanya tidak ada Tuhan (yang hak) melainkan Aku, Maka sembahlah olehmu sekalian akan aku".
QS Al Anbiya’: 25 .

MAN KEPADA ASMA’ DAN SIFAT ALLAHI

Tauhid Asma’ wash Shifat artinya: “Pengakuan dan kesaksian yang tegas atas
semua nama dan sifat Allah yang sempurna yang termaktub dalam ayat-ayat Al Qur’an dan Sunnah Nabi Saw  .
Sikap Salaf tentang tauhid Asma’ wash shifat ini adalah mengakui dan menetapkan semua nama dan sifat Allah yang trmaktub dalam Al Qur’an danSunnah, tanpa sedikitpun penafian (ta`thil), penyimpangan (tahrif), penyerupaan (tamtsil) dan penentuan bentuk atau hakikatnya (takyif). Hal ini didasarkan pada QS Asy Syura: 11.
Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia, dan Dia-lah yang Maha mendengar dan melihat. QS Asy Syuura: 11 .
Kaum Salaf menetapkan secara rinci semua nama dan sifat yang ditetapkan Allah Ta`ala bagi diri-Nya dan atau ditetapkan Rasulullah Saw, dan menafikan (menolak dan meniadakan) secara global smeua nama dan sifat yang dinafikan Allah bagi diri-Nya sendiri dan atau dinafikan oleh Nabi Saw

Hanya milik Allah asmaa-ul husna [1], Maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut asmaa-ul husna itu dan tinggalkanlah orang-orang yang menyimpang dari kebenaran dalam (menyebut) nama-nama-Nya [2]. nanti mereka akan mendapat Balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan. QS Al A`raf: 180
(1) Maksudnya: Nama-nama yang Agung yang sesuai dengan sifat-sifat Allah.
(2) Maksudnya: janganlah dihiraukan orang-orang yang menyembah Allah dengan Nama-nama yang tidak sesuai dengan sifat-sifat dan keagungan Allah, atau dengan memakai asmaa-ul husna, tetapi dengan maksud menodai nama Allah atau mempergunakan asmaa-ul husna untuk
Nama-nama selain Allah.
Dialah Allah yang Menciptakan, yang Mengadakan, yang membentuk Rupa, yang mempunyai asmaaul Husna. bertasbih kepadanya apa yang di langit dan bumi. dan Dialah yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. QS Al Hasyr: 24

Sesungguhnya Allah Dialah Maha pemberi rezki yang mempunyai kekuatan lagi sangat kokoh.  QS Adz Dzariyat: 58

Kandungan Asma’ul Husna:
(Syaikh Dr. Shalih bin Fauzan al Fauzan, fit Tauhid lish-shaffil awwaal al `aaliy) mengatakan:
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah mengatakan, “Setiap nama dari nama-nama Nya menunjukkan kepada Dzat yang disebutnya dan sifat yang dikandungnya. Seperti al-`Alim menunjukkan Dzat dan ilmu, al-Qadir menunjukkan Dzat dan qudrah, ar Rahim menunjukkan Dzat  dfan sifat rahmat” (Majmu` Fatawa, 13/333-334)
Syaikhul Islam Ibnu Qayyim al Jauziyah mengetakan, “Nama-nama Rabb Ta`ala menunjukkan sifat-sifat kesempurnaanNya, sebab ia diambil dari sifat-sifat Nya. Jadi ia adalah nama sekaligus sifat dan karena itu lah ia menjadi husna. Sebab jika ia sekedar lafal-lafal yang tak bermakna maka tidaklah disebut husna”
Setiap nama menunjukkan kepada sifat. Nama ar Rahman dan ar Rahim menunjukkan sifat rahmah, lalu as sami` dan al Bashir menunjukkan sifat mendengar dan melihat. Al `Alim menunjukkan sifat ilmu yang luas, ar Khaliq menunjukkan sifat Dia menciptakan, ar Razzaq menunjukkan sifat memberi rezeki, dll
Nama-nama yang mulia ini bukanlah sekedar nama kosong yang tidak mengandung makna dan sifat, justru ia adalah nama-nama yang menunjukkan kepada makna yang mulia dan sifat yang agung. (Berbeda sama seklai dengan kita, missal ada orang bernama Abdul Karim, akan tetapi sifatnya bakhil dan kikir, ada nama Abdurrahman namun sifatnya bengis dan kejam).

Pembagian Sifat Allah
1
Sifat Dzatiyah, yakni sifat yang selalu melekat dengan-Nya dan tak terpisah dari Dzat-Nya. Seperti al-`ilmu, al-qudrah, as sama`u, al basharu, al `izzah, al hikmah, al `uluwwu, al `azhamah, al wajhu(wajah), al yadaian (dua tangan) , dan al `ain (dua mata)
2
Sifat Fi`liyah, yaitu sifat yang Dia perbuatjika berkehendak. Seperti Dia bersemayam di ata `Arasy, turun ke langit dunia ketika tinggal sepertiga akhir dari malam, dan dating pada hari Kiamat, al farah (gembira)


AL QUDRAH (Berkuasa), QS Al Maidah: 120, al baqarah: 20, al Kahfi: 45, al An`am: 65, ath Thariq: 8, Fathir: 44, Qaf: 38.
Dimana Allah memiliki qudrah yang mutlak dan sempurna sehingga tidak ada sesuatu pun yang melemahkanNya.

