Yang dimaksud dengan hari akhir adalah hari kiamat, dimana ketika itu seluruh manusia dibangkitkan untuk dihisab dan diberi balasan.
Dinamakan hari akhir karena tidak ada hari lagi sesudahnya. Ketika itu para penghuni Surga dan Neraka menetap di kediamannya terakhir masing-masing.

1.    Apabila bumi digoncangkan dengan goncangan (yang dahsyat),
2.    Dan bumi telah mengeluarkan beban-beban berat (yang dikandung)nya,
3.    Dan manusia bertanya: "Mengapa bumi (menjadi begini)?",
4.    Pada hari itu bumi menceritakan beritanya,
5.    Karena Sesungguhnya Tuhanmu telah memerintahkan (yang sedemikian itu) kepadanya
6.    Pada hari itu manusia ke luar dari kuburnya dalam Keadaan bermacam-macam, supaya diperlihatkan kepada mereka (balasan) pekerjaan mereka[1],
7.    Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya Dia akan melihat (balasan)nya.
8.    Dan Barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar dzarrahpun, niscaya Dia akan melihat (balasan)nya pula.

[1] Maksudnya ada di antara mereka yang putih mukanya dan ada pula yang hitam dan sebagainya.

Cakupan Iman Kepada Hari Akhir Meliputi Tiga Hal:

1
Mengimani adanya “kebangkitan” (al Ba`ts), yaitu dihidupkan nya kembali orang-orang yang sudah mati tatkala dituiupkannya sangkakala untuk kedua kalinya. Pada waktu itu seluruh manusia bangkit menghadap Rabb-nya dalam keadaan telanjang kaki dan tak beralas kaki, telanjang badan tanpa mengenakan penutup, serta masih berkulup tanpa disunat.
“(yaitu) pada hari Kami gulung langit sebagai menggulung lembaran - lembaran kertas. sebagaimana Kami telah memulai panciptaan pertama Begitulah Kami akan mengulanginya. Itulah suatu janji yang pasti Kami tepati; Sesungguhnya kamilah yang akan melaksanakannya.  QS al Anbiya’: 104.

Kebangkitan adalah suatu kepastian yang telah Allah tetapkan untukmkita imani, tidak seperti orang-orangkafir yang mengingkarinya.

15. Kemudian, sesudah itu, Sesungguhnya kamu sekalian benar-benar akan mati. 16. Kemudian, Sesungguhnya kamu sekalian akan dibangkitkan (dari kuburmu) di hari kiamat. QS al Mukminun: 15-16 .

Nabi Saw bersabda:
يُـحْشَرُ النَّاسُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ حُـفَاةً غُـرْلاً
“Pada hari kiamat, seluruh manusia akan dihimpun dalam keadaan tanpa alas kaki dan masih berkulup (belum sunat)” Hadits Muttafaq `alaih.
2
Mengimani adanya hisab (perhitungan amal) dan jaza’ (balasan amal).

25. Sesungguhnya kepada Kami-lah kembali mereka,
26. Kemudian Sesungguhnya kewajiban Kami-lah menghisab mereka. QS Al Ghasyiyah: 25-26.

160. Barangsiapa membawa amal yang baik, Maka baginya (pahala) sepuluh kali lipat amalnya; dan Barangsiapa yang membawa perbuatan jahat Maka Dia tidak diberi pembalasan melainkan seimbang dengan kejahatannya, sedang mereka sedikitpun tidak dianiaya (dirugikan). QS al An`am: 160 .
3
Mengimani adanya Surga dan Neraka, dan keduanya merupakan tempat kembali yang abadi bagi makhluk-Nya.
6. Sesungguhnya orang-orang yang kafir Yakni ahli kitab dan orang-orang yang musyrik (akan masuk) ke neraka Jahannam; mereka kekal di dalamnya. mereka itu adalah seburuk-buruk makhluk.
7. Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh, mereka itu adalah Sebaik-baik makhluk. 8. Balasan mereka di sisi Tuhan mereka ialah syurga 'Adn yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Allah ridha terhadap mereka dan merekapun ridha kepadanya. yang demikian itu adalah (balasan) bagi orang yang takut kepada Tuhannya. QS Al Bayyinah: 6-8

Termasuk Iman kepada Hari Akhir adalah:

Mengimani segala peristiwa yang akan terjadi setelah mati, seperti:
Fitnah (Ujian) kubur, yaitu tentang pertanyaan kubur, “Siapa Rabbmu, siapa Nabimu dan apa agamamu ? “ Tentu bagi orang beriman akan sangat mudah dan teguh dalam menjawabnya. Namun tidak seperti halnya orang kafir, hanya bisa menjawab, Hah, hah… aku tidak tahu itu semua. Dan orang Munafik dengan ragu menjawab, “Aku tidak tahu, aku dengar orang-orang mengatakans esuatu, lalu aku ikut pula mengatakannya.
Adzab dan nikmat Kubur. 
Adzab kubur itu bagi orang-orang zhalim : musyrik, kafir dan munafik,
Allah berfirman:

