MENGENAL KETAATAN DAN KEMAKSIATAN

BAG. KE-04:  DUA JENIS KETA`ATAN

Ada Ketaatan-ketaatan yang BERKAITAN DENGAN HAMBA ITU SENDIRI, yang mana ketaatan itu terlaksana dengan cara konsisten (ISTIQAMAH) di atas perintah-perintah Allah Ta’ala. Yaitu dengan mengerjakan perkara-perkara yang disunahkan, dan menjauhi perkara-perkara yang diharamkan dan perkara-perkara yang dimakruhkan. Kedua hal tersebut (mengerjakan perkara-perkara yang diwajibkan dan perkara-perkara yang disunnahkan, dan menjauhi perkara-perkara yng diharamkan dan perkara-perkara yang dimakruhkan) merupakan kewajiban seorang hamba.

Ada pula Ketaatan-ketaatan yang BERKAITAN DENGAN ORANG LAIN, dan ketaatan itu dapar terlaksana dengan cara berdakwah kepada Allah Ta’ala, memerintahkan kepada yang makruf, mencegah dari yang mungkar, berbuat baik kepda orang-orang, dan berjihad di jalan Allah Ta’ala.

Semua itu merupakan kewajiban atas seorang hamba.


وكلّ الطاعات مشروعة ومطلوبة، لكن الطاعة المتعلّقة بالنفس بالنسبة للطاعة المتعلقة بالغير كالذرّة بالنسبة للجبل في الأجر والثواب،

Semua ketaatan disyariatkan dan dituntut dari seorang hamba. Akan tetapi ketaatan yang berkaitan dengna diri sendiri jika dibandingkan dengan ketaatan yang berkaitan dengan orang lain, semua seperti biji Dzurrah (atom) yang dibadingkan dengan gunung dalam hal balasan dan pahala.

Itu sebagaimana yang Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam sabdakan,

مَنْ دَعَا إِلَى هُدًى كَانَ لَهُ مِنَ الْأَجْرِ مَثْلُ أُجُوْرِ مَنْ تَبِعَهُ لاَيَنْقُصُ ذَلِكَ مِنْ أُجُوْرِهِمْ شَيْئًا، وَمَنْ دَعَا إِلَى ضَلاَلَةٍ كَانَ عَلَيْهِ مِنَ الْإِثْمِ مِثْلُ أَثَامِ مَنْ تَبِعَهُ لَايَنْقُصُ ذَلِكَ مِنْ أَثَامِهِمْ شَيْئًا. أَخْرَجَهُ مُسْلِمٌ.

“Barangsiap menyeru kepada petunjuk, maka dia mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengikutinya. Dan hal ini tidak akan mengurangi pahala mereka sedikit pun. Dan barangsiapa menyeru kepada kesesatan, maka dia mendapatkan dosa seperti dosa-dosa orang yang mengikutinya, hal ini tidak akan mengurangi dosa-dosa mereka sedikit pun.” (HR. Muslim) HR. Muslim (nomor 2674)


Apabila seorang muslim menempatkan kegigihan perjuangan dan kesungguhannya, baik dalam segala apa yang dia miliki dan waktunya di bawah pohon ketaatan, maka dia akan tumbuh membesar dan terus bertambah, begitupun kebaikannya juga semakin bertambah. Tetapi apabila dia menempatkannya di bawah pohon kemaksiatan, maka dia pun akan tumbuh semakin membesar dan bertambah, dan keburukannya juga semakin bertambah.
------------------

[Baca...]






BAGIAN KE-03 : JANJI ALLAH BAGI HAMBANYA YANG MENAATI DAN MEMATUHI PERINTAH NYA

Inilah janji Allah, bagi siapa saja yang menaati dan mematuhi Allah Ta’ala, niscaya Dia  akan menundukkan para makhluk kepadanya, sehingga mereka akan menaatinya, memberi mafaat kepadanya, dan menjaga serta memeliharanya. Keadaan akan menjadi semakin baik dan stabil, kebaikan akan semakin bertambah, dan keberkahan akan semakin berlimpah sesuai dengan ketaatan yang dilakukannya.