AL IRADAH (Berkehendak)
Sejumlah ayat menetapkan iradah untuk Allah yakini di antara sifat Allah yang ditetapkan oleh al Qur’an dan as Sunnah.
Al Iradah itu ada dua:
(1). IRADAH Kauniyah: Iradah yang menjadi sinonim dari masyi`ah (kehendak Allah), tak ada perbedaan antara masyi`ah dan iradah kauniyah
Barangsiapa yang Allah menghendaki akan memberikan kepadanya petunjuk, niscaya Dia melapangkan dadanya untuk (memeluk agama) Islam. dan Barangsiapa yang dikehendaki Allah kesesatannya [*], niscaya Allah menjadikan dadanya sesak lagi sempit, QS Al An`am: 125
[*] Disesatkan Allah berarti: bahwa orang itu sesat berhubung keingkarannya dan tidak mau memahami petunjuk-petunjuk Allah. dalam ayat ini, karena mereka itu ingkar dan tidak mau memahami apa sebabnya Allah menjadikan nyamuk sebagai perumpamaan, Maka mereka itu menjadi sesat.
(2). IRADAH Syar`iyyah, seperti terdapat pada ayat berikut:
Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu.
QS Al Baqarah: 185
:
Perbedaan antara Iradah Kauniyah dan Iradah Syar`iyyah
1
Iradah kauniyah meliputi yang baik dan yang buruk, yang bermanfaat dan yang mafsadat bahkan meilputi segala sesuatu. Sedangkan iradah syariyyah hanya terdapat pada yang baik dan yang bermanfaat saja.
2
Iradah Kauniyah pasti terjadi, sedangkan iradah syar`iyyah tidak harus terjadi, bisa terjadi dan bisa tidak.
3
Iradah kauniyah tidak mengharuskan mahabbah (cinta Allah). Terkadang Allah menghendaki terjadinya sesuatu yang tidak Dia cintai, tetapi dari hal tersebut akan lahir sesuatu yang dicintai Allah. Adapun iradah sya`iyah diantara konsekwensinya adalah mahabbah Allah, sebab Allah tidak menginginkan dengannya kecuali sesuatu yang dicintai-Nya, seperti taat dan pahala

Tentang Allah bersemayam di atas `Arasy (ISTAWA `ALAL `ARASY) bisa dilihat pada QS Al A`raf: 54, Yunus: 3 ; Ar Ra`du: 2, Thaha: 5, al Furqan: 59.
Diantara sifat tetap Allah lainnya adalah “Al Ma`iyyah” (Kebersamaan). Al Ma`iyah ada dua: Umum dan Khusus. Ma`iyyah Umum artinya bagi smeua makhluk-Nya. Maksudnya adalah pengetahuan Allah terhadap amal perbuatan hamba-hambaNya, gerakan yang lahir dan yang batin, perhitungan amal dan pengawasan terhadap mereka.
Dialah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa: kemudian Dia bersemayam di atas ´arsy [1] Dia mengetahui apa yang masuk ke dalam bumi dan apa yang keluar daripadanya dan apa yang turun dari langit dan apa yang naik kepada-Nya [2]. dan Dia bersama kamu di mama saja kamu berada. dan Allah Maha melihat apa yang kamu kerjakan. QS Al Hadid: 4

[1] Bersemayam di atas 'Arsy ialah satu sifat Allah yang wajib kita imani, sesuai dengan kebesaran Allah dsan kesucian-Nya.
[2]  Yang dimaksud dengan yang naik kepada-Nya antara lain amal-amal dan do´a-do´a hamba.

Ma`iyah Khusus artinya untuk orang-orang mukmin saja. Maknanya pengawasan dan pengetahuan Allah terhadap mereka (mukmin), serta pertolongan, dukungan, pembelaaan dan penjagaan Allah untuk mereka dari makar musuh-musuh mereka.
Allah berfirman: "Janganlah kamu berdua khawatir, Sesungguhnya aku beserta kamu berdua, aku mendengar dan melihat". Thaha: 46
"Janganlah kamu berduka cita, Sesungguhnya Allah beserta kita." At Taubah: 40.

BUAH DARI IMAN KEPADA ALLAH:
(Syaikh Ibnu Utsaimin di dalam Syarah Ushul Tsalatasah)

1
Terwujudnya ketauhidan kepada Allah, dimana selain Allah tidak ada yang digantungi dalam rangka mengharap atau cemas dan juga tidak ada yang haq untuk diibadahi selain Dia
2
Kesempurnaan dalam cinta kepada Allah (mahabbatullah) dan pengagungan terhadap-Nya sesuai dengan nama-nama Nya yang indah dan sifat-sifat Nya yang tinggi.
3
Terwujudnya peribadatan kepada-Nya dengan melaksanakan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.


Rukun Iman Kedua
IMAN KEPADA MALAIKAT

Malaikat adalah makhluk Allah yang ghaib yang senantiasa menyembah Allah, tidak pernah mendurhakai apa yang diperintahkan Allah kepada mereka serta senantiasa melakukan apa yang diperintahkan kepada mereka. Malaikat juga sebagai salah satu pasukan tentara dari sekian banyak tentara- tentara Allah. Mereka diciptakan Allah untuk menaati-Nya dan melaksanakan perintah-perintah Nya.
Mereka tidak memiliki sedikitpun karakteristik uluhiyah sedikitpun.
Dan tidak ada yang mengetahui tentara Tuhanmu melainkan Dia sendiri.
QS al Muddatsir: 31 .
19. Dan kepunyaan-Nyalah segala yang di langit dan di bumi. dan malaikat-malaikat yang di sisi-Nya, mereka tiada mempunyai rasa angkuh untuk menyembah-Nya dan tiada (pula) merasa letih.  20. Mereka selalu bertasbih malam dan siang tiada henti-hentinya.  QS Al Anbiya’ : 19-20.


