KAIFA NURABBI AWLADANA, BAGIAN KEDUA,
(penerjemah: Junika)

Kisah yang indah dalam masalah ini :

Dari Muawiyah bin Hakam r.a beliau berkata : (saya memiliki seorang budak perempuan sedang mengembala kambing, pada suatu hari saya menengoknya, tiba-tiba serigala memangsa salah satu kambingnya, saya adlah seorang manusia yang bisa marah sebagaimana mereka marah dan sediah sebagaimana mereka sedih, lantas saya pun menamparnya, lalu saya adukan permasalahn ini kepada Rasulullah, saya pun berkata apakah saya harus membebaskannya?, maka Rasulpun menjawab : Bawa dia manghadapku !!, lalu beliau menanyakan kepadanya (budak perempuan) dimana Allah?, maka budak perempuan menjawab, Allah berada di langit, kemudian Rasulpun bertanya kembali, siapa saya?, lantas budak pun menjawab, Engkau adalah Rasulullah, maka Rasulpun bersabda, bebaskanlah dia, karena dia adalah seorang mukminah!.

FAIDAH YANG DAPAT DIAMBIL DARI HADITS DI ATAS :
1.     Para sahabat selalu mengembalikan segala permasalahan yang kecil maupun yang besar kepada Rasulullah supaya mereka mengetahui hokum dari permasalahan tersebut.
2.     Menghukumi segala permasalahan dengan hokum allah dan rasul ny sesuai dengan firman Allah “sengguh mereka tidak beriman sampai mereka berhukum dengan hokum mu (Muhammad) dalam setiap perselisihan mereka dan mereka pun tidak keberatan atas apa yang keputusan mu”.
3.     Rasulullah mengingkari sahabat yang memukul budak nya.
4.     Pembebasan budak berlaku bagi budak yang mukmin : karena rasulullah menguji budak tersebut ,setelah beliau mengetahui keimanan nya beliau pun memerntahkan untuk membebaskan budak tersebut,seandai nya budak itu kafir  maka tidak akan di perintahkan untuk membebaskan nya. wajib menanya seseorang tentang tauhid, diantara nya ketinggian Allah di atas arrays ny,dan wajib mengetahui tentang itu. 
5.     Disariatkan bertanya tentang keberadaan Allah,dan itu merupakan sunnah karna Rasulullah bertanya tentang itu juga. kewajiban menjawab keberadaan Allah di atas arys,karena Rasulullah mengikrarkan jawaban budak tersebut dan ini juga merupakan jawaban al quran yang barkata “ apakah engkau beriman kepada dzat yang di langit ……”( ibnu abbas berkata : dia adalah Allah ) di langit arti nya di atas langit. 
6.     Bersaksi akan risalah nabi Muhammad merupakan syarat sah-nya iman seseorang.
7.     Meyakini akan keberadaan Allah di atas arys merupakan sarat sah nya keimanan seseorang. bantahan kepada orang yang mengatakan dzat Allah ada di mana – mana, yang benar Allah bersama kita dengan ilmu nya bukan dzat nya.
8.     Rasulullah menguji budak tersebut ini menunjukkan  beliau tidak mengetahui yang ghaib yaitu keimanan budak tersebut dzn ini bzntzhan terhadap orang sufi yang mengaku mengetahui yang ghaib.
9.     Oleh sebab itu Allah memerintahkan Nabi nya untuk mengatakan kepada manusia “katakan aku tidak bisa memberi manfaat atau mudhorot kecuali dengan izin Allah seandai nya aku mengetahui yang ghaib maka aku akn memperbanyak amal kebaikan dan aku tidak akan tertimpa kejelekan sungguh aku hanya pemberi peringatan dan pembawa kabar berta bagi orang – orang beriman”.

NASIHAT NABAWI UNTUK ORANG TUA DAN ANAK
1.  Rasulullah bersabda (setiap kalian adalah pemimpin dan kalian bertanggung jawab atas kepemimpinan kalian , seorang adalah pemimpin maka dia bertanggung jawab atas itu,dan seorang lelaki adalah pemimpin maka dia bertanggung jawab atas kepemimpinan nya,seorang wanita adalah pemimpin di rumah suami nya maka dia pun bertanggung jawab atas kepemimpinan nya,dan seorang pembantu menjadi pemimpin atas harta tuan nya maka dia pun bertanggung jawab atas hal tersebut).
2.  Dari Abdullah bin masud berkata : wahai Rasulullah dosa apakah yang paling besar? Maka beliau pun menjawab (syirik kepada Allah,akupun berkata kemudian apa? Beliau menjawab : engkau membunuh anak mu karna takut kemiskinan,  akupun bertanya lagi,kemudian apa? Beliau menjawab : engkau berzina dengan isteri tetangga mu) .
3.  Rasulullah bersabda (bertakwalah kepada Allah dan berlaku adil lah terhadap anak – anak mu) berlaku adillah terhadap anak – anak mu dalam harta,pemberian dan segala sesuatu.
4.  Rasulullah bersabda (setiap anak terlahir dalam keadaan fitrah,orang tua nya lah yang menjadikan nya yahudi atau nasrani atau majusi ,sepertihal nya binatang ternak melahirkan binatang ternak ,apakah engkau melihat cacat pada nya?arti nya menjadikan anak nya yahudi setelah dilahirkan dalam keadaan fitrah,permisalan nya bagaikan hewan yang dilahirkan dalam keadaan yang sempurna kemudian menjadi pincang.
5.  Rasulullah bersabda (merupakan dosa besar seorang menghina orang tua nya,seorang menghina orang tua teman nya,maka teman nya itupun menghina orang tua nya kembali,).
6.  seorang datang kepada Rasulullah dan berkata(wahai Rasulullah siapakah orang yang paling berhak untuk aku berbuat baik kepada nya?Nabi menjawab : ibu mu,kemudian siapa?ibu mu,kemudian siapa? Ibu mu,kemudian siapa ? bapak mu).

TANGGUNG JAWAB ORANG TUA DAN PARA GURU
Allah berfirman “wahai orang – orang yang beriman jagalah diri mu dan keluarga mu dari api neraka”
Ibu,bapak,guru dan masarakat bertanggung jawab atas pendidikan generasi ini,jika mereka menjadi orang yang baik maka bahagialah para pendidik di dunia dan di akhirat,akan tetapi jika mereka lalai akan pendidikan mereka maka  rugilah dan dosa di pundak para pendidik dan orang tua,oleh karena itu Nabi berkata ( setiap kalian adalah pemimpin dan kalian bertanggung jawab atas kepemimpinan itu)
Maka kabar gembira bagi para pendidik dengan perkataan Nabi ( sungguh demi Allah tidak lah Allah memberikan hidayah kepada satu orang hal itu lebih baik bagi mu dari seekor onta merah)
Dan kabar gembira pula bagi para orang tua dengan hadits Nabi yang berkata (jika bani adam meninggal dunia maka akan terputus amalan nya kecuali tiga:amal jariyah,ilmu yang bermanfaat dan anak sholeh yang mendoakan kedua orang tua nya)
Wahai para guru perbaiki lah diri anda sebelum segala sesuatu,karena segala apa yang anda lakukan di nilai baik oleh anak didik anda,dan apa yang anda tinggalkan adalah sebuah kejelekan di mata mereka,jika ahlak para guru dan orang tua baik di depan anak maka ini merupakan pendidikan yang paling baik.