Turunnya hujan yang menjadi rahmat, keshalihan anak-anak keturunan, keuntungan yang berlimpah ruah, dan ketentraman, semuanya itu terikat dan tergantung pada ketaatan kepada Allah Ta’ala. Sebagaimana Nuh Alaihissalam berkata kepada kaumnya,

 فَقُلۡتُ ٱسۡتَغۡفِرُواْ رَبَّكُمۡ إِنَّهُۥ كَانَ غَفَّارٗا ١٠ يُرۡسِلِٱلسَّمَآءَ عَلَيۡكُم مِّدۡرَارٗا ١١ وَيُمۡدِدۡكُم بِأَمۡوَٰلٖ وَبَنِينَ وَيَجۡعَل لَّكُمۡ جَنَّٰتٖ وَيَجۡعَل لَّكُمۡ أَنۡهَٰرٗا ١٢

“Maka aku katakan kepada mereka: ´Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, -sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun. Niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat. Dan membanyakkan harta dan anak-anakmu, dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai.” (QS. Nuh: 10-12)

Siapapun yang durhaka dan bermaksiat kepada Allah Ta’ala, niscaya para makhluk akan menjadi lawannya, sehingga keadaannya pun menjadi semakin buruk dan permasalahan hiudpnya akan semakin bertambah, walaupun dia berada di tengah-tengah harta yang berlimpah ruah, rumah dan istana yang luas, kendaraan yang megah, dan anak-anak yang banyak. Allah Ta’ala berfirman,

فَلَا تُعۡجِبۡكَ أَمۡوَٰلُهُمۡ وَلَآ أَوۡلَٰدُهُمۡۚ إِنَّمَا يُرِيدُ ٱللَّهُ لِيُعَذِّبَهُم بِهَا فِي ٱلۡحَيَوٰةِٱلدُّنۡيَا وَتَزۡهَقَ أَنفُسُهُمۡ وَهُمۡ كَٰفِرُونَ ٥٥

“Maka janganlah harta benda dan anak-anak mereka menarik hatimu. Sesungguhnya Allah menghendaki dengan (memberi) harta benda dan anak-anak itu untuk menyiksa mereka dalam kehidupan di dunia dan kelak akan melayang nyawa mereka, sedang mereka dalam keadaan kafir.” (QS. At-Taubah: 55)

Semakin banyaknya kemaksiatan yang dilakukan, maka semakin banyak pula musibah dan benaca yang terjadi.

Musibah dan bencana akan terus meningkatnya frekwensinya – kwantitas dan kwalitasnya--  sebanding dengan banyaknya kemaksiatan yang dilakukan.

Apabila seseorang mengambil sesuatu dengan cara tipu menipu atau mencuri, maka musibah akan semakin bertambah pada dirinya dengan cara yang baru pula. Tagihan-tagihan yang datang beruntun dan hajat-ahajat kebutuhan yang tidak wajar menghampirinya. Allah Ta’ala berfirman,

وَمَنۡ أَعۡرَضَ عَن ذِكۡرِي فَإِنَّ لَهُۥ مَعِيشَةٗ ضَنكٗا وَنَحۡشُرُهُۥ يَوۡمَ ٱلۡقِيَٰمَةِ أَعۡمَىٰ ١٢٤  قَالَ رَبِّ لِمَ حَشَرۡتَنِيٓ أَعۡمَىٰ وَقَدۡ كُنتُ بَصِيرٗا ١٢٥ قَالَ كَذَٰلِكَ أَتَتۡكَ ءَايَٰتُنَا فَنَسِيتَهَاۖ وَكَذَٰلِكَ ٱلۡيَوۡمَ تُنسَىٰ ١٢٦

“Dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta". Berkatalah ia: "Ya Tuhanku, mengapa Engkau menghimpunkan aku dalam keadaan buta, padahal aku dahulunya adalah seorang yang melihat? Allah berfirman: "Demikianlah, telah datang kepadamu ayat-ayat Kami, maka kamu melupakannya, dan begitu (pula) pada hari ini kamupun dilupakan" (QS. Thaha: 124-126)


Apabila Ketaatan merupakan salah satu cabang dari cabang-cabang keimanan, maka  Kemaksiatan merupakan salah satu cabang dari cabang-cabang kekufuran.

