MUKADDIMAH SURAT AL BAQARAH:
(Ust Abu Fahmi Ahmad)
Kajian Shubuh santri-santri dan jama`ah Masjid al Muhtasib, Lembaga Pendidikan dan Pesantren Imam Bukhari Jatinangor, Jawa Barat

بسم الله الرحمن الرحيم
Sumber utama:
Tafsir al Mishbahul Muniir fi Tahdziib Tafsir Ibn Katsir, Syaikh Shafiyyurrahman al Mubarakfuri –
Taisirul Aliyyil Qadiir Li ikhtishar Tafsir Ibn Katsir, Syaikh Muhammad Nasib ar Rifaa`iy,  
Lubabut Tafsir Min Ibni Katsir, Syaikh Dr.Abdullah bin Muhammad Alu Syaikh, dan Mukhtasor ShahihTafsir Ibn Katsir, Syaikh Abu Abdillah Musthafa al `Adawi
Tidak diperdebatkan lagi bahwa semua ayat dalam surat al-Baqarah diturunkan di Madinah. Ia termasuk surat yang pertama kali turun di Madinah.
-------------------
Para ahli tafsir berbeda pendapat mengenai huruf-huruf potongan yang terdapat pada awal beberapa surat. Di antara mereka ada yang mengatakan, bahwa itu merupakan huruf-huruf yang hanya Allah sendiri yang mengetahui maknanya. Maka mereka mengembalikan ilmu mengenai hal itu kepada Allah dengan tidak menafsirkannya. Pendapat ini dinukil al-Qurthubi dalam tafsirnya dari Abu Bakar, Umar, Utsman, ‘Ali, dan Ibnu Mas’ud radhiallahu ‘anhum
Tetapi ada pendapat yang menyatakan bahwa firman Allah:
“Dan peliharalah diri kalian dari (adzab yang terjadi pada) hari yang pada waktu itu kalian dikembalikan kepada Allah, ” (QS. Al-Baqarah: 281), adalah ayat al-Qur’an yang paling terakhir turun. Dan kemungkinan ia memang salah satu ayat yang terakhir diturunkan. Dan ayat riba juga termasuk yang paling terakhir diturunkan.
Khalid bin Ma’dan menyatakan bahwa surat al-Baqarah mengandung seribu kabar berita, seribu perintah, dan seribu larangan.

Orang-orang yang menghitungnya mengatakan, surat al-Baqarah ini terdiri dari 287 (dua ratus delapan puluh tujuh) ayat, 6221 (enam ribu dua ratus dua puluh satu) kata, dan 25.500 (dua puluh lima ribu lima ratus) huruf.
Wallahu a’lam.

Abdur Rahman bin Zaid bin Aslam mengatakan, huruf-huruf itu adalah nama-nama surat al-Qur’an. Dalam tafsirnya, al-Allamah Abul Qasim Mahmud bin Umar az- Zamakhsyari menyatakan bahwa hal tersebut menjadi kesepakatan banyak ulama. (Dha’if, telah disampaikan oleh Ibnul Jauzi dalam kitab al-`Ilal al-Mutanaahtyah [1/149]).

Beliau juga menukil dari Sibawaih bahwa ia menegaskan dan memperkuat hal itu. Berdasarkan hadits dalam kitab Shahih al-Bukhari dan Muslim, dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah pernah membaca surat Alif laam mim as-Sajdah, (Surat as-Sajdah) dan hal ata ‘ala al-Insan (Surat al-Insan) pada shalat subuh pada hari Jum’at.

Sebagian ulama meringkas masalah ini dengan menyatakan: “Tidak diragukan lagi bahwa huruf-huruf ini tidak diturunkan Allah dengan sia-sia dan tanpa makna. Orang yang tidak tahu mengatakan bahwa “Di dalam al-Qur’an terdapat suatu hal yang tidak memiliki makna sama sekali,” ini merupakan kesalahan besar. Karena ternyata sesuatu yang dimaksud itu pada hakekatnya memiliki makna, jika kami mendapatkan riwayat yang benar dari Nabi tentu kami akan menerimanya, dan jika tidak, maka kami akan menyerahkan maknanya kepada Allah, seraya berucap: “Kami beriman kepadanya. Semuanya berasal dari sisi Rabb kami.”
Dan para ulama sendiri belum memiliki kesepakatan mengenai huruf-huruf tersebut, dan mereka masih berbeda pendapat. Barangsiapa yang menemukan pendapat yang didasarkan pada dalil yang kuat, maka hendaklah ia mengikutinya, jika tidak, maka hendaklah ia menyerahkan maknanya kepada Allah A hingga diperoleh kejelasan mengenai hal tersebut.