KEWAJIBAN PARA MURABBY DAN GURU
1.  Mengajarkan anak mengucapkan kalimat (LAILAHAILLALLAH  MUHAMMADURROSULULLAH) dan memahamka arti nya kepada mereka ketika mereka beranjak dewasa ( tidak ada yang berhak disembah kecuali Allah).
2.  Menanamkan di hati mereka rasa cinta dan iman kepada Allah,karena hanya Allah lah pencipta kita,pemberi rizki,dan yang menolong kita pada waktu susah .
3.  Mengajarkan anak untuk selalu meminta kepada Allah semata sebagaimana perkataan Nabi kepada anak paman nya(jika engkau meminta mintalah kepada Allah,jika engkau minta tolong,minta tolonglah kepada Allah).

MENCEGAH DARI SUATU YANG HARAM
1.  Mencegah anak dari kekafiran,menghina,melaknat,dan berkata jorok,dan memberikan mereka pemahaman dengan lemah lembut bahwasa nya kekufuran itu haram dan menyebabkan kesengsaraan  dan masuk neraka,dan hendaklah kita menjaga lisan didepan mereka supaya kita menjadi suri tauladan yang baik.
2.  Mencegah anak dari keysirikan kepada Allah: diantara nya berdoa selain Allah,meminta pertolongan kepada para mayit,karena mereka hakekat nya hamba tidak bisa member manfaat atau mudhorot Allah berfirman “janganlah engkau berdoa kepada selain Allah yang tidak bisa memberikan mu manfaat atau mudhorot, jika engkau melakukan hal tersebut maka engkau termasuk orang – orang yang dzolim.
3.  Melarang anak untuk membaca majalah – majalah yang porno,dan gambar – gambar yang vulgar dan melarang mereka dari menonton film sinema  ataupun acara tv yg membahayakan moral dan perilaku mereka ,karena ini  merugikan masa depan mereka.
4.  Mencegah anak dari bermain judi dan dalam semua jenis nya walaupun tujuan nya untuk hiburan,karena ini menyebabkan permusuhan,karena ini kerugian bagi mereka dan membuang waktu dan melalaikan shalat.
5.  Mencegah mereka dari mengisap rokok dan memahamkan kepada mereka bahwa semua dokter sepakat akan bahaya nya dan bisa menyebabkan penyakit jantung,dan meroposkan gigi,bau nya sangat tidak sedap,berbahaya utuk hati ,tidak ada manfaat nya sedikit pun, oleh karena itulah diharamkan nya merokok dan menjual nya,dan disarankan memakan buah – buahan dan permen untuk mengganti rokok.
6.  Membiasakan anak  untuk jujur dalam perkataan dan perbutan dengan kita tidak berbohong  di depan mereka walaupun bercanda,jika kita  berjanji kepada mereka maka tepatilah dalam hadits Nabi bersabda : tanda orang munafik ada tiga: jika dia berbicara berbohong,jika dia berjanji dia ingkar,dan jika dia di amanahi dia hianat).
7.  Jangan sekali – kali memberikan anak kita makanan yang haram seperti riyswah (sogok-menyogok),hasil dari riba,mencuri,ataupun dari hasil yang curang karena itulah yang menyebabkan kesengsaraan dan perbuatan maksiat mereka.
8.  Tidak mendoakan anak  kejelekan karena doa kejelekan dan kebaikan akan di kabulkan oleh Allah,dan yang lebih baik kita berkata kepada anak ASLAHAKALLAH (semoga Allah memperbaiki keadaan mu).

MENGAJARKAN MEREKA SHALAT
1.  Wajib bagi kita mengajarkan anak untuk mendirikan shalat sewaktu kecil supaya mereka terbiasa ketika dewasa seperti perkataan Rasull sallahu alaihi wasallam dalam hadits yang shahih(ajarkanlah anak kalian untuk shalat ketika mereka berumur tujuh tahun,dan pukullah mereka(dengan pukulan yang tidak membahayakan ) ketika mereka berumur sepuluh tahun,dan pisahkanlah tempat tidur mereka) dengan kita mengajarkan mereka berwudhuk dan shalat di hadapan mereka,dan pergi ke masjid bersama mereka dan menanamkan rasa cinta kepada buku – buku yang mengajarkan shalat,inilah yang di harapkan dari para guru dan orang tua,karena setiap kekurangan pada anak kita akan di pertanggung jawabkan di hadapan Allah.
2.  Mengujarkan mereka membaca al quran ,kita mulai dari surat al fatihah dan surat – surat pendek dan menghafal (tahiyyat) untuk bacaan shalat dan kita menghususkan untuk mereka guru tajwid,hadits dan menghafal quran.
3.  Menyemangatkan  mereka untuk shalat jumat dan shalat jamaah di masjid karena mengharap pahal nya,dan menasihati mereka dengan lemah lembut jika mereka melakukan kesalahan dan jangan sampai kita membentak dan menyalah-nyalahkan mereka supaya mereka tidak terbiasa  meninggalkan shalat dan kita berdosa karena nya.
4.  Membiasakan mereka untuk berpuasa ketika umur tujuh tahun supaya mereka terbiasa ketika baligh.

MENUTUP DAN BERHIJAB
1.  Membiasakan anak perempuan kita untuk berhijab(berjilbab) sejak kecil supaya mereka terbiasa ketika sudah dewasa ,jangan sampai kita mengenakan mereka baju yang tipis dan pendek ataupun mengenakan mereka celana dan sehelai baju saja karena itu kebiasaan orang – orang kafir,dan ini bisa menimbulkan fitnah bagi para remaja,maka hendaklah kita menyuruh mereka menggunakan jilbab sejak umur tujuh tahun,dan menutup muka nya ketika sudah baligh,dengan mengggunakan baju hitam yang panjang yang menutup aurat dan kemuliaan nya,dan quran telah menyeru para mukminat untuk menggunakan hijab Allah berfirman : “wahai para Nabi katakanlah kepada istri mu dan anak-anak mu dan seluruh wanita muslimah untuk menjulurkan jilbab mereka karena itu lebih mudah untuk dikenal dan dengan itu pula mereka tidak diganggu sungguh Allah maha pengampun lagi penyayang” dan Allah mengharamkan para mukminat untuk berdandan (dandanan yang terbuka) dan menggunakan minyak wangi Allah berfirman “dan janganlah engkau berdandan seperti dandanan orang jahiliyah”.
2.  Mewasiatkan  anak – anak untuk selalu mengenakan pakaian cirri has nya agar bisa di bedakan dengan orang lain,dan untuk menjauhi pakaian dan perhiasan orang – orang asing seperti celana yang sempit,dan sebagai nya dari kebiasaan yang tidak islami,dalam hadits shahih Nabi bersabda ( Nabi melaknat perempuan yang menyerupai laki – laki ataupun laki – laki yang menyerupai perempuan ) dan Nabi juga bersabda ( barang siapa yang menyerupai suatu kaum maka dia dari golongan mereka)   yang di tekankan di sini adalah masalah pakaian yang di mana Rasul akan melaknat para lelaki yang menyerupai perempuan dalam segala sesuatu di antara nya dalam pakaian.

