108. Katakanlah: "Inilah jalan (agama) ku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah dengan hujjah yang nyata, Maha suci Allah, dan aku tiada Termasuk orang-orang yang musyrik". QS YUSUF : 108.
,ان هذا صؤاطي مساقيما فاتبعوه ، ولا تتبعو السبل فتفرق بكم عن سبيله ...(الأنعام : 153)
153. Dan bahwa (yang Kami perintahkan ini) adalah jalanKu yang lurus, Maka ikutilah Dia, dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain) [*], karena jalan-jalan itu mencerai beraikan kamu dari jalanNya. yang demikian itu diperintahkan Allah agar kamu bertakwa.
[*] Shalat wusthaa ialah shalat yang di tengah-tengah dan yang paling utama. ada yang berpendapat, bahwa yang dimaksud dengan shalat wusthaa ialah shalat Ashar. menurut kebanyakan ahli hadits, ayat ini menekankan agar semua shalat itu dikerjakan dengan sebaik-baiknya.
MAKNA "AS SABIIL atau ATH THARIIQ
Pada ayat QS Yusuf : 108 dan Al An`am : 153, terdapat kata "As Sabiil".
Yang dimakksud dengan As Sabiil (jalan) atau ath Thariiq (jalan atau metode) adalah:
Setiap jalan yang ditempuh oleh seorang hamba untuk sampai kepada tujuan.
Tujuan penciptaan kita adalah "IBADATULLAH" (Beribadah kepada Allah). Juga jalan kita kembali kepada agama, kepada al Qur'an dan as Sunnah. (Perhatikan kembali penjelasan Imam Ibnul Qayyim al Jauzaiyah di atas, tentang Rukun I, II dan III ).
Dari sini dapat kita petik pemahaman penting:
Setiap jalan dan metode dalam agama, berupa jalan-jalan apapun selain dari jalan yang ditempuh oleh Rasulullah, para sahabatnya dan mereka yang mengikutinya dengan ihsan, maka dihukumi sebagai jalan bukan dari syari`ah (Ghair syari`ah), dan setiap jalan Ghair masyru`ah maka dia disebut sebagai jalan bid`ah (Thariqah mubtadi`ah). Perhatikan QS Yusuf: 108 di atas.
Yang termasuk Thariqah syari`at adalah jalan dakwah, jalan menuju kekuasaan, jalan (metode) perubahan umat. Termasuk juga : Hijrah, bai`ah dan ikhtiyar (ialah jalan yang ditempuh oleh salafush shalih di dalam menentukan seorang Khalifah (pemimpin umat), yaitu dengan cara "ahlul halli wal `aqdi memilih seseorang yang paling layak (al qawiyyu, al amiinu, dan yang ashlah : kuat, terpercaya dan paling mumpuni dari calon-calon yang ada). Kemudian seluruh umat mengikuti (tunduk) pada proses pemilihan ini, lalu bersepakat atasnya dan memba`iatnya.
قالت إحداهما يأبت الستئجره ، إن من الستئجرت القوي الأمين
26. Salah seorang dari kedua wanita itu berkata: "Ya bapakku ambillah ia sebagai orang yang bekerja (pada kita), karena Sesungguhnya orang yang paling baik yang kamu ambil untuk bekerja (pada kita) ialah orang yang kuat lagi dapat dipercaya". AL QASHASH : 26.
Pemimpin profil Musa عليه السلام
.......قال إنك اليوم لدينا مكين أمين
54. Dan raja berkata: "Bawalah Yusuf kepadaKu, agar aku memilih Dia sebagai orang yang rapat kepadaku". Maka tatkala raja telah bercakap-cakap dengan Dia, Dia berkata: "Sesungguhnya kamu (mulai) hari ini menjadi seorang yang berkedudukan Tinggi lagi dipercayai pada sisi kami". YUSUF : 54. Profil Yusuf AS
Coba Anda perhatikan sabda Nabi Saw berikut:
{مَنْ وَلِـيَ مِنْ أَ مْرِ الـمُسْلِمِيْنَ شَيْئًا ، فَوَلَّى رَجُلاً وَ هُوَ يَجِدُ مَنْ هُوَ أَ صْلَحُ لِلْمُسْلِميْنَ مِنْهُ ،
فَقَدْ خَانَ اللهُ وَ رَسُوْلَهُ}
"Barang siapa memimpin suatu umat dari urusan umat Islam, lalun ia mengangkat (memilih) seseorang padahal ia melihat ada orang yang lebih layak daripadanya bagi kaum mulsimin, maka ia telah mengkhianati Allah dan Rasul-Nya" HR al Hakim dalam al Mustadrak, 4/92.
