AKIDAHKU AKIDAH AHLUSSUNNAH (10)
Oleh: Abu Fahmi Ahmad.

IMAN KEPADA ULUHIYAH ALLAH

Makna Tauhid Uluhiyah adalah “Mengesakan Allah dalam ibadah dan ketaatan.
Atau mengesakan Allah dalam perbuatan seperti shalat, puasa, zakat haji, nadzar, menyembelih semebelihan, klhauf, raja’, al hubb

163. Dan Tuhanmu adalah Tuhan yang Maha Esa; tidak ada Tuhan melainkan Dia yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. QS Al Baqarah: 163


Mewujudkan Iman Kepada Uluhiyah Dengan Dua Dasar:

1
Memberikan semua bentuk ibadah hanya kepada Allah semata tanpa adanya sekutu yang lain
2
Hendaklah semua bentuk ibadah itu sesuai dengan perintah Allah dan meninggal kan larangan Nya melakukan maksiat.
Kedua dasar tersebut diringkas menjadi : Ikhlas (karena Allah) dan Mutaba`ah (mengikuti sunnah Rasulillah Saw dalam pelaksanaanya)
Di atas Tauhid Uluhiyah inilah kehidupan dijalankan dan syari`at ditegakkan. Tak ada perintah dan ketaatan kecuali hanya kepada Allah dan Rasul-Nya.

Allah menyatakan bahwasanya tidak ada Tuhan melainkan Dia (yang berhak disembah), yang menegakkan keadilan. Para Malaikat dan orang-orang yang berilmu[1] (juga menyatakan yang demikian itu). tak ada Tuhan melainkan Dia (yang berhak disembah), yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. QS Ali Imran : 18

[1] Ayat ini untuk menjelaskan martabat orang-orang berilmu.

30. Demikianlah, karena Sesungguhnya Allah, Dia-lah yang hak[2] dan Sesungguhnya apa saja yang mereka seru selain dari Allah Itulah yang batil;   QS Luqman: 30.

[2] Maksudnya: Allah-lah Tuhan yang sebenarnya, yang wajib disembah, yang berkuasa dan sebagainya.

25. Dan Kami tidak mengutus seorang Rasulpun sebelum kamu melainkan Kami wahyukan kepadanya: "Bahwasanya tidak ada Tuhan (yang hak) melainkan Aku, Maka sembahlah olehmu sekalian akan aku".
QS Al Anbiya’: 25 .

IMAN KEPADA ASMA’ DAN SIFAT ALLAH

Tauhid Asma’ wash Shifat artinya: “Pengakuan dan kesaksian yang tegas atas
semua nama dan sifat Allah yang sempurna yang termaktub dalam ayat-ayat Al Qur’an dan Sunnah Nabi Saw  .
Sikap Salaf tentang tauhid Asma’ wash shifat ini adalah mengakui dan menetapkan semua nama dan sifat Allah yang trmaktub dalam Al Qur’an danSunnah, tanpa sedikitpun penafian (ta`thil), penyimpangan (tahrif), penyerupaan (tamtsil) dan penentuan bentuk atau hakikatnya (takyif). Hal ini didasarkan pada QS Asy Syura: 11.
Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia, dan Dia-lah yang Maha mendengar dan melihat.
QS Asy Syuura: 11 .
Kaum Salaf menetapkan secara rinci semua nama dan sifat yang ditetapkan Allah Ta`ala bagi diri-Nya dan atau ditetapkan Rasulullah Saw, dan menafikan (menolak dan meniadakan) secara global smeua nama dan sifat yang dinafikan Allah bagi diri-Nya sendiri dan atau dinafikan oleh Nabi Saw 

Hanya milik Allah asmaa-ul husna [1], Maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut asmaa-ul husna itu dan tinggalkanlah orang-orang yang menyimpang dari kebenaran dalam (menyebut) nama-nama-Nya [2]. nanti mereka akan mendapat Balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan. QS Al A`raf: 180
(1) Maksudnya: Nama-nama yang Agung yang sesuai dengan sifat-sifat Allah.
 (2) Maksudnya: janganlah dihiraukan orang-orang yang menyembah Allah dengan Nama-nama yang tidak sesuai dengan sifat-sifat dan keagungan Allah, atau dengan memakai asmaa-ul husna, tetapi dengan maksud menodai nama Allah atau mempergunakan asmaa-ul husna untuk
Nama-nama selain Allah.

uDialah Allah yang Menciptakan, yang Mengadakan, yang membentuk Rupa, yang mempunyai asmaaul Husna. bertasbih kepadanya apa yang di langit dan bumi. dan Dialah yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. QS Al Hasyr: 24