ADAB DAN AKHLAK
1.    1.Membiasakan anak untuk  menggunakan tangan kanan di dalam member dan menerima sesuatu ,makan dan minum dengan duduk dan membaca basmalah ketika mulai dan membaca hamdalah pada a jika selesai.
2.    Membiasakan anak hidup bersih,memotong kuku,mencuci tangan sebelum makan dan minum,dan mengajarkan nya cara bersuci dari najasah,agar baju nya tetap suci dan shalt nya pun menjadi sah
3.    Berlemah lembut dalam menasihati mereka dan jangan sampai kita mencela mereka jika mereka salah,jika mereka menentang maka jangan ajak mereka bicara sampai tiga hari tidak lebih.
4.    Memerintahkan anak untuk diam ketika menyimak azan dan menyuruh mereka untuk mengikuti perkataan muadzin kemudian bersholawat kepada Nabi dan berdoa (doa setelah adzan
5.    Menyediakan satu ranjang untuk satu anak jika hal itu memungkinkan,jika tidak maka  selimut mereka harus dipisahkan,tapi yang paling utama memisah antara kamar anak perempuan dan anak laki – laki,yang demikian ini untuk menjaga kesehatan dan akhlak mereka.
6.    Membiasakan mereka untuk tidak membuang sampah di jalanan,dan mengajarkan mereka untuk menyingkirkan suatu yang membahayakan pengguna jalan yang lain.
7.    Memberikan ucapan salam kepada anak di rumah,di jalan,di kelas dll dengan lafadz (assalamualaikum warahmatullahi wabarokatuh).
8.    Melarang mereka untuk berteman dengan anak – anak yang nakal dan mencegah mereka dari kebiasaan nongkrong di pinggir jalan.
9.    Mewasiatkan anak untuk selalu berbuat baik kepada tetangga dan tidak mengganggu mereka.
10. Membiasakan anak untuk memuliakan tamu dan menghormati mereka .

KEBERANIAN DAN BERJIHAD
1.    Sangat di sarankan untuk keluarga membuat suatu majlis yang husus,ataupun para guru yang mereka membacakan kepada anak didik mereka kisah Nabi Muhammad sallahu alaihi wasallam dan para sahabat nya,supaya mereka mengetahui keberanian dan kepemimpinan Rasul dan para sahabat nya,sungguh abu bakar,umar ,utsman,ali,muawiyah merekalah yang membuka Negara kita,merekalah sebab dari datang nya hidayah kepada kita,mereka selalu memenangkan peperangan karena keimanan ,perjuangan,dan amalan mereka kepada alquran dan sunnah dan akhlak mereka yang mulia.
2.    Mendidik anak untuk memiliki sifat keberanian,amar makruf nahi mungkar ,dan tidak takut kecuali Allah,dan kita tidak boleh menakut nakuti mereka dengan hal – hal yang berbau mistis dan kebohongan. 
3.    Menanamkan kepada anak  sifat berani untuk melawan kaum yahudi dan orang – orang yang dzolim,sungguh para pemuda kita yang akan membebaskan falestina dan quds jika mereka kembali kepada ajaran islam dan jihad di jalan Allah, maka Allah akan menurunkan pertolongan kepada mereka.
Membelikan mereka cerita – cerita islami yang bermanfaat seperti : cerita – cerita al quran dan sejarah para Nabi dan keberanian para sahabat dan kaum muslimin

[Baca...]



KAIFA NURABBI AWLADANA ? Syaikh Muhammad bin  Jamil Zainu
BAGAIMANA KITA MENDIDIK ANAK-ANAK KITA

BAGIAN PERTAMA, penerjemah: Farhan Mubarok
BEBERAPA WASIAT LUQMAN KEPADA ANAKNYA
Allah SWT berfirman : (Dan ketika luqman berkata kepada anaknya dan menasihatinya), dan inilah bebrapa wasiat yang Allah nukilkan dari seorang hambnay Luqman Al hakim :

1.     (Wahai anakku janganlah engkau berbuat syirik kepada Allah karena kesyirikan merupakan kedholiman yang sangat besar). Tafsirnya ; jauhilah perbuatan syirik dalam beribadah, seperti berdoa kepada orang yang mati karena sesungguhnya rasul telah bersabda ( Do’a merupakan ibadah). Dan ketika turun firman Allah yang berbunyi : (Dan mereka tidak mencampuri keimanan mereka dengan kezholiman). Maka para sahabat merasa berat dengan turunnya ayat itu, kemudian mereka bertanya kepada rasul, wahai Rasul, adakah seorang yang tidak pernah menzholimi dirinya sendiri?, maka rasulpun menjawab bukan itu yang dimaksud oleh ayat tersebut, sesungguhnya yang dimaksud adalah syirik, apakah engkau tidak mendengar nasehat Luqman kepada anaknya, wahai anakku jaganlah engkau berbuat syirik kepada Allah, karena syirik merupakan kezholiman yang besar.
2.     (Dan kami wasiatkan kepada manusia agar berbuat baik kepada kedua orang tuanya karena ibu telah mengandungnya dalam keadaan lemah dan bertambah lemah dan menyapihnya dalam kurun waktu dua tahun hendaklah engkau bersyukur kepadaku dan kepada kedua orang tuamu karena kepadakulah temapat kembali). Dalam ayat ini Allah menyelaraskan dalam wasiatnya antara ibadah kepadanya dan berbuat baik kepada kedua orang tua dan ini menunjukkakan akan besarnya hak kepad kedua orang tua, contohnya adalah seorang ibu yang menganduing anaknya dalam keadaan berat dan bertambah berat ketika akan melahirkan dan juga seorang ayah yang bekerja untuk memenuhi kebutuhan mereka. Oleh karena itu mereka berdua berhak mendapatkan syukur dari anaknya.
3.     (Dan apabila keduanya besungguh-sungguh menyuruhmu untuk berbuat syirik kepadaku (Allah) yang engkau tidak memiliki pengetahuan tentangnya janganlah engkau mentaati keduanya dan pergaulilah keduanya didunia ini dengan cara yang baikdan ikutilah jalan-jalan orang-orang yang kembali kepadaku kemudian kepadakulah tempat kemnali kalian dan aku beritakan kepada kalian dengan apa-apa yang kalian kerjakan). Ibnu Katsir berkata tentang Ayat ini : jika mereka (orang tua) bersemangat dengan semangat yang tinggi agar engkau mengikuti agama keduanya, janganlah engkau menerima ajakan keduanya tersebut, dan hal tersebut tidak mencegah kamu untuk berbuat baik kepada keduanya didunia dan mengikuti jalannya kaum mukminin (para sahabat). Saya berdapat (pengarang) perkataan ini dikutakan oleh sabda Nabi (tidak ada ketaatan kepada bagi makhluk dalam bermaksiat kepada Allah, karena sesungguhnya ketaatan hanya dalam hal yang ma’ruf atau baik).
4.     (Luqman berkata wahai anakku sesungguhnya jika ada perbuatan seberat biji sawi dan berada dalam batu dilangit atau dibumi, niscaya Allah akan member balasan sesungguhnya Allah Maha Lembut dan Maha Mengetahui). Ibnu Katsir berkata; Sesungguhnya perbuatan Dzholim atau kejahatan sekecil apapun Allah akan membalasnya pada hari dimana ditegakkannya timbangan keadilan (hari kiamat), apabila perbuatan itu baik dibalas dengan kebaikan dan apabila buruk dibalas dengan keburukan.
5.     (Wahai anakku dirikanlah Sholat). Mengerjakannya dengan memperhatikan rukun dan wajibnya dengan khusu’.
6.     (Dan beramar ma’ruf nahi mugkar). Dengan lemah lembut tanpa kekerasan.
7.     (Dan bersabarlah atas apa yang menimpamu). Sebagai mana diketahui orang yang menegakkan mar ma’ruf nahi mungkar pasti akan mendaptkan cobaan maka Allah perintahkan untuk bersabar, kareana Rasul SAW bersabda (Seorang mukmin yang bergaul denagn manusia dan bersabar atas cobaannya lebih baik dari seorang mukmin ynag tidak bergaul denagn manusia dan tidak bersabar atas cobaannya). (Sesungguhnya yang demikian itu termasuk perkara yang penting), yaitu sabar atas cobaan merupakan perkara yang sangata penting.
8.     (Dan jangnlah engkau memalingkan wajah dari manusia). Ibnu Katsir berkata; (Dan janganlah engkau memalingkan wajahmu ketika berkomunikasi dengan mereka, karena itu merupakan perbuatan melecehkan dan kesombongan atas mereka, akan tetapi lembutkanlah hatimu dan tersenyumlah ketika berkomunikasi dengan mereka). Karena Nabi SAW bersabda (senyumanmu terhdap saudaramu merupan Shodaqoh).
9.     (Dan janganlah berjalan di bumi dengan angkuh), yaitu sombong, berbangga diri dan kasar, janganlah engkau mengerjakan dengan cara itu karena Allah akan marah kepadamu, oleh karena itu Allah berfirman; ( Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang ynag sombong dan membanggakan diri). Yaitu sombong, ujub terhadap dirinya.
10.   (Dan sederhanakanlah dalam berjalan). Yaitu berjalanlah dengan tenang tidak terlalu cepat dan juga tidak terlalu lambat.
11.   (Dan lunakanlah suaramu), yaitu jangan berlebihan dalam berbicara dan juga janganlah berbicara yang tidak ad manfaatnya oleh karena itu Allah berfirman : (Sesungguhnya seburuk-buruk suara adalah suara keledai).

