Tanggal 8 Ramadlon 1434 H, 18 Juli 2013, Hari Ahad, jam 05.20 – 06.10
Pertemuan ke-7 : SOLUSI (TERAPI) DARI KELALAIAN
-----------------------------------------------------------------------------------

Terdapat paling tidak ada 14 Cara mengatasi atau Terapi atau solusi dari Penyakit Lalai, sebagaimana diuraikan oleh penulsi berikut ini:

Solusi ke-1 : Bekal ilmu syar`ii, khususnya ma`rifatullah, ma`rifatu nabiyyihi, dan ma`rifatu diinil Islam, disertai dalil-dalil.
Ilmu secara bahasa merupakan lawan dari jahil, yaitu men getahui sesuatu sebagaimana mestinya dengan pengetahuan yang pasti. Dan secara ishtilahi ilmu dimaknai sebagai sifat yang dengannya dapat tersingkap apa saja yang dituntut dengan sempurna.
Begitu pentingnya ilmu dan kedudukannya dalam memperbaiki hati dan menghilangkan sifat lalai, sebagaimana Allah berfirman dalam QS  Az Zumar ayat 9, al Mujadalah ayat 11.

Mu`awiyah Ra dari Nabi Saw yang telah bersabda,
((من يرد الله به خيراً يفقهه في الدين))([1]).
“Siapa yang Allah kehendaki padanya kebaikan, maka baginya diberinya kepahaman dalam soal agama”

Abu Hurairah Ra berkata, mendengar dari Nabi Saw,
((من سلك طريقاً يلتمس فيه علماً سهل الله له به طريقاً إلى الجنة))([2])
“Barangsiapa meniti jalan untuk menuntut ilmu, maka Allah akan meudahkan baginya jalan menuju surga”…

Allah berfirman dalam QS al An`am : 122.
Karena begitu pentingnya, sehingga Allah memerintahkan Nabi-Nya untuk memohon kepada Nya tambahan ilmu, QS Thaha: 114.

Solusi ke-2 : Dzikrullah pada setiap keadaan
Allah berfirman dalam QS Al Baqarah : 152, Al Ahzab: 41, al; Ahzab: 35, dan al A`raf : 205.

Dari Abu Musa al Asy`ari Ra, bahwa Nabi Saw memberikan perumpamaan bagi orang yang berdzikir (ingat pada Allah) dan orang yang tidak berdzikir pada Nya ibarat hidup dan mati, dan dalam lafazh Muslim, “perumpamaan rumah yang disebut nama Allah dan yang tidak disebut nama Nya, seperti halnya hidup dan mati”.
((مثل الذي يذكر ربه والذي لا يذكره مثل الحي والميت))ولفظ مسلم: ((مثل البيت الذي يذكر الله فيه والبيت الذي لا يذكر الله فيه، مثل الحي والميت))([3]).
Abi Darda`Ra dari Nasbi Saw menceritakan, bahwa beliau Saw bersabda :
((ألا أنبئكم بخير أعمالكم, وأزكاها عند مليككم, وأرفعِها في درجاتكم, وخيرٍ لكم من إنفاق الذهب والوَرِقِ، وخيرٍ لكم من أن تلقوا عدوكم فتضربوا أعناقهم ويضربوا أعناقكم؟)) قالوا: بلى يا رسول الله، قال: ((ذكر الله تعالى))([4]).
Maukah kalian aku beritahukan kepada kalian mengenai amalan kalian yang terbaik, dan paling suci di sisi Raja kalian (Allah), paling tinggi derajatnya, serta lebih baik bagi kalian daripada menginfakkan emas dan perak, serta lebih baik bagi kalian daripada bertemu dengan musuh kemudian kalian memenggal leher mereka dan mereka memenggal leher kalian ? Mereka menjawab, “Ya”.  Beliau Saw berkata: “Yaitu berdzikir kepada Allah Ta`ala”.

