TAFSIR SURAT AL ZALZALAH
oleh Abu Fahmi

إذا زلزلت الأرض زلزالها – وأخرجت الأرض أثقالها – وقال الانسان ما لها – يومئذ تحدث أخبارها – بأن ربك أوحالها – يومئذ يصدر الناس أشتاتا ليرو أعمالهم – فمن يعمل مثقال ذرة خيرا يره – ومن يعمل مثقال ذرة شرا يره
1. Apabila bumi digoncangkan dengan goncangan (yang dahsyat),
2. Dan bumi telah mengeluarkan beban-beban berat (yang dikandung)nya,
3. Dan manusia bertanya: "Mengapa bumi (menjadi begini)?",
4. Pada hari itu bumi menceritakan beritanya,
5. Karena Sesungguhnya Tuhanmu telah memerintahkan (yang sedemikian itu) kepadanya.
6. Pada hari itu manusia ke luar dari kuburnya dalam Keadaan bermacam-macam, supaya diperlihatkan kepada mereka (balasan) pekerjaan mereka [*],
7. Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya Dia akan melihat (balasan)nya.
8. Dan Barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar dzarrahpun, niscaya Dia akan melihat (balasan)nya pula.
[*] Maksudnya ada di antara mereka yang putih mukanya dan ada pula yang hitam dan sebagainya.

معاني الـكلمات :
زُ لْزِلَتْ = هُـزَّ تْ  -  زلزلة الأ رْضُ زِلْزالَهاَ =  هُـزَّتِ الأ َرْضُ بِشِدَّ ةٍ   -  أَ ثْقَالَهَا = أَ ثْقَالٌ : جَمْعُ ثِقْلٍ ، وهِيَ مَافِيْهَا مِن الأَ مْوَاتِ  - مالَهَا ؟ اِسْتِفْهَامُ لِلتَّعَجُّبِ مِنْ حَالِ الأ َرْضِ -  أَ خْبَارَهَا = جَمْعُ خَبَرٍ  ،   أَوْحَى لَهَا = أَ مَرَهَا -  يَصْدُرُ النَّاسُ =  يَرْجِعُوْنَ  - أَ شْتَاتًا = مُتَفَرِّقِيْنَ  - لِيُرَوْ أَعْمَالَهُم = لِيَأْخُذُوا جَزَاءَ أَعْمَالِهِمْ  - الذّ رَّ ة = أَصْغَرُ الأَشْيَاء   - مِثْقَال ذَرّ ة = وَ زْنَ ذَرَّ ةٍ

MAKNA GLOBAL:

حِيْنَمَا تُزَلْزِلُ الأ َرْضُ بِشِدّ ةٍ ، وَ تُخْرِجُ  مَا فِيْ بَاطِنِهَا مِنَ الأَ مْوَاتِ ، يَوْ مئِذٍ يَتَعَجَّبُ الإ ِنْسَانُ مِنْ حَالِ الأ َرْضِ الَّتِي تَتَحَدَّثُ بِأَ مْرِ الله ِ عَنْ أَ خْبَارِهَا فِيْ ذلِكَ الـيَوْمِ يَرْجِعُ النَّاسُ أَشْتَاتًا مُتَفَرِّقِيْنَ ، يَذْهَبُ بَعْضُهُمْ إِلَى الـجَنّةِ ، وَ بعْضُهُمْ إِلَى النّارِ ، لِيَنالُ جَزَا ءَ هُ ، لِذا يَنْبَغِيْ لِلْمُسْلِمِ أَنْ يُحَاسِبَ نَفْسَهُ وَ يَبْتَعِدَ عَنِ الـمعَاصِي حَتّى يَـكُـوْنَ جَزَا ءُ هُ خَيْرًا

