SABAR
DAN YAKIN
DALAM
PERSPEKTIF KEPEMIMPINAN ISLAM
Oleh
Abu Fahmi Ahmad
بسم الله الرحمن الرحيم
وجعلنا منهم أئمة يهدون بأمرنا لما
صبروا وكانزا بآتنا يوقنون (سورة السجدة 24)
24. Dan Kami jadikan di antara mereka itu pemimpin-pemimpin yang
memberi petunjuk dengan perintah Kami ketika mereka sabar[*]. dan adalah mereka
meyakini ayat-ayat kami. Qs As Sajdah : 24.
[*] Yang dimaksud dengan sabar ialah
sabar dalam menegakkan kebenaran.
Penjelasan
Ibnu Katsir rahimahullah: As Sajdah 24
Ayat
ini didahului oleh ayat 23 yang menjelaskan, bahwa Allah berfirman “Dan
sesungguh nya telah Kami berikan kepada Musa al-Kitab (Taurat), maka janganlah
kamu (Muhammad) ragu-ragu menerima (al-Qur’an itu) dan Kami jadikan al-Kitab
(Taurat) itu petunjuk bagi Bani Isra’il”.
Maksud
dari ayat 24 adalah sbb: tatkala mereka sabar dalam melaksanakan
perintah-perintah Allah dan dalam menjauhkan larangan-larangan Nya, membenarkan
para Rasul-Nya dan mengikuti risalah yang diberikan kepada mereka,
niscaya mereka menjadi pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk kepada
kebenaran dengan perintah Kami, mengajak kepada kebaikan, memerintahkan yang
ma`ruf dan melarang kemunkaran. Kemudian, ketika mereka mengganti,
merubah, menakwil (mengintrepertasi semaunya) dan menghapuskan kedudukan
tersebut, maka jadilah hati-hati mereka kasar dengan merubah kalimat dari
tempatnya, tidak beramal shalih dan tidak beri`tikad benar.
Qotadah
dan Sufyan berkata: “Tatkala mereka bersabar terhadap urusan dunia”, dan tidak
patut bagi seorang Imam yang diikuti hingga dia waspada terhadap dunia. Waki’ berkata,
bahwa Sufyan berkata: “Dia harus memiliki ilmu agama, seperti jasad harus
memiliki kebaikan”. Sebagian Uama
berkata: “Dengan sabar dan keyakinan akan dicapai imamah di dalam agama”
(Tafsir
Ibnu Katsir, Mishbahul Munir, Syaikh Shafiyyur Rahman al-Mubarokfuri, Daar As
Salam-Riyadl, cet. Ke-2 Th. 1999, hal 1073)
Ibnul Qayyim rahimahullah
berkata:
“Bahwa
iman itu dibangun di atas dua pilar : Keyakinan dan Kesabaran,
sebagaimana tersebut pada surat as Sajdah: 24 di atas. Sebab dengan keyakinan
itulah, hakikat perintah, larangan, pahala dan siksaan bisa diketahui. Dan
dengan sabar, dapat dilaksanakan apa yang diperintah dan dijauhi apa yang
dilarang. Pembenaran (Tashdiq) bahwa perintah, larangan, pahala dan hukuman
adalah dari sisi Allah tidak akan pernah terwujud kecuali dengan adanya
keyakinan. Dan seseorang tidak akan mungkin secara kontinu (dawam) dapat
mengerjakan hal-hal yang diperintahkan dan menjaga diri dari hal-hal yang
dilarang kecuali dengan sabar. Maka sabar menjadi separoh dari iman, dan paroh
keduanya adalah syukur dengan mengerjakan apa yang diperintahkan kepadanya dan
meninggalkan apa yang dilarang. (Sabar Perisai seorang Mukmin, penerbit
Pustaka Azzam, cet. Ke-3, Th. 2000 M, hal. 137).
Kebutuhan
Hadirnya Pemimpin Yang Sabar dan Yakin
(kepada kebenaran haqiqi):
Sabar
dan Yakin yang dibutuhkan sebagai pemimpin umat menurut Ibnu Katsir di atas
adalah:
1.
Mereka yang sabar dalam melaksanakan perintah-perintah
Allah dan dalam menjauhkan larangan-larangan Nya,
2.
Membenarkan para Rasul-Nya dan mengikuti
risalah yang diberikan kepada mereka, niscaya mereka menjadi pemimpin-pemimpin
yang memberi petunjuk kepada kebenaran dengan perintah Kami, mengajak kepada
kebaikan, memerintahkan yang ma`ruf dan melarang kemunkaran.
3.
Ketika mereka mengganti, merubah, menakwil
(mengintrepertasi semaunya) dan menghapuskan kedudukan tersebut, maka jadilah hati-hati
mereka kasar dengan merubah kalimat dari tempatnya, tidak beramal shalih dan
tidak beri`tikad benar.
Makna
Sabar dan
Lingkup Penerapannya: (Madarij II, Ibnul Qayyim,156-dst).
Secara umum sabar dapat diartikan
menahan diri dari keluh kesah dan rasa benci, menahan lisan dari mengadu, dan
menahan anggota badan dari tindakan yang mengganggu dan mengacaukan.
Sabar itu ada TIGA jenis, yaitu: (1)
Sabar dalam menjalankan ketaatan. (2) Sabar dalam menjauhi kemaksaiatan kepada Allah, dan (3) Sabar dalam
menerima cobaan dari Allah.
الصبر : حبس النفس عن الجزع , وحبس اللسان
عن الشكوى , وحبس الجوارح عن التشويش .