Imam Ahmad, Muslim, at-Tirmidzi, dan an-Nasa’i meriwayatkan dari Suhail bin Shalih, dari ayahnya, dari Abu Hurairah bersabda:
لا تجعلوا بيوتكم قبورا، فإن البيت الذي تُقْرأ فيه سورة البقرة لا يدخله الشيطانُ  
“Janganlah kalian menjadikan rumah kalian sebagai kuburan. Sesungguhnya rumah yang di dalamnya dibacakan surat al-Baqarah tidak akan dimasuki syaitan.”
At-Tirmidzi mengatakan, “hadits ini hasan shahih.”

Dari Abdullah bin Mas’ud, ia berkata, Rasulullah bersabda:
إن الشيطان يفِرّ من البيت الذي يُسْمع فيه سورة البقرة. ورواه النسائ في اليوم والليلة. وأخرجه الحاكم في مستدركه ثم قال : صحيح الإسناد ولم يخرجاه..(أحمد 2:284 ومسلم 1:539، وتحفة الأحوذي 8:180، والنسائ في الكبرى 5:13، 6:240 ، والحاكم 2:260)

“…Sesungguhnya rumah yang paling kosong adalah bagian dalam rumah yang hampa dari kitab Allah (al- Qur’an).” (HR. An-Nasa’i dalam kitab al-Yaum wa al-Lailah.)

Abdullah bin Mas’ud mengatakan,
منْ قرأ عشرَ آيات من سورة البقرة في ليلة لم يدخل ذلك البيت شيطان تلك الليلة، أربع من أولها، وآية الكرسي وآيتان يعدَها، وثلاث آيات من آخِرها، وفي رواية: لم يقرّبه ولا أهله يومئذ شيطان, ولا شيء يكرهه، ولا يقرأن على مجنون إلا أفاق..
 “Barangsiapa membaca sepuluh ayat dari surat al-Baqarah pada suatu malam, maka syaitan tidak akan masuk ke rumahnya pada malam itu. Yaitu empat ayat dari awal Surat al-Baqarah, ayat kursi dan dua ayat selanjutnya, serta tiga ayat terakhir Surat al-Baqarah. Dalam satu riwayat disebutkan pada hari itu dia dan keluarganya tidak akan didekati syaitan, dan tidak ada sesuatu yang dibencinya. Dan tidaklah ayat-ayat itu dibacakan atas orang gila, melainkan dia akan sadar (sembuh).”