SIFAT-SIFAT MALAIKAT

Penciptaan Malaikat:
Malaikat diciptakan Allah dari cahaya, mereka tidak makan dan tidak minum, juga tidak tidur.
Malaikat tidak pernah menentang atau maksiat kepada Allah, dan mereka selalu melaksanakan apa-apa yang Allah perintahkan.

Pekerjaan Malaikat:
Malaikat itu memiliki jenis-jenis pekerjaan yang ragam, berbeda satu dengan lainnya, sesuai dengan amanat Allah untuk masing-masingnya.
Diantara mereka ada yang bertugas mencatat amal perbuatan manusia
(yang dilakukan oleh hati dan anggota badannya) .
Ada yang bertugas menyampaikan wahyu kepada Rasul-Rasul Allah, Jibril namanya.
Ada pula yang terus menerus bertasbih menyucikan Allah dan memujiNya,
Ada yang bertugas menyiksa orang-orang kafir kelak di Neraka, Malik namanya.
Ada yang bertugas memberi kenikmatan bagi orang-orang beriman kelak di Surga
Ada pula yang bertugas menyabut nyawa makhluk-Nya, Malakul Maut namanya.
Juga ada yang bertugas mengatur hujan, awan dan tumbuh-tumbuhan, Mikail namanya
Ada pula yang bertugas meniup sangkakala (trompet) pada hari kiamat nanti, Isrofil namanya.
Jumlah Malaikat:
Jumlah malaikat itu banyak sekali, tak ada yang bisa membilangnya,
kecuali hanya Allah saja.
Dalam hadits Mi`raj Nabi Saw  , yang diriwayatkan dari Anas bin Malik Ra, bahwa Nabi Saw  ketika mi`raj diperlihatkan oleh Allah satu tempat (sebut saja masjid para Malaikat) bernama Baitul Ma`mur di langit ke tujuh,  dimana setiap harinya sejumlah 70 ribu malaikat berkunjung ke sana untuk melakukan Shalat, dan kemudian (mereka yang telah masuk) tidak akan kembali lagi” HR Bukhari dan Muslim .

Empat Perkara Penyempurna Iman kepada Malaikat
No
Unsur Penyempurna Iman Kepada Malaikat
01
Mengimani keberadaan mereka sebagai makhluk yang senantiasa menyembah Allah dan melaksanakan apapun yang Allah perintahkan
02
Mengimani nama-nama mereka yang telah kita ketahui, dan wajib mengimani Malaikat lainnya yang tidak kita ketahui namanya secara global
03
Mengimani sifat dan bentuk yang telah diberitakan kepada kita. Seperti mempunyai sayap, dll. *)
04
Mengimani tugas dan pekerjaan mereka **)

*). Misal Jibril `alaihissalam, memiliki 600 sayap dan setiap sayapnya telah menutup ufuk. Dan dari sayapnya berjatuhan berbagai warna , mutiara dan permata yang hanya Allah sajalah mengetahui keindahannya. Al Musnad 5/282. Syaikh Ahmad Syakir berkata bahwa hadits ini shahih, dan menurut Ibnu Katsir dalam an Bidayah wan Nihayah 1/41 sanad hadits ini bagus dan kuat.
Jibril juga pernah menjelma sebagai orang Arab ketika mengajarkan para sahabat Ra tentang agama (Iman, Islam, Ihsan) melalui lisan Nabi Be
**). Seperti Jibril `alaihissalam sebagai penyampai wahyu, lalu Malakut Maut sebagai penyabut nyawa, Juga ada Malaikat lain yang ditugaskan untuk urusan janin dalam rahim ibunya, menulis rezki dan ajalnya. Mikail sebagai pengatur hujan dan tumbuh-tumbuhan, Israfil sebagai peniup sangkakala, lalu Malaikat pengawas dan pencatat amal manusia..
Malik sebagai penjaga Neraka, Ridlwan sebagai penjaga Surga.
Ada juga Malaikat yang bertugas menulis nama-nama orang pada hari Jum`at sebelum Khatib naik ke atas mimbar (HR Bukhari).
Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran,
di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya
atas perintah Allah[3).  QS Ar Ra`du: 11 .
[3] Bagi tiap-tiap manusia ada beberapa Malaikat yang tetap menjaganya secara bergiliran dan ada pula beberapa Malaikat yang mencatat amalan-amalannya. dan yang dikehendaki dalam ayat ini ialah Malaikat yang menjaga secara bergiliran itu, disebut Malaikat Hafazhah.
Katakanlah: "Malaikat maut yang diserahi untuk (mencabut nyawa)mu akan mematikanmu, kemudian hanya kepada Tuhanmulah kamu akan dikembalikan."
QS as Sajdah: 11.

