Bahaya
Syiah Sebuah Realita
Oleh:
ust Khalid Syamhudi, Lc (Ma`had al
Ukhuwah Sukoharjo)
Dewasa ini kebid’ahan telah merebak di
dalam tubuh kaum muslimin sedemikian hebatnya sehingga banyak kaum muslimin
yang tidak mengerti bahaya kebid’ahan padahal kebid’ahan tersebut dapat merusak
mereka dan merusak keutuhan dan persatuan kaum muslimin bahkan banyak negara
Islam yang hancur lantarannya seperti daulah bani Umayah yang jatuh disebabkan
kebid’ahan Ja’d bin Dirham (Jahmiyah) lihatlah pernyataan Syaikhul Islam
Ibnu Taimiyah ketika mengomentari sejarah keruntuhan bani Umayah: “Sesungguhnya
daulah bani Umayah hancur disebabkan oleh Ja’ad Al Mu’athil.”[1] Dan berkata:”Jika muncul
kebid’ahan-kebid’ahan yang menyelisihi Rasulullah maka Allah akan akan membalas
(dengan kejelekan) pada orang yang menyelisihi Rasul dan memberi kemenangan
kepada yang lainnya.”[2].
Dan dalam tempat yang lain beliau
berkata: “Maka iman kepada Rasul dan Jihad membela agamanya adalah sebab
kebaikan dunia dan akhirat dan sebaliknya kebid’ahan dan penyimpangan agama
serta penyelisihan terhadap sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassalam
adalah sebab kejelekan dunia dan akhirat.”[3]
Bahaya syiah terhadap kaum muslimin
merupakan satu kenyataan yang tidak dapat dipungkiri oleh setiap muslim
lebih-lebih yang telah meneliti dan membaca sejarah mereka sejak masa awal
pertumbuhan dan perkembangannya sampai saat ini, rentang waktu yang cukup
panjang dengan segala peristiwa berdarah yang telah menumpahkan darah ribuan
bahkan jutaan kaum muslimin.
Mengenal dan meneliti bahaya dan
implikasi syiah merupakan pembahasan yang cukup luas dan panjang lagi penting
agar setiap muslim dapat mengambil pelajaran, kemudian tidak terperosok dalam
satu lubang berkali-kali. Apalagi dimasa sekarang mereka telah berusaha dengan
segala sarana dan prasarana yang mereka miliki untuk menyebarkan dakwah mereka
di seluruh pelosok dunia dengan perlahan-lahan namun pasti yang pada akhirnya
mereka akan menampakkan hakikatnya bila telah mencapai apa yang menjadi tujuan mereka.
Oleh sebab itu memahamkan masyarakat Islam tentang bahaya mereka dalam
ideologi, politik, ekonomi dan sosial kaum muslimin saat ini merupakan hal yang
mendesak, karena besarnya bahaya syiah terhadap seluruh aspek kehidupan
masyarakat dan Negara Islam, apalagi di Indonesia yang kebanyakan kaum muslimin
belum mengenal siapa mereka dan bagaimana bahaya mereka terhadap kaum muslimin
ditambah lagi dengan munculnya nama-nama baru perwujudan dari syiah ini seperti
IJABI (Ikatan Jamaah Ahlil Bait Indonesia),[4] yang telah mulai menancapkan kuku-kuku
beracunnya ke dalam tubuh kaum muslimin dengan tameng kecintaan ahlil bait.
Mudah-mudahan dengan pembahasan ini dapat memberikan peringatan kepada segenap
kaum muslimin dan menjadi teguran kepada sebagian kaum muslimin yang mencoba
menganggap syiah sebagai kawan dan sahabat, dan menganggap mereka tidak
membahayakan dan merugikan kaum muslimin.
Bahaya Syiah terhadap
Ideologi dan Pemikiran Kaum Muslimin
Bahaya mereka dalam bidang ini banyak
sekali, diantaranya:
1. Memasukkan kesyirikan kedalam
masyarakat Islam bahkan sebagian Ahlil Ilmu menetapkan mereka sebagai orang
yang pertama membuat kesyirikan dan penyembahan kubur pada umat Islam.