" Alangkah dahsyatnya Sekiranya kamu melihat di waktu orang-orang yang zalim berada dalam tekanan sakratul maut, sedang Para Malaikat memukul dengan tangannya, (sambil berkata): "Keluarkanlah nyawamu" di hari ini kamu dibalas dengan siksa yang sangat menghinakan, karena kamu selalu mengatakan terhadap Allah (perkataan) yang tidak benar dan (karena) kamu selalu menyombongkan diri terhadap ayat-ayatNya. QS al An`am: 93.

46. Kepada mereka dinampakkan neraka pada pagi dan petang[1], dan pada hari terjadinya kiamat. (Dikatakan kepada malaikat): "Masukkanlah Fir'aun dan kaumnya ke dalam azab yang sangat keras". QS al Mukmin: 46

[1] Maksudnya: dinampakkan kepada mereka neraka pagi dan petang sebelum hari berbangkit. Mereka itu adalah keluarga (pengikut Fir`aun) dan orang-orang kafir lainnya  dari masa ke masa.

Sedangkan Nikmat Kubur itu Bagi orang-orang beriman:

30. Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: "Tuhan Kami ialah Allah" kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, Maka Malaikat akan turun kepada mereka dengan mengatakan: "Janganlah kamu takut dan janganlah merasa sedih; dan gembirakanlah mereka dengan jannah yang telah dijanjikan Allah kepadamu". QS Fushshilat: 30.

83. Maka mengapa ketika nyawa sampai di kerongkongan,
84. Padahal kamu ketika itu melihat, 85. Dan Kami lebih dekat kepadanya dari pada kamu. tetapi kamu tidak melihat, 86. Maka mengapa jika kamu tidak dikuasai (oleh Allah)? 87. Kamu tidak mengembalikan nyawa itu (kepada tempatnya) jika kamu adalah orang-orang yang benar?
88. Adapun jika Dia (orang yang mati) Termasuk orang-orang yang didekatkan (kepada Allah),  89. Maka Dia memperoleh ketenteraman dan rezki serta jannah kenikmatan. QS  Al Waqi`ah: 83-89.


BUAH IMAN KEPADA HARI AKHIR:

1. Senang dan bersemangat untuk melakukan amal ketaatan, dengan mengharap pahalanya kelak di akhirat nanti
2. Takut melakukan kemaksiatan dan khawatir bila sampai rela dengan kemaksiatan itu, karena takut siksa di Hari Akhir itu.
3. Hiburan bagi orang mukmin atas apa yang tidak ia dapatkan dari kesenangan duniawi ini dengan masih dapat mengharap kenikmatan dan pahala akhirat.

Rukun Iman Keenam
IMAN KEPADA TAKDIR ALLAH

Iman terhadap Qadla’ dan Takdir Allah, yang baik dan yang buruk, yang manisnya dan yang pahitnya, semuanya dating dari sisi Allah, merupakan rukun iman ke-enam.
Qadar adalah takdir Allah terhadap seluruh makhluk yang ada sesuai dengan ilmu dan hikmah-Nya.

Sesungguhnya Kami menciptakan segala sesuatu menurut ukuran. QS Al Qamar: 49


Cakupan Iman kepada Qadar itu meliputi Empat Perkara:

1
ILMU: Mengimani bahwa Allah mengetahui segala sesuatu, secara global maupun secara rinci, azali maupun abadi yang berkaitan dengan perbuatanNya sendiri maupun perbuatan hamba-Nya.
2
KITABAH: Mengimani bahwa Allah telah menulis hal itu dalam Lauh Mahfuzh. *)
3
MASYI’AH: Mengimani bahwa seluruh yang ada tidak akan terjadi kecuali dengan kehendak Allah (Masyi’atillah), apakah yang berkaitan dengan perbuatan Allah maupun perbuatan makhluk-Nya   **)
4
KHALQ: Mengimani bahwa seluruh yang ada merupakan ciptaan Allah: baik dzatnya, sifatnya maupun gerakannya.  ***)

