Kaum Sodom
Bangkit Lagi Lewat LGBT
Feb 03, 2016
Muhammad Abduh Tuasikal, MSc
Dahulu
hubungan seksual itu dengan lawan jenis. Itulah hubungan yang normal dan wajar.
Bukan SSA (Same Sex Attraction) seperti yang dilakukan kaum homo dan
lesbian saat ini. Bahkan saat ini perilaku LGBT (Lesbian, Gay, Bisexual, dan
Transgender) terus didukung. Bahkan di Amerika hubungan mereka dilegalkan,
nikahnya pun teranggap. Padahal sebenarnya perilaku LGBT sejatinya cuma
kebangkitan dari perilaku kaum Sodom dahulu di masa Nabi Luth.
Nabi Luth
dan Kaum Sodom
Perlu
diketahui hubungan seksual sesama jenis barulah ada di masa Nabi Luth dan tidak
ada sebelumnya. Luth sendiri adalah putera dari Haran bin Azar. Luth adalah
putera dari saudara laki-laki dari Nabi Ibrahim -khalilullah (kekasih Allah)-.
Artinya, Nabi Luth adalah keponakan Nabi Ibrahim ‘alaihis salam. Di
samping sebagai keponakan, Luth juga banyak mengambil ilmu dari Ibrahim.
Nabi Luth
beriman bersama Nabi Ibrahim dan berhijrah bersama Ibrahim ke Syam. Adapun Nabi
Luth diutus pada kaum Sadum (Sodom) dan beberapa negeri yang ada di sekitarnya.
(Lihat Tafsir Al-Qur’an Al-‘Azhim, 4: 59 dan Qishash Al-Anbiya’,
hlm. 131)
Nabi Luth
Mendakwahi Perilaku LGBT
Misi Nabi
Luth adalah mendakwahi kaumnya untuk mentauhidkan Allah. Beliau juga
mengajarkan kebaikan dan melarang dari kemungkaran.
Yang beliau
ingatkan keras pada kaumnya ketika itu mengenai perilaku mereka yang tidak
pernah ditemukan pada masa-masa sebelumnya, yaitu suka sesama jenis. Sebelumnya
keturunan Nabi Adam tidak pernah punya ketertarikan pada hubungan seksual
semacam itu. Barulah datang masa Nabi Luth, perilaku tidak normal semacam itu
dilakukan oleh kaum Sodom. Oleh karena itu, di dalam ayat Al-Qur’an disebutkan,
وَلُوطًا إِذْ قَالَ لِقَوْمِهِ أَتَأْتُونَ الْفَاحِشَةَ مَا سَبَقَكُمْ
بِهَا مِنْ أَحَدٍ مِنَ الْعَالَمِينَ ، إِنَّكُمْ لَتَأْتُونَ الرِّجَالَ
شَهْوَةً مِنْ دُونِ النِّسَاءِ بَلْ أَنْتُمْ قَوْمٌ مُسْرِفُونَ
“Dan
(Kami juga telah mengutus) Luth (kepada kaumnya). (Ingatlah) tatkala dia
berkata kepada mereka: “Mengapa kamu mengerjakan perbuatan faahisyah itu, yang
belum pernah dikerjakan oleh seorangpun (di dunia ini) sebelummu?” Sesungguhnya
kamu mendatangi lelaki untuk melepaskan nafsumu (kepada mereka), bukan kepada
wanita, malah kamu ini adalah kaum yang melampaui batas.” (QS. Al A’raf:
80-81)
‘Amr bin Dinar menyatakan tentang
ayat di atas, maksudnya perzinaan antara sesama lelaki belum ada sebelumnya
sampai diperbuat oleh kaum Luth. (Tafsir Al-Qur’an Al-‘Azhim, 4: 59)
LGBT itu
Perilaku Seksual yang Aneh dan Tidak Normal
Al-Walid bin
‘Abdul Malik, Khalifah Al-Umawi pernah berkata, “Seandainya Allah tidak
mengisahkan kisah Luth (dan kaumnya, pen.), tentu aku sendiri tak bisa berpikir
bagaimana laki-laki bisa main di atas laki-laki (maksudnya: bagaimana mungkin
laki-laki bisa berhubungan seks dengan sesamanya).” (Tafsir Al-Qur’an
Al-‘Azhim, 4: 59)
Artinya,
Al-Walid tidak bisa membayangkan kenapa bisa ada hubungan percintaan seperti
itu. Karena memang hubungan cinta itu seperti itu terbilang aneh. Oleh
karenanya, perbuatan kaum Luth disebut melampaui batas sebagaimana dalam ayat,
إِنَّكُمْ لَتَأْتُونَ الرِّجَالَ شَهْوَةً مِنْ دُونِ النِّسَاءِ بَلْ
أَنْتُمْ قَوْمٌ مُسْرِفُونَ
“Sesungguhnya
kamu mendatangi lelaki untuk melepaskan nafsumu (kepada mereka), bukan kepada
wanita, malah kamu ini adalah kaum yang melampaui batas.” (QS. Al-A’raf:
81)
Dalam ayat
lain disebutkan,
أَتَأْتُونَ الذُّكْرَانَ مِنَ الْعَالَمِينَ , وَتَذَرُونَ مَا خَلَقَ
لَكُمْ رَبُّكُمْ مِنْ أَزْوَاجِكُمْ بَلْ أَنْتُمْ قَوْمٌ عَادُونَ
“Mengapa
kamu mendatangi jenis lelaki di antara manusia, dan kamu tinggalkan
isteri-isteri yang dijadikan oleh Tuhanmu untukmu, bahkan kamu adalah
orang-orang yang melampaui batas.” (QS. Asy Syu’ara: 165-166)
Disebut
melampaui batas karena mereka tidak menyukai wanita. Padahal wanita sudah
diciptakan sebagai pasangan bagi pria. Itulah bentuk melampaui batas dan
kejahilan mereka karena mereka telah meletakkan sesuatu bukan pada tempatnya. (Tafsir
Al-Qur’an Al-‘Azhim, 4: 59)
Para ulama
pakar tafsir menyatakan, di masa Nabi Luth, laki-laki saat itu hanya suka
dengan sesamanya. Begitu pula perempuan. (Tafsir Al-Qur’an Al-‘Azhim, 4:
60)
Hal ini sama
seperti yang terjadi pada komunitas LGBT yang saat ini ada.