Mujahid berkata : (Sesungguhnya sejelek-jelek suara adalah suara keledai, yaitu maksud  dari mengeraskan suara menyerupai keledai. Karena keledai selalu meninggikan suaranya, oleh karena itu hal ini merupakan perkara yang sangat dibenci oleh Allah. Penyerupaan dengan keledai ini mengandung makna akan haramnya dan bencinya sebenar-benar benci,  karena Nabi SAW bersabda :
1.     Seseorang yang mengambil kembali pengembaliannya seperti seekor anjing yang memakan kembali muntahannya.
2.     Apabila kalian mendengar suara kokok ayam, maka mintalah keutamaan kepada Allah, karena sesungguhnya ayam sedang melihat malaikat, apabila kalian mendengar rintihan keledai maka mintalah perlindungan kepada Allah, karena keledai tadi melihat setan.

Beberapa point penting dari ayat-ayat diatas:
1.     Kewajiban seorang ayah untuk memberikan wasiat yang bermanfaat kepada anaknya baik di dunia maupun akhirat.
2.     Memulai wasiat dengan tauhid dan memperingatkan dari sirik, karena merupakan kezholiman yang bisa mengahpuskan amal perbuatan.
3.     Kewajiban syukur kepada Allah dan kedua orang tua dan kewajiban berbuat baik kepada kedua orang tua.
4.     Kewajiban ta’at kepada kedua orang tua dalam hal keta’atan kepada Allah.
5.     Kewajiban mengikuti jalannya orang-orang yang bertauhid dan diharimkannya mengikuti jalan orang-orang yang berbuat bid’ah.
6.     Pengawasan Allah SWT kepada para hambanya, dan tidak boleh menyembunyikan kebaikan maupun keburukan walaupun sedikit atau kecil.
7.     Kewajiban menegakkan sholat dengan rukun-rukunya dan wajib-wajibnya serta tuma’ninah (tenang).
8.     Kewajiban beramar ma’ruf nahi mungkar denagn lemah lembut sesuai kemampuan. Rasulullah SAW bersabda : barang siapa yang melihat kemungkaran, maka ubahlah dengan tangan. Jika tidak mampu maka dengan lisan, dan apabila tidak mampu maka dengan hati, itulah selemah-lemah iman.
9.     Bersabar atas cobaan yang didapatkan dari beramar ma’ruf nahi mungkar, karena kesabaran merupakan perkara yang penting.
10.   Diharamkan congkak dan sombong dalam berjalan.
11.   Sederhana dalam berjalan merupakan hal yang dituntut dalam agama, tidak terlalu cepat dan tidak terlalu lambat.
12.   Tidak diperbolehkannya meninggikan suara dalam berbicara karena hal itu termasuk kebiasaaan keledai.
Beberapa wasiat Nabi SAW kepada anak-anak:
Dari Ibnu Abbas Radhiallahu ‘anhuma ( suatu hari saya dibonceng oleh Nabi SAW, maka diapun SAW berkata kepadaku : wahai anak kecil, aku akan ajarkan kepadamu beberapa kalimat:
1.     Jagalah Allah, niscaya Dia akan menjagamu !
Jalankan perintah Allah dan jauhilah larangannya, maka Dia akan menjagamu di  dunia dan akhirat.
2.     Jagalah Allah, niscaya engkau akan mendapatkan DIA berada dihadapanmu.
Jagalah batasan-batasan Allah dan peliharalah hak-haknya, niscaya engkau akan mendapati Allah memberikan taufik dan pertolongan kepadamu.
3.     Apabila engkau meminta, maka mintalah kepada Allah dan apabila memohon pertolongan, maka mohonlah kepada Allah. Apabila engkau meminta pertolongan baik perkara dunia maupun akhirat, maka mintalah pertolangan kepada Allah, terlebih perkara yang tidak mungkin untuk diminta pertolongannya kecuali Allah. Seperti meminta kesembuhan, meminta rizki, meminta jodoh, semuanya itu termasuk perkara yang tidak mungkin untuk diminta pertolongannya kecuali Allah SWT.
4.     Maka ketahuilah seandainya umat itu berkumpul untuk memberikan manfaat kepadamu, mereka tidak akan bisa member manfaat kecuali sesuatu yang telah dituliskan untukmu dan seadainya mereka berkumpul untuk memberikan mudharat, mereka tidak akan bisa memberikan kecuali sesuatu yang telah dituliskan atasmu. Beriman kepada takdir yang telah dituliskan atas manusia baik yang bersifat baik maupun yang buruk.
5.     Telah diangkat pena dan telah kering lembaran lembaran : Tawakaal kepada Allah dengan mengambil sebab-sebab karena Rosul bersabda kepada sang pemilik onta (ikatlah dia dan bertawakkallah)
6.     Kenali Alloh dalam keadaan senang niscaya Alloh akan mengenalimu dalam keadaan sempit. Tunaikanlah hak Alloh dan hak manusia dalam keadaan lapang niscaya akan meenyelamatkanmu dalam keadaan sempit.
7.     Dan ketahuilah apa apa yang luput darimu tidak akan mengenaimu dan apa apa yang mengenaimu tidak akan luput darimu. apabila Alloh mencegahmu dari sesuatu maka sesuatu itu tidak akan sampai kepadamu. Dan apabila Alloha memberikan sesuatu kepadamu maka tidak aka nada seorang pun yang bisa mencegahnya.
8.     Ketahuilah bahwa kemenangan itu bersama kesabaran. Kemenangan atas musuh dan jiwa berkaitan erat dengan kesabaran.
9.     Bahwasanya kesenangan datang bersama kesedihan. Kesedihan yang menimpa kaum mukminin maka akan datang setelahnya kesenangan.
10.   Ketahuilah bahwa bersama kesulitan ada kemudahan. Kesulitan yang menimpa seorang muslim akan datang setelahnya kemudahan.

