BAB XX.
SURGA DAN NERAKA ITU HAQ DAN ABADI.
125.
Tanya: Bagaimana dalil yang menegaskan tentang keimanan kepada surga dan neraka? 

Jawab:
Allah subhanahu wata’ala berfirman:
“... peliharalah dirimu dari neraka yang bahan bakarnya manusia dan batu, yang disediakan bagi orang-orang kafir. Dan sampaikanlah berita gembira kepada mereka yang beriman dan berbuat baik, bahwa bagi mereka disediakan surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya ...”(Al Baqarah: 24-25).

Selain itu, terdapat juga didalam beberapa hadits Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, antara lain terdapat didalam do’a beliau tatkala shalat malam:
“Kepadamulah pujian. Engkaulah haq adanya. JanjiMu adalah haq, perjumpaan denganMu adalah haq, perkataanMu adalah haq, surga dan neraka adalah haq, para nabi itu haq, adanya, dan Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam itu haq, dan hari kiamat haq.”

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pun bersabda:
“Barangsiapa bersaksi bahwa tidak ada ilah (yang berhak disembah) kecuali Allah. Dialah satu-satunya, dan tiada sekutu bagiNya, dan bahwa Muhammad itu hambaNya dan rasulNya, dan bahwa ‘Isa itu hamba Allah dan rasulNya dan yang diciptakan dengan kalimatNya yang diucapkannya kepada Maryam dan dengan tiupan ruh dariNya, dan surga itu haq, neraka itu haq, dan Allah memasukkan hambaNya kesurga sesuai dengan amal yang diperbuatnya.” (Muttafaq ‘alaih).

Dan didalam riwayat lain dikatakan:
“Dari pintu mana saja yang dia kehendaki diantara kedelapan pintu (surga) itu.” (HR. Muslim).

126.
Tanya: Apa makna yang terkandung dalam iman kepada surga dan neraka  itu?
Jawab:
Beriman pada surga dan neraka itu berarti membenarkan secara pasti bahwa keduanya ada sebagai makhluk Allah dan abadi sesuai dengan keabadian Allah yang berlaku untuk keduanya. Begitu pula, setiap manusia akan menerima kenikmatan surga dan siksaan neraka sesuai dengan amalnya.

127.
Tanya:Bagaimana dalil yang menegaskan keberadaan surga dan neraka itu?
Jawab:
Allah subhanahu wata’ala telah memberitakan bahwa keduanya merupakan tempat kembali. Dia berfirman tentang surga dengan, “Surga disediakan bagi orang-orang yang bertaqwa.” Dan tentang neraka dengan, “Neraka akan disediakan bagi oang-orang yang kafir.” Selain itu, telah diberitakan juga bahwa Adam beserta istrinya menghuni surga sebelum keduanya memakan pohon terlarang dan telah Allah beritakan juga bahwa orang-orang yang kafir diperlihatkan neraka setiap pagi dan petangnya, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

“Apabila ada salah seorang diantara kamu telah meninggal dunia, maka diperlihatkan kepadanya pagi dan petang tempatnya disurga jika dia akan menjadi penduduk surga, dan diperlihatkan neraka jika dia akan menjadi penduduk neraka, dan kepadanya dikatakan inilah tempatmu sampai kelak kamu dibangkitkan pada hari kiamat.” (HR. Muslim).

“Aku melihat surga, dan aku melihat kebanyakan penghuninya adalah orang-orang faqir. Lalu aku menengok ke neraka, dan aku melihat kebanyakan penghuninya adalah kaum wanita.”

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pun bersabda:
“Dinginkanlah (wajah) kalian dengan shalat sebab sesungguhnya yang paling panas adalah panasnya Jahannam.”

