MASJID IMAM BUKHARI JATINANGOR
BA`DA SHOLAT SHUBUH-SYURUQ RAMADLAN 1437 H
MINGGU PERTAMA
HARI KE-3, RABU, 3 RAMADLON 1437 H
Oleh ust Abu Fahmi Ahmad

(Kelima) :
Menyembunyikan Sedekah dan diberikannya Kpd Fuqara’ dapat menghapus dosa-dosa
قال اللَّه تعالى: ﴿إِنْ تُبْدُوا الصَّدَقَاتِ فَنِعِمَّا هِيَ وَإِنْ تُخْفُوهَا وَتُؤْتُوهَا الْفُقَرَاءَ فَهُوَ خَيْرٌ لَكُمْ وَيُكَفِّرُ عَنْكُمْ مِنْ سَيِّئَاتِكُمْ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ﴾.
271. jika kamu Menampakkan sedekah(mu)[172], Maka itu adalah baik sekali. dan jika kamu menyembunyikannya[173] dan kamu berikan kepada orang-orang fakir, Maka Menyembunyikan itu lebih baik bagimu. dan Allah akan menghapuskan dari kamu sebagian kesalahan-kesalahanmu; dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan. Al Baqarah 271

[172] Menampakkan sedekah dengan tujuan supaya dicontoh orang lain.
[173] Menyembunyikan sedekah itu lebih baik dari menampakkannya, karena Menampakkan itu dapat menimbulkan riya pada diri si pemberi dan dapat pula menyakitkan hati orang yang diberi.

«أي: ﴿إنْ تُبْدُوا الصَّدَقَاتِ﴾ فتظهروها وتكون علانية حيث كان القصد بها وجه اللَّه ﴿فَنِعِمَّا هِيَ﴾ أي: فنعم الشيء ﴿هِيَ﴾ لحصول المقصود بها ﴿وَإِنْ تُخْفُوهَا﴾ أي: تُسِرُّوها ﴿وَتُؤْتُوهَا الفُقَرَاءَ فَهُوَ خَيْرٌ لَكُمْ﴾ ففي هذا أن صدقة السر على الفقير أفضل من صدقة العلانية، وأما إذا لم تؤت الصدقات الفقراء فمفهوم الآية أن السر ليس خيراً من العلانية، فيرجع في ذلك إلى المصلحة، فإن كان في إظهارها إظهار شعائر الدين، وحصول الاقتداء ونحوه، فهو أفضل من الإسرار،
Allah mengabarkan juga bahwa sedekah yang ditampakkan orang yg bersedekah itu adalah baik, dan bila dia menyembunyikannya dan menyerahkannya kepada orang-orang fakir adalah lebih utama, sebab menyembunyikan sedekah (shadaqatus sirr) kpd orang fakir adalah lebih afdlol daripada sedekah yang ditampakkan (`alaniyah). Dan adapun jika tidak diberikan kpd kaum fakir, maka ayat ini dipahaminya bahwa menyembunyikan sedekah itu tidak menjadi sesuatu lebih baik daripada menampakkannya. Tentu ini kembali kepada maslahat yg ingin diperolehnya…  Maka apabila dalam “menampakkan sedekah itu sebagai wujud dari menamoakkan syiar agama, dan untuk memperoleh keteladanan (menjadi contoh) dan semisal nya, maka yg demikian itu menjadi afdlol daripada sedekah dg cara menyembunyikannya..

ودل قوله: ﴿وَتُؤْتُوهَا الفُقَرَاءَ﴾ على أنه ينبغي للمتصدق أن يتحرَّى بصدقته المحتاجين، ولا يعطي محتاجاً وغيره أحوج منه، ولما ذكر تعالى أن الصدقة خير للمتصدق، ويتضمّن ذلك حصول الثواب،

Dalam firman Nya (dan memberikannya kepada kaum fakur) ini menunjukkan bahwasanya dituntut bagi yang bersedekah untuk mencari benar-benar mereka yang sangat membutuhkannya, tidak memberikan kpd orang butuh padahal ada orang lain yg lebih membutuhkannya. Dan manakala Allah menyebutkan bahwa sedekah itu baik bagi yang bersedekah, yg demikian juga meliputi dalam hal perolehan pahala.