Point-point penting dari hadist diatas:

1.     Cintanya Rasulullah kepada anak-anak.
2.     Perintah kepada anak agar taat kepada Allah dan menjauhi maksiat, yang bisa membuahkan bagi anak-anak kesenangan dunia dan akhirat.
3.     Allah akan menyelamatkan orang mukmin diwaktu sempit apabila dia meninaikan hak-hak Allah pada waktu lapang, sehat dan pada waktu kaya.
4.     Menanamkan aqidah tauhid kepada anak-anak, yang demikian itu merupakan kewajiban kedua orang tua.
5.     Menanamkan aqidah iman kepada takdir baik maupun buruk kepada anak, karena merupakan sebagian dari rukun iman.
6.     Mendidik anak untuk memiliki jiwa yang optimis agar bisa menjalani hidup dengan keberanian, dan agar bisa menjadi pribadi yang bermanfaat bagi umat.


Rukun – Rukun Islam :

Rasulullah SAW bersabda : Islam dibangun atas lima perkara:
1.     Syahadat Lailaha Ilallah Wa Anna Muhammad Rasulullah. (Tiada sesembahan yang haq (benar) kecuali Allah dan Muhammada yang wajib ditaati dalam agama Allah).
2.     Mendirikan Sholat (menunaikan dengan syarat dan rukunnya beserta khusu’ di dalam menjalankannya)
3.     Membayar Zakat. (seoramg muslim wajib membayarnya apabila sampai batas nishob, yaitu 85 gram emas dan mengeluarkan 2,5 % setelah berlalu satu tahun (haul).
4.      Haji (bagi siapa yang mampu untuk menjalankannya)
5.     Puasa Ramadhan. (Mencegah dari makan dan minum dan seluruah dari yang bisa membatalkan puasa dari terbit fajar sampai terbenam matahari dengan dibarengi niat ikhlas karena Allah).

Rukun-Rukun Iman :

1.     Iman kepada Allah  (beriman kepada wujudnya wahdaniyahnya, baik dalam  sifat maupun ibadah)
2.     Iman kepada Malaikat (yaitu makhluk yang Allah ciptakan dari cahaya untuk menjalankan perintah Allah)
3.      Iman kepada Kitab (Taurat, Injil, Zabur, dan yang paling afdhal adalah Al-Quran)
4.     Iman kepad Rasul (diawali dengan nuh dan di akhiri dengan Muhammad)
5.     Iman kepada hari akhir (yaitu perhitungan amal manusia).
6.     Iman Kepada Takdir (ridho kepada takdir yang sifatnya baik maupun buruk dengan dibarengi usaha yang benar)

Allah Bersemayam diatas Arsnya:

Hal ini dikuatkan oleh Al-Quran dan hadist-hadist Shahih, akal yang sehat serta fithrah yang suci:
1.     Firman Allah SWT ( Allah beristiwa’ diatas Arsy-Nya), (Yaitu bersemayam sebagaiman yang disebutkan dalam Shahih Bukhori)
2.     Khutbah Rasulullah SAW dalam Haji Wada’, Beliau bersabda (bukankan aku telah menyampaikan) para sahabatpun menjawab iya, beliau SAW mengangkat telunjuknya ke langit seta berkata Ya Allah Saksikanlah !
3.     Seorang yang sholat berdo’a dalam sujudnya (Subhaana Rabbiyal a’la) dan menegadahakan kedua tangannya ke langit ketika berdo’a.
4.     Seorang anak ketika ditanya kepada mereka dimana Allah?.maka diapun menjawab dengan fitrah yang suci berada diatas langit.
5.     Allah berfirman (Wahuwallahu Fissamawati). Ibnu Katsir berkata dalam ayat ini : ( Ahli tafsir bersepakat bahwa kami tidak berpendapat sebagaimana pendapat orang-orang jahmiyah bahwa Allah berada dimana-mana. Maha Suci Allah atas apa yang mereka katakan. Adapun makna fis samawat adalah ‘alassamawati atau diatas langit akan tetapi Allah mendengar dan melihat kita dan Dia bersemayam diatas Arsynya.


Kisah yang indah dalam masalah ini :

Dari Muawiyah bin Hakam r.a beliau berkata : (saya memiliki seorang budak perempuan sedang mengembala kambing, pada suatu hari saya menengoknya, tiba-tiba serigala memangsa salah satu kambingnya, saya adlah seorang manusia yang bisa marah sebagaimana mereka marah dan sediah sebagaimana mereka sedih, lantas saya pun menamparnya, lalu saya adukan permasalahn ini kepada Rasulullah, saya pun berkata apakah saya harus membebaskannya?, maka Rasulpun menjawab : Bawa dia manghadapku !!, lalu beliau menanyakan kepadanya (budak perempuan) dimana Allah?, maka budak perempuan menjawab, Allah berada di langit, kemudian Rasulpun bertanya kembali, siapa saya?, lantas budak pun menjawab, Engkau adalah Rasulullah, maka Rasulpun bersabda, bebaskanlah dia, karena dia adalah seorang mukminah!.


[Baca...]



Menyikapi Polis Asuransi Konvensional
Ust. Aris Munandar, S.S., M.A.
Beliau adalah pengasuh milis syariah Komunitas Pengusaha Muslim PM-Fatwa dan website PengusahaMuslim.com


Pertanyaan, “Ada seseorang yang menabrakku dengan mobilnya, saat aku mengendarai sepeda motor. Alhamdulillah, sedikit pun aku tidak terluka. Demikian pula, sepeda motorku hanya mengalami kerusakan ringan. Namun, ternyata perusahaan asuransi yang aku ikuti mengirimkan uang sebesar empat juta, sebagai ganti rugi atas kecelakaan yang aku alami serta untuk biaya perbaikan motor. Padahal, aku baru menyerahkan setoran pertama sebesar 400.000 agar terdaftar sebagai peserta asuransi di perusahaan tersebut. Apa yang harus kulakukan?”

