AL MINNAH = KARUNIA (REZEKI) PADA
HATI
Karunia
Allah itu ada dua macam yaitu: Berupa materi dan non materi. Dapat dikatakan
bahwa dua karunia itu adalah karunia badan dan karunia pada hati.
Rezeki
pada badan yaitu rezeki yang diberikan pada hewan, manusia, jin dengan
ketentuan dari Allah Yang Maha Pemurah. Allah Ta’ala berfirman,
وَمَا
مِنْ دَابَّةٍ فِي الْأَرْضِ إِلَّا عَلَى اللَّهِ رِزْقُهَا وَيَعْلَمُ
مُسْتَقَرَّهَا وَمُسْتَوْدَعَهَا كُلٌّ فِي كِتَابٍ مُبِينٍ
“Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan
Allah-lah yang memberi rezkinya, dan Dia mengetahui tempat berdiam binatang itu
dan tempat penyimpanannya. Semuanya tertulis dalam Kitab yang nyata (Lauh
mahfuzh)” (QS. Huud: 6)
Al
minnah (Rezeki pada hati) yaitu karunia berupa
tauhid dan iman yang Allah berikan kepada siapa saja yang Allah kehendaki.
Rezeki
semacam ini yang dibawa oleh para nabi dan rasul serta para da’i ilallah. Dalam
ayat disebutkan,
قُلْ
إِنَّ الْفَضْلَ بِيَدِ اللَّهِ يُؤْتِيهِ مَنْ يَشَاءُ وَاللَّهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ
-
يَخْتَصُّ بِرَحْمَتِهِ مَنْ يَشَاءُ وَاللَّهُ ذُو الْفَضْلِ الْعَظِيمِ
“Katakanlah: “Sesungguhnya karunia itu di tangan Allah,
Allah memberikan karunia-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya; dan Allah Maha
Luas karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui”; Allah menentukan rahmat-Nya (kenabian)
kepada siapa yang dikehendaki-Nya dan Allah mempunyai karunia yang besar.”
(QS. Ali Imran: 73-74)
Ketahuilah bahwa karunia, nikmat dan rezeki dari Allah itu
begitu besar yang tak mungkin dihitung. Allah Ta’ala berfirman,
وَآَتَاكُمْ
مِنْ كُلِّ مَا سَأَلْتُمُوهُ وَإِنْ تَعُدُّوا نِعْمَةَ اللَّهِ لَا تُحْصُوهَا
إِنَّ الْإِنْسَانَ لَظَلُومٌ كَفَّارٌ
“Dan Dia telah memberikan kepadamu (keperluanmu) dan
segala apa yang kamu mohonkan kepadanya. Dan jika kamu menghitung nikmat Allah,
tidaklah dapat kamu menghinggakannya. Sesungguhnya manusia itu, sangat zalim
dan sangat mengingkari (nikmat Allah).” (QS. Ibrahim: 34).
Anugerah (karunia, nikmat, atau rezeki) pada
hati itulah yang paling besar dibandingkan pada badan. Karena Anugerah pada
hati (al minnah) yang hanya diberikan pada orang-orang yang spesial.
Buktinya dapat kita lihat dalam ayat berikut
yang membicarakan tentang diutusnya rasul dengan membawa Al-Qur’an dan
As-Sunnah. Lantas setelah itu disebut bahwa itu adalah karunia yang besar yang
diberikan pada siapa saja yang Allah kehendaki. Jadi
ilmu dan iman adalah nikmat besar yang tiada taranya.
Dalam ayat 164 surat Ali Imron, Allah sebutkan
bahwa karunia yang diberikan pada hamba Nya berkaitan dengan pengutusan Rasul,
disebut dengan istilah (al minnah). Ayat itu mirip dengan ayat 4 yang terdapat
pada surat al Jumu`ah:
بسم الله
الرحمن الرحيم
هُوَ الَّذِي بَعَثَ فِي الْأُمِّيِّينَ رَسُولًا مِنْهُمْ
يَتْلُو عَلَيْهِمْ آَيَاتِهِ وَيُزَكِّيهِمْ وَيُعَلِّمُهُمُ الْكِتَابَ
وَالْحِكْمَةَ وَإِنْ كَانُوا مِنْ قَبْلُ لَفِي ضَلَالٍ مُبِينٍ (2) وَآَخَرِينَ
مِنْهُمْ لَمَّا يَلْحَقُوا بِهِمْ وَهُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ (3) ذَلِكَ
فَضْلُ اللَّهِ يُؤْتِيهِ مَنْ يَشَاءُ وَاللَّهُ ذُو الْفَضْلِ الْعَظِيمِ (4)
“Dia-lah yang
mengutus kepada kaum yang ummi (yang tidak pernah memperoleh kitab) seorang
Rasul di antara mereka, yang membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, mensucikan
mereka dan mengajarkan mereka Kitab dan Hikmah (As Sunnah). Dan sesungguhnya
mereka sebelumnya benar-benar dalam kesesatan yang nyata, dan (juga) kepada
kaum yang lain dari mereka yang belum berhubungan dengan mereka. Dan Dia-lah
Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. Demikianlah karunia Allah, diberikan-Nya
kepada siapa yang dikehendaki-Nya; dan Allah mempunyai karunia yang besar.”
(QS. Al Jumu’ah: 3).
فامتن الله تعالى عليهم منة عظيمة أعظم من منته على غيرهم،
لأنهم عادمون للعلم والخير، وكانوا في ضلال مبين........ .... وهذا من عزته
وحكمته، حيث لم يترك عباده هملا ولا سدى، بل ابتعث فيهم الرسل، وأمرهم ونهاهم،
وذلك من فضل الله العظيم، الذي يؤتيه من يشاء من عباده وهو أفضل من نعمته عليهم
بعافية البدن وسعة الرزق، وغير ذلك من النعم الدنيوية، فلا أعظم من نعمة الدين
التي هي مادة الفوز والسعادة (تفسير تيسير الكريم الرحمن في تفسير الكلام المنان،
مؤسسة الرسالة الطبعة الأولى 1421 هـ ، بيروت لبنان، ص.862
Syaikh
As-Sa’di rahimahullah berkata, Maka Allah telah memberi karunia (al
minnah) kepada mereka sebagai karunia yang besar, yang lebih besar dari karunia
Allah kpd selain mereka, sebab mereka itu meniadakan ilmu dan kebaikan, dan
mereka berada dalam kesesatan yang nyata…. dst… …..“ dan ini adalah karunia
terbesar yang Allah berikan pada siapa saja yang Allah kehendaki dari
hamba-Nya. Aungerah diutusnya Rasul tersebut lebih besar dibandingkan dengan anugerah
berupa nikmat kesehatan badan dan keluasan rezeki, begitu pula lebih besar dari
nikmat dunia lainnya. Anugerah diin (agama) tentu lebih besar
dibandingnkan nikmat lainnya karena nikmat tersebut adalah sumber lahirnya
keberuntungan dan kebahagiaan yang kekal abadi.” (Tafsir As-Sa’di, Mua`assasah
ar Risalah, cet I, hn 1421 H, Beirut Libanon, hal. 862)..
Jadi,
jangan yang selalu diharap adalah rezeki pada badan saja. Justru yang
terpenting adalah rezeki pada hati (al minnah), itu yang mesti selalu dipinta setiap
waktu. Moga Allah terus memberikan iman dan takwa pada kita.
Semoga
bemanfaat. Wallahu waliyyut taufiq.
0 komentar:
Mari berdiskusi...
--------------------------------------------------------------------
Awali dengan bismillah sebelum memberi komentar...
--------------------------------------------------------------------