Menurut data American Medical Association (AMA), jumlah dokter di AS pada tahun 2006 mencapai 921.904 orang. AMA secara spesifik tidak menyebutkan agama para anggotanya. Tapi diperkirakan 12 % dari jumlah itu, atau sekitar 113.585 dokter adalah keturunan Asia dan 3,5 % atau sekitar 32.452 dokter adalah orang Amerika keturunan Afrika.

Sementara itu, Association of American Medical Colleges pada tahun 2006 juga merilis hasil studi mereka bertajuk "“Diversity in the Physician Workforce”, yang mengindikasikan bahwa dokter-dokter keturunan Asia di Amerika didominasi oleh orang-orang India dan Pakistan. Dokter-dokter berlatar belakang India kebanyakan beragama Hindu dan Association of Physicians of Pakistani Descent of North America mengklaim anggota mereka sudah mencapai 7.000 dokter, baik dokter yang masih bertugas maupun yang sudah pensiun.
Jika melihat laporan Biro Sensus AS, dipekirakan terdapat 40,2 juta warga Amerika keturunan Afrika, dan Komite Judisial Senat AS pada tahun 2003 menyatakan bahwa 2,4 juta Muslim di AS berasal dari komunitas Amerika-Afrika, atau sekitar 5,9 % dari jumlah total populasi orang Amerika-Afrika. Berdasarkan data ini, dipekirakan terdapat kurang lebih 2.000 dokter Muslim dari etnis Amerika-Afrika.
Analisa keseluruhan data-data di atas menyimpulkan bahwa lebih dari 10 % dokter di AS adalah Muslim, sementara jumlah Muslim di AS kurang dari 3 % dari keseluruhan jumlah penduduk negeri Paman Sam itu.
"Jadi, bisa dibilang jumlah dokter Muslim di AS di atas rata-rata," kata Dr. Salim Aziz, seorang dokter ahli bedah jantung di Maryland.
Jumlah dokter Muslim di AS sekarang, bisa jadi bertambah banyak dibandingkan data tahun 2006 itu. Tapi yang menjadi persoalan bagi Muslim AS, meski jumlah dokter Muslim di AS berlimpah, tapi jarang sekali ditemukan rumah-rumah sakit Muslim di negeri itu.
Menurut Dr. Aziz yang sudah 30 tahun menjalankan profesi dokternya, persoalan utama untuk membangun rumah-rumah sakit Islam adalah masalah dana. "Yang tak kalah penting, apakah kita punya niat dan mau fokus untuk membangun institusi kesehatan ini," tukasnya.
Dr. Aziz membandingkannya dengan komunitas Yahudi. "Mereka sudah memulainya dengan berinvestasi di bidang akademis. Mereka membiayai universitas dan perguruan tinggi non-Yahudi. Komunitas Yahudi itu membuka jalan bagi mereka sendiri untuk membangun rumah-rumah sakit yang juga berfungsi sebagai sarana pendidikan. Sehingga mereka berpengalaman dalam mendirikan rumah sakit. Sedangkan komunitas Muslim, mereka tidak melibatkan diri dalam investasi pembangunan gedung yang juga akan digunakan sebagai sarana pendidikan," papar Dr. Aziz.
Untuk memecahkan problem itu, Dr. Aziz menghimbau para pemuka Muslim harus lebih berpandangan maju dan komunitas masjid harus memulai investasi jangka panjang untuk memiliki sebuah institusi layanan kesehatan Islami.
"Komunitas Muslim harus mengubah pola pikir, tidak terfokus pada keterikatan secara etnis saja tapi mesti bekerja sama sebagai satu komunitas yang solid. Dengan kolaborasi dan perencanaan yang baik, komunitas Muslim akan berada pada posisi yang lebih baik untuk membangun sumber daya manusia dan mulai menginvestasikan sumber daya manusia ini dengan cara membangun akademi, rumah sakit dan institusi lainnya," jelas Dr. Aziz.
Saat ini sudah berdiri organisasi Association of Muslim Health Professionals (AMHP). Sejak tahun 2004, organisasi itu berusaha untuk menjalin hubungan dengan seluruh tenaga profesional di bidang kesehatan dan para mahasiswa dari berbagai disiplin ilmu, yang ada di seluruh Amerika Utara. AMHP diharapkan bisa menjadi forum diskusi tentang isu-isu kesehatan dan sebagai sarana membangun jaringan untuk memberikan layanan kesehatan khususnya untuk komunitas Muslim.
Menurut juru bicara AMHP, Janice French, anggota organisasi ini sekarang mencapai 1.200 orang. "Kami fokus pada riset dan membantu komunitas-komunitas Muslim dengan membentuk layanan klinik gratis. Klinik gratis ini juga terbuka bagi pasien non-Muslim yang kurang mendapatkan akses layanan kesehatan," ujar French.
Saat ini sudah dibangun lebih dari 6 klinik kesehatan gratis, termasuk klinik yang didirikan atas kerja sama dengan Komunitas Jamaah Masjid di Silver Spring. Manajer Umum klinik, Imam Romodan menyatakan, klinik kesehatannya melayani pasien Muslim dan Non-Muslim. Pegawai dan tenaga dokter di klinik itu juga dari kalangan Muslim dan non-Muslim.
Jubir AMHP Janice French optimis, klinik-klinik kesehatan gratis yang didirikan ini bisa menjadi batu loncatan untuk membangun sebuah rumah sakit Muslim. (ln/NCMC)


0 komentar:

Mari berdiskusi...

--------------------------------------------------------------------

Awali dengan bismillah sebelum memberi komentar...

--------------------------------------------------------------------