Tafsir Surat Al Zalzalah :
Dalam kitab “Hasyiyah ad-Duruus al-Muhimmah Li `Ammatil Ummah”, Syaikh Abdullah bin Baaz,  oleh Ahmad bin Shalih bin Ibrahim ath-Thuuyaan, tentang tafsir surat az zalzalah ini (hal. 20-22), beliau menafsirkan kalimat-kalimat penting sbb:
إِذَا زُلْزِلَتِ الأَرْضُ زِلْزَالَهَا , maknanya apabila bumi digerakkan dari bagian bawahnya (sehingga meng goncang seluruh bagian dan isi kandungannya, pent), sebagaimana dikatakan oleh Ibnu Abbas RA.
(وَأَخْرَجَتِ الأَرْضُ أَثْقَالَهَا ), artinya  mengeluarkan beban-beban berat yang ada di dalam nnya, maksudnya adalah melemparkan mayat-mayat yang ada di dalam nya. Penafsiran ini dudukung oleh ulama-ulama salaf lain (begitu menurut Ibnu Katsir rahimahullah). Seperti disebutkan pula dalam
surat al-Insyiqaq 3-5.
(وَقَال الإِنْسَانُ مَالَها ), artinya manusia seakan tak percaya terhadap apa-apa yang sedang ia hadapi, bumi yang tadinya begitu kokoh, lalu bergoncang, kemudian menjadi begini ?  Yang menurut Ibnu Katsir rahimhaullah bahwa bumi tiba-tiba  mengeluarkan semua isi yang dikandungnya, yaitu mayat-mayat orang-orang terdahulu dan yang terakhir.
(يَوْمَئِذٍ تُحَدِّثُ أَخْبَارَهَا), artinya bumi menceritakan apa-apa yang telah semua manusia lakukan di muka bumi selama ini. Imam Ahmad meriwayatkan dengan sanadnya dari Abu Hurairah RA , bahwa Rasulullah Saw membaca ayat pada hari itu bumi menceritakan beritanya, ‘lalu berkata,
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: (أَتَدْرُوْنَ مَأَخْبَارُهَا ؟)  قاَ لُوا : اللهُ ورسولهُ أَعْلَم . قال: فَإِنَّ أَخْبَارَهَا أَنْ تَشْهَدَ عَلَى كُلِّ عَبْدٍ أو أُمَّةٍ بِمَا عَمِلَ عَلَى ظَهْرِهَا أَنْ تَقُوْلَ : عَمِلَ كَذَا وَ كذا ، يَوْمَ كذا وَ كذا   فَهذِهِ أَخْبَارُهَا. (رواه الترمذي  والنسائي في الكبرى كما في حاشية سنن الترمذي 4: 535) هذا حديث حسن غريب.
‘Apakah kamu tahu berita tentang apa-apa yang akan disampaikan oleh bumi ? Mereka mengatakan, ‘Hanya Allah dan Rasul-Nya yang tahu. Rasulullah Saw melanjutkan,
‘Berita yang akan disampaikannya itu adalah kesaksiannya tentang amal perbuatan yang telah dilakukan oleh setiap hamba, baik laki-laki maupun pereampuan di atas permukaannya, yaitu dengan mengatakan, ‘Dia telah melakukan ini dan ini pada hari ini dan ini. ‘Itulah berita yang akan disampaikan oleh bumi itu” (HR Tirmidzi dan menurutnya berderajat hasan gharib). Tafsir surat az zalzalah : 4 dari Ibnu Katsir rahimahullah.
(بِأَنَّ رَبَّكَ أَوْحَى لَهَا ),  Ibnu Ababs RA berkata: Telah berkata Allah (Rabbuha) kepada bumi, yaitu: katakanlah. Lalu bumi pun bercerita. Menurut Ibnu Katsir, artinya bahwa Allah telah memerintahkan kepada bumi agar ia terbelah supaya mereka dapat keluar, maka bumi pun terbelah. Dan, bumi pun menceritakan atas perintah Rabb-nya, ‘Pada hari itu manusia keluar dari kubur-kurburnya dalam keadaan bermacam-macam’ (  يَوْمئِذٍ يَصْدُرُ النّاسُ أَشْتَاتًا), yaitu terdiri dari beberapa golongan, macam dan tingkatan dalam hal mendapatkan kesengsaraan dan kebahagiaan.  (لِيُرَوْا أَعْمَالَهُمْ) agar diperlihatkan kepada mereka pekerjaan mereka, “Supaya mereka beramal dan akan dibalas amal mereka itu. Bila amalan itu baik maka akan dibalas dengan kebaikan, bila jelek maka dibalas dengan kejelekan. Itulah sebabnya, Allah selanjutnya berfirman,

فَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَرَهُ{7} وَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ شَرًّا يَرَهُ {8}

“Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrah, niscaya dia akan melihatnya. Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan seberat dzarrah pun, niscaya dia akan melihatnya pula”.
Imam Ahmad meriwayatkan dengan sandanya dari al Hasan dari Sha`sha`ah bin Mu`awiyah paman al-Farazdaq bahwa dia pernah datang menjumpai Nabi Saw, lalu membacakan kepadanya ayat, dari 7-8 surat az Zalzalah di atas,  Rasulullah Saw mengatakan, “Cukuplah ayat ini bagiku. Aku tak peduli, sekalipun aku tidak mendengarkann yang lainnya”.
Diterangkan dalam shahih Bukhari dari Adi secara marfu`,

