وجعلنا منهم أئمة يهدون بأمرنا لما صبروا وكانوا بآياتنا يوقنون (سورة السجدة: 24)
24. Dan Kami jadikan di antara mereka itu pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah Kami ketika mereka sabar[*]. dan adalah mereka meyakini ayat-ayat kami.
[*] Yang dimaksud dengan sabar ialah sabar dalam menegakkan kebenaran. QS As Sajdah: 24

Penjelasan Ibnu Katsir rahimahullah:
Ayat ini didahului oleh ayat 23 yang menjelaskan, bahwa Allah berfirman “Dan sesungguh nya telah Kami berikan kepada Musa al-Kitab (Taurat), maka janganlah kamu (Muhammad) ragu-ragu menerima (al-Qur’an itu) dan Kami jadikan al-Kitab (Taurat) itu petunjuk bagi Bani Isra’il”. Maksud dari ayat 24 adalah sbb: tatkala mereka sabar dalam melaksanakan perintah-perintah Allah dan dalam menjauhkan larangan-larangan Nya, membenarkan para Rasul-Nya dan mengikuti risalah yang diberikan kepada mereka, niscaya mereka menjadi pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk kepada kebenaran dengan perintah Kami, mengajak kepada kebaikan, memerintahkan yang ma`ruf dan melarang kemunkaran. Kemudian, ketika mereka mengganti, merubah, menakwil (mengintrepertasi semaunya) dan menghapuskan kedudukan tersebut, maka jadilah hati-hati mereka kasar dengan merubah kalimat dari tempatnya, tidak beramal shalih dan tidak beri`tikad benar.  Qotadah dan Sufyan berkata: “Tatkala mereka bersabar terhadap urusan dunia”, dan tidak patut bagi seorang Imam yang diikuti hingga dia waspada terhadap dunia. Waki’ berkata, bahwa Sufyan berkata: “Dia harus memiliki ilmu agama, seperti jasad harus memiliki kebaikan”. Sebagian Uama  berkata: “Dengan sabar dan keyakinan akan dicapai imamah di dalam agama”
(Tafsir Ibnu Katsir, Mishbahul Munir, Syaikh Shafiyyur Rahman al-Mubarokfuri, Daar As Salam-Riyadl, cet. Ke-2 Th. 1999, hal 1073)

Ibnul Qayyim rahimahullah berkata:
“Bahwa iman itu dibangun di atas dua pilar : Keyakinan dan Kesabaran, sebagaimana tersebut pada surat as Sajdah: 24 di atas. Sebab dengan keyakinan itulah, hakikat perintah, larangan, pahala dan siksaan bisa diketahui. Dan dengan sabar, dapat dilaksanakan apa yang diperintah dan dijauhi apa yang dilarang. Pembenaran (Tashdiq) bahwa perintah, larangan, pahala dan hukuman adalah dari sisi Allah tidak akan pernah terwujud kecuali dengan adanya keyakinan. Dan seseorang tidak akan mungkin secara kontinu (dawam) dapat mengerjakan hal-hal yang diperintahkan dan menjaga diri dari hal-hal yang dilarang kecuali dengan sabar. Maka sabar menjadi separoh dari iman, dan paroh keduanya adalah syukur dengan mengerjakan apa yang diperintahkan kepadanya dan meninggalkan apa yang dilarang. (Sabar Perisai seorang Mukmin, penerbit Pustaka Azzam, cet. Ke-3, Th. 2000 M, hal. 137).

Kebutuhan Hadirnya Pemimpin Yang Sabar dan Yakin
 (kepada kebenaran haqiqi):
Sabar dan Yakin yang dibutuhkan sebagai pemimpin umat menurut Ibnu Katsir di atas adalah:
1.    Mereka yang sabar dalam melaksanakan perintah-perintah Allah dan dalam menjauhkan larangan-larangan Nya,
2.    Membenarkan para Rasul-Nya dan mengikuti risalah yang diberikan kepada mereka, niscaya mereka menjadi pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk kepada kebenaran dengan perintah Kami, mengajak kepada kebaikan, memerintahkan yang ma`ruf dan melarang kemunkaran.
3.    Ketika mereka mengganti, merubah, menakwil (mengintrepertasi semaunya) dan menghapuskan kedudukan tersebut, maka jadilah hati-hati mereka kasar dengan merubah kalimat dari tempatnya, tidak beramal shalih dan tidak beri`tikad benar.