Hal ini terjadi lantaran sikap ekstrim
mereka dalam mencintai para imam Syiah, sehingga membawa mereka kepada sikap
ekstrim terhadap kuburan, dan membuat riwayat-riwayat yang dijadikan oleh
mereka sebagai dasar amalan tersebut.
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah berkata
dalam Ar Rodd Alal Akhnaa’iy hal.47 : “Orang pertama yang memalsukan
hadits-hadits pembolehan bepergian untuk menziarohi keramat-keramat yang ada
diatas kuburan adalah ahlil bidah dari kalangan Rafidhah (Syiah) dan
yang sejenisnya dari orang-orang yang meninggalkan masjid dan mengagungkan
tempat keramat yang ada padanya kesyirikan, kedustaan dan kebid’ahan terhadap
agama Islam yang tidak ada padanya hujjah dari Allah Ta’ala , karena Al
kitab dan As Sunnah hanya menyebutkan ibadah di masjid-masjid dan
tidak di tempat-tempat keramat.”
Sekarang tempat-tempat keramat dan
tempat-tempat ziaroh syiah menjadi tempat kesyirikan dan paganis, dan ini dapat
dilihat di negeri-negeri Syiah seperti Iran demikian juga buku-buku mereka
memperbolehkan bahkan menyeru kepada kesyirikan tersebut.
Syaikh Musa Jaarullah berkata, setelah
menziarohi negara Iran dan Irak dan tinggal disana beberapa bulan bahwa dia
telah melihat tempat-tempat keramat dan kuburan-kuburan ditempat mereka
disembah.
Syaikh Abul Hasan Annadwiy berkata
tentang bangunan keramat di kuburan Ali Ar Ridha dalam makalahnya Min Nahri
Kaabul Ila Nahri Al Yarmuuk hal 93 majalah Al I’tishom, tahun (41)
edisi ke-3 setelah menziarohi Iran : “Setiap orang asing yang menziarohi
keramat Ali Ar Ridho akan merasa seakan-akan di dalam masjid Al Haram, dia
mendengar teriakan, tangisan dan desis ratapan, dipenuhi oleh laki-laki dan
perempuan , dihiasi dengan hiasan-hiasan yang megah yang dibuat dengan harta
benda yang sangat banyak sekali.”[5]
Imam Al Aluusiy pengarang kitab At
Tuhfah Al Itsba Asyariyah menyatakan, bahwa mereka (kaum syiah) selalu
ekstrim menyembah dan menthawaf-i kuburan para imam mereka bahkan sampai shalat
menghadapnya tidak menghadap Ka’bah dan masih banyak lagi yang lainnya yang
pernah dilakukan oleh kaum musyrikin terhadap berhala mereka. [6]
Kemudian beliau berkata: “Jika
ada padamu keraguan tentang hal itu silahkan pergi ke sebagian tempat
keramat-keramat mereka agar kamu melihat kenyataan ini dengan kedua matamu.”[7]
Inilah persaksian mereka yang telah
melihat langsung keadaan mereka akan tetapi amat disayangkan musibah dan
bencana ini akhirnya terbawa dan masuk kenegeri-negeri Islam dan menjadi
kebiasaan sebagian kaum muslimin sehingga merusak aqidah dan ideologi mereka.
2. Merusak agama Islam dan menyesatkan
kaum muslimin
Demikianlah pemikiran syiah dengan
segala keanehan dan kesesatannya terus didakwahkan dan disebarkan dengan segala
sarana yang mereka miliki untuk mengumpulkan sebanyak mungkin orang yang akan
mengikutinya dan semakin banyak orang yang meninggalkan agama Islam yang shahih
dengan segala provokasi para syaikh mereka yang selalu berusaha memperbanyak
jumlah pengikut mereka. Provokasi ini didasarkan diatas kedustaan dan penipuan
yang mereka pakai dalam menipu pengikut mereka dan orang-orang awam dari kaum
muslimin diantaranya adalah slogan tidak ada perbedaan antara Sunni dan Syiah
dan pernyataan mereka bahwa keganjilan ajaran syiah sesungguhnya ada dasarnya
di dalam riwayat-riwayat ahli sunnah.