Didalam shahih Bukhari-Muslim dan lainnya diriwayatkan, ketika tengah melaksanakan shalat gerhana, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam melihat surga hingga beliau membayangkan seperti memperoleh buah anggur. Sedangkan, ketika beliau melihat neraka, tampaknya belum pernah ada tempat yang paling mengerikan seperti neraka itu. Berkenaan dengan peristiwa Isra’ dan Mi’raj, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Aku masuk ke surga, didalamnya terdapat onggokan intan dan pasir yang seharum kesturi.”


Didalam shahih Bukhari-Muslim diriwayatkan pula bahwa kematian dihadirkan dalam wujud seekor kambing yang mulus, tak bercacat yang kemudian disembelih serta diletakkan diantara surga dan neraka. Setelah itu, dikatakan, “Wahai penghuni surga, kekallah, tidak ada lagi kematian.” Rasululllah pun bersabda:
“Ketika Allah menciptakan surga, Dia mengutus Jibril kesurga seraya berkata, ‘Pergilah, lihatlah surga itu’.”

128.
Tanya:Dalil manakah yang menegaskan kekalnya surga dan neraka?
Jawab:
Allah berfirman tentang surga:
“... Allah akan menghapus kesalahan-kesalahannya dan memasukkannya ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya. Itulah keberuntungan yang besar.”(At Taghaabun: 9).

“Mereka tidak merasa lelah di dalamnya dan mereka sekali-kali tidak akan dikeluarkan daripadanya.”(Al Hijr: 48).

“... sebagai karunia yang tiada putus-putusnya.”(Huud: 108).
“Yang tidak berhenti (berbuah) dan tidak terlarang mengambilnya.”(Al Waaqi’ah: 33).
“Sesungguhnya ini adalah benar-benar rezeki dari Kami yang tiada habis-habisnya.”(Shaad: 54).

“(yaitu) di dalam taman-taman dan mata-air-mata-air;” (Ad Dukhaan: 52).

“Mereka tidak akan merasakan mati di dalamnya kecuali mati di dunia. dan Allah memelihara mereka dari azab neraka,”(Ad Dukhaan: 56).

Sebenarnya, masih banyak lagi ayat yang menerangkan keabadian surga maupun keabadian hidup penghuninya. Tak akan pernah putus-putusnya buah-buahan yang ada didalamnya, serta seluruh penghuninya tidak akan pernah lagi keluar dari tempat tersebut. Demikian juga halnya dengan neraka; Allah subhanahu wata’ala berfirman:

“Sesungguhnya Allah melaknati orang-orang kafir dan menyediakan bagi mereka api yang menyala-nyala (neraka), Mereka kekal di dalamnya selama-lamanya; mereka tidak memperoleh seorang pelindungpun dan tidak (pula) seorang penolong.”(Al Ahzaab: 64-65).
“Kecuali jalan ke neraka Jahannam; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. dan yang demikian itu adalah mudah bagi Allah.”(An Nisaa’: 169).

“Dan berkatalah orang-orang yang mengikuti: ‘Seandainya Kami dapat kembali (ke dunia), pasti Kami akan berlepas diri dari mereka, sebagaimana mereka berlepas diri dari kami.’ Demikianlah Allah memperlihatkan kepada mereka amal perbuatannya menjadi sesalan bagi mereka; dan sekali-kali mereka tidak akan keluar dari api neraka.”(Al Baqarah: 167).

“Sesungguhnya Barangsiapa datang kepada Tuhannya dalam Keadaan berdosa, Maka Sesungguhnya baginya neraka Jahannam. ia tidak mati di dalamnya dan tidak (pula) hidup.”(Thaahaa: 74).

“Dan orang-orang kafir bagi mereka neraka Jahannam. mereka tidak dibinasakan sehingga mereka mati dan tidak (pula) diringankan dari mereka azabnya. Demikianlah Kami membalas Setiap orang yang sangat kafir.”(Faathir: 36).

“Tidak diringankan azab itu dari mereka dan mereka di dalamnya berputus asa.” (Az Zukhruuf: 75).

