BAGIAN KEDUA :
PENGHALANG-PENGHALANG KEBAHAGIAAN
Tak diragukan lagi, bahwa banyak sekali penghalang yang menjadi sekat untuk sampai kepada kebahagiaan apa lagi untuk menikmatinya. Saya sampaikan kepadamu, wahai saudaraku yang budiman, beberapa penghalang kebahagiaan berikut ini ;
Kekufuran
Alloh Ta’ala berfirman :
Dan barang siapa yang dikehendaki Alloh kesesatannya, niscaya Alloh akan menjadikan dadanya sesak lagi sempit seolah- olah ia sedang mendaki langit… ( Al An’am : 125 )
Demikianlah Al Quran menggambarkan sikap orang- orang kafir yang selalu gelisa dan sengsara dengan satu gambaran yang amat jelas.
Perbuatan maksiat, dosa dan durhaka
Rasanya tak perlu diragukan lagi terhadap perkara ini, karena memang sudah jelas dan gambling. Namun dalam pembahasan ini saya melansir dari perkataan orang-orang kafir itu sendiri sebagai penjelasannya.
Alex Carl berkata : sesungguhnya manusia itu tidak menyadari akan adanya kejadian yang menyulitkannya, yang tergolong kekeliruan fatal, dan pada umumnya hasil- hasilnya ( dari kejadian itu ) tidak mungkin dapat diobati.
Atau seperti yang dikatakan oleh Socrates : Sesungguhnya orang yang salah itu selalu gelisah… Dan sesungguhnya orang yang salah ( berdosa ), jika belum dihukum kesalahannya itu ia menjadi gelisah dan sengsara.
Itu yang dikatakan oleh dua orang kafir.
Kini kita ikuti kisah seorang sahabat yang merasa bersalah dan berlaku dosa, lalu dia datang menemui Rosululloh Saw. Dan ia berkata, “Wahai Rosululloh, bersihkanlah ( dosa ) ku, dan ia mengulangi ucapannya kepada Rosululloh, lalu beliau melakukan hukuman atasnya “ ( HR. Muslim 11/ 199).
Hasad dan iri hati
Alloh Ta’ala berfirman :
Ataukah mereka dengki kepada manusia ( Muhammad ) lantaran karunia ( kenabian, Al Quran dan kemenangan ) yang telah Alloh berikan padanya ? ( An Nisa’ : 54 )
Kedengkian seperti ini adalah kedengkiannya orang kafir.
Hasad ( dengki ) merupakan perkara yang amat berbahaya, sampai sampai Alloh memerintahkan kepada kita untuk berlindung diri kepadaNya dari kejahatan tukang hasud. Firmannya :
Dan dari kejahatan orang yang dengki apabila ia dengki ( Al Falaq : 5 )
Kemudian Rosululloh saw. Bersabda :
Janganlah kalian saling hasud, jangan saling memutuskan ( tali silaturrahmi ), saling benci membenci dan saling membelakangi. Jadilah kalian hamba hamba Alloh yang bersaudara ( Muttafaq ‘alaih )
Dendam
Allah ta’ala berfirman :
Ya Alloh janganlah Engkau membiarkan kedengkian ( dendam ) dalam hati kami terhadap orang orang yang beriman… ( Al Hasyr : 10 )
Allaoh mensifati orang orang mukmin dalam ayat ini dengan do’anya, sebab kedengkian dan dendam termasuk penghalang kebahagiaan.
Dan Alloh juga berfirman untuk mensifati orang- orang mukmin dalam kehidupannya yang abadi,
di surga ;
Dan kami cabut segala dendam yang ada dalam dada mereka… ( Al A’raf : 43 )
Berkata Ibrahim Jamal : Orang pendengki, kedengkiannya akan membayangi terus sepanjang waktunya, sehingga ia tidak ( sempat ) memikirkan kecuali dalam rangka memperoleh sesuatu dari orang yang menjadi sasaran kedengkiannya. Maka ia pun berlaku dusta atasnya, membuat mudarat dan tidak segan- segan menempuh jalan itu terhadap apa yang ia perbuat.
