Majlis Tafsir ke-2



Hari ke-2: Muqoddimah Tafsir Surat Al Fatihah

Dalam suatu riwayat, disebutkan bahwa kitab Taurat telah terwadahi dalam al Qur`an, dan diwakili dalam surat-surat panjang (ayatnya lebih dari 200 ayat) yang dsweibut dengan “Sab`uth Thiwal” (7 surat panjang, dari al Baqarah-at Taubah). Dan kitab Zabuur terwadahi dalam al Qur`an, diwakili oleh kelompok surat yang disebut dengan al Mi`iin (yg ayatnya lebih dari 100), dan kitab Injil terwadahi dalam al Qur`an dalam kelompok surat al Matsani )ayatnya kurang dari 100), dan Dalam al Qur`an Allah melengkapinya dengan kelompok surat al Mufashshal (Dari surat Qaf-an Naas, ada 65 surat)….. Kajian Tafsir ust Abdullah Zein, MA, surat al Humazah, Yufid TV, Rodja TV…. Itulah kelebihan al Qur`an dibanding kitav-kitab lainnya yang diturunkan sebelumm al Qur`an..

Kita simak perkataan syaikhul Islam ibnu Qayyim al Jauziyah (Madarijus saliki jilid 1):
Rahasia penciptaan, perintah, kitab-kitab suci, syari`at, pahala dan siksa berujung pada kalimat ini yaitu : “Iyyaka na`budu wa iyyaka nasta`iin”. Dua kalimat ini pula yang menjadi tumpuan pijakan ubudiyah dan  tauhid, sehingga ada yang mengatakan: Allah telah menurunkan 104 kitab dan merangkum ajaran-jaran Nya dalam kitab Taurat, Injil dan Al Qur’an…. Kemudian dari ketiga kita ini, dirangkum dalam al Qur’an (saja), merangkum makna-makna dalam al mufashshal (surat-surat pendek), dan merangkum makna-makna al mufashshal dalam al Fatihah, dna merangkum makna al Fatihah dalam “Iyyaka na`budu wa iyyaka nasta`iin” ………… dst (Madarijussaliki, I hal 74).

Dalam halaman lain, beliau mengatakan:
Surat al Fatihah ini mengandung tuntutan yang tinggi/luhur (mathalib al `aliyah), dengan cakupan yg paling sempurna dan kandungan yg paling lengkap.. Ia mengandung ta`rif tentang al ma`buud (at ta`riif bil ma`buud), dengan tiga nama, yang semuanya berpulang pada Asma`ul Husna wsh shifat al `ulya, yaitu : ALLAH – AR RABB – AR RAHMAN. Dan surat ini dibangun di atas fondasi al ilahiyah-ar rububiyah-dan ar rahmah. (Iyyaka na`budu” dibangun di atas al ilahiyah, dan Iyyaka nasta`iin dibangun di atas ar rububiyah. Dan adapun memohon hidayah pd jalan yang lurus dengan sifat Rahmah Allah. Dengan demikian kalimat al Hamdu itu meliputi tiga perkara: al mahmuud fi ilahiyatihi, wa rububiyatihi wa rahmatihi,……. (ibidem, hal. 7)

Pada bagian lain, beliau mengatakan:
Al Fatihah mengandung obat penyakit hati dengan kandungan yg paling sempurna , sebab penyaklit hati bersumber pada dua pokok, yaitu: Rusaknya ilmu (fasadul ilmi) dan rusaknya tujuan/ hati (fasadul qashdi/ qalbi). Dan dari kedua sumber penyakit ini akan lahir 2 (dua) penyakit yang mematikan, yaitu : adl dlolal dan al ghodlob.
Kesesatan merupakan hasil dari fasadnya ilmu, dan murka Allah sebagai hasil dari fasadnya tujuan. Dua penyakit ini menjadi sumber segala penyaklit hati dan seluruhnya. Sementara hidayah ash shirathol mustaqiim itu mengandung obat seluruh penyakit kesesatan (marodl adl dlolal)…

Adapun aplikasi “iyyaka na`budu wa iyyaka nasta`iin”, secara ilmu, amal dan kondisi itu mengandung obat dari seluruh penyakit fasadnya hati dan tujuan, sebab fasadnya tujuan itu terkait dengan tujuan dan wasilah ……… (hal. 52-53).. dst
Komposisi obat ini terdiri dari enam bagian, yaitu:
1.    Ibadah hanya kepada Allah saja, bukan pada selain Nya.
2.    Dengan mengikuti syiar perintah dan syari`at Nya
3.    Bukan dengan hawa nafsu.
4.    Bukan dengan pikiran, ilustrasi, opini, dan UU buatan manusia.
5.    Dengan memohon pertolongan kdp Nya utk beribadah kepada Nya.
6.    Tdk dengan memohon kpd diri pribadi hamba, kekuatan dan upayanya, dan bukan pula dengan yg lainnya.
Apabila ke enam formula ini diformulasikan oleh dokter ahli, yg paham tentang kondisi penyakit, dan pasien juga sedia utk menggunakannya, maka obat ini menjadi manjur dan sempurna….. perlu diketahui, bahwa hati ini menghadapi dua penyakit besar, jika tdk segera diobati pasti akan membinasakannya. Kedua penyakit besar itu adalah: Riya’ dan kibir. Iyyaka na`budu adalah obat penyakit riya’, dan iyyaka nasta`iin adalah obat dari penyakit al kibir, sebagaimana dikatakan oleh syaikhul islam Ibnu Taimiyah rahimahullah, bahwa “iyyaka na`budu itu utk menolak riya’, dan iyyaka nasta`iin itu utk menolak al kibir. Adapun  “Ihdinash shirothol mustaqim” merupakan obat dari kesesatan dan kebodohan…

