FIQH AMAL HATI (6): Materi Kajian, Abu Fahmi, Kamis 5 Mei 2011
PERUSAK-PERUSAK HATI
قال الله تعالى: (لَا تَجْعَلْ مَعَ اللَّهِ إِلَهًا آَخَرَ فَتَقْعُدَ مَذْمُومًا مَخْذُولًا ﴿22﴾)  [الإسراء: 22].
وقال الله تعالى: (وَالَّذِينَ يَنْقُضُونَ عَهْدَ اللَّهِ مِنْ بَعْدِ مِيثَاقِهِ وَيَقْطَعُونَ مَا أَمَرَ اللَّهُ بِهِ أَنْ يُوصَلَ وَيُفْسِدُونَ فِي الْأَرْضِ أُولَئِكَ لَهُمُ اللَّعْنَةُ وَلَهُمْ سُوءُ الدَّارِ ﴿25﴾) [الرعد: 25].
مفسدات القلوب كثيرة ويجمعها خمسة أمور: الأول: كثرة مخالطة الناس. المفسد الثاني: ركوبه بحر التمني.

Allah berfirman dalam QS Al Isra’: 22, yang artinya:
"Janganlah kamu adakan tuhan yang lain disamping Allah, agar kamu tidak menjadi tercela dan ditinggalkan (Allah)”,

Lalu dalam QS ar Ra1du: 25, Allah juga menegaskan dalam firmanNya, yang artinya:
Orang-orang yang merusak janji Allah setelah diikrarkan dengan teguh dan memutuskan apa-apa yang Allah perintahkan supaya dihubungkan dan mengadakan kerusakan di bumi, orang-orang itulah yang memperoleh kutukan dan bagi mereka tempat kediaman yang buruk (jahannam)”.

Ada lima perkara yang dapat merusak hati hamba, yaitu:
(1).Banyak bergaul (tanpa selekstif), (2). Asyik dalam lautan Angan-angan, (3). Bergantung kepada selain Allah, (4). Makanan,  (5). Banyak Tidur.


Pertama : Banyak Bergaul tanpa adanya seleksi
Ada hal penting yang perlu diwaspadai mengancam hati kita, sebab hati itu bisa dipenuhi oleh asap nafas bani Adam sampai mebuatnya hitam kelam. Bahkan ia dapat berakibat fatal bagi hati hamba, porak poranda, sedih dan gundah gulana, dapat melenyapkan maslahatnya, mengalihkan kesibukan pada hal-hal yang tidak maslahat, dan terbagilah fikrahnya pada lembah-lembah tuntutan mereka dan majlis-majlis mereka.
Jika demikian, maka apalagi yang tersisa baginya untuk Allah dan negeri akhiratnya ?
Berapa banyak dengan “terlalu banyak bergaul” justru akan mendatangkan niqmah (petaka) dan mencegah dari ni`mat ? baik dalam hal potensi, energy, waktu, dan pikiran.
Semua orang yang berserikat dalam mencapai interes (kepentingannya), pastilah mereka akan all out karena merasa senang selama dapat aktifitas tersebut dapat membantu untuk memperoleh kepentingannya (interesnya). Maka jika ternyata tak dapat apa yang diharapkan dan ingin diperolehnya, yang terjadi justru penyesalan dan kesedihan (nadamatan wa huznan), lalu berubahlah yang awalnya “mawaddah” berubah menjadi “kebencian dan kemarahan”, dan sebagian dengan sebagian lainnhya saling mengutuk, kecuali bagi yang Allah kehendaki (kebaikannya).

Oleh karena itu, seharusnya hamba memilah-memilih dan selektif dalam hal pergaulannya, hanya dalam pergaulan yang baik saja seperti menghadiri shalat jum`at dan berjama`aqh, hari `ied dann hajji, dakwah dan amar ma`ruf nahi munkar, ilmu dan jihad, nasihah dan memberikan sumbanhgsih dalam perkara yang a`ruf….. dan seharusnya i`tizal (menjauh) dari keburukan/kejahatan dan berlebih-lebihan dalam perkara yamg mubah sekalipun.
Seorang hamba harus dapat menolak ikut bergabung atau meng-aminkan ajakan-ajakan kepada keburukan, dan hendaklah ia bersabar menghadapi gangguan mereka, sebab merekaq senantiasa menggangunya, dan sabar terhadap gangguan mereka itu ahsan dan afdlal akibatnya. Waspadalah dan waspadalah darinya, sebab kejahatan itu bisa juga terjadi karena ada kesempatan dan peluang yang mendukungnya.
Dan apabila ada yang mengajak kepada perkara-perkara mubah secara berlebihan, maka berusahalah untuk mengalihkan kegiatan yang lebih baik seperti giat mendatangi majlis (yang mengandung) keta`atan kepada Allah selagi mungkin, namun jika ia merasa lemah dalam hal tersebut hendaklah menarik simpati hatinya dari lingkungan (kesukaan) mereka seperti menarik rambut dari kedua alisnya. Sehingga walaupun hadir di sisi mereka namun hakikatnya (hati) tidak ada di lingkungan mereka, dekat tetapi hakikatnya jauh, menanap mereka padahal tidak melihat mereka, mendengar kalam mereka tetapi tidak memperhati kan sama sekali, sebab walau hatinya tidak lagi bersama mereka dan (tekah) naik menuju Allah Ta`ala, bersama ruh-ruh luhur yang suci. Dan itu semua tak mungkin bisa dicapai kecuali adanya Taufiq dari Allah Ta`ala dan pertolongan Nya.