Kebencian
Tidak diragukan lagi bahwa kebencian merupakan penghijab dari kebahagian dan berlapang dada. Untuk itulah Alloh Ta’ala memuji orang- orang mukminin ketika Dia berfirman tentang mereka :
…dan apabila mereka marah mereka member ampunan ( maaf ) ( Asy Syura : 37 )
Dan Rosululloh Saw bersabda :
Bukanlah kekuatan itu ditunjukkan melalui gulat ( pertarungan ), namun kekuatan itu hanyalah bagi orang yang mampu menguasai dirinya ketika marah ( Muttafaq ‘ alaih ).
Berlaku zholim
Sesungguhnya tempat tumbuhnya kezhaliman itu adalah hal- hal yang tidak baik, yang berakibat buruk sampai melampaui batas.
Sejenak kita renungkan dua contoh kontemporer yang menggambarkan ganjaran yang layak atas kezhaliman yang diperbuatnya. Kedua orang tersebut adalah Hamzah Basyuni dan Shalih Nashr, keduanya prajurit di bawah komando seorang perusak “ Jamal bin Abdul Nashr”, yang memperlakukan kezhaliman serta penganiayaan / penyiksaan yang membuat bulu roma berdiri dan badan gemetar.
Namun apa yang terjadi dengan akhir kehidupan mereka ? Sungguh kehidupan yang amat buruk dan amat mengenaskan, demi Alloh.
Hamzah Basyuni, dimana ia telah melakukan penganiayaan di luar batas kekejaman, tiran dan zhalim. Ia menyiksa orang mukmin, ketika mereka melindungi diri kepada Alloh. Basyuni berkat : Dimana tuhan-mu, tunjukkan, pasti akan aku tusuk dengan besi. Sementara yang namanya Shalih Nashr, ia mengikat ( mengawinkan ) istert-isteri orang dengan ikatan ( perkawinan ) palsu.
Namun bagaimana akhir perjalanan sang thoghut ini ?
Hamzah Basyuni mengalami tabrakan dengan mobil yang ditumpanginya dalam perjalanannya menuju Iskandariyah. Mobil itu bermuatan besi, dan besi itu masuk kedalam tubuhnya dari ujung kepala hingga menembus perutnya, dan tidak bisa dikeluarkan kecuali dengan memotongnya.
Demikianlah alloh memusnahkannya dengan perantaraan besi, karena ia pernah berkata akan menusuk Alloh dengan besi. Maha suci Alloh dari apa yang dikatakan oleh orang-orang zhalim.
Sementara yang satunya lagi, Shalah Nashr, ia ditmpa lebih dari sepuluh jenis penyakit yang mengerikan, yang membuat ia kronis. Ia hidup bertahun-tahun dalam kegelisahan dan keresahan, tak ditemukan seorang dokter pun untuk menyembuhkan penyakitnya. Akhirnya ia mati sebagai seorang sipir penjara yang sering melakukan penyiksaan di sel-sel pengab.
Sungguh Alloh akan memenuhi balasan bagi orang-orang yang zhalim, dan bila datang waktunya ia tidak mampu menyelamatkan diri darinya.
Takut dari selain Alloh
Sesungguhnya dari selain Yang Maha Pencipta, menimbulkan ( pengaruh ) kegelisahan, kesengsaraan dan kehinaan. Untuk itu Alloh SWT berfirman, tentang Bani Israil :
Mereka itu tdak sepatutnya masuk ke dalamnya ( masjid Alloh) kecuali dengan rasa takut ( kepada Alloh ). Mereka di dunia mendapat kehinaan dan di akhirat mendapat siksa yang berat ( Al Baqoroh : 144 )
Firman NYA lagi :
Sesungguhnya mereka itu tidak lain adalah syetan yang menakut-nakuti ( kamu ) dengan kawan- kawannya ( orang-orang musyrik quraisy), karena itu janganlah kamu takut kepada mereka, tetapi takutlah kepadaKu, jika kamu benar-benar orang yang beriman (Ali Imron : 175 )
Dan Ibrohim as. Berkata kepada kaumnya :
Dan aku tidak takut kepada ( malapetaka dari ) sembahan-sembahan yang kamu persekutukan dengan Alloh, kecuali di kala Robb mu menghendaki sesuatu ( dari malapetaka ) itu ( Al An’am : 80 ).