Rasulullah Saw juga bersabda dalam hadits Qudsi, dari Abu Hurairah Ra, dimana Allah SWT berfirman:
((يقول الله تعالى: أنا عند ظن عبدي بي وأنا معه إذا ذكرني، فإن ذكرني في نفسه ذكرته في نفسي، وإن ذكرني في ملأٍ ذكرته في ملأٍ خيرٍ منهم، وإن تقرب إلي شبراً تقرَّبت إليه ذراعاً، وإن تقرَّب إليَّ ذراعاً تقربت إليه باعاً، وإن أتاني يمشي أتيته هرولة))([5]).
“Aku tergantung pada prasangka hamba-Ku. Dan Aku selalau bersamanya jika dia mengingatKu. Jika dia mengingatKu dalam dirinya, maka Aku mengingatnya dalam diri Ku, dan jika mengingat Ku dalam perkumpulan, maka Aku mengingatnya dalam perkumpulan yang lebih baik daripada mereka. Jika ia mendekatkan diri kepeda Ku sejengkal, maka Aku mendekat kan diri  kepadanya sedepa. Jika ia mendatangi Ku dalam keadaan berjalan, maka Aku mendatanginya dalam keadaan berlari

Dari Abdullah bin Busr RA dia berkata:
Seorang lakilaki berkata:
يا رسول الله: إن شرائع الإسلام قد كثرت علي، فأخبرني بشيء أتشبَّثُ به قال: ((لا يزالُ لسانُك رطباً من ذكر الله))([6]).
“Ya Rasulullah, sesungguhnya syari`at-syari`at Islam sudah sangat banyak atas saya. Maka beritahukan kepada saya sesuatu yang dapat saya jadikan sebagai pegangan. Beliau Saw menajwab, ‘Hendaknya kalian senatiasa membasahi bibirmu dengan dzikir kepada Allah “.

Solusi Lalai Ke-3 : Mendatangi majlis dzikir,
Rasulullah Saw bersabda:
“Tidaklah suatu kaum berkumpul dalam majlis tanpa berdzikir kepada Allah dan tidak pula mengucap shalawat kepada Nabi Saw mereka, kecuali mereka mendapatkan kerugian. Jika Allah berkehendak, Dia akan menyiksa atau mengampuni mereka”. HR At Tirimidzi, no. 3380, Lihat shahih Tirmidzi, 3/140.

Rasulullah Saw juga bersabda:
“Tidak ada suatu kaum ymembubarkan diri dari majelis, yang dalam majelis itu mereka itu tidak berdzikir kepada Allah, kecuali mereka membuabarkan diri dari tempat yang ada bangkai keledai di dalamnya, dan mereka pasti mendapat kerugian pada hari Kiamat”. HR Abu Dawud, 4/264 (no. 4855), dan Ahmad, 2/389, Lihat shahih al jami` 5/176 (no.5750).

Solusi Lalai ke-4 : Banyak Membaca al Qur’an, secara tartil dan mentadabburinya.

Lihat QS Yunus: 57 dan al Isra’ : 82.
Ibnu Mas`ud Ra berkata, telah bersabda Rasulullah Saw:
((من قرأ حرفاً من كتاب الله فله به حسنة، والحسنة بعشر أمثالها، لا أقول (الم) حرف، ولكن: ألف حرف، ولام حرف، وميم حرف))([7]).
”Barangsiapa yang membaca satu huruf dan Kitabullah, maka baginya satu kebaikan, sedang satu kebaikan itu dilipatkan 10 pahala. Aku tidak mengatakan bahwa alim lam mim itu satu huruf. Akan tetapi : alif itu satu huruf, lam itu satu huruf, dan mim itu satu huruf”.

Ibnul Qayyim rahimahullah berkata: “al Qur’an itu menghidupkan hati, penyembuh penyakit yang pada dada…. Secara global bahwa tidak ada sesuatu yang lebih bermnafaat bagi hati dari membaca al Qur’an (yang disertai dengan) tadabbur dan tafakkur … hal ini akan mewarisi rasa cinta dan rindu, khauf dan roja’, inabah dan tawakkul, ridlo, syukur dan sabar ….  Dan juga dapat menjauhkan dari seluruh sifat dan perbuatan tercela yang dnegannya dapat merusak hati dan membinasakannya … maka andaikan manusia mengetahui apa yang terdapat pada (kebaikan dan pahala) membaca al Qur’an dengan tadabbur, maka pastilah mereka akan melalaikan selain darinya …”

Khobbab al Art Ra berkata:
((تقرّب إلى الله ما استطعت، واعلم أنك لن تتقرب بشيء أحب عليه من كلامه))([8]).
“ Dekatkanlah dirimu pada Allah semampu mu, dan ketahuilah bahwa engkau tidak akan mendekatkan dengan sesuatu apapun yang lebih Allah sukai dari Kalam Nya (membaca al Qur’an).