BUAH IMAN KEPADA MALAIKAT
(Syaikh Ibnu Utaimin dalam Syarah Ushul Tsalatasah)

1
Mengetahui akan keagungan Allah ta`ala, kekuatan dan kekuasaan-Nya. Keagungan makhluk (seperti Malaikat ini) merupakan bagian dari keagungan Khaliq
2
Syukur kepada Allah Ta`ala atas perhatian-Nya terhadap Bani Adam, dimana Dia telah memasrahkan kepada sebagian dari para Malaikat itu untuk menjaga (mengawasi) mereka, mencatat amal perbuatan mereka, serta kemaslahatan-kemaslahatan mereka yang lainnya
3
Mencintai para Malaikat atas apa yang telah mereka tunaikan berupa ibadah kepada Allah Ta`ala.

Rukun Iman Ketiga
IMAN KEPADA KITAB-KITAB ALLAH

Yang dimaksud dengan kitab-kitab ialah kitab samawi yang diturunkan oleh Allah ta`ala kepada para rasul-Nya sebagai petunjuk dan rahmat bagi manusia agar mereka mendapatkan kesejahteraan dunia dan akhirat.

Empat Perkara Penyempurna Iman Kepada Kitab-Kitab Nya

No.
Unsur Penyerpurna Iman Kepada Kitab-Kitab Nya
01
Mengimani bahwa kitab-kitab tersebut benar-benar turun dari Allah
02
Mengimani nama Kitab yang telah kita ketahui (al Qur’an, Taurat, Zabur dan Injil) , dan mengimani secara global kitab-kitab samawi lain yang tidak kita ketahui
03
Membenarkan berita-berita yang shahih yang disebutkan di dalamnya. Misal tentang hukum rajam (dalam Taurat) yang juga ditetapkan dalam al Qur’an.
04
Mengamalkan hukum-hukum yang belum dihapus

Kitab-kitab terdahulu semua mansukh (dihapus) dengan turunnya al Qur’anul Karim, yang Allah jamin keasliaannya. Karena Al Qur’an akan tetap menjadi hujjah bagi semua makhluk sampai hari kiamat kelak. Oleh karena itu, kita tidak boleh berhukum dengan selain al Qur’an dalam kondisi apapun, sebagaimana firman Allah QS an Nisa’: 59
Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. kemudian jika kamu berlainan Pendapat tentang sesuatu, Maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya. QS an Nisa’: 59.
Taurat diturunkan kepada Musa `alaihisaalam, Zabur kepada Dawud `alahissalam, Injil kepada `Isa `alaihissalam,d an al Qur’anul Karim kepada Nabi Saw.

BUAH IMAN KEPADA KITAB-KITAB ALLAH
1
Mengenali perhatian Allah kepada para hamba-Nya dengan menurunkan kitab kepada setiap kaum sebagai petunjuk bagi mereka
2
Mengenali hikmah Allah mengenai syariat-Nya, dimana Dia telah membuatkan syariat untuk setiap kaum yang sesuai dengan kondisi mereka.
Untuk tiap-tiap umat diantara kamu [*], Kami berikan aturan dan jalan yang terang.
QS Al Maidah: 48
[*] Maksudnya: umat Nabi Muhammad s.a.w. dan umat-umat yang sebelumnya.

Rukun Iman Keempat
IMAN KEPADA PARA RASUL ALLAH

Rusul jamak dari rasuul, artinya mereka yang diutus oleh Allah kepada kaumnya dan menurunkan untuk mereka kitab atau tidak diturunkan untuknya kitab namun dia diberikan wahyu tentang hokum yang belum pernah diberikan kepada yang sebelumnya.
Adapun nabi adalah seorang yang diperintahkanoleh Allah untuk menyeru kepada syariat yang sebelumnya, tanpa menurunkan wahyu baru atau tidak diwahyukan kepadanya hukum yang baru sebagai penghapus hukum yang sebelumnya.
Dengan demikian, maka setiap rasul itu pasti nabi,  namun tidak setiap nabi itu rasul.
Rasul pertama adalah Nuh `alaihissalam, dan y6ang terakhir adalah Nabi Saw
Sesungguhnya Kami telah memberikan wahyu kepadamu sebagaimana Kami telah memberikan wahyu kepada Nuh dan nabi-nabi yang kemudiannya, dan Kami telah memberikan wahyu (pula) kepada Ibrahim, Isma'il, Ishak, Ya'qub dan anak cucunya, Isa, Ayyub, Yunus, Harun dan Sulaiman. dan Kami berikan Zabur kepada Daud.
QS an Nisa’: 163.

Sesungguhnya Kami telah menurunkan kitab Taurat di dalamnya (ada) petunjuk dan cahaya (yang menerangi), yang dengan kitab itu diputuskan perkara orang-orang Yahudi oleh nabi-nabi yang menyerah diri
kepada Allah, QS Al Maidah: 44.
Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki di antara kamu[1]., tetapi Dia adalah Rasulullah dan penutup nabi-nabi. dan adalah Allah Maha mengetahui segala sesuatu. QS al Ahzab: 40 .
[1] Maksudnya: Nabi Saw   bukanlah ayah dari salah seorang sahabat, karena itu janda Zaid dapat dikawini oleh Nabi Saw

Allah ta`ala menyebutkan bahwa para nabi Bani Isra’il berhukum dengan kitab Taurat, padahal Taurat itu diturunkan kepada Nabi Bani Isra’il yang pertama yaitu Musa `alaihissalam.