Dengan dakwah, hadirlah keimanan. Buah keimanan adalah buah dari keimanan kepada Allah Ta’ala satu-satu-Nya. Sedangkan buah ibadah dan ketaatan adalah ridha Allah Aza wa Jalla dan masuk surga. Allah Ta’ala berfirman,

لَّيۡسَ عَلَى ٱلۡأَعۡمَىٰ حَرَجٞ وَلَا عَلَى ٱلۡأَعۡرَجِ حَرَجٞ وَلَا عَلَى ٱلۡمَرِيضِ حَرَجٞۗ وَمَن يُطِعِ ٱللَّهَ وَرَسُولَهُۥ يُدۡخِلۡهُ جَنَّٰتٖ تَجۡرِي مِن تَحۡتِهَا ٱلۡأَنۡهَٰرُۖ وَمَن يَتَوَلَّ يُعَذِّبۡهُ عَذَابًا أَلِيمٗا ١٧

“Tiada dosa atas orang-orang yang buta dan atas orang yang pincang dan atas orang yang sakit (apabila tidak ikut berperang). Dan barangsiapa yang taat kepada Allah dan Rasul-Nya; niscaya Allah akan memasukkannya ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai dan barang siapa yang berpaling niscaya akan diazab-Nya dengan azab yang pedih.” (QS. Al-Fath: 17)

-------------------

DUA JENIS KETA`ATAN:

Ada Ketaatan-ketaatan yang berkaitan dengan hamba itu sendiri, yang mana ketaatan itu terlaksana dengan cara konsisten (ISTIQAMAH) di atas perintah-perintah Allah Ta’ala. Yaitu dengan mengerjakan perkara-perkara yang disunahkan, dan menjauhi perkara-perkara yang diharamkan dan perkara-perkara yang dimakruhkan. Kedua hal tersebut (mengerjakan perkara-perkara yang diwajibkan dan perkara-perkara yang disunnahkan, dan menjauhi perkara-perkara yng diharamkan dan perkara-perkara yang dimakruhkan) merupakan kewajiban seorang hamba.

Ada pula Ketaatan-ketaatan yang berkaitan dengan orang lain, dan ketaatan itu dapar terlaksana dengan cara berdakwah kepada Allah Ta’ala, memerintahkan kepada yang makruf, mencegah dari yang mungkar, berbuat baik kepda orang-orang, dan berjihad di jalan Allah Ta’ala. Semua itu merupakan kewajiban atas seorang hamba.

وكلّ الطاعات مشروعة ومطلوبة، لكن الطاعة المتعلّقة بالنفس بالنسبة للطاعة المتعلقة بالغير كاالذرّة بالنسبة للجبل في الأجر والثواب،

Semua ketaatan disyariatkan dan dituntut dari seorang hamba. Akan tetapi ketaatan yang berkaitan dengna diri sendiri jika dibandingkan dengan ketaatan yang berkaitan dengan orang lain, semua seperti biji Dzurrah (atom) yang dibadingkan dengan gunung dalam hal balasan dan pahala.

Itu sebagaimana yang Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam sabdakan,

مَنْ دَعَا إِلَى هُدًى كَانَ لَهُ مِنَ الْأَجْرِ مَثْلُ أُجُوْرِ مَنْ تَبِعَهُ لاَيَنْقُصُ ذَلِكَ مِنْ أُجُوْرِهِمْ شَيْئًا، وَمَنْ دَعَا إِلَى ضَلاَلَةٍ كَانَ عَلَيْهِ مِنَ الْإِثْمِ مِثْلُ أَثَامِ مَنْ تَبِعَهُ لَايَنْقُصُ ذَلِكَ مِنْ أَثَامِهِمْ شَيْئًا. أَخْرَجَهُ مُسْلِمٌ.

“Barangsiap menyeru kepada petunjuk, maka dia mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengikutinya. Dan hal ini tidak akan mengurangi pahala mereka sedikit pun. Dan barangsiapa menyeru kepada kesesatan, maka dia mendapatkan dosa seperti dosa-dosa orang yang mengikutinya, hal ini tidak akan mengurangi dosa-dosa mereka sedikit pun.” (HR. Muslim) HR. Muslim (nomor 2674)


Apabila seorang muslim menempatkan kegigihan perjuangan dan kesungguhannya, baik dalam segala apa yang dia miliki dan waktunya di bawah pohon ketaatan, maka dia akan tumbuh membesar dan terus bertambah, begitupun kebaikannya juga semakin bertambah. Tetapi apabila dia menempatkannya di bawah pohon kemaksiatan, maka dia pun akan tumbuh semakin membesar dan bertambah, dan keburukannya juga semakin bertambah.
------------------

[Baca...]