Jawaban, “Tidaklah diragukan bahwa transaksi asuransi kesehatan yang telah Anda tanda tangani bersama perusahaan asuransi adalah transaksi yang haram, karena landasan berpijak yang paling mendasar dari asuransi adalah judi, alias "taruhan".
Parameter judi yang haram adalah manakala peserta kegiatan berada di antara dua kemungkinan: untung ataukah buntung.

Seorang peserta asuransi itu berada di antara dua pilihan. Boleh jadi, dia terus-menerus membayar premi dan tidak sepeser pun dari premi yang dia bayarkan tersebut dia dapat kan kembali, atau ada yang kembali namun dengan nominal yang lebih kecil daripada total premi yang telah dibayarkannya.

Pilihan kedua, peserta asuransi ternyata mendapatkan polis yang lebih besar daripada total premi yang dia bayarkan. Dalam keadaan pertama, peserta asuransi mengalami kerugian, sedangkan dalam kondisi kedua, peserta asuransi mendapat keuntungan.

Dalam kasus yang Anda alami, tampak dengan jelas bahwa transaksi yang Anda lakukan dengan perusahaan asuransi adalah transaksi yang haram. Anda baru menyerahkan total premi sebesar 400.000, sedangkan Anda mendapatkan polis sebesar empat juta rupiah.  

Dalam kondisi ini, Anda mendapatkan keuntungan. Seandainya tidak ada kecelakaan lalu lintas, tentu saja Anda akan terus-menerus membayar premi tanpa mendapatkan apa-apa, sehingga Anda mendapatkan kerugian.

Dalam kondisi Anda saat ini, Anda memiliki beberapa kewajiban:

Pertama, mengundurkan diri dari status "peserta asuransi", dalam rangka menghilangkan dosa menjadi peserta asuransi karena paksaan. Seorang muslim yang menjadi peserta asuransi itu tidak berdosa manakala dia dipaksa oleh negara untuk menjadi peserta asuransi, semisal peserta Asuransi Jasa Raharja atau Jamsostek. Namun, jika menjadi peserta asuransi itu tidak karena dipaksa maka perbuatan ini adalah dosa yang tidak bisa dibenarkan jika dilakukan oleh seorang muslim.

Kedua, peserta asuransi tidaklah diperbolehkan untuk menerima polis dari perusahaan asuransi, melainkan senilai dengan total premi yang pernah dibayarkan, baik sedikit atau pun banyak. Oleh karena itu, uang empat juta yang Anda terima itu dikurangi total premi yang selama ini Anda bayarkan. Sisanya dikembalikan kepada perusahaan asuransi, jika memungkinkan. Jika tidak memungkinkan maka bebaskan diri Anda dari lilitan harta haram dengan menyalurkannya ke berbagai kegiatan sosial.

Perlu Anda ketahui bahwa Anda boleh menuntut pihak yang menabrak untuk mendapatkan uang sebesar biaya untuk memperbaiki kendaraan Anda yang rusak, baik ternyata yang menyerahkan uang adalah pihak penabrak dari kantornya sendiri ataupun pihak asuransi jika pihak penabrak tersebut ternyata adalah peserta asuransi. Seluruhnya adalah uang halal bagi Anda."



[Baca...]



BAHAYA SYAHWAT TERSEMBUNYI (NASIHAT IBNU TAIMIYAH)
Disusun oleh Abu Abdil Muhsin Firanda Andirja, Universitas Islam Madinah, Saudi Arabia

Syaikhul Islam berkata, "Kesyirikan mendominasi jiwa manusia, sebagaimana disebutkan dalam hadits وَهُوَ فِي هَذِهِ الْأُمَّةِ أَخْفَى مِنْ دَبِيبِ النَّمْلِ "Kesyirikan pada umat ini lebih samar daripada rayapan semut", dan dalam hadits yang lain "Abu Bakar berkata,

يَا رَسُولَ اللَّهِ . كَيْفَ نَنْجُو مِنْهُ وَهُوَ أَخْفَى مِنْ دَبِيبِ النَّمْلِ ؟
"Wahai Rasulullah, bagaimana kita bisa selamat dari kesyirikan sementara ia lebih samar dari rayapan semut?". 

 
Maka Nabi –sallallahu 'alaihi wa sallama-  berkata kepada Abu Bakar

أَلَا أُعَلِّمُكَ كَلِمَةً إذَا قُلْتَهَا نَجَوْتَ مِنْ دِقِّهِ وَجِلِّهِ ؟ قُلْ : اللَّهُمَّ إنِّي أَعُوذُ بِكَ أَنْ أُشْرِكَ بِكَ وَأَنَا أَعْلَمُ وَأَسْتَغْفِرُكَ لِمَا لَا أَعْلَمُ
Maukah aku ajarkan kepadamu sebuah kalimat yang jika engkau mengucapkannya maka engkau akan selamat dari kesyirikan baik yang kecil maupun yang besar?, katakanlah, "Yaa Allah aku berlindung kepada Engkau dari perbuatan syirik kepadamu yang aku mengetahuinya dan aku memohon ampun kepadaMu dari kesyirikan yang tidak aku ketahui"
Umar senantiasa berkata dalam doanya,

اللَّهُمَّ اجْعَلْ عَمَلِي كُلَّهُ صَالِحًا وَاجْعَلْهُ لِوَجْهِكَ خَالِصًا وَلَا تَجْعَلْ لِأَحَدٍ فِيهِ شَيْئًا
"Yaa Allah jadikanlah seluruh amalanku ikhlas untuk wajahMu, dan janganlah jadikan sedikitpun amalanku untuk seorangpun"

Sering sekali syahwat khofiyyah (syahwat tersembunyi) mengotori jiwa sehingga merusak perealisasian jiwa terhadap peribadatan dan kecintaan terhadap Allah dan pengikhlasan agama kepada Allah, hal ini sebagaimana disinyalir oleh Syaddad bin Aus –rahimahulloh-, beliau berkata

يَا بَقَايَا الْعَرَبِ إنَّ أَخْوَفَ مَا أَخَافُ عَلَيْكُمْ الرِّيَاءُ وَالشَّهْوَةُ الْخَفِيَّةُ
"Wahai kaum Arab yang masih tersisa, sesungguhnya yang paling aku takutkan menimpa kalian adalah riyaa' dan syahwat khofiyyah"
Abu Dawud As-Sajistaani pernah ditanya, "Apakah itu syahwat tersembunyi?", beliau berkata, حُبُّ الرِّئَاسَةِ "Senang kepemimpinan".
Dari Ka'ab bin Malik bahwa  Nabi –sallallahu 'alaihi wa sallam- bersabda,