{ مَنْ وَلَّى رَجُلاً عَلَى عِصَابَة ٍ ، وَ هُوَ يَجِدُ فِيْ تِلْكَ الـعِصَابَةِ مَنْ هُوَ أَ رْضَى لله ِ مِنْهُ ، فَقَدْ خَانَ الله َ وَ رَسُوْ لَهُ وَخَانَ المؤْمِنِيْنَ}
"Barangsiapa mengangkat seseorang pada suatu jabatan padahal dia melihat pada jabatan itu ada orang lain yang lebih Allah ridloi daripadanya, maka dia telah mengkhianati Allah dan Rasul-Nya serta kaum beriman" HR al Hakim dalam al Mustadrak, 1/92,93 dari Ibnu Abbas .
MENGENAL B ID`AH DALAM AGAMA
Sebagaimana kita mengetahui bahwa dalam beragama ini kita dituntut akan dua mizan, yaitu mizan batin dan mizan lahir. Mizan batin (innamal a`maalu bin niyyat), dan mizan lahir itu dasarnya (Laisa minna man `amila bisunnati ghairina : Bukan golongan kami orang yang beramal dengan yang bukan sunnahku).
Pertama: Bid`ah Idlofiyah
Mengerjakan satu amalan yang perintah umumnya ada, namun dalam pelaksanaannya tidak mengikuti petunjuk (contoh) Rasulullah Saw. Perintah umum tidak bisa diperlakukan khusus kecuali ada dalil (alqur'an atau as sunnah) yang mengkhususkannya.
Baik mengkhususkan dalam cara, dalam jumlah, dalam tempat maupun waktu tertentu.
Contoh: Ada ayat-ayat atau sunnah yang memerintahkan banyak dzikir kepada Allah secara umum. Kita tidak bias memberikan batasan kekhususan tentangnya kecuali jika memang ada dalilnya. Misal : membaca subhanallah, al hamdulillah, Allahu Akbar, masing-masing 33 x dan ditutup dengan kalikat Tahlil, berdasarkan dalil khusus untuk dzikir usai shalat wajib.
Bagaimana jika kita ingin menambah jumlah lebih banyak supaya mantap (menurut dugaan kita) ? jawabannya: untuk apa, dan anda suka menyelisihi rasulullah Saw ? dll.
Bida`ah jenis ini disebut dengan BID`AH IDLOFIYAH.
Melakukan amal dalam agama tanpa ada perintah atau meninggalkan amal tanpa ada larangannya baik dari al Qur'an maupun dari as sunnah. Bid`1ah jenis ini dinamakan dengan BID`AH HAKIKIYAH.
Kedua jenis bid`ah ini sama-sama sesat, tergantung besar kecilnya.
Selain dua jenis bid`ah itu, ada pula bid`ah dalam pemikiran dan pendapat (Bid`ah fil Aaraa'i), yaitu mengedepankan pendapat ulama/filosof/sufi/fuqaha' yang menyelisihi al Qur'an, as Sunnah, atau Ijmak umat. Mengeluarkan pendapat berkaitan dengan syariat tanpa dalil syar`iyah dan hujjah yang jelas-jelas shahih. Tadi di atas kita telah mengenal jenis bid`ah lain, yaitu Bid`ah dalam Thuruqat (jalan).
Kesimpulan : Maka jelaslah yang dimaksud oleh ayat dan as sunnah, bahwa Thariqah atau As Sabiil, bukanlah seperti Tarekat yang berkembang luas di masyarakat muslim dunia, dimana ada pencetusnya / pendirinya / ada nizham dan tanzhimnya yang tak jarang dibangun di atas prinsip “saling menolong danh toleransi dalam perbedaan”, tanpa ada bayan, padahal kita (Thariqah yang sebenarnya adalah “Kita saling tolong di atas kebenaran, dan salin menasihati dalam ikhtilaf (yg menyalahi sunnah) serta toleransi dalam ikhtilaf yang tanawwu` (hasil ijtihad yang diperbolehkan perbedaannya karena ada dasarnya) …………. Ini lahir dari sunnah yang mendasarinya, yaitu “Ikatan iman yang paling kokoh adalah al hubbub fillah (cinta karena Allah) dan al bghdlu fillah (membenci karena Allah), al muwalah fillah (loyal dan dukungan karena Allah) dan al mu`adah fillah (bermusuhan karena Allah)……………. Berhimpun dan berpisah bukan karena kepentingan Hizbi, golongan, partai atau Harakah tertentu …. Bersatu karena Aqidah dan Manhaj/Thariqah yang Haq.
(Silahkan baca artikel sebelumnya, Bersatu di Atas Aqidah dan Manhaj-Perlu Satu Tafsir dan Sikap Bersama)
serta pengaruhnya bagi kaum muslimin, insya Allah pada kesempatan lain.
0 komentar:
Mari berdiskusi...
--------------------------------------------------------------------
Awali dengan bismillah sebelum memberi komentar...
--------------------------------------------------------------------