Jika demikian, takut kepada selain Alloh merupakan salah satu penghalang kebahagiaan bagi seseorang.
Kebiasaan- kebiasaan jelek
Banyak sudah hal-hal yang menunjukkan bahwa kebiasaan-kebiasaan ( tabi’at ) jelek itu sebagai faktor penyebab yang menghalangi kebahagiaan bagi seseorang, penyebab kegelisahan dan kelelahan ( rohani ). Untuk itulah Nabi Muhammad saw sangat menyukai kebiasaan baik dan tidak menyukai kebiasaan-kebiasaan jelek ( HR. Ahmad, Bukhori, Muslim, Abu Daud dan Turmudzi, shohih ).
Berkata Dr. Aziz FArid : orang yang bertabi’at jelek, dan melakukan perbuatan yang mengarah kepada hal-hal yang berakibat jelek, ( sebenarnya ) menimbulkan kekesalan yang amat sangat, yaitu kejadian tragis yang menimpa pelaku-pelakunya berupa malapetaka dan hal-hal lain yang tercela yang menimpanya karena kebiasaannya itu.
Su’uzhon, berprasangka buruk
Alloh SWT, berfirman :
Wahai orang-orang yang beriman jauhilah oleh mu kebanyakan dari sangkaan yang jelek. Sesungguhnya sebagian zhonn itu adalah dosa ( Al Hujurat : 12 )
Rosululloh saw bersabda :
Berhati-hatilah terhadap zhon itu, sebab zhon itu sedusta-dustanya sesuatu yang diada-adakan ( Muttafaq ‘alaih )
Al. Kibr, kesombongan
Orang yang berlaku sombong itu hidup dalam kegelisahan dan terus-menerus dan dalam keguncangan batin yang tiada henti-hentinya. Jika anda berlaku congkak dan berlaga lebih tinggi ( merasa lebih hebat terhadap orang lain ), meremehkan ( tidak memberikan ) hak-hak mereka, itu adalah termasuk kesombongan anda.
Menggantungkan hati kepada selain Alloh
Contoh dari kasus ini adalah seperti hal nya orang yang di mabuk cinta yang menggantungkan hatinya kepada yang dicintainya. Kiranya inipun cukup untuk menggambarkan bahanya perkara ini.
Anda bisa membaca kisah Laila Majnun, agar anda mengetahui bagaimana kehidupan orang yang terusir sampai dia gila, lalu mati dalam keadaan dimabuk cinta.
Banyak sudah orang yang dimabuk cinta, lalu mati di dalam kemabukannya, karena ia mengutamakan untuk menggantungkan hatinya kepada selain Alloh. Rugilah ia di dunianya maupun di akhiratnya.
Mabuk-mabukan, madat dan teller
Banyak juga orang yang berhayal, bahwa dengan mabuk-mabukan, madat dan minum-minum (alkohol atau ganja ), dirinya akan dapat meraih kebahagiaan. Mereka lakukan ini dengan maksud membebaskan diri dari urusan-urusan dunia berikut kesibukannya -ingin hidup seperti di awang-awang. Padahal mereka bagaikan orang yang berlindung di bara api yang sangat panas.
Karena pada hakekatnya, santai dan mabuk-mabukan adalah termasuk tipu daya, bukannya kebahagiaan hakiki. Sebenarnya hal itu hanyalah mendatangkan kegelisahan, kesengsaraan, sia-sia dan kehancuran bagi dirinya sendiri, masyarakat dan juga umat.
Sesungguhya kejadian-kejadian masa kini merupakan bukti kesaksian yang terbaik dan sebagai petunjuk bahwa hal ini layak dijadikan i’tibar bagi ulil albab.
Setelah kita ketahui sebagian faktor-faktor penghalang kebahagiaan, kini kita menuju jalan dalam rangka untuk menghindari penghalang-penghalang tersebut. Kemudian kita menuju kepada sebab-sebab yang mendatangkan kebahagiaan, yaitu jalan yang dapat mengantarkan kepada naungan kebahagiaan.
(Insya Allah bersambung ke Bagian Ketiga)
0 komentar:
Mari berdiskusi...
--------------------------------------------------------------------
Awali dengan bismillah sebelum memberi komentar...
--------------------------------------------------------------------