مَا ذِئْبَانِ جَائِعَانِ أُرْسِلَا فِي زَرِيبَةِ غَنَمٍ بِأَفْسَدَ لَهَا مِنْ حِرْصِ الْمَرْءِ عَلَى الْمَالِ وَالشَّرَفِ لِدِينِهِ
"Kerusakan yang timbul di kandang kambing akibat diepaskannya dua ekor serigala yang dalam keadaan lapar tidaklah lebih parah daripada kerusakan yang timbul terhadap agama seseorang akibat semangatnya untuk mencari harta dan kedudukan" Imam At-Thirmidzi berkata, "Hadits ini hadits hasan shahih"

Nabi –shallallahu 'alaihi wa sallam- menjelaskan bahwasanya kerusakan pada agama seseorang yang semangat untuk mencari harta dan kedukukan tidak kurang dari kerusakan yang ditimbulkan oleh dua ekor serigala yang lapar yang dilepas di kandang kambing. Dan hal ini tentu sudah jelas, karena sesungguhnya agama yang lurus tidak akan termasuki semangat mencari harta dan kedudukan. Karena hati jika telah merasakan manisnya peribadatan kepada Allah dan indahnya kecintaan kepada Allah maka tidak ada sesuatupun yang lebih dicintainya daripada hal itu, apalagi sampai mendahulukan sesuatu diatas hal itu.
Karena hal ini maka orang yang ikhlas akan dipalingkan oleh Allah dari keburukan dan perbuatan keji sebagaimana firman Allah

كَذَلِكَ لِنَصْرِفَ عَنْهُ السُّوءَ وَالْفَحْشَاءَ إِنَّهُ مِنْ عِبَادِنَا الْمُخْلَصِينَ
Demikianlah, agar Kami memalingkan dari padanya kemungkaran dan kekejian. Sesungguhnya Yusuf itu Termasuk hamba-hamba Kami yang ikhlas (QS 12:24).
Sesungguhnya orang yang ikhlash kepada Allah telah merasakan manisnya peribadatan kepada Allah sehingga mencegahnya untuk menyerahkan peribadatan kepada selain Allah. Manisnya cinta kepada Allah yang dirasakannya mencegahnya untuk mencintai selain Allah, karena pada hatinya tidak ada yang lebih manis dan lebih lezat, lebih baik, lebih lembut, dan lebih nikmat daripada manisnya iman yang mengandung peribadatan kepada Allah, kecintaan dan keikhlasan kepadaNya. Hal ini melazimkan tertariknya hati kepada Allah, maka jadilah hati selalu kembali kepada Allah, disertai rasa khouf dan roghbah dah rohbah kepadaNya. Hal ini sebagaimana firman Allah

مَنْ خَشِيَ الرَّحْمَنَ بِالْغَيْبِ وَجَاءَ بِقَلْبٍ مُنِيبٍ
(yaitu) orang yang takut kepada Tuhan yang Maha Pemurah sedang Dia tidak kelihatan (olehnya) dan Dia datang dengan hati yang bertaubat, (QS 50 :33)
Karena seseorang yang mencintai sesuatu maka dia kawatir akan kehilangan apa yang dicintainya dan  datangnya perkara yang dibencinya. Maka jadilah dia seorang hamba Allah dan pecintaNya yang berada diantara khouf dan rojaa'. Allah berfirman

أُولَئِكَ الَّذِينَ يَدْعُونَ يَبْتَغُونَ إِلَى رَبِّهِمُ الْوَسِيلَةَ أَيُّهُمْ أَقْرَبُ وَيَرْجُونَ رَحْمَتَهُ وَيَخَافُونَ عَذَابَهُ إِنَّ عَذَابَ رَبِّكَ كَانَ مَحْذُورًا
orang-orang yang mereka seru itu, mereka sendiri mencari jalan kepada Tuhan mereka siapa di antara mereka yang lebih dekat (kepada Allah) dan mengharapkan rahmat-Nya dan takut akan azab-Nya; Sesungguhnya azab Tuhanmu adalah suatu yang (harus) ditakuti. (QS 17:57)

Jika seorang hamba ikhlash kepada Allah maka Allah akan memilihnya lalu Allah akan hidupkan hatinya dan menarik hatinya, lalu Allah akan memalingkan dari hatinya semua yang bertentangan dengan pemilihan Allah ini, Allah akan memalingkan hatinya dari keburukan dan kekejian, dan sang hambapun kawatir akan timbulnya hal-hal yang buruk.
Hal ini berbeda dengan hati yang tidak ikhlas kepada Allah, maka ia selalu dalam pencarian, kehendak, dan kecintaan yang tidak jelas dan terkendali. Maka ia akan menghendaki apa yang mendatanginya dan ia akan berpegang teguh dengan apa saja yang diinginkan oleh hawa nafsunya sebagaimana ranting pohon kalau dilewati oleh hembusan angin apa saja maka akan menggoyangkannya mengikuti arah angin tersebut. Maka terkadang hatinya terpikat oleh gambar-gambar dan bentuk-bentuk yang haram dan juga yang tidak haram. Maka jadilah ia tawanan dan budak kepada dzat yang kalau seandainya dzat tersebut ia jadikan budaknya maka itu merupakan suatu kekurangan dan tercela (bagaimana lagi jika dia yang menjadi budak dzat tersebut?-pen).

Terkadang hatinya terpikat oleh kedudukan dan kepamimpinan, akhirnya ia bisa ridho karena sebuah kalimat dan juga bisa marah karena sebuah kalimat. Ia menjadi budak orang yang memujinya, meskipun dengan pujian yang batil, dan dia akan memusuhi orang yang memusuhinya meskipun musuhnya tersebut di atas kebenaran. Terkadang ia diperbudak oleh dirham dan dinar, dan demikian juga perkara-perkara yang lain yang semisalnya yang bisa memperbudak hati-hati manusia, dan ternyata memang hati-hati manusia menyukai perkara-perkara tersebut. Maka jadilah ia menjadikan hawa nafsunya sebagai sesembahannya, dan dia mengikuti hawa nafsunya tanpa ada petunjuk dari Allah.
Barangsiapa yang tidak ikhlas kepada Allah dan tidak menjadi hamba Allah, tidak menjadikan hatinya menyembah Allah saja tanpa syarikat dimana Allahlah yang paling ia cintai dari segala sesuatu, sehingga hatinya menjadi rendah, hina, dan tunduk dihadapan Allah, -barangsiapa yang tidak demikian- maka ia akan menjadi budak benda-benda yang ada, dan syaitan akan menguasai hatinya, sehingga ia termasuk orang-orang yang disesatkan syaitan dan menjadi saudara-saudara syaitan. Maka jadilah hatinya terpenuhi dengan keburukan dan kekejian yang sangat banyak yang tidak mengetahui hakekatnya kecuali Allah.

Ini merupakan perkara yang pasti terjadi dan tidak bisa dihindarkan. Jika hati tidak condong dan berjalan menuju Allah, dalam kondisi berpaling dari selain Allah, jika tidak demikian maka akan terjerumus dalam kesyirikan" (Majmuu' al-Fataawaa 10/215-217)
Sungguh nasehat emas Ibnu Taimiyyah –rahimahullah- di atas mengingatkan kita kepada bahayanya syahwat tersembunyi, yang sering menghinggapi kita tanpa kita sadari. Karenanya dinamakan dengan syahwat yang samar dan tersembunyi. Bagaimana bisa kita menyadarinya sementara kesamarannya lebih samar daripada rayapan semut hitam di dalam kegelapan malam. Tidak seorangpun yang bisa merasakan bahwa dirinya dihinggapi syahwat ini kecuali orang yang diberi bashiroh (petunjuk) dari Allah.

