BUAH TAQWA DI AKHIRAT :
Allah Menghapus Perbuatan Buruk Mereka. 

Allah Ta’ala berfirman :
“Dan barangsiapa yang bertaqwa kepada Allah, niscaya Dia akan menghapus kesalahan-kesalahannya dan akan melipat gandakan pahala baginya.” (Ath Thalaq : 5)

Ibnu Katsir rahimahullah berkata :
“Maksudnya adalah, Allah akan menghapus (dosa) pelanggaran-pelanggaran mereka, dan melimpahkan pahala berlipat ganda atas perbuatan yang mereka lakukan meskipun sedikit.”(Tafsir Al Qur’anul ‘Azhim, IV:382)

Ibnu Jarir rahimahullah berkata:
“Barangsiapa yang takut kepada Allah, lalu bertaqwa kepada-Nya dengan menjauhi maksiat dan menunaikan kewajiban-Nya, Allah menghapus dosa-dosa dan perbuatan salahnya. (Wa yu’zhim lahu ajran) maknanya, Allah melipat gandakan pahala karena amal dan taqwanya.

Diantara pelipatgandaan pahala tersebut adalah, Allah memasukkan ke surga-Nya dan mengekalkan dia di dalamnya.”(Jami’ul Bayan Fi Tafsir Qur’an, XII: 93)

Allah berfirman :
“Dan sekiranya ahli kitab beriman dan bertaqwa, tentulah Kami tutup (hapus) kesalahan-kesalahan mereka dan tentulah Kami masukkan mereka kedalam surga-surga yang penuh kenikmatan.” (Al Ma’idah : 65)

Orang bertaqwa tidak akan kembali ke neraka, meskipun telah mendatanginya, sebagaimana firman Allah:
“Dan tidak ada seorangpun dari padamu, melainkan mendatangi neraka itu. Hal itu bagi Rabbmu adalah suatu kemestian yang sudah ditetapkan. Kemudian Kami akan menyelamatkan orang-orang yang bertaqwa dan membiarkan orang-orang yang zalim di dalam neraka dalam keadaan berlutut.” (Maryam : 71-72)

Kemuliaannya Melebihi Makhluk Lain
Allah Ta’ala berfirman :
“Kehidupan dunia dijadikan indah dalam pandangan orang-orang kafir, dan mereka memandang hina orang-orang yang beriman. Padahal orang-orang yang bertaqwa itu lebih mulia daripada mereka di hari kiamat.” (Al Baqarah : 212)
Al Qasimi rahimahullah berkata:
(Zuyyina lilladzina kafaru) maksudnya, orang-orang kafir memilih kenikmatan dunia yang keberadaannya menarik hati (dan nyata, ed), sehingga mereka tidak bergeming dengan iming-iming akhirat.

Al Harali berkata:
“Ayat tersebut menjelaskan, bahwa diperbagusnya kesenangan dunia bisa menutupi apa saja, dimana hanya pandangan akal dan imanlah yang dapat menyingkap rahasia dan kepalsuannya. Maka, janganlah terpedaya oleh kesenangannya, dia adalah penyakit makhluk yang bisa menyimpangkan dari kebenaran. Dan di dalam ayat tersebut Allah menyamarkan obyek yang terhiasi, agar mencakup hiasan paling rendah yang terjadi melalui bisikan syaithan; dan menyembunyikan hiasan yang termasuk dalam kategori tipu daya Allah, seperti dalam firman-Nya:

“Demikianlah kami jadikan setiap ummat menganggap baik pekerjaan mereka.”( Al An’am: 108)
Tentang firmannya: ( wayaskharun) maksudnya adalah mereka menghina orang-orang beriman, hal ini seperti firman-Nya:

“Sesungguhnya orang-orang yang berdosa, adalah mereka yang (di dunia) menertawakan orang-orang yang beriman. Dan apabila orang-orang yang beriman lalu di hadapan mereka, mereka saling mengedip-ngedipkan matanya.” (Al Muthoffifin : 29-30)

