CATATAN AMAL DAN PEMBAGIANNYA
Oleh Abu Fahmi, mahad imam bukhari jatinangor, update 12
Juni 2013
بسم الله الرحمن الرحيم
إِنَّ اللهَ لاَ يَظْلِمُ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ ، وَإِنْ تَكُ حَسَنَةً
يُضَاعِفْهَا ، ويُؤْتِ مِنْ لَدُنْهُ أَجْرًا عَظِيْمًا
“Sesungguhnya Allah
tidak menganiaya seseorang walaupun sebesar dzarrah, dan jika ada kebajikan
sebesar dzarrah, niscaya Allah akan
melipatgandakan dan memberikan dari sisi-Nya pahala yang besar” (An Nisa’: 40).
Kandungan ayat:
1. Allah
memberitakan bahwa Dia tidak akan menzhalimi sebesar dzarrahpun terhadap setiap
amalan hamba-Nya, amalan yang baik maupun yang jelek (jahat).
2. Dan
Allah akan membalasnya dan melipatgandakannya apabila amalan itu baik.
3. Dan
Allah pasti akan memasang timbangan yang amat tepat, sebagaimana firman Nya
dalam QS Al-Anbiya’: 47). وَتَضَعُ
المَوازِيْنَ القِسْطَ
Tafsir Ayat:
Terdapat di dalam hadits tentang syafaat,
diriwayatkan oleh Bukhari-Muslim dari Abu Sa`id al Hudri RA, bahwa Rasulullah
Saw bersabda (hadits ini panjang):
فيقول الله عزّ وجل : اِرْجِعُوا ، فَمَنْ وَجَدْتُمْ في قلْبهِ مِثْقالَ
حَبّةِ خَرْدَلٍ منْ إيْمانٍ فأَخْرِجُوهُ من الناّرِ – وفي لفظ: أَدْنَى، أدنى
،مِثْقالَ ذرّةٍ مِنْ إيمانٍ، فأخرجوه من النار – فَيُخْرِجُونَ خَلْقًا كثيْرًا
....
“Allah
berfirman: kembalilah kalian (perintah Allah kepada Malaikat). Barangsispa yang
kalian dapatkan di dalam hatinya seberat biji paling kecil dari keimanan, maka keluarkanlah dia dari api
neraka. Di dalam satu lafazh disebutkan: “Seberat dzarrah yang paling ringan sekali
dari keimanan, maka keluarkanlah dia dari neraka, lalu mereka (Malaikat) pun
menmgeluarkan banyak manusia”,
Kemudian Abu Said
berkata: “Jika kalian mau, bacalah : إِنَّ اللهَ لاَ يَظْلِمُ مِثْقَالَ
ذَرَّةٍ “
Abu Zur`ah
mengabarkan kepada kami bahwa Said bin Jubair berkata tentang firman Allah وَإِنْ تَكُ
حَسَنَةً يُضَاعَِفْهَا , adapun orang
musyrik maka akan diringankan siksanya pada hari kiamat, tapi tidak dikelarkan
dari api neraka selama- lamanya, beliau berdalil dengan hadits shahih bahwa
al-Abbas berkata:
يارسول الله ، إِنّ أبا طالب كَانَ يَحُوْطُكَ ، ويَنْصُرُكَ ، فَهَلْ
نَفَعَتْهُ بِشَيْءٍ ؟ قال: نَعم ، هُوَ فِي ضَحْضاحٍ مِن النّار، وَلَوْ لاَ أنا
، لَكانَ فِي الدَّركِ الأسفل من النار
“Ya Rasulullah, sesungguhnya pamanmu Abu Thalib
selalu melindungi dan membantumu, apakah semua itu bermanfaat baginya ? Beliau Saw
menjawab, “Ya, dia berada di dalam neraka yang dangkal. Seandainya bukan karena
aku (syafaatku), niscaya dia berada di api neraka yang paling bawah”.
Tentang Catatan Amal dan
Pembagiananya di Hari Kiamat:
1. Kelak
pada hari kiamat, Allah memberi ilham kepada bumi untuk membacakan dan
mengabarkan tentang semua perbuatan manusia di muka bumi selama hidup nya,
perbuatan yang baik (khair) maupun yang jahat (syarr). Ketika itu
para penghuni kubur keluar dari kuburnya oleh peristiwa dahsyat yang disebut
dengan az zalzalah (kegoncangan yang maha dahsyat, ya mungkin jutaan kali
besarnya dibanding dengan Gempa-Tsunami yang terjadi di Aceh baru-baru ini). Ashhabul
Kubur (manusia) lalu bertanya kepada bumi: “Ada apa ini, mengapa terjadi
demikian ?” Lalu bumi pun menyampaikan khabar kepada manusia atas ilham dari
Allah Ta`ala, tentang amalan-amalan manusia selama hidup di muka bumi.
Perhatikan QS az zalzalah 1-4.
2. Manusia
bangkit dari kuburnya menghadap Rabbul `Alamin, QS Al-Muthaffifin: 6, ..
(faitu) hari (ketika manusia berdiri menghadap Rabbul `alamin” يوم يقوم الناس لرب العالمين
3. Terdapat hadits shahih bahwa pohon-pohon, tanah,
batu-batuan dan benda-benda lainnya, yang pernah mendengar seruan adzan sang
mu’adzin, kelak akan menjadi saksi atas perbuatan baik sang mu’adzin tsb.