Al-Bukhari meriwayatkan, dari al-Laits, dari Yazid bin al-Haad, dari Muhammad bin Ibrahim, dari Usaid bin Hudhair, katanya: “Pada suatu malam ia membaca surat al-Baqarah -sementara kudanya ditambatkan di dekatnya.- Tiba-tiba kuda itu berputar-putar. Ketika Usaid berhenti membaca, maka kuda itupun merasa tenang. Kemudian Usaid membacanya kembali, maka kuda itu kembali berputar-putar. Tatkala berhenti membacanya, kuda itu pun terdiam. Setelah itu ia membacanya lagi, dan kudanya itupun berputar- putar. Maka ia pun kembali, sedangkan puteranya, Yahya berada di dekat kuda tersebut. Karena merasa kasihan dan khawatir kuda itu akan menerjangnya mengambil anaknya itu, ia menengadahkan kepalanya ke langit sampai ia tidak melihatnya.
Ketika pagi hari tiba, ia menceritakan peristiwa itu kepada Nabi maka beliau bersabda: “Wahai putera Hudhair, baca terus.” Ia pun menjawab: “Ya Rasulullah, aku merasa kasihan kepada Yahya, karena ia berada dekat dengan kuda tersebut. Kemudian aku mengangkat kepalaku dan kembali melihat arahnya. Setelah itu aku menengadahkan kepalaku ke langit, tiba-tiba aku melihat sesuatu seperti bayangan yang mirip dengan lampu-lampu. Setelah itu aku keluar rumah hingga aku tidak dapat melihatnya lagi. “Tahukah engkau, apa itu?” Tanya Rasulullah. “Tidak,” jawabnya. Beliau pun bersabda: “Itulah malaikat yang mendekati karena suara bacaanmu. Seandainya kamu terus membacanya, niscaya pada pagi hari esok manusia akan dapat melihat malaikat itu tanpa terhalang.”
تعلموا سورة البقرة وآل عمران فإنهما يوم القيامة كأنهما غمامتان أو غيايتان أو فرقان من طير صواف، وإن القرآن يَلقَى صاحبه يوم القيامة حين ينْشَقُّ عنه قبرُه كالرجل الشاحِبِ فيقول له هل تعرفني ؟ فيقول : ما أعرفك. فيقول : أنا صاحبك القرآن الذي أظمأتك في الهواجر وأسهرْتُ ليلك/ وإن كل تاجر من وراء تجارته، وإنك اليوم من وراء كل تجارة، فيُعطى الكلْك بيمينه والخلد بشماله، ويو ضع على رأسه تاج الوقار، ويكْسى والداه حلّتين لا يقوم لهما أهل الدنيا، فيقولان: بم كُسِيْنا هذا ؟ فيُقال: بأخْذِ ولدِ كما القرآن، ثم يقال: اقرأ واصعد في درج الجنة وغرفها، فهو في صعود ما دام يقْرأُ، هذًّا كان أو ترْتيلاً
 “Pelajarilah surat al Baqarah dan Ali Imran, karena sesungguhnya keduanya adalah cahaya yang akan menanungi pembacanya pada hari kiamat seakan-akan keduanya seperti dua gumpalan awan atau bagaikan dua bentuk paying atau bagaikan dua kelompok burung yg mengembangkan sayapnya. Sesungguhnya al Quran akan mendatangi orang-orang yang gemar membacanya pada hari Kiamat saat kuburannya terbelah. Dia datang seperti seorang laki yg kurus dan pucat. Laki-laki itu bertanya kepadanya: Apakah anda mengenalku ? Jawab: aku tidakmengenallimu. Laki-laki itu berkata: aku adalah temanmu, al Qur``an, yang telah membuatmu dahaga pada hari yang terik dan membuatmu tidak tidur di malam hari. Sesungguhnya setiap pedagang berada di belakang dagangannya, dan engkau pada hari ini berada di belakang seluruh perdagangan. Lalu diberikanlah kerajaan dengan tangan kanannya dan kekekalan  dengan tangan kirinya. Lalu diletakkan mahkota kehormatan di atas kepalanya. Kemudian kedua orangtuanya diberi sepasang perhiasan yang belum (tidak) pernah dibuat oleh ahli dunia. Keduanya berkata: “Karena alasan apakah kami diberi pakaian seperti ini ? Lalu dikatakanlah: “Karena anakmu rajin membaca al Qur`an. Lalu dikatakan lagi: “Baca dan naik lah di anak tangga Surga dam kamar-kamarnya. Damn ia terus naik selama ia terus membaca. Baik membacanya dengan cepat atau pun dengan tartil.
(HR Ahmad, 5?352, Shahih,menurut syaikh al Albani dalam shahih at Targhiib wat Tarhiib, hadits no. 1466, demikianlah dikutip oleh syaikh Safiyurrahman akl Murarakfury, dalam al Mishbahul Muniir, Tafsir Ibnu Katsir)…

تعلموا القرآن واقرءوه فإنّ مثلَ القرآن لمن تعلّمه فقرأه وقام به كمثل جِرابٍ محْشُوٍّ مِسْكا يفُوْحُ ريْحُهُ في كلّ مكان ومثل من تعلمه فيَرْقُدُ وهو في جوفهِ كمثل جراب أُوْكِيَ على مِسكٍ
Pelajarilah al Qur`an dan bacalah. Sesungguhnya perumpamaan al Qur`an bagi orang yang mempelajarinya lalu membaca dan mengamalkannya adalah seperti kantong kulit berisi minyak kesturi yang (karena tutupnya terbuka) maka aromanya menyebar ke seluruh penjuru. Sedangkan perumpamaan orang yag  mempelajarinya, lalu tidur (tidak mengamalkannya), padahal al Quran ada dalam dirinya, laksana kantong kulit yang (tutupnya) terikat padahal di dalamnya terdapat minyak kesturi”. Lafal ini berdasarkan riwayat at Tirmidzi. Kemudian ia berkata: Hadits ini hasan, Lalu ia meriwayatkannya secara mursal, wallahu a`lam (syaikh Shafiyyurrahman al Mubarakfuri)



0 komentar:

Mari berdiskusi...

--------------------------------------------------------------------

Awali dengan bismillah sebelum memberi komentar...

--------------------------------------------------------------------