Utsman bin Affan Ra berkata:
وقال عثمان رضي الله عنه: ((لو طهرت قلوبكم ما شبعتم من كلام ربكم))([9])
 “Andaikan hatimu bersih pastilah kalian tidak pernah kenyang dari (membaca) Kalam Rabb kalian (al Qur’an).

Ibnu Mas`ud Ra berkata :
وقال عبدالله بن مسعود رضي الله عنه: ((من أحب القرآن فهو يحب الله ورسوله))([10]).
Siapa yang mencintai al Qur’an, maka dia mencintai Allah dan Rasul-Nya.

Dzikir itu ada dua jenis : Dzikir mutlak dan dzikir muqayyad.
Dzikir mutlak, adalah dzikir yang tak terikat oleh waktu dan keadaan tertentu, dan biasanya bersifat umum. Seperti misalnya membaca : “Subhanallah wa bihamdihi, 100 x dalam sehari”. Siapa yang membacanya maka akan dihapus kesalalahannya sekalipun sebanyak buih lautan” Muttafaq `alaih.
Atau membaca: Laa ilaaha illah wahdahu laa syarikalahu, lahul mulk, wa lahul hamd, wa huwa `ala kulli sya`in qadiir, sebanyak 100 x maka baginya (pahala) seperti membebaskan 10 budak, baginay ditulis 100 kali kebaikan, dihapus 100 kesalahannya, dan dibentengi dari syaithan pada hari itu sampai sorenya….

Atau membaca: Subhanallah wa bihamdihi, subhanallahil `Azhiim ….

Adapun Dzikir muqayyad, dzikir yang terikat waktunya dan pembatasannya dengan ibadah lain, seperti : dzikir pagi dan petang, dzikir usai shalat wajib, dzikir bangun tidur, dzikir hendak dan bangun tidur, masuk dan keluar masjid, masuk dan keluar rum, masuk dan keluar WC, dll.

(Silahkan anda membaca dan memilikinya, buku beliau “Hishnul Muslim”, berikut Syarahnya oleh Syaikh Majdi nbin Abdul Wahhab al Ahmad)

Solusi ke- 5 s/d ke- 14 :
(5) Taubat dan mohon ampun, (6) Menjaga shalat lima waktu secara berjamaah (untuk kaum laki di masjid, untuk kaum wanita bisa di masjid atau di rumah),  (7) Berdo`a dan merendahkan diri kepada Allah, (8) membiasakan dan memperbanyak shadaqah (dalam kondisi lapang maupun sempit), (9) Giat bangun dan shalat malam + membaca al Qur’an, (10) memelihara shaum sunnah (seperti senin kamis, shaum Dawud, shaum hari putih tiap bulan, shaum arafah, shaum 9-10 `asyuro, shaum sya`ban (antara 1 – 15 sya`ban), (11) Muroqobah (puncak ketaqwaan), (12) Zuhud di dunia, (13) Banyak mengingat kematian, dan (14) mengingat kubur.
`afwan, untuk solusi 5-14 ini belum sempat kami resume-kan, insya Allah menyusul.

Walhamdulillah Rabbil `Alamiin.
اللهم انفعنا بما علمتنا وعلمنا ما نينفعنا
اللهم إنا نسئلك علما نافعا ورزقا طيبا وعملا متقبلا
سبحانك اللهم وبحمدك أشهد أن لا إله إلا أنت أستغفرك و أتوب إليك