Bahkan menjadi saksi bagi manusia yang memenuhi panggilan adzan yang tidak
memenuhinya. Ya benda-benda yang ketika hidup tak bisa bicara dan membisu, maka
pada hari itu mampu bicara dan memberi kesaksian atas perbuatan kita.
4.
Kelak ketika
orang-orang bertauhid dibebaskan oleh Allah dari api neraka, orang-orang
musyrik akan mengingkari kesyirikan yang mereka perbuat. QS 6: 23 “Demi Allah,
Rabb kami, tiadalah kami mempersekutukan
Allah” قالوا واللهِ ربِّنا ما كُنّا مُشْركين
5. Sumpah dusta musyrikin tentu saja tak ada artinya,
karena bumi dan isinya akan menjadi saksi atas perbuatan mereka, dan
bahkan mulut-mulut mereka (semua manusia) ditutup rapat oleh Allah agar tidak
mampu lagi berdusata seperti ketika di dunia, dan kemudian tampillah atas izidn
Allah tangan-tangan mereka berbicara memberikan kesaksian, dan kaki-kaki mereka
pun menjadi saksi atas semua perbuatan mereka. Perhatikan QS 36: 65, اليوم نختم على
أفواههم وتكلّمنا أيديهم ونشهد أرجلهم بما كانوا يكسبون
6.
Pada hari
itu manusia keluar darim kuburnya dalam keadaan bermacam-macam, supaya
diperlihatkan kepada mereka (balasan) pekerjaan mereka” (az zalzalah: 6)
dst. Dan bagi penduduk Jannah maka akan menuju Jannah, dan bagi penduduk neraka
akan digiring ke neraka. Perhatikan QS Maryam (19) : 85-87. “(Ingatlah) hari
(ketika) Kami mengumpulkan orang-orang yang taqwa kepada Yang Maha Pemurah
sebagai putusan yang terhormat, dan Kami akan menghalau orang-orang yang
durhaka ke Jahannam dalam keadaan dahaga. Mereka tidak berhak mendapat syafaat
kecuali orang yang telah mengadakan perjanjian di sisi Rabb Yang Maha Pemurah”. Pada saat itulah Allah akan memperlihatkan
amalan mereka, dengan hisab dan buku catatan amal, dan Kitab amalan akan disampaikan
satu persatu, ada yang disampaikan dari sebelah kanan dan ada yang dari sebelah
kiri.
7.
Keadilan
Allah ketika itu benar-benar bisa diperoleh semua yang menuntutnya, padahal
ketika di dunia betapa sulitnya mengharapkan keadilan dari manusia. Dan itulah
yang dimaksud dengan dirman Allah QS 4: 40 di atas dan juga dalam QS az Zalzalah :7-8.
إِنّ الحسناتِ يُذْهِبْنَ السّيِّئات ، ذلك ذِكْرى للذاكرين (هود: 114)
“Sesungguhnya
perbuatan-perbuatan yang baik itu menghapuskan (dosa) perbuatan-perbuatan yang
buruk. Itulah peringatan bagi orang-orang yang ingat” (Huud: 114)
Dan apabila semua pemeriksaan amal sudah tuntas dan
manusia telah melihat seluruh amalnya dari yang paling kecil hingga yang paling
besar, maka Allah pun memberinya kitab dan dikatakan kepada-nya: “Bacalah
kitabmu, cukuplah dirimu sendiri pada waktu itu sebagai peng-hisab terhadapmu”
(Al Isra’: 14). اقرأ كتابك كفى بنفسك
اليوم عليك حسيبا
Tambahan:
Tentang firman Allah (Mitsqaala dzarrah) ada
perbedaan dari para `ulama tentang yang ditimbang itu apakah amal-nya,
ataukah catatan kitab amalnya, ataukah orang yang mengamlkannya ?
Masing-masing memiliki dalil.
Ulama yang berkata bahwa yang ditimbang itu “AMAL”
nya, berdalil dengan ayat az Zalzalah 7-8, dan hadits Nabi Saw tentang bacaan “Subhanallah
wa Bihamdihi, subhanallahil, `Aziim”,
adalah dua kalimat yang sanga Allah cintai, ringan di lisan, namun berat
timbangannya (HR Bukhari-Muslim).
Ulama yang berpendapat bahwa yang ditimbang itu
“LEMABARAN-LEMBARAN CATATAN AMAL” nya, mereka berdalil: hadits “Bithooqah”.
Tentang bobot “kalimat syahadatain” (HRTirnidzi, tentang yang mati mengucapkan
syahadat Laa ilaaha illallah).
Adapun Ulama yang berpendapat bahwa yang ditimbang itu
“ORANG” nya, mereka berdalil
dengan hadits Ibnu Mas`ud RA, ketika kedua betisnya
terlihat karena tersingjkap oleh angin kencang, para sahabat tertawa
menyaksikan ukuran betis beliau yang kecil. Nabi SAW bersabda: “sesungguhnya
kedua betisnya dalam timbangan (dihari kiamat nanti) lebih berat dari gunung
Uhud”. Wallahu A`lam bish Shawaab.
0 komentar:
Mari berdiskusi...
--------------------------------------------------------------------
Awali dengan bismillah sebelum memberi komentar...
--------------------------------------------------------------------