قال عليه الصلاة والسلام : اِتَّقُوا النار وَلَوْ بِشِقِّ تَمْرَةٍ ، فَإِنْ لَمْ تَجِدُوْا فَبِكَلِمَةٍ طَيِّبَةٍ

“Peliharalah dirimu dari sentuhan api neraka sekalipun hanya dengan separoh kurma, maka jika kalian tidak dapat melakukannya,  lakukanlah oleh kalian walaudengan membaca  kalimat thayyibah” (HR Bukhari, 10: 550; Muslim 2: 704, Fathul Baari, 3: 332)
Dalam riwayat Muslim, Nabi saw bersabda:

لاَتَحْقِرَنَّ مِنَ الْمَعْرُوْفِ شَيئًا وَلَوْ أَنْ تُفْرِغَ مِنْ دَلْوِكَ فِي إِنَاءِ الْمُسْتَسْقِيْ وَلَو أَنْ نَلْقَى أَخَاكَ وَوَجْهُكَ إِلَيْهِ مُنْبَسِطٌ

“Janganlah kalian meremehkan perbuatan baik apapun, sekalipun berupa pencurahan air
dari embermu ke dalam bejana orang yang meminta air darimu, atau engkau menemui saudaramu
dengan wajah yang ceria-berseri” (HR Muslim 4: 20,26)

Penjelasan Tambahan:
(Dari Tafsir Juz `Amma – Surat az Zalzalah – oleh Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin rahimahullah: Hal. 284-290).

Beliau menafsirkan ayat 1 surat az zalzalah, dengan ayat lain yang terdapat pada QS Al Hajj: 1-2. Disebabkan kebingungan dan siksaan hebat yang sedang mereka hadapi ketika itu, seakan-akan mereka seperti orang yang sedang mabuk (sukaaraa), padahal mereka sadar dan sehat, tetapi dikarenakan  rasa takut yang sedang mencekam, membuat mefreka seperti orang yang sedang mabuk, tak tahu apa yang harus dikerjakan. Dimana ketika itu semua wanita yang sedang menyusui anak-anaknya lalai atas penyusuannya, dan gugurlah segala kandungan wanita yang hamil….. yah kamu lihat manusia dalam keadaan mabuk, padahal sebenarnya tidak mabuk.
Dan bumi ketika itu akan menjadi saksi atas semua perbuatan manusia, yang baik maupun yang jahat, yang kecil maupun yang besar. Bahkan dalam satu riwayat shahih dikatakan bahwa semua makhluk yang ada di muka bumi yang mendengarkan suara adzan mu’adzin kelak akan menjadi saksi baginya (perbuatan baik mu’adzin) tsb. (HR Bukhari pada kitab Adzan, bab meninggikan suara ketika adzan , hadits nomor 609).
Ketika melihat orang yang bertauhid selamat dari ancaman api neraka, orang-orang musyrik akan mengingkari  kesyirikan yang mereka perbuat selama di dunia (QS Al An`am: 23),
ثُمَّ لَمْ تَكُنْ فِتْنَتُهُمْ إِلاَّ أَنْ قالُوا واللهِ رَبِّنَا ما كُنَّا مُشْرِكيْنَ
Akan tetapi Allah telah mengunci mulut mereka. Tangan, kaki, kulit dan lidah  mereka akan berbicara dan menjadi saksi atas semua yang telah dilakukan oleh manusia. (QS Yasin: 65).

اليَومَ نَخْتِمُ عَلَى أَفْوَاهِهِمْ  وتُكَلِّمُنَا أَيْدِيْهِمْ وتَشْهَدُ أَرْجُلُهُمْ بِما كَانُوا يَكْسِبُوْنَ