Kedua : Asyik Dalam Lautan Angan-Angan.
Angan-angan merupakan sebuah kendaraan mengarungi lautan yang tak bertepi. Sebuah lautan (angan-angan) yang diarungi oleh para “pailit” (muflis) dan bermuatan dagangan janji-janji setan, khayalan-khayalan, angan-anganan yang menipu lagi dusta. Barang , dagangan tersebut adalah semua jiwa yang terhina, celaka dan dungu.
Dalam hal, manusia terbagi menjadi beberapa golongan, sebanding dengan kondisinya masing-masing. Diantara mereka ada yang angan-angannya kepada kekuatan dan kekuasaan, berpetualangan di muka bumi, keliling negeri dari negera satu ke Negara lain, atau mengangan-angankan limpahanh harta dan nilai-nilai materi, atau kepada perempuan atau permainan atau syahwat dan kelezatan sementara…

Namun bagi sang pemilik “himmah al `aliyah” (cita-cita luhur), maka meletakkan cita-cita (angan-angan positifnya) di atas ilmu dan iman, dan amal yang mendekatkan dirinya kepada Allah, dan jadilah sebab baginya memperoleh “al fauz bil jannah” (kesuksesan di surga).
Hati manusia itu melakukan jawalah (perjalanan keliling), diantaranya ada yang bergerak mengilingi `arsy  Allah dan ada yang mengelilingi di sekitar `arsy Syaithan.

Orang yang mengangan-angankan kebaikan (dengan `azam dan niyat yang tulus), maka justru Allah Ta`ala memberinya pahala seperti pahala yang melakukan kebaikan tersebut. Sebut saja seperti orang yang berkata (dgn `azam yg tulus): “Jika aku punya harta yang banyak pastilah aku akan berbuat seperti si fulan yang banyak harta lagi sangat baik dengan hartanya dan menjalin hubungan rahminya….
Oleh karenanya, mari  kita semua bergegas dan selalu berangan-angan kepada kebaikan, sebagaimana sabda Nabi Saw, “Bergegeslah pada hal-hal yang membuat manfaat padamu, dan janganlah anda loyo alias lemah lesu lagi tak semangat, dan mintalah pertolongan pada Allah Ta`ala”.
احرص على ما ينفعك ولا تعجزواستعن بالله .... رواه مسلم في صحيحه في كتاب القدر.