وهو ثلاثة أنواع : (1) صبر على طاعة
الله (2) وصبر عن معصية الله , (3) وصبر على إمتحان الله
Jenis sabar (1) dan (2) berhubungan
dengan usaha manusia, sedangkan sabar ke (3)
tidak berhubungan dengan usaha manusia.
Maknanya: ketaatan kepada Allah dan tidak maksiat kepadaNya harus
dicapai melalui usaha manusia dan bersabar atasnya. Sementara ujian yang datang kepada kita bukan dari
usaha manusia, tetapi dari Allah Ta`ala, kita dituntut untuk sabar
menghadapinya.
Karena itu kesabaran nabi Yusuf AS
dalam menolak ajakan perselingkuhan dari isteri Raja itu jauh lebih berat
daripada ketika dilemparkan oleh saudara-saudaranya ke sumur, ketika dijual,
dan ketika dipisahklan dari ayahnya (Ucapan Syaikh Ibnu Taimiyah
rahimahullah). Dia juga pernah mengatakan, bahwa bersabar dalam menunaikan
ketaatan lebih sempurna dan lebih utama daripada bersabar untuk menjauhi
kemaksiatan, karena kemaslahatan melaksana kan ketaatan lebih dicintai oleh
Allah daripada kemaslahatan meninggalkan maksiat; dan mafsadat tidak
dilakukannya ketaatan lebih dibenci dan lebih tidak disukai daripada mafsadat
adanya maksiat” (Madarij As Salikin II, hal. 157).
Benar, bahwa Yusuf AS adalah sosok
pemimpin yang sabar dan yakin, sebagaimana halnya Musa AS, dan para Rasul
lainnya, juga para Khulafa’ur Rasyidin dan para Imam Ahlus sunnah dari masa ke
masa. Yusuf AS dan Musa AS dua figur Imam yang Kuat dan Amanah. Seperti halnya
Rasulullah Muhammad Saw dan para salafush shalih serta para Imam.
Secara hakikat dan derajat maupun martabatnya, maka Sabar dapat
dikelompokkan menjadi Tiga: (1) Shabar
Billah , (2) Shabar Lillah, dan (3) Sabar Ma`allah.
Yang
pertama adalah: meminta pertolongan kepadaNya (Istri`anah bihi) sejak
awal, melihat bahwa Allah lah yang menjadikannya sabar, dan kesabaran seorang
hamba adalah dengan pertolongan Allah, bukan dengan dirinya semata. QS An-Nahl:
127.
Kedua:
sabar karena Allah. Maksudnya, hendaklah yang mendorongmu untuk bersabar
itu adalah karena cinta kepada Allah, mengharapkan keridloanNya, dan untuk
mendekatkan diri kepadaNya, bukan untuk menampakkan kekuatan jiwa, mencari
pujian makhluk, dan tujuan tujuan lainnya.
Ketiga
: sabar bersama Allah. Yakni dalam perputaran hidupnya hamba selalu
bersama dan sejalan agama yang dikehendaki Allah dan hukum-hukum agamaNya,
menyabarkan dirinya untuk selalu bersamanya, berjalan bersamanya, berhenti
bersamanya, menghadap ke mana arah agama itu menghadap, dan turun bersamanya.
Bentuk-bentuk
Sabar yang demikian ini tidak akan
terwujud kecuali bagi hambaNya yang “muwafaqah” (penyusuaian) terhadap
Rabbnya, baik dalam hal-hal yang Dia cinta dan ridloi maupun dalam hal yang Dia
membenci dan tidak meridloinya, meliputi perkataan, perbuatan, keyakinan
aqidah, maupun personal.
Ketika
Sabar Itu Berdampingan dengan Keyakinan:
Apabila
sabar dikawinkan dengan keyakinan, akan terlahir dari keduanya Imamah Dalam
Agama (Ibnul Qayyim, Madarijus Salikin II, hal. 397). Dan itulah
yang terkandung dalam ayat As Sajdah: 24 di atas. Sebab orang yang yakin dapat
mengambil manfaat tanda-tanda kebesaran ayat-ayat Allah dan bukti-bukti di
persada alam ini, sebagaimana firmanNya dalam QS 51: 20. وفي الأرض آيات
للموقنين
Orang
yang yakin juga Allah
khususkan dengan petunjuk dan kemenangan (al huda dan al falah) di antara makhluk-makhluk
Nya. QS 2: 4-5. Oleh karena itu penghuni
neraka tidak Allah golongkan kedalam ahlul yaqiin. QS 45: 32.
“Al Yaqiin” adalah ruh yang
mensupprot amalan-amalan hati yang tak lain menjadi penyemangat amal-amal
anggota badan.
Oleh karena itu Allah Ta`ala
mendampingkan antara agama dan kekuasaan, dan tak bisa dipisah-pisahkan. Dia
harus berada di tangan pemimpin yang sabar dan yakin. Jika demikian, sangat
jauh panggang dari api, jika dalam sistem demokrasi ini kita (kaum muslimin)
berharap pada hadirnya Imam yang sabar dan Yakin.
Umar
bin Khoththab Ra pernah berdoa:
“Ya
Allah aku mengadu kepada-Mu dari penguasa amanah tetapi lemah, dan dari
penguasa yang kuat tetapi
fajir (zhalim)”.
0 komentar:
Mari berdiskusi...
--------------------------------------------------------------------
Awali dengan bismillah sebelum memberi komentar...
--------------------------------------------------------------------