Tentang Catatan Amal dan Pembagiannya di Hari Kiamat:
1.    Kelak pada hari kiamat, Allah memberi ilham kepada bumi untuk membacakan dan mengabarkan tentang semua perbuatan manusia di muka bumi selama hidup nya, perbuatan yang baik (khair) maupun yang jahat (syarr). Ketika itu para penghuni kubur keluar dari kuburnya oleh peristiwa dahsyat yang disebut dengan az zalzalah (kegoncangan yang maha dahsyat(, Ashhabul Kubur (manusia penghuni kubur) lalu bertanya kepada bumi: “Ada apa ini, mengapa terjadi demikian ?” Lalu bumi pun menyampaikan khabar kepada manusia atas ilham dari Allah Ta`ala, tentang amalan-amalan manusia selama hidup di muka bumi. Perhatikan QS az zalzalah 1-4.
2.    Manusia bangkit dari kuburnya menghadap Rabbul `Alamin, QS Al-Muthaffifin: 6, .. (yaitu) hari (ketika manusia berdiri menghadap Rabbul `alaminيَوْمَ يَقُوْمُ النَّاسُ لِرَبِّ الْعَالَمِيْنَ
3.    Terdapat hadits shahih bahwa pohon-pohon, tanah, batu-batuan dan benda-benda lainnya, yang pernah mendengar seruan adzan sang mu’adzin, kelak akan menjadi saksi atas perbuatan baik sang mu’adzin tsb. Bahkan menjadi saksi bagi manusia yang memenuhi panggilan adzan yang tidak memenuhinya. Ya benda-benda yang ketika hidup tak bisa bicara dan membisu, maka pada hari itu mampu bicara dan memberi kesaksian atas perbuatan kita.
4.    Kelak ketika orang-orang bertauhid dibebaskan oleh Allah dari api neraka, orang-orang musyrik akan mengingkari kesyirikan yang mereka perbuat. QS 6: 23 “Demi Allah, Rabb  kami, tiadalah kami mempersekutukan Allah”
5.    Sumpah dusta musyrikin tentu saja tak ada artinya, karena bumi dan isinya akan menjadi saksi atas perbuatan mereka, dan bahkan mulut-mulut mereka (semua manusia) ditutup rapat oleh Allah agar tidak mampu lagi berdusata seperti ketika di dunia, dan kemudian tampillah atas izidn Allah tangan-tangan mereka berbicara memberikan kesaksian, dan kaki-kaki mereka pun menjadi saksi atas semua perbuatan mereka. Perhatikan QS 36: 65,
6.    Pada hari itu manusia keluar dari kuburnya dalam keadaan bermacam-macam, supaya diperlihatkan kepada mereka (balasan) pekerjaan mereka” (az zalzalah: 6) dst. Dan bagi penduduk Jannah maka akan menuju Jannah, dan bagi penduduk neraka akan digiring ke neraka. Perhatikan QS Maryam (19) : 85-87. “(Ingatlah) hari (ketika) Kami mengumpulkan orang-orang yang taqwa kepada Yang Maha Pemurah sebagai putusan yang terhormat, dan Kami akan menghalau orang-orang yang durhaka ke Jahannam dalam keadaan dahaga. Mereka tidak berhak mendapat syafaat kecuali orang yang telah mengadakan perjanjian di sisi Rabb Yang Maha Pemurah”.  Pada saat itulah Allah akan memperlihatkan amalan mereka, dengan hisab dan buku catatan amal, dan Kitab amalan akan disampaikan satu persatu, ada yang disampaikan dari sebelah kanan dan ada yang dari sebelah kiri.
7.    Keadilan Allah ketika itu benar-benar bisa diperoleh semua yang menuntutnya, padahal ketika di dunia betapa sulitnya mengharapkan keadilan dari manusia. Dan itulah yang dimaksud dengan dirman Allah QS 4: 40 di atas  dan juga dalam QS az Zalzalah :7-8.
إِنَّ الْحَسَنَاتِ يُذْهِبْنَ السّيِّئَاتِ ، ذَلِكَ ذِكْرَى لِلذَّاكِرِيْن (هود: 114)
“Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu menghapuskan (dosa) perbuatan-perbuatan yang buruk. Itulah peringatan bagi orang-orang yang ingat” (Huud: 114)
Dan apabila semua pemeriksaan amal sudah tuntas dan manusia telah melihat seluruh amalnya dari yang paling kecil hingga yang paling besar, maka Allah pun memberinya kitab dan dikatakan kepada-nya: “Bacalah kitabmu, cukuplah dirimu sendiri pada waktu itu sebagai peng-hisab terhadapmu” (Al Isra’: 14). اِقْرَأْ كِتَابَكَ كَفَى بِنَفْسِكَ الْيَوْمَ عَلَيْكَ حَسِيْـبًا
Tentang firman Allah (Mitsqaala dzarrah) ada perbedaan dari para `ulama tentang yang ditimbang itu apakah amal-nya, ataukah catatan kitab amalnya, ataukah orang yang mengamalkannya ?  Masing-masing mereka memiliki dalil.
Ulama yang berkata bahwa yang ditimbang itu “AMAL” nya, berdalil dengan ayat az Zalzalah 7-8, dan hadits Nabi Saw tentang bacaan “Subhanallah wa Bihamdihi, subhanallahil, `Aziim”,  adalah dua kalimat yang sangat Allah cintai, ringan di lisan, namun berat timbangannya (HR Bukhari-Muslim).
كَمِمَتَان حَبِيْبَتَان إِلَى الرَّحْمنِ ، خَفِيْفَتَانِ عَلَى اللِّسَانِ ، ثَقِيْلَتَانِ فِي الْمِيْزانِ : سُبْحَانَ اللهِ وَبِحَمْدِهِ سُبْحَانَ اللهِ الْعَظِيْمِ (اخرجه البخاري ، كتاب الدعوات ، باب فضل التسبيح 6406 و 6683 ، ومسلم ، كتاب الذكر والدعاء ، باب فضل التهليل والتسبيح والدعاء 2694 و 31)

