SIFAT
HATI YANG SELAMAT
قال الله تعالى: (يَوْمَ لَا يَنْفَعُ
مَالٌ وَلَا بَنُونَ (88) إِلَّا مَنْ أَتَى اللَّهَ بِقَلْبٍ سَلِيمٍ (89)) [الشعراء: 87-89].
وقال الله تعالى: (إِنَّمَا
الْمُؤْمِنُونَ الَّذِينَ إِذَا ذُكِرَ اللَّهُ وَجِلَتْ قُلُوبُهُمْ وَإِذَا
تُلِيَتْ عَلَيْهِمْ آَيَاتُهُ زَادَتْهُمْ إِيمَانًا وَعَلَى رَبِّهِمْ
يَتَوَكَّلُونَ (2) الَّذِينَ يُقِيمُونَ الصَّلَاةَ وَمِمَّا رَزَقْنَاهُمْ
يُنْفِقُونَ) [الأنفال: 2، 3].
Jika
kita simak baik-baik terhadap QS Asy Syu`ara’: 87-89 ; dan al Anfal : 2-3, akan
terlihat oleh kita bahwa hati yang selamat itu dapat menyelamatkan dari adzab
Allah pada hari kiamat. Yaitu hati yang selamat dari penyakit syahwat, dan dari
penyakit syubhat, yang telah selamat terhadap rabbnya dan selamat pula dari
perintahNya, sehingga padanya tak ada bagian yang menyelisihi perintahNya dan
menentang berita-berita Nya. Hati salim itu selamat dari yang datang dari
selain Allah dan perintah Nya, ia tidak
mengehendaki selain Allah, dan tidak melakukan pekerjaan kecuali apa-apa yang
Allah perintahkan kepadanya.
Satu-satunya
ghayah baginya adalah Allah, dan satu-satunya wasilah baginya adalah
perintahNya dan syariatNya, dimana syubhat tidak menghalanginya antara dia dan
kebenaran beritaNya, dan tak sayhwat yang mengahalinginya antara dia dan
mengikuti ridla-Nya.
Hati
salim itu selamat dari syirik, bid`ah, dan kemaksiatan, selamat pula dari
kesasatan dan dari kebatilan.
Hati
salim itu selamat perinadahan kepadaNya disertai cinta dan takut, harap dan
tamak, selamat pula mengikuti perintahNya dan dalam membenarkan dan taat kepada
rasul-Nya, ia pun taslim kepada ketentuan qadla’ dan qadar Nya …….. Maka ia pun
selamat untuk Rabbnya dan Maula-nya, patuh dan tunduk, merendah dan mengabdi
kepada Nya.
Selamatlah
seluruh ahwal dan perkataannya, amal zhahirnya dan batinnya, mengikuti apa yang
dating dari sisi Rasulullah Saw.
والمؤمن حي، والكافر ميت، والميت لا يؤمر
بصلاة ولا صيام حتى تنفخ فيه روح الإيمان، وإن كان سيحاسب على تركه الإيمان
والأعمال يوم القيامة.
فإذا حيي قلبه بالإيمان، صار قابلاً
ومستعدًا لقبول الأوامر والنواهي. فالمؤمن حي، والحي إما صحيح، وإما مريض،
فصاحب القلب السليم هو الصحيح، وصاحب القلب المريض هو السقيم.
Mukmin
itu hidup, sedangkan kafir itu mati. Yang mati itu tidak diperintah untuk
shalat, shaum, sampai ruh iman ditiupkan padanya, sekalipun ia akan dihisab
karena mengabaikan iman dan amal-amal pada hari kiamat.
Apabila
hati seseorang hidup karena adanya iman, jadilah ia menerima perintah dan
mempersiap kan diri untuk menerima perintah-perintah dan larangan-larangan.
Mukmin itu hidup, dan hidup itu ada yang sehat dan ada yang sakit. Adapun
pemilik hati yang salim itu sehat, sementara pemilik hati yang sakit itu ya
sakit.