Sesungguhnya Allah Dialah Maha pemberi rezki yang mempunyai kekuatan lagi sangat kokoh.  QS Adz Dzariyat: 58

Kandungan Asma’ul Husna:
(Syaikh Dr. Shalih bin Fauzan al Fauzan, fit Tauhid lish-shaffil awwaal al `aaliy) mengatakan:

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah mengatakan, “Setiap nama dari nama-nama Nya menunjukkan kepada Dzat yang disebutnya dan sifat yang dikandungnya. Seperti al-`Alim menunjukkan Dzat dan ilmu, al-Qadir menunjukkan Dzat dan qudrah, ar Rahim menunjukkan Dzat  dfan sifat rahmat” (Majmu` Fatawa, 13/333-334)
Syaikhul Islam Ibnu Qayyim al Jauziyah mengetakan, “Nama-nama Rabb Ta`ala menunjukkan sifat-sifat kesempurnaanNya, sebab ia diambil dari sifat-sifat Nya. Jadi ia adalah nama sekaligus sifat dan karena itu lah ia menjadi husna. Sebab jika ia sekedar lafal-lafal yang tak bermakna maka tidaklah disebut husna”
Setiap nama menunjukkan kepada sifat. Nama ar Rahman dan ar Rahim menunjukkan sifat rahmah, lalu as sami` dan al Bashir menunjukkan sifat mendengar dan melihat. Al `Alim menunjukkan sifat ilmu yang luas, ar Khaliq menunjukkan sifat Dia menciptakan, ar Razzaq menunjukkan sifat memberi rezeki, dll
Nama-nama yang mulia ini bukanlah sekedar nama kosong yang tidak mengandung makna dan sifat, justru ia adalah nama-nama yang menunjukkan kepada makna yang mulia dan sifat yang agung. (Berbeda sama seklai dengan kita, missal ada orang bernama Abdul Karim, akan tetapi sifatnya bakhil dan kikir, ada nama Abdurrahman namun sifatnya bengis dan kejam).

Pembagian Sifat Allah
1
Sifat Dzatiyah, yakni sifat yang selalu melekat dengan-Nya dan tak terpisah dari Dzat-Nya. Seperti al-`ilmu, al-qudrah, as sama`u, al basharu, al `izzah, al hikmah, al `uluwwu, al `azhamah, al wajhu(wajah), al yadaian (dua tangan) , dan al `ain (dua mata)
2
Sifat Fi`liyah, yaitu sifat yang Dia perbuatjika berkehendak. Seperti Dia bersemayam di ata `Arasy, turun ke langit dunia ketika tinggal sepertiga akhir dari malam, dan dating pada hari Kiamat, al farah (gembira)


AL QUDRAH (Berkuasa), QS Al Maidah: 120, al baqarah: 20, al Kahfi: 45, al An`am: 65, ath Thariq: 8, Fathir: 44, Qaf: 38.
Dimana Allah memiliki qudrah yang mutlak dan sempurna sehingga tidak ada sesuatu pun yang melemahkanNya.

AL IRADAH (Berkehendak)
Sejumlah ayat menetapkan iradah untuk Allah yakini di antara sifat Allah yang ditetapkan oleh al Qur’an dan as Sunnah.
Al Iradah itu ada dua:

(1). IRADAH Kauniyah: Iradah yang menjadi sinonim dari masyi`ah (kehendak Allah), tak ada perbedaan antara masyi`ah dan iradah kauniyah

“Barangsiapa yang Allah menghendaki akan memberikan kepadanya petunjuk, niscaya Dia melapangkan dadanya untuk (memeluk agama) Islam. dan Barangsiapa yang dikehendaki Allah kesesatannya [*], niscaya Allah menjadikan dadanya sesak lagi sempit,
QS Al An`am: 125
[*] Disesatkan Allah berarti: bahwa orang itu sesat berhubung keingkarannya dan tidak mau memahami petunjuk-petunjuk Allah. dalam ayat ini, karena mereka itu ingkar dan tidak mau memahami apa sebabnya Allah menjadikan nyamuk sebagai perumpamaan, Maka mereka itu menjadi sesat.

