Kajian Hari ke- 3
Keutamaan Mengajari Orang Lain dan Mengajaknya kepada Kebaikan
Allah Ta’ala mengabarkan tugas Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam dalam firman-Nya:

هُوَ ٱلَّذِي بَعَثَ فِي ٱلۡأُمِّيِّۧنَ رَسُولٗا مِّنۡهُمۡ يَتۡلُواْ عَلَيۡهِمۡ ءَايَٰتِهِۦ وَيُزَكِّيهِمۡ وَيُعَلِّمُهُمُ ٱلۡكِتَٰبَ وَٱلۡحِكۡمَةَ وَإِن كَانُواْ مِن قَبۡلُ لَفِي ضَلَٰلٖ مُّبِينٖ ٢
“Dialah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang Rasul di antara mereka, yang membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, mensucikan mereka dan mengajarkan mereka Kitab dan Hikmah (As Sunnah). Dan sesungguhnya mereka sebelumnya benar-benar dalam kesesatan yang nyata.” (QS. Al-Jumu’ah: 2)

Allah Ta’ala menegaskan bahwa cirri ummat terbaik adalah dalam hal amar makrufnya dan nahi munkarnya, dalam firman-Nya:

كُنتُمۡ خَيۡرَ أُمَّةٍ أُخۡرِجَتۡ لِلنَّاسِ تَأۡمُرُونَ بِٱلۡمَعۡرُوفِ وَتَنۡهَوۡنَ عَنِ ٱلۡمُنكَرِ وَتُؤۡمِنُونَ بِٱللَّهِۗ وَلَوۡ ءَامَنَ أَهۡلُ ٱلۡكِتَٰبِ لَكَانَ خَيۡرٗا لَّهُمۚ مِّنۡهُمُ ٱلۡمُؤۡمِنُونَ وَأَكۡثَرُهُمُ ٱلۡفَٰسِقُونَ ١١٠
“Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma´ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik.” (QS. Ali-Imran: 110)

Rasulullah saw dalam haditsnya yang diriwayatkan oleh Ibnu Mas’ud; Uqbah bin Amir Al-Anshari Radhiyallahu Anhu yang berkata, bahwa beliau saw bersabda:
مَنْ دَلَّ عَلَى خَيْرٍ فَلَهُ مِثْلُ أَجْرِ فَاعِلِهِ
"Barangsiapa menunjukkan kepada kebaikan maka ia akan mendapatkan pahala seperti orang yang mengerjakannya."[1] (HR. Muslim) 24 Muslim, Al-Imarah. 1893; At-Tirmidzi, Al-Ilmu, 2671; Abu Dawud, Al-Adab, 5129; Ahmad, 4/120.

Senada dengan hadits di atas, Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu juga meriwayatkan bahwa sannya Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda:
مَنْ دَعَا إِلَى هُدًى كَانَ لَهُ مِنَ الأَجْرِ مِثْلُ أُجُورِ مَنْ تَبِعَهُ لاَ يَنْقُصُ ذَلِكَ مِنْ أُجُورِهِمْ شَيْئًا وَمَنْ دَعَا إِلَى ضَلاَلَةٍ كَانَ عَلَيْهِ مِنَ الإِثْمِ مِثْلُ آثَامِ مَنْ تَبِعَهُ لاَ يَنْقُصُ ذَلِكَ مِنْ آثَامِهِمْ شَيْئًا
“Barangsiapa yang menyeru kepada sebuah petunjuk maka baginya pahal seperti pahala-pahala orang-orang yang mengikutinya, hal tersebut tidak mengurangi akan pahala-pahala mereka sedikitpun dan barangsiapa yang menyeru kepada sebuah kesesatan maka atasnya dosa  seperti dosa-dosa yang mengikutinya, hal tersebut tidak mengurangi dari dosa-dosa mereka sedikitpun.”[2](HR. Muslim) 25 Muslim, Al-Ilmu, 2647; At-Tirmidzi, Al-Ilmu, 2674; Abu Dawud, As-Sunnah, 4609; Ahmad, 2/397; Ad-Darimi, Al-Muqaddimah, 513.