Penyakit
itu ada dua kelompok:
والمرض
قسمان [1]:
مرض شبهة.. ومرض شهوة.
فالأول كما قال سبحانه عن المنافقين: (فِي
قُلُوبِهِمْ مَرَضٌ فَزَادَهُمُ اللَّهُ مَرَضًا وَلَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ بِمَا
كَانُوا يَكْذِبُونَ (10)) [البقرة: 10].
والثاني: كما قال سبحانه: (يَا نِسَاءَ
النَّبِيِّ لَسْتُنَّ كَأَحَدٍ مِنَ النِّسَاءِ إِنِ اتَّقَيْتُنَّ فَلَا
تَخْضَعْنَ بِالْقَوْلِ فَيَطْمَعَ الَّذِي فِي قَلْبِهِ مَرَضٌ وَقُلْنَ قَوْلًا
مَعْرُوفًا (32)) [الأحزاب: 32].
وشفاء هذين المرضين في القرآن كما قال
سبحانه: (إِذْ جَاءَتْهُمُ الرُّسُلُ مِنْ بَيْنِ أَيْدِيهِمْ وَمِنْ خَلْفِهِمْ
أَلَّا تَعْبُدُوا إِلَّا اللَّهَ قَالُوا لَوْ شَاءَ رَبُّنَا لَأَنْزَلَ
مَلَائِكَةً فَإِنَّا بِمَا أُرْسِلْتُمْ بِهِ كَافِرُونَ (14)) [فصلت: 44].
Yaitu
penyakit syubhat dan penyakit syahwat. Penyakit yang pertama adalah sakitnya
munafiqun, seperti firman Nya, QS 2: 10 (Pada hati mereka ada penyakit ……)
Dan
yang kedua sebagaimana firman Nya dalamm QS Al Ahzab: 32:
32.
Hai isteri-isteri Nabi, kamu sekalian tidaklah seperti wanita yang lain, jika
kamu bertakwa. Maka janganlah kamu tunduk[1] dalam berbicara sehingga
berkeinginanlah orang yang ada penyakit dalam hatinya[2] dan ucapkanlah
Perkataan yang baik, QS 33: 32.
[1]
Yang dimaksud dengan tunduk di sini ialah berbicara dengan sikap yang
menimbulkan keberanian orang bertindak yang tidak baik terhadap mereka.
[2]
Yang dimaksud dengan dalam hati mereka ada penyakit Ialah: orang yang mempunyai
niat berbuat serong dengan wanita, seperti melakukan zina.
Dan
obat dari kedua penyakit tersebut adalah sebagaimana firman Nya dalam QS
Fushshilat: 44 :
44.
Dan Jikalau Kami jadikan Al Quran itu suatu bacaan dalam bahasa selain Arab,
tentulah mereka mengatakan: "Mengapa tidak dijelaskan ayat-ayatnya?"
Apakah (patut Al Quran) dalam bahasa asing sedang (Rasul adalah orang) Arab?
Katakanlah: "Al Quran itu adalah petunjuk dan penawar bagi orang-orang
mukmin. dan orang-orang yang tidak beriman pada telinga mereka ada sumbatan,
sedang Al Quran itu suatu kegelapan bagi mereka[3]. mereka itu adalah (seperti)
yang dipanggil dari tempat yang jauh". QS 41 : 44.
[3]
Yang dimaksud suatu kegelapan bagi mereka ialah tidak memberi petunjuk bagi
mereka.
[1]
- مجموع الفتاوى - (ج 10 / ص 95) وفتاوى الشبكة الإسلامية معدلة
- (ج 3 / ص 2753) ومجلة مجمع الفقه الإسلامي - (ج 2 / ص 14774)
0 komentar:
Mari berdiskusi...
--------------------------------------------------------------------
Awali dengan bismillah sebelum memberi komentar...
--------------------------------------------------------------------