(2). IRADAH Syar`iyyah, seperti terdapat pada ayat berikut:
Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu.
QS Al Baqarah: 185
:
Perbedaan antara Iradah Kauniyah dan Iradah Syar`iyyah
1
Iradah kauniyah meliputi yang baik dan yang buruk, yang bermanfaat dan yang mafsadat bahkan meilputi segala sesuatu. Sedangkan iradah syariyyah hanya terdapat pada yang baik dan yang bermanfaat saja.
2
Iradah Kauniyah pasti terjadi, sedangkan iradah syar`iyyah tidak harus terjadi, bisa terjadi dan bisa tidak.
3
Iradah kauniyah tidak mengharuskan mahabbah (cinta Allah). Terkadang Allah menghendaki terjadinya sesuatu yang tidak Dia cintai, tetapi dari hal tersebut akan lahir sesuatu yang dicintai Allah. Adapun iradah sya`iyah diantara konsekwensinya adalah mahabbah Allah, sebab Allah tidak menginginkan dengannya kecuali sesuatu yang dicintai-Nya, seperti taat dan pahala

Tentang Allah bersemayam di atas `Arasy (ISTAWA `ALAL `ARASY) bisa dilihat pada QS Al A`raf: 54, Yunus: 3 ; Ar Ra`du: 2, Thaha: 5, al Furqan: 59.
Diantara sifat tetap Allah lainnya adalah “Al Ma`iyyah” (Kebersamaan). Al Ma`iyah ada dua: Umum dan Khusus. Ma`iyyah Umum artinya bagi smeua makhluk-Nya. Maksudnya adalah pengetahuan Allah terhadap amal perbuatan hamba-hambaNya, gerakan yang lahir dan yang batin, perhitungan amal dan pengawasan terhadap mereka.

Dialah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa: kemudian Dia bersemayam di atas ´arsy [1] Dia mengetahui apa yang masuk ke dalam bumi dan apa yang keluar daripadanya dan apa yang turun dari langit dan apa yang naik kepada-Nya [2]. dan Dia bersama kamu di mama saja kamu berada. dan Allah Maha melihat apa yang kamu kerjakan. QS Al Hadid: 4

[1] Bersemayam di atas 'Arsy ialah satu sifat Allah yang wajib kita imani, sesuai dengan kebesaran Allah dsan kesucian-Nya.
[2]  Yang dimaksud dengan yang naik kepada-Nya antara lain amal-amal dan do´a-do´a hamba.

Ma`iyah Khusus artinya untuk orang-orang mukmin saja. Maknanya pengawasan dan pengetahuan Allah terhadap mereka (mukmin), serta pertolongan, dukungan, pembelaaan dan penjagaan Allah untuk mereka dari makar musuh-musuh mereka.
Allah berfirman: "Janganlah kamu berdua khawatir, Sesungguhnya aku beserta kamu berdua, aku mendengar dan melihat". Thaha: 46

"Janganlah kamu berduka cita, Sesungguhnya Allah beserta kita." At Taubah: 40.

BUAH DARI IMAN KEPADA ALLAH:
(Syaikh Ibnu Utsaimin di dalam Syarah Ushul Tsalatasah)

1
Terwujudnya ketauhidan kepada Allah, dimana selain Allah tidak ada yang digantungi dalam rangka mengharap atau cemas dan juga tidak ada yang haq untuk diibadahi selain Dia
2
Kesempurnaan dalam cinta kepada Allah (mahabbatullah) dan pengagungan terhadap-Nya sesuai dengan nama-nama Nya yang indah dan sifat-sifat Nya yang tinggi.
3
Terwujudnya peribadatan kepada-Nya dengan melaksanakan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.


ALAM SEMESTA SEMUANYA BERTAUHID RUBUBIYAH

Alam semesta ini: langit, bumi, planet, bintang, hewan, pepohonan, daratan lautan, malaikat serta manusia seluruhnya tunduk kepada Allah dan patuh kepada perintah kauniyah-Nya
Perhatikan QS Ali Imran: 83 , Al Baqarah: 116 , an Nahl: 49, Al Hajj: 18, Ar Ra`du: 15, dan Al Isra’: 44.
Ibnu Taimiyah berkata, “Mereka tunduk menyerah, pasrah dan  terpaksa dari berbagai segi, antara lain:
1.    Keyakinan bahwa mereka sangat membutuhkan-Nya
2.    Kepatuhan mereka kepada qadla’, qadar dan kehendak Allah yang ditulis  atas mereka
3.    Permohonan mereka kepada-Nya ketika dalam keadaan darurat atau terjepit. Makanya kita sering mendengar istilah “Istighatsah” (memohon kepada Allah ketika dalam keadaan terjepit dan susah lagi berat).





0 komentar:

Mari berdiskusi...

--------------------------------------------------------------------

Awali dengan bismillah sebelum memberi komentar...

--------------------------------------------------------------------