Ulama yang berpendapat bahwa yang ditimbang itu “LEMBARAN-LEMBARAN CATATAN AMAL” nya, mereka berdalil: hadits “Bithooqah”. Tentang bobot “kalimat syahadatain” (HRTirnidzi, tentang yang mati mengucapkan syahadat Laa ilaaha illallah).
Adapun Ulama yang berpendapat bahwa yang ditimbang itu “PELAKU AMAL” nya, mereka berdalil dengan hadits Ibnu Mas`ud RA, ketika kedua betisnya terlihat karena tersingjkap oleh angin kencang, para sahabat tertawa menyaksikan ukuran betis beliau yang kecil. Nabi SAW bersabda:
فقال النبي صلى الله عليه وسلم : مِمّا تُضْحِكُوْنَ ؟ أَوْ مِمَّا تُعْجَبُوْنَ ؟
والذي نَفْسِي بِيَدِهِ إِنَّ سَاقَيْهِ فِي الْمِيْزَانِ أَثْقَلُ مِنْ أُحُدٍ
“Demi yang diriku ada di tangan-Nya, sesungguhnya kedua betisnya dalam timbangan (dihari kiamat nanti) lebih berat dari gunung Uhud”. (HR Ahmad, di dalam kitab Muasnadnya, 1: 450)
(Juz `Amma, Syaikh Muhammad bin Shalih al Utsaimin, hal. 284-290, ditakhrij haditsnya oleh Syaikh Fahd bin Nashir as Sulaiman, Daar Ats Tsurayya Lin Nasyri, Riyadl, cet. II, 2002 M, 1423 H)
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم:
ياَمَعْشَرَ نِسَاءَ الْمُؤْمِنَاتِ لاَ تَحْقِرَنَّ جَارَةً لِجَارَتِهَا وَلَوْ فِرْسِنَ شَاةٍ
“Wahai para wanita beriman, janganlah kalian meremehkan kebaikan tetangga kepada tetangganya, walaupun hanya dengan menyedekahkan ujung kaki kambing”(HR Bukhari, Fathul Baari, 10: 459)
رُدُّوْا السَّائِلَ وَلَوْ بِظُلْفٍ مُحْرَقٍ
“Sambutlah permintaan peminta sekalipun dengan kuku (ujung kaki kambing) yang dibakar”
(HR Ahmad, 5: 381)
يَاعائشة إِيَّاكَ وَمُحَقِّرَاتِ الذُّنُوْبِ فَإِنَّ لَهَا مِنَ اللهِ طَالِبًا
“Wahai Aisyah, hati-hatilah nkamu terhadap dosa-dosa kecil karena bagi dosa-dosa itu di sisi Allah ada tuntutannya” (HR Ahmad dari Aisyah RA, Juga Ibnu Majah, 4243, dan An Nasai).
إِيَّاكُمْ  وَمُحَقِّرَاتِ الذّنوبِ فَإِنَّهُنَّ يَجْتَمِعْنَ عَلَى الرَّجُلِ حَتَّى يُهْلِكْنَهُ ...
 “Hati-hatilah kamu terhadap dosa-dosa kecil karena dosa-dosa itu akan berkumpul padav diri seseorang sehingga pada akhirnya akan membinasakannya…”
(HR Ahmad dari Ibnu Mas`ud RA, Musnad Ahmad 1: 402)

(Al Mishbahul Munir fi Tahdziib Tafsir Ibni Katsir, surat az Zalzalah, hal. 1525-1526)




2 komentar:

Mari berdiskusi...

--------------------------------------------------------------------

Awali dengan bismillah sebelum memberi komentar...

--------------------------------------------------------------------