Oleh karena itu, apabila seorang hamba telah terpelihara dari penyakit riya’ denga obat “Iyyaka na`budu”, dan terpelihara dari penyakit al kibir dengan obat “Iyyaka nasta`iin”, kemudian terpelihara dari penyakit kesesatan dan kebodohan dengan obat “ihdinash shirothol mustaqiim”, maka sungguh ia telah terpelihara dari seluruh penyakit hati, berselimut dengan pakaian kesehatan, dan sempurnalah ni`mat atasnya…. Ia termasuk orang yg diberi ni`mat oleh Allah… bukan termasuk golongan yg dimurkai Nya, yaitu orang yg rusak tujuannya: mengenali kebenaran tetapi berpaling darinya, dan juga bukan termasuk golongan yang sesat, yg rusak ilmunya; jahil dan tdk mengetahui kebenaran…. (hal. 54-55).

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah mengatakan:
3 ayat pertama dalam surat aal Fatihah (alhamdulillahi rabbil `alamiin,………) mengandung 3 perkara penting : (1) al mahabbah, (2) ar Roja` dan (3) al Khauf.
Allah itu mun`im, dan mun`im itu dicintai sesuai dengan kadar kenikmatannya. Mahabbah itu terbagi menjadi empat: (a) mahabbah syirkiyah (QS 2:165-167), (b) hubbut bathil wa ahlihi, wa bughdlul haq wa ahlihi…. Inilah Sifat orang munafik..(c).mahabbah thabi`iyah (mencintai harta dan anak, jika tdk sampai melalaikan dari kesibukan dalam menaati Allah dan tdk membantu pd apa yang Allah haramkan, maka hukumnya mubah, dan (d) hubbub ahli tauhid wa bughdlu ahli syirik, inilah sekuat-kuatnya tali ikatan tauhid antar hamba…
Ayat ke-2 mengandung ar roja’ (pengharapan), dan ayat ke-3 mengandung al khauf (takut dan cemas). Adapun Iyyaka na`budu wa iyyakan nasta`iin, maknanya (iyyaka na`budu) artinya aku beribadah kepada Mu wahai Rabb sesuai dengan apa-apa yang Engkau tuntut dari ketiga perkara tsb: karena cinta pada Mu, mengharap pada Mu dan takut pada Mu. Ketiga perkara inilah yang kita sebut sebagai ARKANUL IBADAH (pilar ibadah), dan berpaling kdp selain Allah dlm ibadah maka jatuh kpd syirik. Dan ketiga rukun dlm ibadah ini menolak dan membantah bagi siapa yang beribadah hanya menyandarkan pd salah satu saja dari ketiganya…seperti siapa yg menggantungkan ibadah hanya pd mahabbah saja, atau pd roja’ saja, atau pd khauf saja. Maka siapa saja yang memalingkan salah satu dari ketiganya utk selain Allah maka dia telah syirik.
Jika ayat iyyaka na`budu itu mengandung tauhid uluhiyah dan iyyaka nasta`iin itu mengandung tauhid rububiyah, maka ayat (ihdinash shirathol mustaqiim) di dalamnya terdapat bentahan terhadap kaum mubtadi`iin.
Sedanghkan 2 ayat terakhir dalam surat al Fatihah, terdapat faedah-faedah tentang penyebutan ahwal manusia (kondisi waqi` manusia), dimana Allah membagi manusia terkait dengan ayat (Iyyaka na`budu wa iyyaka nasta`iin) menjadi Tiga kelompok:
1.    Mun`im `alaihim (mereka yg telah diberi ni`mat).
2.    Maghdluub `alaihim (mereka yg dimurkai). Dan
3.    Adl dloolluun (mereka yg sesat).
(Maghdluub `alaihim) yaitu : orang yg berilmu, namun tdk mengamalkan ilmunya.
(Adl dlooluun) yaitu : orang ahli ibadah namun tdk memiliki ilmu yg mendasari ibadahnya.; sekalipun ayat ini berkenaan dgn Yahudi dan Nashrani, namun berlaku bagi setiap manusia yg disifati demikian.
Yang ketiga : mereka yg disifati (beribadah) dengan ilmu dan amal, dan mereka itulah yg telah Allah berikan ni`mat…… wallahu a`lam. Jatinangor, AFA, Agustus 2015, masjid Kampus SMPIT Imam Bukhari.
Semoga Allah memasukkan kita ke dalam golongan manusia ketiga ini, yaitu al mun`im `alaihim, dan bukan golongan yg maghdluub dan adl dloolun.

Insya Allah kita lanjutkan pd pertemuan kedua,



0 komentar:

Mari berdiskusi...

--------------------------------------------------------------------

Awali dengan bismillah sebelum memberi komentar...

--------------------------------------------------------------------