“... dan Barangsiapa yang mendurhakai Allah dan Rasul-Nya Maka Sesungguhnya baginyalah neraka Jahannam, mereka kekal di dalamnya selama-lamanya.”(Al Jinn: 23).

Dengan adanya ayat-ayat tersebut, semakin jelaslah bahwa Allah menolak mengeluarkan penghuni neraka melalui firman: “Dan sekali-kali mereka tidak akan dikeluarkan dari api neraka.”

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Adapun penghuni neraka, mereka itu yang penghuni-penghuninya tidak mati dan tidak (pula) hidup didalamnya.”
“Ketika ahli surga itu dimasukkan kedalam surga dan ahli neraka dimasukkan kedalam neraka, kematian dihadirkan dalam bentuk (wujud) seekor kambing tak bercacat, lalu ditempelkan diantara surga dan neraka, selanjutnya disembelih. Setelah itu akan ada pengumuman: ‘Wahai penghuni surga, kekallah, tidak akan ada kematian lagi. Wahai penghuni neraka, kekallah, tidak akan ada kematian lagi.’ Sehingga bertambah gembiralah penghuni surga dan bertambah sedihlah penghuni neraka.”(HR. Bukhari-Muslim).

Didalam riwayat lain dikatakan bahwa mereka itu kekal didalamnya, kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam membaca ayat berikut:
“Dan berilah mereka peringatan tentang hari penyesalan, (yaitu) ketika segala perkara telah diputus. dan mereka dalam kelalaian dan mereka tidak (pula) beriman.”(Maryam: 39).

129.
Tanya:
Apa dalil yang menegaskan bahwa para mu’minun akan melihat Rabb mereka di akhirat kelak?
Jawab:
Allah subhanahu wata’ala berfirman:
“Wajah-wajah (orang-orang mukmin) pada hari itu berseri-seri. Kepada Tuhannyalah mereka melihat.”(Al Qiyaamah: 22-23).

“Bagi orang-orang yang berbuat baik, ada pahala yang terbaik (surga) dan tambahannya ...” (Yuunus: 26).

Yang dimaksud dengan kebaikan itu adalah surga dan tambahannya adalah melihat wajah Allah subhanahu wata’ala. Hal itu sesuai dengan penafsiran Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dan para sahabat. Dalam sebuah hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

“Lalu tabir terbuka, maka mereka melihatNya. Tak ada sesuatu pun yang pernah diberikan kepada mereka yang lebih mereka sukai daripada memandang kepadaNya, dan itulah tambahannya.”(HR. Muslim).

Hal itu dipertegas dengan firman Allah: “Dan Kami memiliki tambahan.” Imam Ath Thaabari, Ali radhiyallahu ‘anhu, Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu pun mengatakan bahwa yang dimaksud dengan tambahan adalah melihat wajah Allah subhanahu wata’ala. Penegasan lain dapat kita lihat dari firman Allah tentang orang-orang kafir:

“Sekali-kali tidak, Sesungguhnya mereka pada hari itu benar-benar tertutup dari (rahmat yaitu melihat) Tuhan mereka.”(Al Muthaffifiin: 15).

Berdasarkan ayat diatas, dapat dikatakan jika orang-orang musyrik terhalang tabir dari Rabbnya dalam keadaan dimurkai, hal itu menunjukkan bahwa orang-orang beriman dapat melihatNya dalam keadaan diridhai. Dengan begitu jelaslah, kedua golongan tersebut sangatlah berbeda. Sebuah hadits mengatakan:
“Kamu sesungguhnya akan melihat Rabbmu seperti halnya melihat rembulan. Kamu tidak akan saling berdesak-desakkan dalam melihatNya.”(Muttafaq ‘alaih).

Dalam hadits Muslim diriwayatkan:
“Ketahuilah bahwa kamu sesungguhnya tidak dapat melihat Rabbmu kecuali setelah meninggal.”



0 komentar:

Mari berdiskusi...

--------------------------------------------------------------------

Awali dengan bismillah sebelum memberi komentar...

--------------------------------------------------------------------