(walladzinat taqau) maknanya adalah orang-orang yang beriman. Mereka disebut orang bertaqwa, tidak lain untuk menganjurkan mereka kepada taqwa dan menyatakan akibat hukum atasnya. ( Fauqahum yaumal qiyamah) maknanya orang bertaqwa berada pada tempat yang tinggi, sedangkan orang-orang kafir berada pada kerendahan. Atau, orang bertaqwa di akhirat berada di atas orang-orang kafir dan menghina mereka seperti mereka menghina orang-orang yang beriman di dunia, sebagaimana firman Allah Ta’ala:
“ Maka pada hari ini, orang-orang yang beriman menertawakan orang-orang kafir, mereka (duduk) di atas dipan-dipan sambil memandang.” (Al Muthoffifin : 34-35)

Oleh karena itu, Ar Raghib berkata: Firman Allah Ta’ala:
(Fauqahum yaumal qiyamah) mengandung dua sisi:
Pertama, bahwasanya keadaan orang-orang mukmin di akhirat lebih tinggi dari keadaan orang-orang kafir di dunia. Dan Kedua, bahwasanya orang-orang mukmin di di akhirat berada dalam kamar-kamar dan orang-orang kafir berada dalam neraka yang paling bawah.”(Mahasinut Ta’wil III: 182-185, secara ringkas)

Memperoleh Warisan Berupa Surga
Allah Ta’ala berfirman:

“Itulah surga yang akan Kami wariskan kepada hamba-hamba Kami yang selalu bertaqwa.” (Maryam : 63)

Mereka adalah pewaris syar’i surga Allah ‘Azza wa Jalla.

Az Zamakhsyari berkata:
“(  نُوْرِثُ ) dan dibaca juga (   نُوَرِّثُ ) bermakna kiasan, maksudnya: Allah menetapkan surga kepadanya, sebagaimana Allah juga menetapkan harta warisan kepada ahli waris. Pada hari kiamat, orang-orang bertaqwa menemui Rabb mereka dalam keadaan terputus amalannya, namun buahnya tetap kekal yaitu surga. Dan apabila mereka telah dimasukkan ke dalam surga, berarti surga telah diwariskan kepada mereka, disebabkan ketaqwaannya. Seperti halnya harta di wariskan dari orang yang telah meninggal dunia. Ada pula yang berkata:
Mereka memperoleh warisan surga berupa tempat-tempat tinggal yang tadinya (semestinya menjadi) milik ahli neraka seandainya mereka taat (bertaqwa kepada Allah).”
(Al Kasyaf, III:28)

Dan Allah Ta’ala berfirman:
“Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Rabbmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertaqwa.” (Ali Imron : 133)

“Sesungguhnya bagi orang-orang yang bertakwa (disediakan) syurga-syurga yang penuh kenikmatan di sisi Rabb mereka.” (Al Qalam : 34)

Mendatangi Surga dengan Berkendaraan :
Mereka mendatangi surga dengan berkendara, padahal Allah ‘Azza wa Jalla telah mendekatkan surga kepada mereka, sebagai penghormatan dan menghilangkan kesultanan mereka, sebagaimana firman Allah Ta’ala:
“Dan didekatkanlah surga itu kepada orang-orang yang bertaqwa pada tempat yang tiada jauh (dari mereka).” (Qaaf : 31)

“ (Ingatlah) hari (ketika) Kami mengumpulkan orang-orang yang takwa kepada Tuhan yang Maha Pemurah sebagai perutusan yang terhormat.” (Maryam : 85)
Ibnu Katsir berkata: “Allah Ta’ala mengabarkan tentang para kekasih-Nya yaitu orang-orang bertaqwa yang takut kepada-Nya di dunia, mengikuti para rasul-Nya, membenarkan apa yang mereka kabarkan, menaati mereka dan menjauhi larangan mereka, bahwasanya mereka (orang bertaqwa) dikumpulkan sebagai wafd pada hari kiamat. Wafd adalah mereka yang datang dengan berkendaraan. Kendaraan mereka berupa kendaraan akhirat yang mewah dan terbuat dari cahaya. Mereka datang kepada-Nya sebagai utusan terbaik menuju surga-Nya.’ (Tafsir Al Qur’anil ‘Azhim, III:137)