([1])  متفق عليه: البخاري، كتاب العلم، باب من يرد الله به خيراً يفقهه في الدين، برقم 71، ومسلم، كتاب الزكاة، باب النهي عن المسألة، برقم 1037.
([2])  مسلم، كتاب الذكر والدعاء، باب فضل الاجتماع على تلاوة القرآن وعلى الذكر، برقم 2699.
([3])  متفق عليه: البخاري، كتاب الدعوات، باب فضل ذكر الله عز وجل برقم 6407، ومسلم، كتاب المسافرين، باب استحباب صلاة النافلة في بيته برقم 779.
([4])  الترمذي، كتاب الدعوات، باب منه في أن ذكر الله كثيراً أفضل من الغازي في سبيل الله، برقم 3377، وابن ماجه، كتاب الأدب، باب فضل الذكر، برقم 3790، وصححه الألباني في صحيح سنن الترمذي 3/386.
([5])  متفق عليه: البخاري، كتاب التوحيد، باب قول الله تعالى: â ãNà2âÉjyÛãƒur ª!$# ¼çm|¡øÿtR á برقم 7405، ومسلم، كتاب الذكر والدعاء، باب الحث على ذكر الله والتوبة والاستغفار برقم 2675.
([6])  الترمذي، كتاب الدعوات، باب ما جاء في فضل الذكر، برقم 3375، وابن ماجه، كتاب الأدب، باب فضل الذكر، برقم 3793، وصححه الألباني في صحيح سنن الترمذي 3/385.
([7])  الترمذي، كتاب القرآن، باب ما جاء فيمن قرأ حرفاً من القرآن ما له من الأجر، برقم 2910، وصححه الألباني في صحيح سنن الترمذي، 3/164.
([8])  الحاكم، وصححه، ووافقه الذهبي 2/441.
([9])  أحمد في زوائد الزهد (ص 128).
([10])  الطبراني في الكبير، برقم 8658، وقال الهيثمي في مجمع الزوائد 7/165: ((رجاله ثقات)).

[Baca...]



Tanggal 7 Ramadlon 1434 H, 17 Juli 2013, Hari Ahad, jam 05.20 – 06.10
Pertemuan ke-6 : Resume  FAKTOR PENYEBAB LALAI, ke 7 - 9
-----------------------------------------------------------------------------------

Penyebab Lalai ke-7 : Panjang angan-angan,
Yang dimaksud dengan panjang angan-angan adalah bahwa anda tidak berpanjang angan-angan di dunia ini. Betapa banyak orang yang panjanag angan-angan, namun ajal terlalu cepat menjemputnya. Betapa banyak pula orang yang berpikir bahwa ia akan melakukan itu dan ini, terus ini dan itu, namun ternyata waktunyya dengan cepat habis sehingga ia terpaksa meninggalkan apa-apa yang ia ngan-angankan, habislah waktunya dan tibalah ajal kepada dirinya. Perhatikan firman Allah pada QS al Hijr: 3.

Dari Ibnu Umar RA, ia berkata, ‘Rasulullah Saw memegang kedua pundakku, lalu bersabda,
((كن في الدنيا كأنك غريب أو عابر سبيل))([1]).
“Jadilah engaku di dunia seakan-akan orang asing atau orang yang melintasi jalan. Ibnu Umar RA berkata, “Jika engkau di sore hari maka jangan menunggu pagi hari, dan jika engkau di pagi hari, maka jangan menunggu sore hari. Ambillah bagian dari masa sehatmu untuk masa sakitmu dan masa hidupmu untuk masa matimu” HR Bukhari, Kita bar Riqab, bab fil amal wa thuluhu, no. 6417.

Dan berkata Anas sbin Malik RA, telah berkata Rasulullah SAW :
((يهرم ابن آدم وتشبُّ منه اثنتان: الحرص على المال, والحرص على العمر))([2]).
Bani Adam pasti mengalami ketuaaan dan pikun, namun ia tetap (merasa) muda dari dua perkara : rakus terhadap harta dan tamak terhadap umur (ingin panjang terus dan bertambah). HR Muttafaq `alaih.