قال: ﴿وَيُكَفِّرُ عَنْكُمْ مِنْ سَيِّئَاتِكِمْ﴾ ففيه دفع العقاب ﴿وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ﴾ من خير وشر، قليل وكثير والمقصود من ذلك المجازاة».([1]) تيسير الكريم الرحمن، ص 118- 119.
Tentang fiorman Nya (dan Allah akan menghapuskan dari kamu sebagian kesalahan-kesalahanmu) maksudnya mencegah dari hukuman. (Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan) baik dan buruk, sedikit dan banyak, dan maksud nya bahwa pengetahuan Allah itu melampau semuanya. 
- قال اللَّه تعالى: ﴿إِنْ تُقْرِضُوا اللَّهَ قَرْضًا حَسَنًا يُضَاعِفْهُ لَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ وَاللَّهُ شَكُورٌ حَلِيمٌ * عَالِمُ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ﴾.([1]) سورة التغابن، الآيتان: 17- 18.
Firman Allah dalam surat at Taghabun berikut: ayat 17 dan 18
17. jika kamu meminjamkan kepada Allah pinjaman yang baik, niscaya Allah melipat gandakan balasannya kepadamu dan mengampuni kamu. dan Allah Maha pembalas Jasa lagi Maha Penyantun.
18. yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata. yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.
﴿إِنْ تُقْرِضُوا اللَّهَ قَرْضًا حَسَنًا﴾ وهو كل نفقة كانت من الحلال، إذا قصد بها العبد وجه اللَّه تعالى وطلب مرضاته، ووضعها في موضعها ﴿يُضَاعِفْهُ لَكُمْ﴾ النفقة بعشر أمثالها إلى سبعمائة ضعف، إلى أضعاف كثيرة.
﴿و﴾ مع المضاعفة أيضًا ﴿يَغْفِرْ لَكُمْ﴾ بسبب الإنفاق والصدقة ذنوبكم، فإن الذنوب يكفرها اللَّه بالصدقات والحسنات: ﴿إِنَّ الْحَسَنَاتِ يُذْهِبْنَ السَّيِّئَاتِ﴾ .
(jika kamu meminjamkan kepada Allah pinjaman yang baik) maksudnya setiap nafakah yang halal, jika ditujukan karena Allah semata dan mencari ridlo Nya serta menempatkan nya pada tempatnya (Allah melipat gandakan balasannya kepadamu) setiap 1 nafaqah dipahalai dg 10 lipat sampai 700 kelipatan, bahkan sampai kelipatan yg banyak. Dan bersamaan dg pelipatan ganjaran itu, maka pelakunya (kalian) juga Allah mengampuni dosa dosa kalian dgn sebab ber infak dan bersedekah. Sebab dosa-dosa itu, Allah menghapusnya dengan sedekah hamba dan perbuatan hasanatnya (sesungguhnya amal kebaikan itu dapat menghapus amal buruk), karerena kelipatan pahala pelaku kebaikan tersebut. 
﴿وَاللَّهُ شَكُورٌ حَلِيمٌ﴾ لا يعاجل من عصاه، بل يمهله ولا يهمله
(dan Allah Maha pembalas Jasa lagi Maha Penyantun). Dia tidak menyegerakan hukuman bagi yg menentang Nya (bermaksiat kpd Nya), namun member tanggung dan tidak membiarkan begitu saja (تيسير الكريم الرحمن، ص 1024.)