*) : Allah berfirman mengenai kedua hal tersebut:
70. Apakah kamu tidak mengetahui bahwa Sesungguhnya Allah mengetahui apa saja yang ada di langit dan di bumi?; bahwasanya yang demikian itu terdapat dalam sebuah kitab (Lauh Mahfuzh). Sesungguhnya yang demikian itu Amat mudah bagi Allah.
 QS Al Hajj: 70.
Nabi Be mengatakan bahwa penulisan taqdir seluruh makhluk itu telah Allah tulis, sejak 50 000 tahun sebelum penciptaan langit dan bumi. HR Muslim.
**). Dalil-Dalinya:
Dan Allah memperbuat apa yang Dia kehendaki. Qs Ibrahim : 27 .
Dialah yang membentuk kamu dalam rahim sebagaimana dikehendaki-Nya. tak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia, yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.
 QS Ali Imran: 6 .
Kalau Allah menghendaki, tentu Dia memberi kekuasaan kepada mereka terhadap kamu, lalu pastilah mereka memerangimu. QS An Nisa’: 90.
Jikalau Tuhanmu menghendaki, niscaya mereka tidak mengerjakannya, Maka tinggalkanlah mereka dan apa yang mereka ada-adakan.
QS al An`am: 112.
***) : Allah berfirman:
Allah menciptakan segala sesuatu dan Dia memelihara segala sesuatu.
QS Az Zumar: 62 .
Dan Dia telah menciptakan segala sesuatu, dan Dia menetapkan ukuran-ukurannya dengan serapi-rapinya[*]. QS Al Furqan: 2 .
[*] Maksudnya: segala sesuatu yang dijadikan Tuhan diberi-Nya perlengkapan-perlengkapan dan persiapan-persiapan, sesuai dengan naluri, sifat-sifat dan fungsinya masing-masing dalam hidup.
Padahal Allah-lah yang menciptakan kamu dan apa yang kamu perbuat itu".
QS Ash Shaffat : 96.

Walau demikian – Yang wajib kita imani ini terhadap Taqdir Allah – tetap saja Allah memberikan kehendak dan kebebasan kepada manusia, yaitu berupa ikhtiyar dan kemampuan manusia untuk melaksanakannya.

Perhatikan Firman Allah berikut;

Itulah hari yang pasti terjadi. Maka Barangsiapa yang menghendaki, niscaya ia menempuh jalan kembali kepada Tuhannya. QS An Naba’: 39.

Maka bertakwalah kamu kepada Allah menurut kesanggupanmu dan dengarlah serta taatlah dan nafkahkanlah nafkah yang baik untuk dirimu[4]. dan Barangsiapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, Maka mereka Itulah orang-orang yang beruntung. QS At Taghabun: 16 .

[4] Maksudnya: nafkahkanlah nafkah yang bermanfaat bagi dunia dan akhirat.
Kehendak dan kemauan manusia itu terjadi atas kehendak dan kemampuan Allah, sebagaimana firman-Nya:

28. (yaitu) bagi siapa di antara kamu yang mau menempuh jalan yang lurus.
29. Dan kamu tidak dapat menghendaki (menempuh jalan itu) kecuali apabila dikehendaki Allah, Tuhan semesta alam. QS At Takwir: 28-29.

BUAH IMAN KEPADA QADLA’ DAN QADAR ALLAH:

1
Bersandar kepada Allah ta`ala ketika melakukan berbagai “sebab” itu sendiri, karena segala sesuatu itu tergantung kepada qadar Allah
2
Agar seseorang tidak lagi mengagumi (sombong) pada dirinya sendiri ketika tercepai tujuannya. Ini hanyalah berupa nikmat Allah

HASIL DAN MANFAAT DARI AQIDAH
(Syaiklh Muhamamd bin Al Utsaimin, fil Aqidah Ahlis Sunnah wal jama`ah)

Wahai anak-anakku, generasi Muslim di masa mendatang, ketahuilah dunia menanti kebangkitan anda, dimulai dengan pengokohan aqidah dan menguatan ilmu.
Kita telah menegtahui aqidah ahlus sunnah wal jama`ah secara global, begitu indah dan luhur, yang meliputi prinsip-prinsip utama sebagaimana di uraiakan dalam pelajaran-pelajaran di atas.
Tentu, kalian sebagai siswa-siswi Ma`hadi Imam Bukhari – tingkat Mutawassithah – berharap akan manfaat dan faedah dari hasil belajar Aqidah ini.
Inilah Manfaat dan Faedah Dar5i Aqidah Ahlus Sunnah wal jama`ah:

1
Imam kepada Allah beserta Asma’ dan Sifat-Nya:
Iman ini menanamkan dalam pribadi seorang hamba kecintaan dan pengagungan kepada Allah, yang menuntutnya untuk senantiasa melaksanakan segala perintah Allah dan menjauhi segala larangan-Nya. Dengan demikian akan diperoleh kebahagiaan yang smepurna dalam kehidupan ini, baik di dunia maupun di akhirat, baik untuk pribadi maupun untuk masyarakat.

“Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam Keadaan beriman, Maka Sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik [*] dan Sesungguhnya akan Kami beri Balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan. QS An Nahl: 97

[*9] Ditekankan dalam ayat ini bahwa laki-laki dan perempuan dalam Islam mendapat pahala yang sama dan bahwa amal saleh harus disertai iman.

2
Iman kepada Malaikat. Hasil dan manfaat yang diperoleh adalah:
a
Mengetahui kebesaran, kekuatan dan kekuasaan Allah Ta`ala
b
Bersyukur kepada Allah Ta`ala atas perhatian-Nya kepada hamba-hamba Nya dengan menugaskan diantara malaikat-malaikat itu ada yang menjaga mereka, mencatat amalperbuatan mereka dan kepentingan-kepntingan mereka.
c
Mencintai para Malaikat karena mereka beribadah dengan sebaik-baiknya kepada Allah Ta`ala dan memohon ampunan untuk orang-orang mukmin
3
Iman Kepada Kitab-Kitab. Hasil dan manfaatnya antara lain:
a
Mengetahui rahmat Allah dan perhatian-Nya kepada umat manusia dengan menurunkan bagi stiap umat suatu kitab untuk membimbing mereka
b
Mengenal bahwa Allah ta`ala Maha Bijaksana, karena telah menetapkan dalam kitab-kitab ini syariat yang sesuai dengan kondisi masing-masing umat serta telahmenjadikan kitab terakhir, Al Qur’anul `Azhim, sesuai untuk umat manusia pada segala zaman dan tempat hingga hari Kiamat.
c
Mensyukuri nikmat Allah atas diturunkannya kitab-kitab tersebut
4
Iman Kepada Rasul-Rasul Allah. Hasil dan manfaatnya antara lain:
a
Mengetahui rahmat Allah dan perhatiann-Nya kepada uamt manusia dengan diutus-Nya kepada merekapara rasul yang mulia untuk memberi petunjuk dan bimbingan
b
Bersykur kepada Allah Ta`ala atas ni`mat Nyayang amat besar ini yang dikarunia kan kepada umat manusia
c
Mencintai para rasul, menghormati mereka dan memberikan kepada mereka pujian yang layak, karena mereka dalah utusan – utusan Allah dan hamba-hamba plihan yang telah beribadah kepada Allah, menyampaikan risalah-Nya, bersikap kasih kepada para hamba-Nya dan bersabar atas perlakuan mereka yang menyakitkan.
5
Iman kepada Hari Akhir. Hasil dan manfaatnya antara lain:
a
Berusaha dengan sungguh-sungguh untuk senantiasa taat kepada Allah dengan penuh harap akan janji dan pahala di hari akhirat dan senantiasa menjauhkan diri dari perbuatan maksiat kepada-Nya karena takut akan adzab pada hari tersebut
b
Memberikan kegembiraan kepada orang yang beriman, bahwa kenikmatan dan kesenangan yang belum diperolehnya di dunia akan diterimanya di akhirat.
6
Iman Kepada Qadla’ Dan Qadar Allah. Hasil dan manfaatny antara lain:
a
Bertawakkal kepada Allah setiap melakukan suatu usaha, sebab usaha yang dilakukan dan hasil yang diharapkan, semuanya itu terjadi dengan qadla’ dan qadar Allah Ta`
b
Memperoleh ketenangan jiwa dan kedamaian hati. Karena apa yang diketahui (diimaninya) bahwa setiap kejadian itu terjadi karena qadla’ dan qadar Allah, walau tak diinginkannya padtilah terjadi, sehingga tenanglah jiwanya dan damailah hatinya serta ridla dengan qadla’ dari-Nya. Sungguh amat bahagia, tenag dan damai jiwanya bagi orang yang yakin pada qadla’ dan qadar Allah, tak tertandingi oleh kebahagian lainnya
c
Tidak bersikap sombong dan membanggakan diri ketika memperoleh apa yang diinginkannya. Karena apa yang diperolehnya itu adalah karunia yang diberikan Allah melalui sebab-sebab kebaikan dan kesuksesan yang telah ditakdirkan bagi dirinya. Dengan demikian pastilah dia akan selalu bersyukur kepada-Nya dan tidak menimbulkan kebanggaan diri lagi sombong.
d
Tidak merasa sedih dan kesal hati manakala apa yang diinginkan tidak tercapai atau apa yang tidak disukainya justru menimpa dirinya. Karena semuanya terjadi dengan qadla’ Allah. Karena itu dia pasti bersabar dalam menghadapinya danmengharapkan pahalanya di sisi Allah Ta`ala.



0 komentar:

Mari berdiskusi...

--------------------------------------------------------------------

Awali dengan bismillah sebelum memberi komentar...

--------------------------------------------------------------------