Dan berkata Ali bin Abi Thalib RA,
(ارتحلت الدنيا مدبرة، وارتحلت الآخرة مقبلة، ولكل واحدةٍ منها بنون، فكونوا من أبناء الآخرةِ ولا تكون من أبناء الدنيا؛ فإن اليوم عمل ولا حساب، وغداً حساب ولا عمل)([3]).
“Dunia berjalan mundur membelakangi (meninggalkan dan menjauah dari kita), sementara akhirat berjalan mendekati (menuju) kita. Dan untuk masing-masing (dunia dan akhirat) memiliki generasi, oleh karena itu jadilah engkau generasi akhirat dan jangan menjadi generasi dunia. Sebab hari ini (di dunia) hanya ada amal tak ada hisab, sedangkan di akhirat kelak, ada hisab namun tak ada amal. (HR Bukhari, Kita bar Riqaq, hadits no. 6417).
Penyebab Lalai ke-8 : Banyak tertawa dan gurauan.
Abu Hurairah Ra berkata, bahwa Rasulullah Saw telah bersabda :

((من يأخذ عني هؤلاء الكلمات فيعمل بهن أو يُعلِّمُ من يعمل بهن؟)) فقال أبو هريرة: قلت: أنا يا رسول الله، فأخذ بيدي فَعدَّ خمساً، وقال: ((اتق المحارم تكن أعبد الناس، وارضَ بما قسم الله لك تكن أغنى الناس، وأحسن إلى جارك تكن مؤمناً، وأحب للناس ما تحب لنفسك تكن مسلماً، ولا تكثر الضحك، فإن كثرة الضحك تميت القلب))([4]).
‘Barangsiapa yang mengambil sejumlah kalimat dari ku, lalu mengamlkannya atau mengajarkan orang yang hendak mengamalkannya ? Lalu Abu HUrairah Ra berkata, Tentu saya mau ya Rasulullah, kemudian beliau Saw memegang kedua tanganku, lalu menyebutkan lima kalimat, seraya berkata, ‘Jauhilah perkara-perkara yang haram pasti anda menjadi sebagus-bagusnya manusia dalam beribadah, puaslah terhadap pembagian (rezeki) dari Allah untukmu, pastilah anda akan menjadi orang yang paling kaya,  berbuat baiklah kepada tetanggamu pasti anda akan menjadi mukmin (yg baik), cintailah manusia sebagaimana engkau mencintai dirimu pastilah engkau akan menjadi muslim (yg baik), dan jangan engkau banyak tertawa sebab banyak tertawa itu dapat mengeraskan hati”. (HR Tirmidzi dihasankan oleh Syaikh al Albani, shahih sunan timidzi 2/526).

Penyebab Lali ke-9 : Banyak Berbicara dalam hal yang bukan Dzikir (ingat) kpd Allah.
Ibnu Umar Ra meriwayatkan secara marfu` :
 (لا تكثروا الكلام بغير ذكر الله، فإن كثرة الكلام بغير ذكر الله تعالى قسوة للقلب، وإن أبعد الناس من الله تعالى القلب القاسي)([5]).
Janganlah kalian banyak berbicara yang bukan dzikir pada Allah, sebab banyak berbicara yang demikian dapat membuat kerasnya hati. Dan sesungguhnya orang yang paling jauh dari Allah adalah orang yang berhati keras”. HR Tirmidzi, dihasankan oleh Abdul Qadir al Arna`uth, dihasankan oleh Tirmidzi, dan di zhaifkan oleh syaikh al Albani dalam shahih sunan Tirmidzi, no. 2411.




([1])  البخاري، كتاب الرقاق، باب كن في الدنيا كأنك غريب أو عابر سبيل، برقم 6416.
([2])  متفق عليه: البخاري، كتاب الرقاق، باب من بلغ ستين سنة فقد أعذر الله إليه في العمر، برقم 6421، ومسلم، بلفظه، كتاب الزكاة، باب كراهة الحرص على الدنيا، برقم 1046.
([3])  البخاري كتاب الرقاق، بابٌ في طول الأمل، قبل الحديث رقم 6417 .
([4])  الترمذي، كتاب الزهد، باب من اتقى المحارم فهو أعبد الناس، برقم 2305، وحسنه الألباني في صحيح سنن الترمذي، 2/526، وفي سلسلة الأحاديث الصحيحة، برقم 930.
([5])  الترمذي، كتاب الزهد، باب ما جاء في حفظ اللسان، برقم 2411، وحسنه الترمذي، وحسن عبدالقادر الأرنؤوط إسناده في جامع الأصول 11/737، وضعفه الألباني في صحيح سنن الترمذي برقم 2411.


[Baca...]