Setiap Umat Tidak Pernah Kosong Dari Seorang Rasul:
Dan sungguhnya Kami telah mengutus Rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): "Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut itu",  QS An Nahl: 36

Nabi dan Rasul itu manusia biasa, yang memiliki sifat-sifat kemanusiaan pada umumnya, seperti sakit, suka dan duka, makan dan minum, mati dan sebagainya. Mereka itu makhluk Allah, seperti umumnya manusia, sama sekali tidak memiliki karakter (sifat-sifat) rububiyah maupun uluhiyah.
79. Dan Tuhanku, yang Dia memberi Makan dan minum kepadaKu,
80. Dan apabila aku sakit, Dialah yang menyembuhkan Aku,
81. Dan yang akan mematikan Aku, kemudian akan menghidupkan aku (kembali),
QS Asy Syu`ara: 79-81.

Mengimani bahwa risalah mereka itu benar-benar dari Allah. Siapa yang mengkufuri risalah mereka, walau hanya salah seorang dari mereka saja, maka berarti ia   telah mengkufuri seluruh rasul yang ada.
105. Kaum Nuh telah mendustakan Para rasul. QS asy Syu`ara: 105.
Allah mengatakan mereka telah mendustakan para rasul, padahal mereka itu hanya mendustakan rasul Nuh `alaihissalam.
Berdasarkan ayat ini, maka kaumm Nashrani sdekarang ini, termasuk yang ada di Indonesia, bahkan mungkin ada di tetangga kita, satu RT satu RW dengan kita, yang mendustakan rasul Be dan tidak mau mengikuti beliau (agama yang dibawanya: Islam), mereka berarti telah mendustakan al Masih Isa bin Maryam, dan juga tidak mengikuti al Masih. Artinya kufur kepada semua para rasul Allah.

Cakupan Iman Kepada Para Rasul:
No
Unsur Keimanan kepada Para Rasul
01
Mengimani bahwa risalah mereka benar-benar turun dari Allah
02
Membenarkan berita-berita mereka yang shahih
03
Mengamalkan syariat seorang diantara para rasul itu yang diutus kepada kita. Dia adalah penutup para Rasul, Nabi Saw  yang diutus kepada seluruh umat manusia
04
Mengimani kepada siapa saja diantara mereka yang telah kita ketahui namanya, seperti 25 nabid an rasul, dari Adam, Nuh sampai Nabi Saw  , Termasuk dari mereka adalah ULIL `AZMI, yaitu Nuh, Ibrahim, Musa,  Isa dan Nabi Saw

BUAH IMAN KEPADA PARA RASUL ALLAH
1. Mengetahui akan rahmat Allah dan perhatian-Nya terhadap para hamba-Nya dengan mengutus para rasul kepada mereka, guna membimbing dan memberi petunjuk kepada jalan Allah yang lurus serta menjelaskan bagaimana seharusnya mereka beribadah kepada Allah
2. Mensyukuri nikmat Allah yang amat besar ini.
3. Mencintai para rasul, mengagungkan mereka, serta memberikan pujian yang layak buat mereka.  Sebab mereka telah menunaikan tugas risalah dari Allah dengan sungguh-sungguh, menunaikan penghambaan Nya, dan memberikan nasihat kepada para hamba-Nya.

Rukun Iman Kelima
IMAN KEPADA HARI AKHIR

Yang dimaksud dengan hari akhir adalah hari kiamat, dimana ketika itu seluruh manusia dibangkitkan untuk dihisab dan diberi balasan.
Dinamakan hari akhir karena tidak ada hari lagi sesudahnya. Ketika itu para penghuni Surga dan Neraka menetap di kediamannya terakhir masing-masing.
1. Apabila bumi digoncangkan dengan goncangan (yang dahsyat),
2. Dan bumi telah mengeluarkan beban-beban berat (yang dikandung)nya,
3. Dan manusia bertanya: "Mengapa bumi (menjadi begini)?",
4. Pada hari itu bumi menceritakan beritanya,
5. Karena Sesungguhnya Tuhanmu telah memerintahkan (yang sedemikian itu) kepadanya. 6. Pada hari itu manusia ke luar dari kuburnya dalam Keadaan bermacam-macam, supaya diperlihatkan kepada mereka (balasan) pekerjaan mereka[1],
7. Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya Dia akan melihat (balasan)nya.
8. Dan Barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar dzarrahpun, niscaya Dia akan melihat (balasan)nya pula.

[1] Maksudnya ada di antara mereka yang putih mukanya dan ada pula yang hitam dan sebagainya.

Cakupan Iman Kepada Hari Akhir Meliputi Tiga Hal:
1
Mengimani adanya “kebangkitan” (al Ba`ts), yaitu dihidupkan nya kembali orang-orang yang sudah mati tatkala dituiupkannya sangkakala untuk kedua kalinya. Pada waktu itu seluruh manusia bangkit menghadap Rabb-nya dalam keadaan telanjang kaki dan tak beralas kaki, telanjang badan tanpa mengenakan penutup, serta masih berkulup tanpa disunat.
(yaitu) pada hari Kami gulung langit sebagai menggulung lembaran - lembaran kertas. sebagaimana Kami telah memulai panciptaan pertama Begitulah Kami akan mengulanginya. Itulah suatu janji yang pasti Kami tepati; Sesungguhnya kamilah yang akan melaksanakannya.  QS al Anbiya’: 104.
Kebangkitan adalah suatu kepastian yang telah Allah tetapkan untukmkita imani, tidak seperti orang-orangkafir yang mengingkarinya.
15. Kemudian, sesudah itu, Sesungguhnya kamu sekalian benar-benar akan mati. 16. Kemudian, Sesungguhnya kamu sekalian akan dibangkitkan (dari kuburmu) di hari kiamat. QS al Mukminun: 15-16 .

