Kajian Shubuh, Kitab Al Ghoflah : Mafhumuha, wa khatharuha, wa `Alamatuha, wa Asbabuha, wa `Ilajuha (Lalai : pengertiannya, Bahayanya, Tanda-tandanya, Penyebabnya dan Terapinya), Karya Dr. Sa`id bin Ali bin Wahf al Qohthani.
Penerjemah dan pemateri : Abu Fahmi, Mahad Imam Bukhari Jatinangor
Tanggal 1 Ramadlon 1434 H, 10 Juli 2013, Hari Rabu, jam 05.20 – 06.10
Pertemuan ke-1 : Resume Bahaya Lalai no. 1-4
-----------------------------------------------------------------------------

Bismillahirrahmanirrahim, Innal hamda lillah nahmaduhu wa nasta`inuhu wa nastaghfiruhu …..Amma ba`du:

Pendahuluan: Pokok Bahasan ke-1
Al ghoflah (lalai) dari Allah SWT, janji Nya, ancaman Nya, surga dan neraka Nya, juga lalai dari kematian dan kengeriannya, dari kubur dan kegelapannyadari liang lahat dan kedahsyatannya. Lalai dari hari kiamat dan kekacauannya, dari jembatan ash shirath dan ketergelincirannya…

Ghoflah (lalai) merupakan sebuah penyakit kronis dan sangat berbahaya, bahkan lebih bahaya dari jenis penyakit modern, manakala lalai itu menimpa agama dan meluluhkan hati, dan mengarah kepada kebinaan serta kerugian dunia dan akhirat. Sementara penyakit ngeri ini (alali) telah menjangkiti kebanyak manusia tanpa disadarinya.
Secara bahasa makna al ghoflah adalah meninggalkannya dan lupa darinya. Kalau ada orang arab berkata, “aghfalta asy syai`” maka artinya anda meninggalkannya karena lalai sementara anda ingat … (ghofala yaghfulu ghafuulan wa ghaflatan). At taghaaful wat taghafful maknanya : sengaja lalai. Dan al ghuflu : orang yang tidak mengharapkan kabaikannya dan tidak takut kejelekannya, dan padanya tidak ada tanda-tanda (Lisanul `arab).
Makna sl ghoflah secara ishtilahi adalah : menurutkan hawa nafsu terhadap apa-apa yang disukai syahwatnya, juga dikatakan membuang-buang waktu dengan penuh percahaya diri dan berani.  Sebagaimana firman Allah “wa hum fii ghaflatin mu`ridluun”, al mishbahul muniir 2,449, QS  al Anbiya’.: 1-2 di bawah ini :

1. Telah dekat kepada manusia hari menghisab segala amalan mereka, sedang mereka berada dalam kelalaian lagi berpaling (daripadanya).
2. Tidak datang kepada mereka suatu ayat Al Quran pun yang baru (di-turunkan) dari Tuhan mereka, melainkan mereka mendengarnya, sedang mereka bermain-main,


Pokok Bahasan ke-2 :
Perbedaan antara al ghoflah dan an nisyan (lalai dan lupa):
Lalai = meninggalkan (sesuatu yg seharusnya dilakukan) dengan sebuah upaya pelakunya (ikhtiyar). Artinya dengan kesadaran.  Adapun lupa adalah meninggalkan (sesuatu ..) tanpa disertai ikhtiyar.
Allah berfirman “wa laa takun minal Ghafiliin”, tidak mengatakan wa laa takun minan naasiin. Sebab secara hokum, bahwa lupa (an nisyaan), salah yang tidak disengaja (al khotha`), dan apa-apa yang terpaksa, tidak dicatat sebagai kesalahan (dosa). Sebagaimana sabda Nabi Saw HR Ibnu Majah, kitab ath Tholaq, dasir Ibn Abbas dishahihkan oleh syaikh al albani).

Pokok Bahasan Ke-3 : Bahaya (penyakit) Lalai
Sebagaimana dikatakan bahwa Lalai  merupakan bagian dari penyakit hati kronis yang membinasakan, yang mana Allah telah memperingatkan (bahayanya) kepada kita dan juga adzab/hukuman bagi yang terjerumus ke dalam nya.

Terdapat 14 bahaya Lalai yang mengancam pelakunya (menurut penulis buku ini):

Bahaya Pertama: Lalai dapat menjerumuskan pelakunya ke dalam malapetaka (tuuqi`u fil halaak). Sebagaimana firman Allah tentang sifat ghiflah kaum Fir`aun – Bani Israil dalam QS 7 : 135-136. Mneurut Ibn Katsir rahimahullah, sebenarnya penyebab kehancuran Bani Israil itu banyak, akan tetapi bermuara pada dua sebab saja, yaitu : mendustakan ayat Allah dan melalaikan ayat-ayat janji maupun layat ancaman.

135. Maka setelah Kami hilangkan azab itu dari mereka hingga batas waktu yang mereka sampai kepadanya, tiba-tiba mereka mengingkarinya.
136. Kemudian Kami menghukum mereka, Maka Kami tenggelamkan mereka di laut disebabkan mereka mendustakan ayat-ayat Kami dan mereka adalah orang-orang yang melalaikan ayat-ayat Kami itu. QS al A`raf : 135-136


Bahaya Kedua : Siapa yang dihinggapi penyaklit lalai secara sempurna, maka hatinya telah ditutup (menutup dari kebenaran dan petunjuk), juga pendengarann dan penglihatannya. Yang akibat fatalnya adalah akan dilemparkan Allah menjadi bahan bakar / penghuni neraka jahannam bersama jin dan manusia lainnya. QS Al A`raf : 179. Mereka itu seperti binatang tgernak, bahkan lebih sesat dari nya, sebab tak ada manfaat baginya anggota badan yang Allah ciptakan berupa hati, pendengeran dan penglihatan, yang seharusnya untuk dijadikan sebab mendapatkan hidayah dari Nya. Pemahaman dan ilmu tak sampai mampu menembus hatinya, penglihatan mereka tidak mampu member manfaat dan tidak mau memperhatikan ayat-ayat Allah, begitu pula pendengaran mereka tidak berkenan mendengar apa-apa yang dapat member manfaat bagi mereka. QS al Ahqaf: 26, al Baqoroh: 18 dan 171, dan surat al Anfal: 23. Perhatikan puila QS al Furqan: 44, dan al Hajj : 46.