Bela Atas
Nama HAM
Saat ini,
perilaku LGBT terus dibela dan didukung atas nama HAM (Hak Asasi Manusia) oleh
kaum liberalis. Mereka menyatakan, tolonglah berilah kebebasan kepada yang
punya perilaku seks yang berbeda dengan kita-kita.
HAM lagi,
HAM lagi alasannya.
Seandainya
para pelaku Homo dan Lesbi itu mati berpenyakit (AIDS misalnya), lalu mereka
termasuk di antara kaum muslimin, apa pendukung HAM dan kaum liberal mau ambil
peduli?
Yang ada
akibat dari perilaku LGBT:
·
Rambut rontok
·
Kulit bernanah
·
Lidah jadi kelu/ kaku
·
Tak mampu mengunyah
·
Buta/ katarak hebat
·
Infeksi penis/ anus/ vagina
·
Tak mampu duduk atau berdiri
·
Fatal error fungsi imun
·
Gangguan fungsi organ
·
Ditinggal seluruh teman
·
Dijauhi aktivis HAM
·
Menunggu mati
Atau kalau
tidak, Allah bisa menurunkan siksaannya yang lebih pedih dengan segera. Coba
kita bisa renungkan siksa yang menimpa kaum Luth yang disebutkan dalam ayat
berikut ini,
“Kaum Luth-pun telah mendustakan
ancaman-ancaman (nabinya). Sesungguhnya Kami telah menghembuskan kepada mereka
angin yang membawa batu-batu (yang menimpa mereka), kecuali keluarga Luth.
Mereka Kami selamatkan sebelum fajar menyingsing, sebagai nikmat dari Kami.
Demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur. Dan
sesungguhnya dia (Luth) telah memperingatkan mereka akan azab-azab Kami, maka
mereka mendustakan ancaman-ancaman itu. Dan sesungguhnya mereka telah
membujuknya (agar menyerahkan) tamunya (kepada mereka), lalu Kami butakan mata
mereka, maka rasakanlah azab-Ku dan ancaman-ancaman-Ku. Dan sesungguhnya pada
esok harinya mereka ditimpa azab yang kekal. Maka rasakanlah azab-Ku dan
ancaman-ancaman-Ku. Dan sesungguhnya telah Kami mudahkan Al Quran untuk
pelajaran, maka adakah orang yang mengambil pelajaran?” (QS. Al-Qamar:
33-40)
Siksaan
tersebut bisa jadi menimpa orang beriman dan orang yang rusak sekaligus.
Ingatlah,
وَاتَّقُوا فِتْنَةً لَا تُصِيبَنَّ الَّذِينَ ظَلَمُوا مِنْكُمْ خَاصَّةً
وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ
“Dan
peliharalah dirimu dari pada siksaan yang tidak khusus menimpa orang-orang yang
zalim saja di antara kamu. Dan ketahuilah bahwa Allah amat keras siksaan-Nya.”
(QS. Al-Anfal: 25)
Dalam Tafsir
Ibnu Katsir, disebutkan keterangan mengenai ayat di atas. Ibnu ‘Abbas
menyatakan, “Allah memerintahkan orang beriman untuk tidak mendiamkan
kemungkaran begitu saja di tengah-tengah mereka karena azab tersebut bisa
menimpa yang lainnya pula.”
Semoga Allah
memberi taufik.
Referensi:
Qishash
Al-Anbiya’. Cetakan
pertama, tahun 1422 H. Syaikh ‘Abdurrahman bin Nashir As-Sa’di. Penerbit Dar
Ibnu Hazm.
Tafsir
Al-Qur’an Al-‘Azhim. Cetakan
pertama, tahun 1431 H. Ibnu Katsir. Penerbit Dar Ibnul Jauzi.
0 komentar:
Mari berdiskusi...
--------------------------------------------------------------------
Awali dengan bismillah sebelum memberi komentar...
--------------------------------------------------------------------