Zamakhsyari berkata :
“Allah menyebut orang-orang bertaqwa dengan lafazh penghormatan, yaitu bahwasanya mereka akan dikumpulkan untuk menemui Rabb mereka dalam keadaan mendapat rahmat-Nya, keridhaan-Nya, dan kemuliaan-Nya. Seperti halnya, jika para utusan datang kepada seorang raja,mereka dalam keadaan menanti, karena kehormatan mereka. Ali radhiyallhu ‘anhu berkata : “Demi Allah, mereka tidak dikumpulkan dengan berjalan kaki, namun berkendaraan mewah yang dihiasi  oleh emas dan permata.” (Al Kasysyaf, III:42)

Memasuki Surga ‘And :
Allah berfirman :
“Sesungguhnya orang-orang yang bertaqwa mendapat kemenangan.” (An Naba : 31)

“Ini adalah kehormatan (bagi mereka). dan Sesungguhnya bagi orang-orang yang bertaqwa benar-benar (disediakan) tempat kembali yang baik.” (Shaad : 49)

Kemudian Allah ‘Azza wa Jalla menjelaskan hal tersebut, dimana dia berfirman :
“(Yaitu) surga 'Adn yang pintu-pintunya terbuka bagi mereka. Di dalamnya mereka bertelekan (diatas dipan-dipan) sambil meminta buah-buahan yang banyak dan minuman di surga itu. Dan pada sisi mereka (ada bidadari-bidadari) yang tidak liar pandangannya dan sebaya umurnya. Inilah apa yang dijanjikan kepadamu pada hari hisab. Sesungguhnya ini adalah benar-benar rezki dari Kami yang tiada habis-habisnya.” (Shaad : 50-54)
Allah menjelaskan perihal dekatnya mereka untuk bertemu dengan Allah dan melihat-Nya, yang merupakan kenikmatan tiada tara.

Allah ‘Azza wa Jalla berfirman :
“Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa itu di dalam taman-taman dan sungai-sungai. Di tempat yang disenangi di sisi (Allah) Yang Berkuasa.” (Al Qamar : 54-55)

Al Qurthubi berkata :
“(Fi maq’adi shidqin) maknanya adalah majlis kebenaran, yang di dalamnya tidak ada senda gurau dan perbuatan dosa, yaitu surga. (Di sisi (Allah) Yng Berkuasa),  kedudukan dan kemuliaan.” (Al Jami’ li Ahkamil Qur’an,VII:6320)

Az Zamakhsyari berkata :
“(Fi maq’adi shidqin) adalah tempat yang disenangi. Dan dibaca juga “ Fi Maqa’ida shidqin ‘inda malikin muqtadirin”, maknanya orang yang bertaqwa didekatkan kepada (Allah) Penguasa yang menyamarkan perkara-Nya dalam hal kekuasaan. Tidak ada sesuatupun melainkan berada di bawah kekuasaan-Nya. Itulah kedudukan mulia bagi orang bertaqwa dan mencakup seluruh kesenangan dan kebahagiaan.” (Al Kasysyaf, IV:442)

Demikianlah Allah ‘Azza wa Jalla telah menghimpun seluruh kenikmatan akhirat untuk orang-orang bertaqwa. Allah Ta’ala berfirman :
“...Dan kehidupan akhirat itu di sisi Rabbmu adalah bagi orang-orang yang bertaqwa.” (Az Zukhruf : 35)

“Negeri akhirat itu, Kami jadikan untuk orang-orang yang tidak ingin menyombongkan diri dan berbuat kerusakan di (muka) bumi. Dan kesudahan (yang baik) itu adalah bagi orang-orang yang bertaqwa. (Al Qashahash : 83)

“... Dan sesungguhnya kampung akhirat adalah lebih baik  dan itulah sebaik-baik tempat bagi orang yang bertaqwa. ( An Nahl : 30)

Allah Mempersatukan Orang Yang Saling Mencintai Karena Allah :
Allah Ta’ala berfirman :
“Teman-teman akrab pada hari itu sebagiannya menjadi musuh bagi sebagian yang lain kecuali orang-orang yang bertaqwa.” (Az Zukhruf : 67)
Az Zamakhsyari berkata :
“Pada hari itu, seluruh persahabatan yang dijalin bukan karena Allah akan menjadi permusuhan. Persahabatan karena Allah akan kekal dan bertambah kuat, dikarenakan mereka melihat pahala bagi orang yang bercinta karena Allah. Mereka ini dari golongan orang-orang yang bertaqwa dan orang-orang yang menjauhi sahabat-sahabat yang jahat.(Al Kasysyaf, III:263)