Ketiga : Bergantung kepada selain Allah

Perusak hati yang ketiga ini, harus secara ketat diwaspadai, mengingat begitu hebat bahayanya bagi hamba, bahkan merupakan “perusak yang paling dahsyat” secara umum, bahkan tak ada perusak lain yang lebih madarat daripada “ta`alluq bi ghairillah” ini, dan tak ada pemutus dari kemasalahatan dan kebahagiaan hamba yang lebih hebat daripada “ta`alluq bi ghairillah” ini. Oleh karena itu waspadalah kita……  mengapa ? sebab apabila hamba sudah menjalin ketergantungan kepada selain Allah (ini syirik jatuhnya) maka Allah menyerahkan urusan hamba kepaada “Dzat yang mana ia bergantung padanya”, dan Allah mencampakkan nya bersama “Dzat yang ia bergantung padanya”, dan tak akan menggapai maksud dari Allah karena ia telah menggantung dirinya kepada selain Allah, dan keberpalingannya kepada selain Allah.
Maka dia itu tidak mendapat bagian sedikitpun dari Allah, dan tidak akan memperoleh apa-apa yang diperoleh oleh orang yang menggantungkan dirnya kepada Allah saja.
Oleh karenanya, orang yang paling tercampak dan doibiarkan oleh Allah di akhirat kelak, adalah mereka yang bergantung pada selain Allah ketika di dunia.
Padahal “Ta`alluq fi ghairillah” merupakan asas dari kesyirikan dan sekaligus kaidahnya. Artinya bahwa asas dan fondasi dari syirik adalah “at ta`alluq bi ghairillah”. Dan pelakunya dikutuk dan dicampakkan di akhirat kelak oleh Allah subhanahu wa Ta`ala.
Perhatikan kembali QS al Isra’ ayat 22 di atas.
Keempat : Soal Makanan, sebagai perusak hati berikutnya.
Ada dua jenis makanan :
(1)  makanan yang merusak hati, haram secara dzatnya, dan ini terbagi lagi menjadi dua, pertama yang berkaitan dengan hak Allah, seperti bangkai, darah, daging babi, semua binatang buas dan burung-burung yang bercakar tajam. Yang kedua yang berkaitan dengan hak-hak hamba, seperti barang curian, rampasan, rampok dan rompak, penipuan dan barang yang diambil dari orang lain tanpa adanya kerelaan, baik paksaan maupun dengan tipuan (helah).
(2)  Makanan yang merusak hati dari segi ukuran / takaran-nya (kwantitasnya) dank arena melampaui batas yang dibutuhkan. Seperti israf (berlebihan) dalam yang halal, terlalu kenyang, sebab hal ini dapat melalaikan dalam keta`atannya kepada Allah, dan lebih menyibukkan pada kegiatan yang urusannya dengan perut sampai tingkat prioritas….. yang mengakibatkan pada gangguan fisik, terlalu berat pada bobot fisiknya, menguatkan pengaruh syahwat dan rangsangannya, memperluas jalan-jalan masuknya syaithan masuk melalui aliran darah manusia. Oleh karena itu bahwa berlebihan (banyak) dalam makan dapat memperluas jalan-jalan bagi syaithan untuk bebas masuk ke jasad manusia, sedangkan “shaum” justru membuat jalan syaithan menjadi sempit, menjadi berat bagi syaithan untuk menembusnya.

Kelima : Banyaj Tidur
Banyaj tidur dapat mematikan hati, menambah beratnya badan, membuang-buang waktu, dan dapat meninggalkan pengaruh pada “lalai” dan “malas” dalam berbuat kebaikan.
Tidur ada beberapa tingkatan : ada tidur yang sangat makruh (makruh jiddan), dan ada pula tidur yang tidak member manfaat bagi badan bahkan memadaratkannya.
Ada tidur  yang sangat member manfaat bagi hamba, yaitu tidur yang banyak memberi manfaat seperti pada awal malam lebih bermanfaat daripada tidur akhir malam, dan tidur tengah siang (qailulah) lebih manfaatn dari pada awal siang dan akhir siang.
Sedangkan tidur mendekati kedua penghujung siang (awal siang dan akhir siang) sedikit manfaatnya, banyak madaratnya, terlebih lagi tidur sore (usai `ashar), dan tidur awal siang (pagi hari, seperti setelah terbit matahari sampai waktu dluha), kecuali bagi yang malam harinya berjaga (seperti Security atau Satpam atau pekerja buruh yang masuk malam).

Tidur antara shakat shubuh dan terbitnya matahari merupakan tidur yang tidak disukai alias dibenci oleh Allah (makruh), sebab waktu tersebut merupakan waktu ghanimah, waktu turunnya rezeki dan keberkahan-keberkahan, dan awal dari siang serta kunci rezeki bagi setiap hamba.  Dan tidur yang seimbang dan lebih member manfaat adalah tidur pada tengah malam pertama, pada seperenam-nya, dan kalau diukur sekitar 8 jam dalam 1 hari. Dan itulah tidur yang seimbang menurut ahli medis, tidak lebih dan tidak kurang, bagus dampaknhya untuk kebiasaan.
Dan diantara tidur yang tidak memberi manfaat adalah tidur pada awal malam padahal baru saja matahari terbenam, seperti `isya’ awal, apalagi usai shalat maghrib langsung tidur, itu tercela dan tidak dibenci oleh Allah Ta`ala. Dan bahkan ini makruh secara syar`ii dan makruh secara thabi`iyah (naluri kebiasaan).

Pertarungan Tiada Henti Antara Syaithan dan Bani Adam:
Baik syaithan maupun manusia, sama-sama oleh Allah diberi senjata dalam pertarungan antar keduanya.
Syaithan telah Allah berikan 2 (dua) senjata untuk melawan dan menaklukan manusia, agar menjadi pengikutnya yang setia. Senjata itu berupa: SYAHWAT dan SYUBHAT.
Senjata SYAHWAT dipergunakan oleh syaithan untuk merusak “suluk” (prilaku) manusia sehingga menyimpang dan terpuruk, QS Maryam: 59.