Hadits lain menyebutkan, Abu Umamah Al-Bahiliy Radhiyallahu Anhu juga meriwayatkan bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda:

إِنَّ اللَّهَ وَمَلاَئِكَتَهُ وَأَهْلَ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضِ، حَتَّى النَّمْلَةَ فِى جُحْرِهَا وَحَتَّى الْحُوتَ، لَيُصَلُّونَ عَلَى مُعَلِّمِ النَّاسِ الْخَيْرَ
“Sesungguhnya Allah dan para Malaikat, serta semua makhluk di langit dan di bumi, sampai semut dalam lubangnya dan ikan (di lautan), benar-benar bershalawat/mendoakan kebaikan bagi orang yang mengajarkan kebaikan (ilmu agama) kepada manusia”(HR. At-Tirmidzi dan ia berkata, Hasan Shahih)[3] 26 At-Tirmidzi, 2685; Al-Albani menshahihkan di dalam Shahihut Targhib, 1/36; Sahihul Jami’, 1883

Adapun yang dimaksud dengan (yushalluna `alaihi) ialah mendoakan dan memintakan ampunan baginya.

Dalil-dalil di atas menunjukkan kepada kita bahwa mengajarkan kepada manusia mengenai ilmu-ilmu agama dan menyeru mereka kepada kebaikan merupakan amalan para nabi yang Allah mengutus mereka karenanya. (Pent.: Saat ayat ini, tentu yg dimaksud “kuntum khaira ummah” adalah para shahabat, sebagai proto tipenya; yang layak untuk diikuti oleh generasi setelahnya : simak QS at Taubah 100, an Nisa` 115 dan Yusuf: 108)

Amalan ini (amar ma`ruf nahi munkar, dan mengajarkan kebaikan kpd manusia)  adalah tugas yang paling agung, dan Allah telah memilih makhluk-Nya yang paling agung untuk menjalankan tugas ini. Barangsiapa yang Allah beri taufik untuk bisa menempuh jalan mereka dalam mengajarkan kepada manusia mengenai urusan agama serta menunjuki mereka kepada kebaikan, maka ia telah memperoleh kebaikan yang banyak. Karena dengan sebab tersebarnya ilmu dan amar makruf nahi munkar akan didapatkan kebaikan di muka bumi, dan juga sebagai bentuk penegakkan hujjah Allah terhadap manusia.

Kesimpulan dan Faedah Yang Dapat Kita ambil dai uraian di atas antara lain adalah:
1.    Mengajarkan kebaikan terhadap manusia termasuk amalan para nabi.
2.    Keutamaan mengajarkan kepada manusia ilmu-ilmu agama, sebab barangsiapa mengajarkan suatu ilmu atau menyeru kepada petunjuk, maka baginya pahala yang sama dengan orang-orang yang mengamalkan ilmu itu.
3.    Besarnya pahala orang yang mengajarkan kebaikan kepada manusia, sebab Allah akan memberikan pujian kepadanya serta penduduk langit dan bumi akan memintakan ampunan untuknya. Hal ini dikarenakan akan diperolehnya kebaikan di muka bumi lantaran sebab ilmu.
4.    Keutamaan berdakwah mengajak untuk kembali kepada Allah dan amar makruf nahi mungkar.



[1] Muslim, Al-Imarah. 1893; At-Tirmidzi, Al-Ilmu, 2671; Abu Dawud, Al-Adab, 5129; Ahmad, 4/120.
[2] Muslim, Al-Ilmu, 2647; At-Tirmidzi, Al-Ilmu, 2674; Abu Dawud, As-Sunnah, 4609; Ahmad, 2/397; Ad-Darimi, Al-Muqaddimah, 513.
[3] At-Tirmidzi, 2685; Al-Albani menshahihkan di dalam Shahihut Targhib, 1/36; Sahihul Jami’, 1883.


0 komentar:

Mari berdiskusi...

--------------------------------------------------------------------

Awali dengan bismillah sebelum memberi komentar...

--------------------------------------------------------------------