Kajian Shubuh,
Kitab Al Ghoflah : Mafhumuha, wa khatharuha, wa `Alamatuha, wa
Asbabuha, wa `Ilajuha (Lalai : pengertiannya, Bahayanya,
Tanda-tandanya, Penyebabnya dan Terapinya), Karya Dr. Sa`id bin Ali bin Wahf al
Qohthani.
Penerjemah dan
pemateri : Abu Fahmi, Mahad Imam Bukhari Jatinangor
Tanggal 2 Ramadlon
1434 H, 11 Juli 2013, Hari Kamis, jam 05.20 – 06.10
Pertemuan ke-2 :
Resume Bahaya Lalai no. 5 – 10.
-----------------------------------------------------------------------------------
Bahaya Lalai ke Lima :
Lalai merupakan salah satu sifat dari penghuni neraka, sebagaimana
firman Nya:
7. Sesungguhnya
orang-orang yang tidak mengharapkan (tidak percaya akan) Pertemuan dengan Kami,
dan merasa puas dengan kehidupan dunia serta merasa tenteram dengan kehidupan
itu dan orang-orang yang melalaikan ayat-ayat Kami,
8. Mereka itu
tempatnya ialah neraka, disebabkan apa yang selalu mereka kerjakan. QS Yunus
: 7-8
Inilah
kondisi orang-orang sengsara (penghuni neraka), mereka itu kufur (ingkar dan
berharap) terhadap perjumpaannya dengan Allah pada hari kiamat, tak sedikitpun
berharap akan perjumpaannya dengan Allah, dan mereka merasa puas dengan kehidupan dunia dan jiwa m ereka merasa
tenatng dengan dunia, mererka itu sebagai
orang-orang yang lalai (ghoofiluun) dari ayat-ayat Allah al Kauniyah sehingga
mereka mngingkarinya, dan dari ayat-ayat Allah asy syar`iyyah sehingga
mengingkari perintah-perintah Nya. (Baca Tafsir al Qur’anul `azhiim, Ibnu
Katsir, hal. 642).
Bahaya
Lalai ke enam
:
Mewaspadai
dari penyakit Lalai ini, sebab kebanyakan manusia terjatuh /terperosok ke dalam
penyakit Lalai ini bisa karena sombong atau berpaling dari ayat-ayat Allah
(baik yang kauniyah maupun yang syar`iyyah)..
92. Maka pada hari
ini Kami selamatkan badanmu[704] supaya kamu dapat menjadi pelajaran bagi
orang-orang yang datang sesudahmu dan Sesungguhnya kebanyakan dari manusia
lengah (lalai) dari tanda-tanda kekuasaan kami.
[704]
Yang diselamatkan Allah ialah tubuh kasarnya, menurut sejarah, setelah Fir'aun
itu tenggelam mayatnya terdampar di pantai diketemukan oleh orang-orang Mesir
lalu dibalsem, sehingga utuh sampai sekarang dan dapat dilihat di musium Mesir,
Berhias, atau bepergian, atau menerima pinangan.
Bahaya
Lalai ke tujuh :
Lalai
dapat menutup hati pelakunya dari pintu-pintu kebaikan – termasuk kebaikan
kebaikan di bulan ramadlon ini, yang podalah Allah membuka semua pintu-pintu
kebaikan dan menutup pintu-pintu kejahatan/keburukan – dan membuka pintu-pintu
kejahatan. Allah berfirman dalam QS an Nahl : 106-107 :
106. Barangsiapa
yang kafir kepada Allah sesudah Dia beriman (dia mendapat kemurkaan Allah),
kecuali orang yang dipaksa kafir Padahal hatinya tetap tenang dalam beriman
(dia tidak berdosa), akan tetapi orang yang melapangkan dadanya untuk
kekafiran, Maka kemurkaan Allah menimpanya dan baginya azab yang besar.
107. Yang demikian
itu disebabkan karena Sesungguhnya mereka mencintai kehidupan di dunia lebih
dari akhirat, dan bahwasanya Allah tiada memberi petunjuk kepada kaum yang
kafir. QS an Nahl : 106-107.
Mereka
itulah oleh Allah telah ditutup rapat hatinya, penglihatannya dan pendengarannya,
lapang dada untuk menerima keburukan, kejahatan, kemaksiatan, dan lebih
menyuklai kehidupan duniawi daripada kehidupan akhirat. Maka murka Allah bagi
mereka dan adzab yang pedih di hari akhir, dan Allah tidak member petunjuk bagi
orang-orang kafir dan yang lalai hatinya.