(فَخَلَفَ مِنْ بَعْدِهِمْ خَلْفٌ أَضَاعُوا الصَّلَاةَ وَاتَّبَعُوا الشَّهَوَاتِ فَسَوْفَ يَلْقَوْنَ غَيًّا ﴿59﴾)   [مريم: 59].
Kedua berupa senjata SYUBHAT dipergunakan oleh syaithan untuk merusak fikrah manusia sehingga sesatlah manusia. QS Ali Imran: 7.
الثاني: سلاح الشبهات، لإفساد فكره فيضل: (هُوَ الَّذِي أَنْزَلَ عَلَيْكَ الْكِتَابَ مِنْهُ آَيَاتٌ مُحْكَمَاتٌ
هُنَّ أُمُّ الْكِتَابِ وَأُخَرُ مُتَشَابِهَاتٌ فَأَمَّا الَّذِينَ فِي قُلُوبِهِمْ زَيْغٌ فَيَتَّبِعُونَ مَا تَشَابَهَ مِنْهُ ابْتِغَاءَ الْفِتْنَةِ
 وَابْتِغَاءَ تَأْوِيلِهِ وَمَا يَعْلَمُ تَأْوِيلَهُ إِلَّا اللَّهُ وَالرَّاسِخُونَ فِي الْعِلْمِ يَقُولُونَ آَمَنَّا بِهِ
كُلٌّ مِنْ عِنْدِ رَبِّنَا وَمَا يَذَّكَّرُ إِلَّا أُولُو الْأَلْبَابِ ﴿7﴾) [آل عمران: 7].
Dalam menghadapi pertarungan bersenjata ini, maka Allah membangkitkan semangat bani Adam dan membekalinya dengan 2 (Dua) senjata pamungkas yang lebih handal, jika benar- benar dipergunakannya. Kedua senjata tersebut : SABAR dan YAKIN.,
Senjata SABAR bagi seorang mukmin haruslah bisa membabat habis pohon syahwat dan hawa nafsu. Sedangkan senjata YAKIN bagi orang mukmin adalah untuk menghajar syubhat dan segala angan-angan menipu lagi nisbi sifatnya. QS as Sajdah: 24.
(وَجَعَلْنَا مِنْهُمْ أَئِمَّةً يَهْدُونَ بِأَمْرِنَا لَمَّا صَبَرُوا وَكَانُوا بِآَيَاتِنَا يُوقِنُونَ ﴿24﴾) [السجدة: 24].

Dosa, kesalahan, kemaksiatan dan keburukan, membuat hati menjadi panas, najis (kotor) dan melemah, sehingga hatipun menjadi lemah pertahannya (lemah daya tangkalnya). Bagaiman mungkin harus melawan syaithan dengan kedua senjata nya itu ? Justru membuat nyala syahwat semakin membara dan semakin membuat hati kotor.
Perbuatan-perbuatan salah dan dosa-dosa ibaratnya seperti kedudukan kayu bakar yang menjangkau  api dan membuatnya nyala. Manakala banyaknya dosa dan kesalahan maka semakin hebat pula nyala api hati tersebut, dan semakin lemah pula dalam keta`atan.
Air dapat membersihkan kotoran dan memadamkan api. Begitu pula taubat dan istighfar dapat membersihkan kotoran hati dan memadamkan murka Allah.
Tidaklah mungkin hati hamba itu dapat baik, merasakan nikmat dan hidup kecuali dengan Taubat dan Istighfar.
Masihkah kita ingat doa Istiftah dalam shalat ?

اللهم باعد بيني وبين خطاياي كما باعدت بين المشرق والمغرب،
اللهم نقني من الخطايايا كما ينقى الثوب الأبيض من الدنس ،
 اللهم اغسل خطاياي بالماء والثلج والبرد . متفق عليه.
Dan doa ketika kita hendak masuk ke WC ?
اللهم إني أعوذ بك من الخبث والخبائث. متفق عليه.

Maka menjadi jelaslah, apabila air itu dapat membersihkan dan menghilangkan kotoran-kotoran dan daki-daki pada badan, maka taubat dan istighfar untuk menghilangkan dosa-dosa dan kemaksiatan yang telah bercokol dalam hati mukmin. Maka gunakanlah semaksimal mungkin 2 senjata yang Allah berikan kepada kita: yaitu SABAR dan YAKIN untuk melawan 2 senjata syaithan yaitu SYAHWAT dan SYUBHAT.   Insya Allah bersambung, materi “Madakhil syaithan ilal qalbi” (pintu-pintu masuknya syaithan ke dalam hati hamba). Ilalliqa’ fi usbu`il aatii.




0 komentar:

Mari berdiskusi...

--------------------------------------------------------------------

Awali dengan bismillah sebelum memberi komentar...

--------------------------------------------------------------------