Nabi Saw bersabda:
ي “Pada hari kiamat, seluruh manusia akan dihimpun dalam keadaan tanpa alas kaki dan masih berkulup (belum sunat)” Hadits Muttafaq `alaih.
2
Mengimani adanya hisab (perhitungan amal) dan jaza’ (balasan amal).
25. Sesungguhnya kepada Kami-lah kembali mereka,
26. Kemudian Sesungguhnya kewajiban Kami-lah menghisab mereka.
QS Al Ghasyiyah: 25-26.
160. Barangsiapa membawa amal yang baik, Maka baginya (pahala) sepuluh kali lipat amalnya; dan Barangsiapa yang membawa perbuatan jahat Maka Dia tidak diberi pembalasan melainkan seimbang dengan kejahatannya, sedang mereka sedikitpun tidak dianiaya (dirugikan). QS al An`am: 160 .
3
Mengimani adanya Surga dan Neraka, dan keduanya merupakan tempat kembali yang abadi bagi makhluk-Nya.
6. Sesungguhnya orang-orang yang kafir Yakni ahli kitab dan orang-orang yang musyrik (akan masuk) ke neraka Jahannam; mereka kekal di dalamnya. mereka itu adalah seburuk-buruk makhluk.
7. Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh, mereka itu adalah Sebaik-baik makhluk. 8. Balasan mereka di sisi Tuhan mereka ialah syurga 'Adn yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Allah ridha terhadap mereka dan merekapun ridha kepadanya. yang demikian itu adalah (balasan) bagi orang yang takut kepada Tuhannya. QS Al Bayyinah: 6-8

Termasuk Iman kepada Hari Akhir adalah:
Mengimani segala peristiwa yang akan terjadi setelah mati, seperti:
Fitnah (Ujian) kubur, yaitu tentang pertanyaan kubur, “Siapa Rabbmu, siapa Nabimu dan apa agamamu ? “ Tentu bagi orang beriman akan sangat mudah dan teguh dalam menjawabnya. Namun tidak seperti halnya orang kafir, hanya bisa menjawab, Hah, hah… aku tidak tahu itu semua. Dan orang Munafik dengan ragu menjawab, “Aku tidak tahu, aku dengar orang-orang mengatakans esuatu, lalu aku ikut pula mengatakannya.
Adzab dan nikmat Kubur.
Adzab kubur itu bagi orang-orang zhalim : musyrik, kafir dan munafik,
Allah berfirman:
" Alangkah dahsyatnya Sekiranya kamu melihat di waktu orang-orang yang zalim berada dalam tekanan sakratul maut, sedang Para Malaikat memukul dengan tangannya, (sambil berkata): "Keluarkanlah nyawamu" di hari ini kamu dibalas dengan siksa yang sangat menghinakan, karena kamu selalu mengatakan terhadap Allah (perkataan) yang tidak benar dan (karena) kamu selalu menyombongkan diri terhadap ayat-ayatNya.
QS al An`am: 93.
46. Kepada mereka dinampakkan neraka pada pagi dan petang[1], dan pada hari terjadinya kiamat. (Dikatakan kepada malaikat): "Masukkanlah Fir'aun dan kaumnya ke dalam azab yang sangat keras". QS al Mukmin: 46

[1] Maksudnya: dinampakkan kepada mereka neraka pagi dan petang sebelum hari berbangkit. Mereka itu adalah keluarga (pengikut Fir`aun) dan orang-orang kafir lainnya  dari masa ke masa.

Sedangkan Nikmat Kubur itu Bagi orang-orang beriman:

30. Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: "Tuhan Kami ialah Allah" kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, Maka Malaikat akan turun kepada mereka dengan mengatakan: "Janganlah kamu takut dan janganlah merasa sedih; dan gembirakanlah mereka dengan jannah yang telah dijanjikan Allah kepadamu". QS Fushshilat: 30.
83. Maka mengapa ketika nyawa sampai di kerongkongan,
84. Padahal kamu ketika itu melihat, 85. Dan Kami lebih dekat kepadanya dari pada kamu. tetapi kamu tidak melihat, 86. Maka mengapa jika kamu tidak dikuasai (oleh Allah)? 87. Kamu tidak mengembalikan nyawa itu (kepada tempatnya) jika kamu adalah orang-orang yang benar?
88. Adapun jika Dia (orang yang mati) Termasuk orang-orang yang didekatkan (kepada Allah),  89. Maka Dia memperoleh ketenteraman dan rezki serta jannah kenikmatan. QS  Al Waqi`ah: 83-89.

BUAH IMAN KEPADA HARI AKHIR:

1. Senang dan bersemangat untuk melakukan amal ketaatan, dengan mengharap pahalanya kelak di akhirat nanti
2. Takut melakukan kemaksiatan dan khawatir bila sampai rela dengan kemaksiatan itu, karena takut siksa di Hari Akhir itu.
3. Hiburan bagi orang mukmin atas apa yang tidak ia dapatkan dari kesenangan duniawi ini dengan masih dapat mengharap kenikmatan dan pahala akhirat.