Tidak diragukan lagi dakwah dan
penyebaran aqidah Syiah dan provokasi yang berisi ketetapan syiah merupakan
bagian dari Islam adalah salah satu sebab penting dalam usaha merusak dan
menyesatkan kaum muslimin, apalagi sekarang ada Negara Ayatullah di Iran
yang mereka jadikan sarana untuk menghadapi kemunculan dan kebangkitan Islam
karena munculnya Negara yang merusak citra keindahan dan kesempurnaan Islam,
dan memberi gambaran yang berlawanan dengan keinginan dan kebangkitan Islam
yang sejati akan menghapus dan mengendorkan semangat dan keinginan untuk
bangkit mendirikan kekhilafahan yang berdasarkan kepada Al Quran dan As Sunnah.
Di dada para pemuda Islam, hal ini telah dimanfaatkan oleh para penjajah
(kolonialis) dan mereka sangat bergembira dan memperhatikan kemunculan pemikiran
dan ajaran-ajaran kebid’ahan melalui orang-orang yang dinamakan Orientalis
yang memiliki kedudukan, seperti penasehat bagi kementrian luar negeri mereka
dan mereka tidak pernah lupa dengan sejarah mereka terhadap kaum muslimin.
Bagaimanapun juga, munculnya Syiah
dengan ajaran-ajaran anehnya tanpa diragukan lagi menghambat manusia untuk
berjalan dijalan Allah dan menyesatkan kaum muslimin dari agamanya yang lurus.
3. Penyebab munculnya Golongan Zindiq
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah
menjelaskan dasar kesesatan Ismailiyah dan Nusairiyah dan
sekte-sekte lainnya dari orang-orang mulhid dan zindiq adalah pembenaran berita
dan riwayat dusta Rafidhah Syiah yang mereka paparkan dalam menafsirkan
Al Quran dan hadits, beliau berkata: “Para pemimpin Ubaidiyiin (bani
Ubaid) hanya menegakkan dasar dakwahnya dengan kedustaan-kedustaan yang
dibuat-buat oleh kaum Rafidhah, agar pengikut syiah yang sesat dapat
menerimanya. Kemudian orang-orang tersebut berpindah dari mencela para sahabat
kepada mencela Ali kemudian mencela Allah, oleh karena itu ajaran Syiah
Rafidhah adalah pintu dan jalan yang menghantar kepada kekufuran dan
penyimpanga.” [8]
Bahkan Syaikh Muhibuddib Al khothib
mencatat bahwa tasayu’ (ajaran Syiah) menjadi satu faktor pendukung
tersebarnya ajaran komunis dan bahaiyah di Iran[9].
4. Berusaha menyesatkan kaum muslimin
dengan merusak sunnah Rasululloh shallalahu ‘alaihi wassalam.
Ini merupakan usaha yang mereka lakukan
untuk menyesatkan kaum muslimin, sehingga mereka masuk ke kalangan ahlil hadits
dan setelah itu memasukkan riwayat-riwayat palsu mereka sehingga banyak para
ulama Islam yang terkecoh dengannya, akan tetapi Alhamdulillah Allah tidak
membiarkan begitu saja bahkan membangkitkan para imam ahlil hadits untuk
membongkar makar busuk mereka itu. Syaikh As Suwaidiy berkata : “Sebagian Ulama
mereka bergelut dengan ilmu hadits , mendengar hadits-hadits dari para ahli
tsiqat dari ahli sunnah serta menghapal sanad-sanad periwayatan ahli sunnah
yang shahih, lalu menghiasi diri dengan ketakwaan dan wara’ sehingga mereka
diakui termasuk kalangan ahli hadits kemudian mereka meriwayatkan hadits-hadits
yang shahih dan hasan dan memasukkan hadits-hadits palsu mereka.[10]
Al Alusiy menyatakan bahwa diantara
mereka itu adalah Jaabir Al Ju’fiy [11], bahkan Ibnul Qayim menjelaskan bahwa Syiah
telah memalsukan hadits tentang Ali dan ahlil bait sebanyak lebih dari 3000
hadits.[12]
Bahaya Syiah terhadap
Kaum Muslimin dalam Bidang Politik
Syiah seperti telah ditandaskan dalam
kitab-kitab pokok mereka tidak meyakini keabsahan negera apapun juga di dunia
Islam kecuali kekhilafahan Ali bin Abi Thalib dan anaknya Al Hasan dan
menganggap khalifah di dunia Islam ini adalah Thaghut dan negaranya tidak sah
sebagaimana dalam riwayat-riwayat mereka: “Setiap panji yang ditegakkan sebelum
bangkit imam yang ditunggu-tunggu kebangkitannya, maka pelakunya adalah thoghut.