Bahaya
Lalai ke delapan:
Termasuk
bahaya yang paling besar dari penyakit lalai adalah bahwa orang yang lalai dari
Allah, maka dapat lalai dari mengingat Allah, dan menurutkan hawa nafsunya,
sehingga menjadikan urusannya sia-sia dan penuh pengingkaran. Allah berfirman:
28. Dan
bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang-orang yang menyeru Tuhannya di pagi
dan senja hari dengan mengharap keridhaan-Nya; dan janganlah kedua matamu
berpaling dari mereka (karena) mengharapkan perhiasan dunia ini; dan janganlah
kamu mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingati Kami,
serta menuruti hawa nafsunya dan adalah keadaannya itu melewati batas. QS al
Kahfi : 28.
Bahaya
Lalai ke Sembilan:
Pelaku
ghoflah (orang yang lalai / lengah) akan mendapatkan penyesalan pada hari
kiamat.
39. Dan berilah
mereka peringatan tentang hari penyesalan, (yaitu) ketika segala perkara telah
diputus. dan mereka dalam kelalaian dan mereka tidak (pula) beriman.
40. Sesungguhnya
Kami mewarisi bumi[904] dan semua orang-orang yang ada di atasnya, dan hanya
kepada kamilah mereka dikembalikan.
[904]
Mewarisi bumi Maksudnya: setelah alam semesta ini hancur semuanya, Maka
Allah-lah yang kekal.
Orang yang lalai (al ghoofil) dengan
kelalaiannya ketika di dunia, maka akan merasalan penyesalan pada hari pembalasan
kelak, bahkan (menurut Ana) sebagaimana salah satu harapan untuk hidup kekal
dengan harta yang dikumpulkan dan dihitung-hitung (Surat al Humazah), mereka
menganggap dengan hartanya itu mereka akan kekal, ternyata nihil dan hanya
berbuah penyesalan saja. Dan yang kekal hanyalah Allah, sebab pewaris bumi dan
seisinya hanya milik Allah semata.
Dalam
hadits shohih riwayat Bukharo dan Muslim disebutkan:
Saat
nanti di hari kiamat, ketika neraka hanya diisi oleh orang-orang kafir, dan
yang lalai lagi ingkar, sementara surge sepenuhnya telah dihuni oleh
orang-orang mukmin, lalu Allah membawa binatang (domba), yang ketika di
tanyakan kepada penghuni surge, semua menjawab “kematian”. Begitu pula penghuni
neraka, menjawab dengan “kematian”. Maknanya kematian yang hakiki dan abadi
selama-lamanya. Bahwa penghuni surge dan neraka itu tidak mengalami kematian
lagi, hidup selama-lamanya di dalamnya. Ahli surge menikmati kehidupan surganya
kekal abadi dengan segala kenikmatannya sehingga kebahagian dan keceriaan akan
selalu menyertai mereka. Sebailnya, bagi penghuni neraka menikmati kesengsaraan
di dalamnya kekal abadi, sehingga kesedihan akan selalu menyertai mereka.
(HR
Bukhari Kita bar Riqaq, bab sifat surge dan neraka, no. 6548, HR Muslim kitab
al Jannah bab neraka itu dihuni oleh para penguasa zhalim lagi tiran, dan surge
dihuni oleh kaum dhu`afa’, no. 2850).
Bahaya
Lalai ke sepuluh
:
Karena
kelengahan dan kelalaiannya, maka mereka sampai mendekati hari kiamat dan
kematian tetap dalam keadaan ghoflah, mengisi hidup mereka dengan main-main dan
bersenang-senang.
1. Telah dekat
kepada manusia hari menghisab segala amalan mereka, sedang mereka berada dalam
kelalaian lagi berpaling (daripadanya).
2. Tidak datang
kepada mereka suatu ayat Al Quran pun yang baru (di-turunkan) dari Tuhan
mereka, melainkan mereka mendengarnya, sedang mereka bermain-main,
3. (lagi) hati
mereka dalam Keadaan lalai. dan mereka yang zalim itu merahasiakan pembicaraan
mereka: "Orang ini tidak lain hanyalah seorang manusia (jua) seperti kamu,
Maka Apakah kamu menerima sihir itu[951], Padahal kamu menyaksikannya?" QS
al Anbiya’ : 1-3.
[951] Yang mereka maksud dengan sihir di
sini ialah ayat-ayat Al Quran.
----------------------------
Alhamdulillahi rabbil `alamin, insya Allah
kita lanjutkan hari Jum`at 3 Ramadlon 1434 H, untuk Bahaya Lalai yang ke 11
sampai dengan ke 14 (selesai). Dan lalu kita akan masuk ke pembahasan “Tanda-Tanda
Ghoflah”.
0 komentar:
Mari berdiskusi...
--------------------------------------------------------------------
Awali dengan bismillah sebelum memberi komentar...
--------------------------------------------------------------------