Makna Sabar dan Lingkup Penerapannya: (Madarij II, Ibnul Qayyim,156-dst).
Secara umum sabar dapat diartikan menahan diri dari keluh kesah dan rasa benci, menahan lisan dari mengadu, dan menahan anggota badan dari tindakan yang mengganggu dan mengacaukan.
Sabar itu ada TIGA jenis, yaitu: (1) Sabar dalam menjalankan ketaatan. (2) Sabar dalam menjauhi kemaksaiatan kepada Allah, dan (3) Sabar dalam menerima cobaan dari Allah.
الصبر : حبس النفس عن الجزع , وحبس اللسان عن الشكوى , وحبس الجوارح عن التشويش .
وهو ثلاثة أنواع : (1) صبر على طاعة الله  (2) وصبر عن معصية الله , (3)  وصبر على إمتحان الله
Jenis sabar (1) dan (2) berhubungan dengan usaha manusia, sedangkan sabar ke (3)  tidak berhubungan dengan usaha manusia.  Maknanya: ketaatan kepada Allah dan tidak maksiat kepadaNya harus dicapai melalui usaha manusia dan bersabar atasnya. Sementara  ujian yang datang kepada kita bukan dari usaha manusia, tetapi dari Allah Ta`ala, kita dituntut untuk sabar menghadapinya.
Karena itu kesabaran nabi Yusuf AS dalam menolak ajakan perselingkuhan dari isteri Raja itu jauh lebih berat daripada ketika dilemparkan oleh saudara-saudaranya ke sumur, ketika dijual, dan ketika dipisahklan dari ayahnya (Ucapan Syaikh Ibnu Taimiyah rahimahullah). Dia juga pernah mengatakan, bahwa bersabar dalam menunaikan ketaatan lebih sempurna dan lebih utama daripada bersabar untuk menjauhi kemaksiatan, karena kemaslahatan melaksana kan ketaatan lebih dicintai oleh Allah daripada kemaslahatan meninggalkan maksiat; dan mafsadat tidak dilakukannya ketaatan lebih dibenci dan lebih tidak disukai daripada mafsadat adanya maksiat” (Madarij As Salikin II, hal. 157).
          Benar, bahwa Yusuf AS adalah sosok pemimpin yang sabar dan yakin, sebagaimana halnya Musa AS, dan para Rasul lainnya, juga para Khulafa’ur Rasyidin dan para Imam Ahlus sunnah dari masa ke masa. Yusuf AS dan Musa AS dua figur Imam yang Kuat dan Amanah. Seperti halnya Rasulullah Muhammad Saw dan para salafush shalih serta para Imam.
Secara hakikat dan  derajat maupun martabatnya, maka Sabar dapat dikelompokkan menjadi Tiga: (1)  Shabar Billah , (2) Shabar Lillah, dan (3) Sabar Ma`allah.
Yang pertama adalah: meminta pertolongan kepadaNya (Istri`anah bihi) sejak awal, melihat bahwa Allah lah yang menjadikannya sabar, dan kesabaran seorang hamba adalah dengan pertolongan Allah, bukan dengan dirinya semata. QS An-Nahl: 127.
Kedua: sabar karena Allah. Maksudnya,hendaklah yang mendorongmu untuk bersabar itu adalah karena cinta kepada Allah, mengharapkan keridloanNya, dan untuk mendekatkan diri kepadaNya, bukan untuk menampakkan kekuatan jiwa, mencari pujian makhluk, dan tujuan tujuan lainnya.
Ketiga : sabar bersama Allah. Yakni dalam perputaran hidupnya hamba selalu bersama dan sejalan agama yang dikehendaki Allah dan hukum-hukum agamaNya, menyabarkan dirinya untuk selalu bersamanya, berjalan bersamanya, berhenti bersamanya, menghadap ke mana arah agama itu menghadap, dan turun bersamanya.
Bentuk-bentuk Sabar  yang demikian ini tidak akan terwujud kecuali bagi hambaNya yang “muwafaqah” (penyusuaian) terhadap Rabbnya, baik dalam hal-hal yang Dia cinta dan ridloi maupun dalam hal yang Dia membenci dan tidak meridloinya, meliputi perkataan, perbuatan, keyakinan aqidah, maupun personal.

Ketika Sabar Itu Berdampingan dengan Keyakinan:
Apabila sabar dikawinkan dengan keyakinan, akan terlahir dari keduanya Imamah Dalam Agama (Ibnul Qayyim, Madarijus Salikin II, hal. 397). Dan itulah yang terkandung dalam ayat As Sajdah: 24 di atas. Sebab orang yang yakin dapat mengambil manfaat tanda-tanda kebesaran ayat-ayat Allah dan bukti-bukti di persada alam ini, sebagaimana firmanNya dalam QS 51: 20.   وفي الأرض آيات للموقنين
Orang yang yakin juga Allah khususkan dengan petunjuk dan kemenangan (al huda dan al falah) di antara maksluk-makhluk Nya.  QS 2: 4-5. Oleh karena itu penghuni neraka tidak Allah golongkan kedalam ahlul yaqiin. QS 45: 32.
“Al Yaqiin” adalah ruh yang mensupprot amalan-amalan hati yang tak lain menjadi penyemangat amal-amal anggota badan. Oleh karena itu Allah Ta`ala mendampingkan antara agama dan kekuasaan, dan tak bisa dipisah-pisahkan. Dia harus berada di tangan pemimpin yang sabar dan yakin. Jika demikian, sangat jauh panggang dari api, jika dalam sistem demokrasi ini kita (kaum muslimin) berharap pada hadirnya Imam yang sabar dan Yakin.
         
Umar bin Khoththab Ra pernah berdoa:

“Ya Allah aku mengadu kepada-Mu dari penguasa amanah tetapi lemah, dan dari penguasa

 yang kuat tetapi fajir (zhalim)”.



0 komentar:

Mari berdiskusi...

--------------------------------------------------------------------

Awali dengan bismillah sebelum memberi komentar...

--------------------------------------------------------------------