Oleh Karena itu jadilah syiah tempat
yang mapan bagi musuh-musuh Islam dan orang-orang yang berkonspirasi
menghancurkan Islam sampai sekarang, dan itu terbukti dengan pengakuan dari
mereka seperti duta besar Rusia di Iran Kanyaz Dakurki yang mengambil nama
samaran Syaikh Isa sebagaimana dijelaskan oleh majalah yang diterbitkan
kementrian rusia tahun 1924-1925, demikian juga Jenderal berkebangsaan Inggris
Juaifir Alikhaan dan lain-lainnya.
Syaikhul Islam menyatakan: “Kebanyakan
penganut agama Syiah tidak beriman kepada Islam, akan tetapi menampakkan diri
sebagai orang Syiah karena dangkal dan bodohnya akal Syiah untuk mengantarkan
mereka kepada tujuan-tujuan kepentingan mereka. (Minhajus Sunnah 2/48)
Orang yang mengerti sejarah Islam akan
berpendapat para pengaku Syiah ternyata adalah musuh yang paling berbahaya yang
menyerang negara Islam, karena mereka itu secara lahiriyah adalah muslimin akan
tetapi di bathinnya menyimpan kekufuran dan permusuhan yang besar sekali
terhadap Islam, sehingga Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah berkata: “Sesungguhnya
asal setiap fitnah dan bencana adalah Syiah, dan orang yang mengikuti mereka
dan kebanyakan pedang yang menumpahkan darah kaum muslimin adalah dari mereka
dan pada mereka bersembunyi para zindiq.”[13].
Dan karena mereka menganggap kaum
muslimin lebih kufur dari yahudi dan nashrani, sehingga mereka bersama bahu
membahu dalam menghancurkan umat Islam , Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah berkata:
“Sungguh kami dan kaum muslimin telah melihat apabila kaum muslimin diserang
musuh kafir maka Syiah bersama mereka menghadapi kaum muslimin.”[14]
Lihatlah kisah masuknya Hulaghu Khan
(raja Tartar Mongol) ke negeri Syam tahun 658 H, dimana kaum Syiah menjadi
penolong dan pembantu mereka yang paling besar dalam menghancurkan Negara Islam
dan menegakkan Negara mereka. Dan ini telah diketahui dengan jelas dalam
buku-buku sejarah khususnya di Iraq dimana menteri khalifah waktu itu yang
bernama Ibnul Alqaamiy dan kaum Syiah menjadi pembantu Hulaghu Khan dalam
menaklukkan Iraq dan menumpahkan darah kaum muslimin yang tidak terhitung
jumlahnya. Ringkas kejadiannya Ibnul Alqaamiy adalah seorang menteri pada
khalifah bani Abasiyah yang bernama Al Mu’tashim seorang Ahli Sunnah, akan
tetapi dia lengah dan tidak memperhatikan bahaya Syiah sehingga mengangkat
seorang Syiah sebagai menterinya, padahal menterinya ini telah merencanakan
makar busuk dalam rangka menghancurkan negaranya dan kaum muslimin serta
menegakkan Negara Syiah, ketika mendapat jabatan tinggi tersebut maka dia