26. Dan Sesungguhnya Kami telah meneguhkan kedudukan mereka dalam hal-hal yang Kami belum pernah meneguhkan kedudukanmu dalam hal itu dan Kami telah memberikan kepada mereka pendengaran, penglihatan dan hati; tetapi pendengaran, penglihatan dan hati mereka itu tidak berguna sedikit juapun bagi mereka, karena mereka selalu mengingkari ayat-ayat Allah dan mereka telah diliputi oleh siksa yang dahulu selalu mereka memperolok-olokkannya. QS al Ahqaf: 26

179. Dan Sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam) kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. mereka Itulah orang-orang yang lalai. QS al A`raf: 179.

18. Mereka tuli, bisu dan buta[27], Maka tidaklah mereka akan kembali (ke jalan yang benar), QS al Baqarah: 18.

[27] Walaupun pancaindera mereka sehat mereka dipandang tuli, bisu dan buta oleh karena tidak dapat menerima kebenaran.

Dan perumpamaan (orang-orang yang menyeru) orang-orang kafir adalah seperti penggembala yang memanggil binatang yang tidak mendengar selain panggilan dan seruan saja[107]. mereka tuli, bisu dan buta, Maka (oleh sebab itu) mereka tidak mengerti. QS al Baqarah: 171

[107] Dalam ayat ini orang kafir disamakan dengan binatang yang tidak mengerti arti panggilan penggembalanya.

26. Dan Sesungguhnya Kami telah meneguhkan kedudukan mereka dalam hal-hal yang Kami belum pernah meneguhkan kedudukanmu dalam hal itu dan Kami telah memberikan kepada mereka pendengaran, penglihatan dan hati; tetapi pendengaran, penglihatan dan hati mereka itu tidak berguna sedikit juapun bagi mereka, karena mereka selalu mengingkari ayat-ayat Allah dan mereka telah diliputi oleh siksa yang dahulu selalu mereka memperolok-olokkannya. QS al Ahqaf : 26.
ö
23. Kalau Sekiranya Allah mengetahui kebaikan ada pada mereka, tentulah Allah menjadikan mereka dapat mendengar. dan Jikalau Allah menjadikan mereka dapat mendengar, niscaya mereka pasti berpaling juga, sedang mereka memalingkan diri (dari apa yang mereka dengar itu). QS al Anfal : 23

44. Atau Apakah kamu mengira bahwa kebanyakan mereka itu mendengar atau memahami. mereka itu tidak lain, hanyalah seperti binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat jalannya (dari binatang ternak itu). QS al Furqan: 44

ó46. Maka Apakah mereka tidak berjalan di muka bumi, lalu mereka mempunyai hati yang dengan itu mereka dapat memahami atau mempunyai telinga yang dengan itu mereka dapat mendengar? karena Sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta, tetapi yang buta, ialah hati yang di dalam dada. QS al Hajj: 66.

Bahaya Ketiga : Penyaklit Lalai merupakan paduan serasi (qariinah) bagi pendusta-pendusta ayat-ayat Allah, sebagaimana firman Nya : QS al A`raf : 146. Mereka enggan mengambil kebenaran (al haq), jalan petunjuk (sabilul rusydi), dan lebih memimilih mengambil jalan yang menyimpang (sabilul ghayyi), penyebabnya adalah at takdziib (dusta) dan ghoflah (lalai). Benar bahwa ghoflah merupakan qarinah dari at takdziib bi ayatillah.

146. Aku akan memalingkan orang-orang yang menyombongkan dirinya di muka bumi tanpa alasan yang benar dari tanda-tanda kekuasaan-Ku. mereka jika melihat tiap-tiap ayat(Ku)[569], mereka tidak beriman kepadanya. dan jika mereka melihat jalan yang membawa kepada petunjuk, mereka tidak mau menempuhnya, tetapi jika mereka melihat jalan kesesatan, mereka terus memenempuhnya. yang demikian itu adalah karena mereka mendustakan ayat-ayat Kami dan mereka selalu lalai dari padanya. QS al A`raf : 146.
[569] Yang dimaksud dengan ayat-ayat di sini Ialah: ayat-ayat Taurat, tanda-tanda kebesaran dan kekuasaan Allah.

Bahaya Keempat :Begitu besarnya bahaya penyakit lalai, sehingga Allah melarangnya, dan juga Rasualullah Saw melarang atasnya. QS Al A`raf : 205.

205. Dan sebutlah (nama) Tuhannmu dalam hatimu dengan merendahkan diri dan rasa takut, dan dengan tidak mengeraskan suara, di waktu pagi dan petang, dan janganlah kamu Termasuk orang-orang yang lalai. QS al A`raf: 205


Insya Allah, kita bertemu pada pertemuan ke-2 : akan kita bahas bahaya yang ke-5 – ke-10.



0 komentar:

Mari berdiskusi...

--------------------------------------------------------------------

Awali dengan bismillah sebelum memberi komentar...

--------------------------------------------------------------------