Rukun Iman Keenam
IMAN KEPADA TAKDIR ALLAH

Iman terhadap Qadla’ dan Takdir Allah, yang baik dan yang buruk, yang manisnya dan yang pahitnya, semuanya dating dari sisi Allah, merupakan rukun iman ke-enam.
Qadar adalah takdir Allah terhadap seluruh makhluk yang ada sesuai dengan ilmu dan hikmah-Nya.
Sesungguhnya Kami menciptakan segala sesuatu menurut ukuran. QS Al Qamar: 49
Cakupan Iman kepada Qadar itu meliputi Empat Perkara:
1
ILMU: Mengimani bahwa Allah mengetahui segala sesuatu, secara global maupun secara rinci, azali maupun abadi yang berkaitan dengan perbuatanNya sendiri maupun perbuatan hamba-Nya.
2
KITABAH: Mengimani bahwa Allah telah menulis hal itu dalam Lauh Mahfuzh. *)
3
MASYI’AH: Mengimani bahwa seluruh yang ada tidak akan terjadi kecuali dengan kehendak Allah (Masyi’atillah), apakah yang berkaitan dengan perbuatan Allah maupun perbuatan makhluk-Nya   **)
4
KHALQ: Mengimani bahwa seluruh yang ada merupakan ciptaan Allah: baik dzatnya, sifatnya maupun gerakannya.  ***)

*) : Allah berfirman mengenai kedua hal tersebut:
70. Apakah kamu tidak mengetahui bahwa Sesungguhnya Allah mengetahui apa saja yang ada di langit dan di bumi?; bahwasanya yang demikian itu terdapat dalam sebuah kitab (Lauh Mahfuzh). Sesungguhnya yang demikian itu Amat mudah bagi Allah.
QS Al Hajj: 70.
Nabi Be mengatakan bahwa penulisan taqdir seluruh makhluk itu telah Allah tulis, sejak 50 000 tahun sebelum penciptaan langit dan bumi. HR Muslim.
**). Dalil-Dalinya:
Dan Allah memperbuat apa yang Dia kehendaki. Qs Ibrahim : 27 .
Dialah yang membentuk kamu dalam rahim sebagaimana dikehendaki-Nya. tak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia, yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. QS Ali Imran: 6 .
Kalau Allah menghendaki, tentu Dia memberi kekuasaan kepada mereka terhadap kamu, lalu pastilah mereka memerangimu. QS An Nisa’: 90.
Jikalau Tuhanmu menghendaki, niscaya mereka tidak mengerjakannya, Maka tinggalkanlah mereka dan apa yang mereka ada-adakan.
QS al An`am: 112.
***) : Allah berfirman:
Allah menciptakan segala sesuatu dan Dia memelihara segala sesuatu.
QS Az Zumar: 62 .
Dan Dia telah menciptakan segala sesuatu, dan Dia menetapkan ukuran-ukurannya dengan serapi-rapinya[*]. QS Al Furqan: 2 .
[*] Maksudnya: segala sesuatu yang dijadikan Tuhan diberi-Nya perlengkapan-perlengkapan dan persiapan-persiapan, sesuai dengan naluri, sifat-sifat dan fungsinya masing-masing dalam hidup.
Padahal Allah-lah yang menciptakan kamu dan apa yang kamu perbuat itu". QS Ash Shaffat : 96.

Walau demikian – Yang wajib kita imani ini terhadap Taqdir Allah – tetap saja Allah memberikan kehendak dan kebebasan kepada manusia, yaitu berupa ikhtiyar dan kemampuan manusia untuk melaksanakannya.

Perhatikan Firman Allah berikut;
Itulah hari yang pasti terjadi. Maka Barangsiapa yang menghendaki, niscaya ia menempuh jalan kembali kepada Tuhannya. QS An Naba’: 39.

Maka bertakwalah kamu kepada Allah menurut kesanggupanmu dan dengarlah serta taatlah dan nafkahkanlah nafkah yang baik untuk dirimu[4]. dan Barangsiapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, Maka mereka Itulah orang-orang yang beruntung. QS At Taghabun: 16 .

[4] Maksudnya: nafkahkanlah nafkah yang bermanfaat bagi dunia dan akhirat.
Kehendak dan kemauan manusia itu terjadi atas kehendak dan kemampuan Allah, sebagaimana firman-Nya:

28. (yaitu) bagi siapa di antara kamu yang mau menempuh jalan yang lurus.
29. Dan kamu tidak dapat menghendaki (menempuh jalan itu) kecuali apabila dikehendaki Allah, Tuhan semesta alam. QS At Takwir: 28-29.

BUAH IMAN KEPADA QADLA’ DAN QADAR ALLAH::
1
Bersandar kepada Allah ta`ala ketika melakukan berbagai “sebab” itu sendiri, karena segala sesuatu itu tergantung kepada qadar Allah
2
Agar seseorang tidak lagi mengagumi (sombong) pada dirinya sendiri ketika tercepai tujuannya. Ini hanyalah berupa nikmat Allah

HASIL DAN MANFAAT DARI AQIDAH
(Syaiklh Muhamamd bin Al Utsaimin, fil Aqidah Ahlis Sunnah wal jama`ah)