memanfaatkannya untuk merealisasikan makarnya menghancurkan Negara Islam dengan
melakukan tiga marhalah:
Pertama: melemahkan tentara
muslimin dengan menghapus gaji dan bantuan kepada para tentara dan mengurangi
jumlahnya. Ibnu Katsir berkata: “Menteri Ibnul Alqaamiy berusaha keras untuk
menyingkirkan para tentara dan menghapus namanya dari dewan kerajaan. Pada
akhir masa pemerintahan Al Muntashir,[15] tentara kaum muslimin mendekati jumlah
seratus ribu tentar, dan dia terus berusaha menguranginya sehingga tidak
tinggal kecuali sepuluh ribu orang tentara saja.[16]
Kedua : menghubungi
Tartar, Ibnu Katsir memaparkan bahwa dia menghubungi Tartar dan memotivasi
mereka untuk merebut wilayah Islam serta mempermudah mereka untuk itu lalu dia
menceritakan keadaan yang sesungguhnya dan menceritakan kelemahan-kelemahan
para tokoh pemimpin Islam.[17]
Ketiga: melarang orang
memerangi Tartar dan menipu khalifah dan masyarakat Islam, Ibnul Alqoomiy
melarang orang untuk memerangi Tartar dan menipu khalifah dan para
penasehatnya, dengan mengatakan bahwa Tartar tidak ingin perang akan tetapi
ingin membuat perjanjian damai dengan mereka dan meminta khalifah untuk
menyambut mereka untuk kemudian berdamai dengan memberi separuh hasil pemasukan
negeri Iraq untuk tartar dan separuhnya untuk khalifah. Lalu khalifah
berangkat bersama tujuh ratus orang dari para hakim, ahli fiqih, amir-amir dan
pembantu-pembantunya… lalu dengan tipu daya ini terbunuhlah khalifah dan orang
yang bersamanya dari para panglima tentara dan prajurit pilihannya tanpa susah
payah dari Tartar. Sedang orang-orang Syiah lainnya menasehati Hulaghu Khan
untuk tidak menerima perdamaian kholifah dengan mengatakanbahwa kalau terjadi
perdamaianpun tidak akan bertahan kecuali setahun atau dua tahu saja kemudian
kembali seperti sebelumnya dan memotivasi Hulaghu khan untuk membunuh Kholifah,
dan dikisahkan yang menyuruh membunuh khalifah adalah Ibnul Alqaamiy dan
Nushair Ath Thusiy.[18]
Kemudian mereka masuk ke negeri Iraq
dan membunuh semua orang yang dapat dibunuh dari kalangan laki-laki, perempuan,
anak-anak, orang jompo, dan tidak ada yang lolos kecuali ahli dzimmah
dari kalangan Nashrani dan Yahudi serta orang-orang yang berlindung kepada
mereka dan ke rumah Ibnul Alqaamiy .[19]
Dalam peristiwa tragis tersebut,
terbunuh lebih dari belasan juta orang dan belum ada dalam sejarah Islam
bencana seperti bencana yang ditimbulkan orang tartar mongol, mereka membunuhi
orang-orang bani Haasyim, menawan para wanita Abasyiyah dan selain Abasyiyah.