Hanya orang-orang yangbertaqwalah yang persahabatan dan cinta kasihnya abadi, sebagaimana dikatakan : “Apa-apa yang karena Allah akan abadi. Dan apa-apa yang tidak karena Allah akan terputus.”
Diantara berkah taqwa adalah Allah mencabut rasa dengki dan dendam yang menempel pada hati mereka, kemudia menambah serta menyempurnakan kasih sayang dan persahabatan mereka, sebagaimana firman Allah Ta’ala :

“Sesungguhnya orang-orang yang bertaqwa itu berada dalam surga (taman-taman) dan (di dekat) mata air-mata air (yang mengalir). (Dikatakan kepada mereka): "Masuklah ke dalamnya dengan sejahtera lagi aman". Dan Kami lenyapkan segala rasa dendam yang berada dalam hati mereka, sedang mereka merasa bersaudara duduk berhadap-hadapan di atas dipan-dipan.” (Al Hijr : 45-47)

Kata Ibnul Jauzi : Ibnul Anbari berkata :”Persahabatan yang telah berlalu terkadang dikotori oleh rasa dengki dan dendam, sedangkan persahabatan yang ada di antara mereka (sekarang) setelah dicabutnya rasa dengki dan dendam, merupakan persahabatab yang murni.” (Zaadul Masir, IV:404)

Dibawa ke Surga Secara Berombongan :
Allah Ta’ala berfirman :
“Dan orang-orang yang bertaqwa kepada Rabbnya dibawa ke dalam surga berombong-rombongan (pula). sehingga apabila mereka sampai ke surga itu sedang pintu-pintunya telah terbuka dan berkatalah kepada mereka penjaga-penjaganya: "Kesejahteraan (dilimpahkan) atasmu. Berbahagialah kamu! Maka masukilah surga ini, sedang kamu kekal di dalamnya.” (Az Zumar : 73)

Ibnu Katsir rahimahullah berkata: “Ini berita tentang keadaan orang-orang yang berbahagia, orang-orang mukmin ketika mereka dibawa di atas kendaraan yang mewah menuju surga secara berombongan, yaitu Al Muqarrabun, kemudian Al Abrar, kemudian orang-orang setelah mereka. Setiap kelompok bersama orang-orang yang sesuai dengan dirinya. Para nabi bersama para nabi, shiddiqun bersama shiddiqun, syuhada’ bersama syuhada’dan para ulama’.( Tafsir Al Qur’anul “azhim, IV:5)

Dan Al Qurthubi berkata: “Firman Allah Ta’ala (Dan orang-orang yang bertaqwa kepada Rabbnya dibawa kedalam surga berombongan) yakni dari kalangan syuhada’, ahli zuhud, ulama’,qurra’ dan rombongan lain yang bertaqwa kepada Allah dan taat kepada-Nya. Allah menyebut keadaan ahli surga dan ahli neraka dengan satu lafazh yaitu: “wasiiqa”. Lalu Allah menggiring ahli neraka kedalamnya dalam keadaan hina, seperti halnya perlakuan terhadap para tawanan dan penentang pemerintah, ketika mereka dibawa ke tahanan atau akan dibunuh. Allah membawa ahli surga menggunakan kendaraan mewah ke dalam surga, tempat kesenangan, seperti halnya perlakuan terhadap para utusan yang datang kepada raja yang dihormati. Alangkah bedanya antara kedua golongan tersebut. (Al Jami’li Ahkamil Qur’an, VII:5728-5729)

Setiap kelompok (rombongan-rombongan yang seluruhnya bertaqwa kepada Allah, ed) saling tolong-menolong dalam kebaikan dan ketaatan, dan pada hari kiamat itu mereka diseru, dan mereka menjadi kelompok-kelompok yang dibawa ke dalam surga.







0 komentar:

Mari berdiskusi...

--------------------------------------------------------------------

Awali dengan bismillah sebelum memberi komentar...

--------------------------------------------------------------------