Sungguh banyak kita dapati manusia yang menyembah kebudayaan dan tradisinya, contohnya:
Ada orang bertanya kepada orang lain, Mengapa anda merokok ? Ia pun menjawab dan mengakui bahwa hal ini merupakan kebiasaan buruk dan pada hakikatnya saya tidak menikmati sebatang rokok tersebut dan tak butuh padanya, hanya saja ketika saya marah lalu menyalakan sebatang rokok, maka marahpun hilang dariku. Oleh sebab itu, kebiasaan merokok menjadi penghalang antara diriku dan Allah.
Merupakan cara yang ampuh menghilangkan penghalang ini, adalah dengan melepaskan dari adat yang buruk. Bagi orang yang ingin menjadi budak dari tradisi senantiasa terhalang dari Allah, sampai ia membebaskan diri dari penghambaan kepada selain Allah.
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah berkata: "Tidak dikatakan seseorang itu menghambakan diri kepada Allah, sehingga ia melepaskan dari penghambaan kepada selain-Nya".
10. Menyimpang dari Jalan Yang Dituju (Rusak Tujuan, Fasadul Qashdi).
Perkara ini merupakan penghalang bagi setiap hamba yang selalu iltizam, dimana ia bangga terhadap amalannya, sehingga amalan ini menjadi penghalang antara dia dengan Allah.
Diantara yang harus ia lakukan adalah: ia tidak melihat pada amalan yang telah dilakukan, namun seharusnya melihat pada pemberian Allah dan melihat kekurangan jiwa dan amalnya.
Sepatutnya ia selalu melihat anugerah Allah yang telah memberinya taufiq dan hidayah serta melihat amalannya itu apakah sudah dikerjakan sesuai dengan perintah Allah ataukah terdapat penyakit yang menghalangi sampainya amalan kepada Allah. Jika tidak demikian, maka hatinya akan tergantung kepada amal dan ridlo-nya, serta sibuk dari Allah (lalai dari ridlo Allah). Yang demikian ini menjadi penghalang antara dia dan Allah.
Karena ridlonya seorang hamba dengan ketaatan kepada Allah, menunjukkan adanya sikap husnu zhann terhadap diri dan sikap jahilnya pada hakikat penghambaannya kepada Allah serta hilangnya amal yang diinginkan oleh Allah SWT serta lahirnya sifat ujub dan takabbur pada dirinya. Keduanya – ujub dan takabbur - lebih bahaya daripada dosa besar.
Bagaimana mungkin bagi orang yang puas dengan diri dan amalnya itu akan ridlo kepada Allah.
Manakala Allah menjadi agung di hatimu, tentulah kamu menganggap kecil (hina) dirimu, dan setiap kamu melihat hakikat ubudiyah dan rububiyah Allah, pastilah engkau mengetahui siapa Allah dan siapa dirimu. Menjadi jelaslah, apa yang ada pada dirimu berupa barang yang kamu miliki, tidak layak untuk kamu miliki, sekalipun engkau beramal dengan amalan manusia dan jin yang engkau takuti akibat buruknya. Akan tetapi dengan sebab karunia dan kemuliaan Allah, engkau diberi pahala, dan tersinmgkaplah penghalang ini. Laa haua wa laa quwwata illaa billah.
Inilah 10 penghalang antara hamba dan Allah, apakah engkau tidak menyadari jumlah penghalang yang ada pada dirimu dalam sehari, antara kamu dan Rabb-mu ? Apakah semua itu telah terbebas dari dirimu ? Seharusnya anda yakin kepada Allah, dan beribadah kepada-Nya, agar tersingkap seluruh hijab-hijab ini yang tidak ada yang dapat menghilangkannya kecuali hanya Allah Subhanahu wa Ta`ala.
Berkata Ibnu Qayyim al Jauziyah : "Sepuluh penghalang ini tumbuh dari empat unsure, yaitu: Jiwa, syaithan, dunia dan hawa nafsu".
Dan penghalang ini tidak akan dapat hilang, selama unsure-unsur nya masih berada dalam hati seorang. Oleh karena itu, hilangkan dulu ke-empat unsur tersebut, dan pastilah unsure lainnya akan hilang pula atas idzin Allah.
Kami memohon kepada Allah, agar Dia memberikan taufiq dalam amalan dan perkataan, serta menerima amalan-amalan kami.
نسأل الله أن يوفقنا للإخلاص في القول والعمل، وأن يتقبل أعمالنا ، وصلى الله وسلم على نبينا محمد ,على آله وصحبه.
0 komentar:
Mari berdiskusi...
--------------------------------------------------------------------
Awali dengan bismillah sebelum memberi komentar...
--------------------------------------------------------------------