Wahai anak-anakku, generasi Muslim di masa mendatang, ketahuilah dunia menanti kebangkitan anda, dimulai dengan pengokohan aqidah dan menguatan ilmu.
Kita telah menegtahui aqidah ahlus sunnah wal jama`ah secara global, begitu indah dan luhur, yang meliputi prinsip-prinsip utama sebagaimana di uraiakan dalam pelajaran-pelajaran di atas.
Tentu, kalian sebagai siswa-siswi Ma`hadi Imam Bukhari – tingkat Mutawassithah – berharap akan manfaat dan faedah dari hasil belajar Aqidah ini.
Inilah Manfaat dan Faedah Dari Aqidah Ahlus Sunnah wal jama`ah:
1
Imam kepada Allah beserta Asma’ dan Sifat-Nya:
Iman ini menanamkan dalam pribadi seorang hamba kecintaan dan pengagungan kepada Allah, yang menuntutnya untuk senantiasa melaksanakan segala perintah Allah dan menjauhi segala larangan-Nya. Dengan demikian akan diperoleh kebahagiaan yang smepurna dalam kehidupan ini, baik di dunia maupun di akhirat, baik untuk pribadi maupun untuk masyarakat.
Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam Keadaan beriman, Maka Sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik [*] dan Sesungguhnya akan Kami beri Balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan. QS An Nahl: 97
[*9] Ditekankan dalam ayat ini bahwa laki-laki dan perempuan dalam Islam mendapat pahala yang sama dan bahwa amal saleh harus disertai iman
2
Iman kepada Malaikat. Hasil dan manfaat yang diperoleh adalah:
a
Mengetahui kebesaran, kekuatan dan kekuasaan Allah Ta`ala
b
Bersyukur kepada Allah Ta`ala atas perhatian-Nya kepada hamba-hamba Nya dengan menugaskan diantara malaikat-malaikat itu ada yang menjaga mereka, mencatat amalperbuatan mereka dan kepentingan-kepntingan mereka.
c
Mencintai para Malaikat karena mereka beribadah dengan sebaik-baiknya kepada Allah Ta`ala dan memohon ampunan untuk orang-orang mukmin
3
Iman Kepada Kitab-Kitab. Hasil dan manfaatnya antara lain:
a
Mengetahui rahmat Allah dan perhatian-Nya kepada umat manusia dengan menurunkan bagi stiap umat suatu kitab untuk membimbing mereka
b
Mengenal bahwa Allah ta`ala Maha Bijaksana, karena telah menetapkan dalam kitab-kitab ini syariat yang sesuai dengan kondisi masing-masing umat serta telahmenjadikan kitab terakhir, Al Qur’anul `Azhim, sesuai untuk umat manusia pada segala zaman dan tempat hingga hari Kiamat.
c
Mensyukuri nikmat Allah atas diturunkannya kitab-kitab tersebut
4
Iman Kepada Rasul-Rasul Allah. Hasil dan manfaatnya antara lain:
a
Mengetahui rahmat Allah dan perhatiann-Nya kepada uamt manusia dengan diutus-Nya kepada merekapara rasul yang mulia untuk memberi petunjuk dan bimbingan
b
Bersykur kepada Allah Ta`ala atas ni`mat Nyayang amat besar ini yang dikarunia kan kepada umat manusia
c
Mencintai para rasul, menghormati mereka dan memberikan kepada mereka pujian yang layak, karena mereka dalah utusan – utusan Allah dan hamba-hamba plihan yang telah beribadah kepada Allah, menyampaikan risalah-Nya, bersikap kasih kepada para hamba-Nya dan bersabar atas perlakuan mereka yang menyakitkan.
5
Iman kepada Hari Akhir. Hasil dan manfaatnya antara lain:
a
Berusaha dengan sungguh-sungguh untuk senantiasa taat kepada Allah dengan penuh harap akan janji dan pahala di hari akhirat dan senantiasa menjauhkan diri dari perbuatan maksiat kepada-Nya karena takut akan adzab pada hari tersebut
b
Memberikan kegembiraan kepada orang yang beriman, bahwa kenikmatan dan kesenangan yang belum diperolehnya di dunia akan diterimanya di akhirat.
6
Iman Kepada Qadla’ Dan Qadar Allah. Hasil dan manfaatny antara lain:
a
Bertawakkal kepada Allah setiap melakukan suatu usaha, sebab usaha yang dilakukan dan hasil yang diharapkan, semuanya itu terjadi dengan qadla’ dan qadar Allah Ta`
b
Memperoleh ketenangan jiwa dan kedamaian hati. Karena apa yang diketahui (diimaninya) bahwa setiap kejadian itu terjadi karena qadla’ dan qadar Allah, walau tak diinginkannya padtilah terjadi, sehingga tenanglah jiwanya dan damailah hatinya serta ridla dengan qadla’ dari-Nya. Sungguh amat bahagia, tenag dan damai jiwanya bagi orang yang yakin pada qadla’ dan qadar Allah, tak tertandingi oleh kebahagian lainnya
c
Tidak bersikap sombong dan membanggakan diri ketika memperoleh apa yang diinginkannya. Karena apa yang diperolehnya itu adalah karunia yang diberikan Allah melalui sebab-sebab kebaikan dan kesuksesan yang telah ditakdirkan bagi dirinya. Dengan demikian pastilah dia akan selalu bersyukur kepada-Nya dan tidak menimbulkan kebanggaan diri lagi sombong.
d
Tidak merasa sedih dan kesal hati manakala apa yang diinginkan tidak tercapai atau apa yang tidak disukainya justru menimpa dirinya. Karena semuanya terjadi dengan qadla’ Allah. Karena itu dia pasti bersabar dalam menghadapinya danmengharapkan pahalanya di sisi Allah Ta`ala.






0 komentar:

Mari berdiskusi...

--------------------------------------------------------------------

Awali dengan bismillah sebelum memberi komentar...

--------------------------------------------------------------------