(Keenam) : Dengan Mahabbatullah dan Ittiba` kpd Nabi shallallahu `alaihi wasallam, dosas-dosa dapat diampuni
Allah berfirman dalam surat Ali Imron ayat: 31

31. Katakanlah: "Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah Aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu." Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
قال اللَّه تعالى: ﴿قُلْ إِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّونَ اللَّهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللَّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ﴾
«وهذه الآية فيها وجوب محبة اللَّه، وعلاماتها، ونتيجتها، وثمراتها، فقال: ﴿قُلْ إِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّونَ اللَّهَ﴾ أي: ادّعيتم هذه المرتبة العالية، والرتبة التي ليس فوقها رتبة، فلا يكفي فيها مجرد الدعوى، بل لا بد من الصدق فيها، وعلامة الصدق اتّباع رسوله r في جميع أحواله، في أقواله، وأفعاله، في أصول الدين وفروعه، في الظاهر، والباطن، فمن اتّبع الرسول دل على صدق دعواه محبّة اللَّه تعالى؛ وأحبّه اللَّه وغفر له ذنبه، ورحمه وسدّده في جميع حركاته وسكناته، ومن لم يتّبع الرسول r فليس مُحبّاً للَّه تعالى، لأن محبّته للَّه توجب له اتّباع رسوله r، فما لم يوجد ذلك دلَّ على عدمها، وأنه كاذب إن ادّعاها، مع أنها على تقدير وجودها غير نافعة بدون شرطها، وبهذه الآية يوزن جميع الخلق، فعلى حسب حظهم من اتّباع الرسول r يكون إيمانهم وحبّهم للَّه، وما نقص من ذلك نقص».([1]) تيسير الكريم الرحمن، ص 133.
Inilah ayat yg didalamnya mengandung perintah wajib (bagi setiap hamba yg mukmin) untuk mencintai Allah, sekaligus menunjukkan tanda-tandanya, dan hasilnya serta buah-nya, maka firman Allah (Katakanlah: "Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah”), maksudnya (jika) kalian mengklaim (memiliki) martabat yg tinggi ini, suatu martabat yg tidak ada lagi yg lebih tinggi darinya, tentu tidaklah terbatas pada pengakuan semata, namun harus disertai bukti dan kebenaran/kejujuran di dalamnya.
Adapun tanda kebenarannya/kejujurannya itu adalah dengan “mengikuti Rasulullah shallallahu `alaihi wasallam” dalam selutuh keadaannya, baik dalam perkataannya, perbuatannya, dan dalam perkara yang pokok maupun cabang dari agama ini, lahir dan batin. Maka siapa yang mengikuti Rasulullah dengan menunjukkan bukti pengakuannya itu dengan “mahabbatullah, kecintaan nya kepada Allah”. Oleh karena siapa yang mengikuti Rasulullah berarti ia telah menunjukkan bukti pengakuannya dalam hal “mencintai Allah”. Allah pun mencintainya dan mengampuni dosanya, merahmatinya dan menuntutnya dalam seluruh gerak geriknya dan dalam diam nya. Dan siapa yang tidak ittiba kpd Rasulullah, maka ia tidak termasuk orang yang mencintai Allah, sebab mencintai Allah itu menunut adanya ittiba` kpd Rasul Nya. Maka siapa saja yg mengaku mecintai Allah tetapi tidak ittiba` kpd RasuNya, berarti dia itu tidak cinta kpd Allah, ia itu dusta dalam mengakuannya, maka dgn tidak memenuhi syaratnya dalam hal ittiba` ini, artinya pengakuan itu menjadi tidak ada manfaatnya. Dengan ayat ini, maka seluruh manusia ditimbang, diukur dan dinilai, sejauh mana cintanya kepada Allah, yaitu tergantung dari ittiba`nya kpd Rasulullah. Jika ternyata berkurang dalam ittiba` nya maka berkurang pula tingkat mahabbatullah nya. (Tafsir As Sa`di, hal 133, tentang ayat 31 dari surat Ali Imron)




0 komentar:

Mari berdiskusi...

--------------------------------------------------------------------

Awali dengan bismillah sebelum memberi komentar...

--------------------------------------------------------------------