Sekolah Islam Harus Cetak Kader Ulama
Fie Sabilillah
, Ust Abu Fatiah
KLATEN
(voa-islam.com) 25 April 2013–
Ustadz Abu Fatiah
Al-Adnani, pengajar Ponpes Darusy Syahadah, Simo, Boyolali, Jawa Tengah
memaparkan bahwa sekarang ini banyak dari lembaga pendidikan Islam telah
berganti haluan dari tujuan yang semestinya.
Tujuan
utama dari adanya lembaga pendidikan Islam seharusnya untuk mencetak kader
ulama dan amilin fie sabilillah (pekerja di jalan Allah). Namun tujuan yang
mulia itu lama kelamaan luntur dengan perkembangan zaman yang serba
materialistik.
“Ketika
lembaga-lembaga pendidikan ini sudah bergeser ruhnya, dari sebuah lembaga
pengkaderan ulama amilin fie sabilillah menjadi ladang bisnis, maka umat Islam
yang menjadi korban dan tertimpa imbas dari pasar bisnis bernama sekolah Islam
tersebut,” jelasnya saat menjadi pemateri kajian rutin bulanan di Masjid Al
Huda, Belangwetan, Klaten, Jawa Tengah pada Senin (22/4/2013) yang lalu.
Menurut
penulis buku best seller akhir zaman ini, jerih payah para pejuang zaman dulu
yang mengupayakan dan membangun berdirinya lembaga-lembaga pendidikan Islam
harus dilanjutkan. Sehingga sekarang ini lembaga pendidikan di Indonesia bisa
menjamur dan berkembang pesat juga perlu untuk dijaga.
“Kita
tidak perlu meragukan perjuangan para tokoh pendidikan dahulu dalam
memperjuangkan sistem pendidikan yang ada sekarang ini. Namun, sekarang yang
kita lihat adalah lembaga pendidikan malah menjadi lahan bisnis. Saya jadi
teringat khutbah Ustadz Adian Husaini saat mengisi khutbah Jum’at dimasjid
Dewan Dakwah Jakarta, disitu beliau berkata bahwa ruh perjuangan lembaga
pendidikan Islam ini telah bergeser dari mencetak kader ulama menjadi pasar
bisnis,” kenangnya.
Yang
lebih parah, menurut beliau, sekolah Islam yang harusnya menjadi representasi
basis pendidikan umat Islam malah ikut-ikutan dengan sistem dan kurikulum barat
yang dibuat oleh orang-orang kafir. Sekolah hanya fokus bagaimana mengejar
materi duniawi semata dan tidak fokus terhadap urusan akhirat. Sehingga yang
ada, banyak anak-anak yang sekolah itu pusing tentang urusan dunia dan bingung
dalam urusan akhirat.
“Mereka
lupa dengan janji Allah, bahkan mungkin mereka meragukan janji Allah. Padahal,
Janji yang sebenarnya hanya dari Allah. Allah tidak akan menyalahi janjinya,
tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui. Yang dimaksud laa ya’lamun
(dalam QS. Ar Rum ayat 6 -red) disini adalah gak mudeng (gak faham -red),
kalau bahasa kasarnya yaa goblok (bodoh -red). Jadi sejatinya, yang
namanya orang pinter itu jika dia faham akan urusan akhirat,” jelasnya.
“Kemudian
dilanjutnya dalam ayat ketujuh surat Ar-Rum ini, mereka hanya mengetahui yang
lahir saja dari kehidupan dunia, sedang mereka tentang (kehidupan -red)
akhirat adalah lalai. Ghofiluun ini adalah orang yang bingung. Bingung karena
tak tau tentang haq dan bathil. Maka, tujuan lembaga pendidikan Islam harusnya
mencetak orang-orang yang faham akan urusan agama,” tegasnya. [Bekti]
0 komentar:
Mari berdiskusi...
--------------------------------------------------------------------
Awali dengan bismillah sebelum memberi komentar...
--------------------------------------------------------------------