Khilafah Fil Ardl, oleh Dr. Ahmad Hasan Farhat
Penerjemah: Abu Fahmi dan Ibnu Marjan
Pembahasan konstekstual

Bagian-1 : Kata Pengantar
Segala puji bagi Allah, kami memuji-Nya, memohon pertolongan dan petunjuk-Nya serta memohon ampunan dari-Nya. Kami berlindung kepada Allah dari segala kejahatan diri kami dan amalan-amalan buruk kami. Barangsiapa yang diberi petunjuk oleh Allah, maka tidak ada seorang pun yang dapat menyesatkannya, dan barangsiapa yang telah Dia sesatkan, maka tak seorang pun yang dapat memberi petunjuk baginya. Sholawat serta salam mudah-mudahan terlimpah kepada nabi kita Muhammad shalallohu alaihi wa sallam yang diutus sebagai rahmat bagi segenap penjuru alam, dan juga kepada keluarganya, para sahabatnya dan orang-orang yang mengikuti jejak dan petunjuknya sampai hari kiamat.
Allah telah menurunkan al Qur’an Al –kariim sebagia petunjuk dan pelita bagi manusia, membacanya memperhatikan maknanya, berfikir tehadap ayat-ayatnya dan mengambil pelajaran dari kisah-kidah dan  beritanya adalah merupakan ibadah (apakah mereka tidak memperhatikan al qur’an ataukah hati mereka terkunci?).  Para Salafus Sholeh telah tiada, dengan berbagai factor di atas itulah mereka berfikir terhadap Al q ur’an, mengeluarkan hukum-hukumnya, dan menjelaskan apa yang terkandung di dalamnya baik yang halal maupun yang haram dengan segala petunjuknya. Mereka telah menulis banyak tafsir dan berbagai macam kitab yang merupakan sarana yang dapat memeihara ilmu pengetahuan mereka dan apa yangtelah mereka ungkapkan dari  berbagai rahasia dan kesukaran. Hal itu semua adalah untuk memenuhi kebutuhan dan menjawab tantangan zaman tatkala itu serta untuk memecahkan berbagai macam problem yang mereka hadapi. Mereka telah mengerahkan segala kemampuannya yang patut untuk disyukuri, hal itu menunjukan begitu besarnya perhatian mereka terhadap al Qur’an dan keinginan mereka untuk menerapkannya dalam segala praktek kehidupan mereka.
Al qur’an adalah sebuah kitab yang diperuntukan atas ummat pada zaman yang lalu, sekarang dan yang akan datang, sehingga makna dan petunjuk yang terkandung di dalamnya bersifat tidak terbatas dan cukup untuk memenuhi segala kebutuhan manusia sampai Allah mewariskan bumi dan segala isinya. Oleh karena itu, setiap generasi ummat dituntut untuk membaca dan berfirkir tentang al qur’an untuk memenuhi kebutuhan dan tantangan zamannya, serta dituntut untuk mengeluarkan berbagai nilai dan tolok ukur yang terkandung di dalamnya yang merupakan pengatur kehidupan, dan berpegang pada prinsip dan metodenya guna mewujudkannya dalam segala praktek kehidupannya agar berada di atas petunjuk Allah dan hujjah yang nyata.
          Pada masa sekarang ini kebutuhan manusia terhadap petunjuk al qur’an dalam segala urusan mereka juga pemahaman terhadap al qur’an itu snediri telah begitu mendesak guna menghadapi masalah-masalah baru dan berbagai tantangan yang cukup besar yaitu setelah Islam dipisahkan dari aspek hukum, dan syari’atnya  terbatas pada aspek ibadah ritual dan masalah-masalah pribadi. Lalu setelah urusan kaum muslimin kacau balau karena telah keluar dari garis edarnya, melemahlah kekuatan mereka dan siap dimangsa oleh musuh-musuhnya dari berbagai aliran materialis dan pemikiran-pemikiran yang menyimpang, sambil memecah belah kekuatan dan persatuan serta di propagandakan dan dijadikan bermacam-macam golongan masing-masing golongan bangga dengan dirinya sendiri.
          Usaha untuk melemahkan fikrah-fikrah Islam tersebut sampai pada pengaburan terhadap nilai-nilai Islam yang abadi dan istilah-istilahnya dengan jalan mengaburkan maksud dan tujuan-tujuannya serta memutarbalikkan penegrtian-pengertiannya. Untuk kembali kepada nilai-nilai dan istilah-isltilah Islam, kita di tuntut untuk mempelajari kembali secara ilmiah dan benar sambil betul-betul meluruskan istilah-istilah dan pengertiannya dengan bersandarkan keapda al qur’an dan As sunnah serta bahasa Arab, lalu melenyapkan segala yang telah dikaburkan, dan kita sajikan kepada ummat benar-benar secara murni, agar titik tolah Islam yang baru betul-betul bersih gambarannya dan bersih pandangannya.
          Dalam bab-bab mendatang akan dibahas tentang istilah “khilafah di planet bumi” (AlKhilafah Fil Ardl) dari segi bahasa, al quran dan penyelidikan tentang berbagai macam penggunaannya dengan diperkuat oleh berbagai atsar dari rasulullah Shalallohu alaihi wa sallam dan apa yang telah disebutkan oleh para sahabat. Mudah-mudahan hal ini merupakan suatu andil yang dapat menjelaskan serta membatasi maksud dan pengertian istilah tersebut.
          Kami memohon kepada Allah semoga menjadikan amal kami betul-betul ikhlash karena-Nya semata. sesungguhnya Dia Maha Mendengar dan Pengabul do’a.

1 November 1985
Universitas Kuwait-Fakultas Syari’ah dan Studi Islam
DR. Ahmad Hasan Farhat
Wala` Press Bekasi, 1992 – Updated Mei 2012 – Mahad Imam Bukhari Jatinangor.


0 komentar:

Mari berdiskusi...

--------------------------------------------------------------------

Awali dengan bismillah sebelum memberi komentar...

--------------------------------------------------------------------