Ada beberapa faedah yang bisa diambil dari nasehat di atas;

Pertama : Ternyata seorang sekelas Abu Bakar As-Shiddiq juga kawatir terjerumus dalam syahwat yang tersembunyi ini. Padahal kita tahu bahwasanya beliau telah dijamin masuk surga dan bagaimana tingkat keimanan beliau yang sangat tinggi. Oleh karenanya sungguh berbahagia orang yang selalu memperhatikan gerak-gerik hatinya, selalu mengecek apakah niatnya sudah lurus atau belum, karena orang yang seperti inilah yang sadar akan bahayanya syahwat yang tersembunyi. Adapun orang yang tidak pernah mengecek gerak-gerik hatinya, tidak pernah meneliti perubahan di hatinya bagaimana mungkin dia akan tahu bahwasanya hatinya sedang terjangkit syahwat tersembunyi ini atau tidak.
Kedua : Syahwat tersembunyi yang ditafsirkan dengan "cinta kepemimpinan dan cinta kedudukan (terpandang di masyarakat)" ternyata sangat berbahaya dalam merusak agama seseorang. Sampai-sampai Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menggambarkan kerusakannya lebih parah daripada kerusakan yang ditimbulkan oleh dua ekor serigala.
Perhatikanlah kembali lafal hadits nabi tentang serigala

مَا ذِئْبَانِ جَائِعَانِ أُرْسِلَا فِي زَرِيبَةِ غَنَمٍ بِأَفْسَدَ لَهَا مِنْ حِرْصِ الْمَرْءِ عَلَى الْمَالِ وَالشَّرَفِ لِدِينِهِ
"Kerusakan yang timbul di kandang kambing akibat diepaskannya dua ekor serigala yang dalam keadaan lapar tidaklah lebih parah daripada kerusakan yang timbul terhadap agama seseorang akibat semangatnya untuk mencari harta dan kedudukan"

Kita dapat merasakan kerusakan yang ditimbulkan serigala tersebut pada poin-poin berikut ini:
Serigala adalah binatang buas, jika tidak dalam keadaan laparpun ia sudah buas, bagaiamana lagi jika dalam keadaan lapar?, tentunya semakin lapar akan semakin buas.
Rasulullah tidak menyebutkan seekor serigala, akan tetapi beliau menyebutkan dua ekor serigala. Jika seekor serigala saja sudah merusak bagaimana lagi jika dua ekor serigala yang dalam keadaan lapar

Kambing-kambing yang didatangi serigala terdapat dalam kandang, tentunya kambing-kambing tersebut tidak bisa lari menyelamatkan diri dari dua ekor serigala buas tersebut.
Oleh karenanya tidak diragukan lagi kerusakan yang diakibatkan oleh dua ekor serigala tersebut, tentunya tubuh kambing-kambing tersebut akan tercabik-cabik oleh keganasan dua ekor serigala buas tersebut. Namun ternyata kerusakan ini tidaklah lebih parah daripada kerusakan dan tercabik-cabiknya agama seseorang yang diakibatkan oleh syahwat tersembunyi yang menjangkitinya. Bagaimana tidak?, agama seseorang yang dia sangka telah dia bangun di atas bangunan megah ternyata hancur lebur seperti debu yang beterbangan hanya karena adanya syahwat tersembunyi ini, tidak ada nilainya di sisi Allah.

Betapa banyak orang yang setelah banyak beramal merasa dirinya lebih hebat dari yang lainnya, sehingga akhirnya merasa bahwa perkataannya dan pendapatnyalah yang harus didengar dan diikuti, merasa bahwa dirinyalah yang pantas untuk dijadikan panutan. Merasa dirinyalah yang pantas untuk menjadi pemimpin??!! Merasa geram dan marah jika ada pendapatnya diselisihi, bukan karena diselisihinya al-haq(kebenaran), akan tetapi karena merasa perkatannya tidak diikuti dan tidak didengar?, merasa ada yang mendahuluinya dan berani membangkangnya?...inilah syahwat khofiyyah. Betapa banyak orang yang marah karena merasa perkataan mereka dilanggar –bukan karena syari'at yang dilanggar- namun mereka membungkus syahwat khofiyyah ini dengan label syari'at, seakan-akan kemarahan mereka dikarenakan pelanggaran syari'at, seakan-akan mereka marah karena Allah. Namun ternyata kemarahan mereka adalah karena syahwat khofiyyah. Wallahul musta'aan

Ketiga : Diantara faedah yang luar biasa dari keikhlasan adalah Allah menjaga orang yang ikhlas dari fitnah syahwat. Allah berfirman,
كَذَلِكَ لِنَصْرِفَ عَنْهُ السُّوءَ وَالْفَحْشَاءَ إِنَّهُ مِنْ عِبَادِنَا الْمُخْلَصِينَ
Demikianlah, agar Kami memalingkan dari padanya kemungkaran dan kekejian. Sesungguhnya Yusuf itu Termasuk hamba-hamba Kami yang ikhlas (QS 12:24).

Ada dua qiro'ah dari lafal (الْمُخْلَصِينَ),

Pertama : Dengan memfathahkan huruf lam (المخلَصين) yang artinya Nabi Yusuf termasuk hamba-hamba yang dipilih oleh Allah.

Kedua : Dengan mengkasrohkan huruf laam (المخلِصين) yang artinya Nabi Yusuf –alaihis salaam- termasuk hamba-hamba Allah yang ikhlash (lihat penjelasan As-Syaukani dalam fathul qodiir dan juga As-Syinqiithi dalam adwaaul bayaan).

Akan tetapi dua tafsiran ini tidak bertentangan bahkan saling berkaitan yaitu orang yang ikhlas kepada Allah maka dia akan dipilih oleh Allah sehingga dijaga oleh Allah dari segala perbuatan keji dan keburukan. Hal ini sebagaimana penjelasan Ibnu Taimiyyah diatas "Jika seorang hamba ikhlash kepada Allah maka Allah akan memilihnya lalu Allah akan hidupkan hatinya dan menarik hatinya, lalu Allah akan memalingkan dari hatinya semua yang bertentangan dengan pemilihan Allah ini, Allah akan memalingkan hatinya dari keburukan dan kekejian"

Sesungguhnya keikhlasan akan membuahkan rasa manisnya iman dan lezatnya peribadatan kepada Allah, oleh karenanya orang yang ikhlas tidak akan mencari kelezatan dan kenikmatan pada perkara-perkara yang dibenci oleh Allah, dan dia tidak akan mau meninggalkan kelezatan iman and ikhlas yang dirasakannya, maka dia tidak akan membiarkan dirinya terjangkiti oleh syahwat khofiyyah.

Disusun oleh Abu Abdil Muhsin Firanda Andirja


[Baca...]