Lalu apakah ada orang yang berloyalitas kepada ahli bait Rasulullah shallallahu
‘alaihi wassalam lalu memudahkan kaum Kafir untuk membunuh dan menawan
mereka dan kaum muslimin?[20]
Lihatlah dan renungkanlah kejadian
besar ini dan ambillah pelajaran wahai Ahli Sunnah dalam melakukan pendekatan
terhadap mereka!!!![21]
Bahaya Syiah dalam
Bidang Sosial
Orang Syiah yang hidup bersama kaum
muslimin selalu menyembunyikan hakikatnya dan selalu menggunakan tipu daya,
khianat dan berbuat jahat cukuplah pernyataan Syaikh Islam ibnu Taimiyah
tentang mereka menjadi saksi akan hal tersebut sejak dahulu kala dan dapat
dirasakan di zaman kita ini, berkata Syaikhul Islam: “Adapun Rafidhah (Syiah),
mereka tidak berinteraksi sosial dengan orang lain kecuali menggunakan
kenifakan karena agama yang ada dihatinya adalah agama yang rusak yang
membawanya untuk berdusta, khianat, menipu, dan berbuat jahat terhadap orang
sehingga dia melakukan kejahatan apa saja.[22]
Ini persaksian seorang tokoh Sunni,
mungkin ada yang mengatakan: “Itukan hanya tuduhan belaka tanpa bukti. Akan
tetapi, jika kita melihat kembali kekitab-kitab rujukan mereka didapatkan
pemaparan beliau ini sesuai. Lihatlah dalam kitab Rijal Al Kisysyiy
ada kisah seorang Syiah kepada imamnya bagaiman dia membunuh sejumlah orang
yang menyelisihinya, ia berkata: “Diantara mereka ada yang saya naik ke atap
rumahnya dengan tangga dan saya bunuh, ada yang saya ajak keluar di malam hari,
ketika dia keluar pintu langsung saya bunuh, ada yang saya temani dalam
perjalannya,lalu ketika bersendirian saya bunuh.[23]
Syaikh Syiah yang bernama Ni’matullah
Al Jazaairiy bercerita tentang menteri Ar Rasyid yang bernama Ali bin Yaqthiin,
dia di penjara bersama sejumlah orang yang menyelisihinya (dalam madzhab), lalu
dia memerintahkan para budaknya untuk merobohkan atap penjara tempat mereka
lalu mereka mati seluruhnya, dan jumlah mereka waktu itu lima ratus orang,
kemudian dia ingin mengelak dari tuntutan darah mereka lalu dia mengutus orang
ke Imam Maulana Al kaadzim dan sang imam membalas dengan menulis jawabannya:
“Seandainya engkau telah memberitahukan saya sebelum membunuh mereka, maka kamu
lolos dari tuntutan darah tersebut dan ketika kamu tidak memberitahukan saya
terlebih dahulu, maka bayarlah sebagain tebusannya satu kambing untuk setiap
orang dan seekor kambing itu lebih baik daripada mereka.”[24]
Lihatlah bagaimana mereka tinggal
ditengah-tengah kaum muslimin, bagaimana imam mereka menyetujui pembunuhan lima
ratus orang, hanya sekedar mereka bukanlah orang syiah dan hanya memerintahkan
membayar satu kambing per orang lantaran tidak izin dahulu kepada imam mereka
dan jika sudah izin kepada imam mereka atau wakilnya yaitu para faaqiih
maka bisa berbuat semaunya.
Kemudian tokoh Syiah ini berkomentar
tentang kisah tersebut: “Lihatlah tebusan yang rendah ini yang tidak sampai
menyamai tebusan (diyat) adik mereka yaitu anjing buruan karena diyatnya
(tebusan) dua puluh dirham dan tidak pula diyat (tebusan) kakak mereka yaitu
orang Yahudi atau Majusi karena diyatnya (tebusannya) delapan ratus dirham.”[25]
Sejarah membuktikan bahwa mereka banyak
menyulut fitnah dikalangan kaum muslimin, karena mereka berani mencela dan
melecehkan para sahabat dalam setiap pertemuan tahunan mereka, dan kalau kita
melihat sejarah terjadinya pertumpahan darah antara Syiah dengan Ahlis Sunnah
yang pertama di Baghdad adalah tahun 238 H, kemudian berlanjut fitnah-fitnah
yang telah benyak memakan korban dari kalangan kaum muslimin.
Diantara bahaya Syiah terhadap tatanan
social masyarakat Islam adalah pembolehan nikah Mut’ah yaitu kesepakatan
rahasia untuk melakukan hubungan suami istri kepada wanita yang telah sepakat
dengannya walaupun dari kalangan Pekerja Seks Komersil (PSK) atau wanita yang
masih bersuami, lihat pendapatnya Ath Thusiy, ia berkata: “Tidak mengapa
bermut’ah dengan wanita fajiroh,26] dan khumainiy juga berfatwa bolehnya
bermut’ah dengan pezinah.”[27] Oleh karena itu, mereka mungkin bersepakat
untuk sehari, dua hari atau sekali dan dua kali.
Al Aluusy berkata: “Barangsiapa yang
melihat keadaan orang-orang Syiah sekarang dalam masalah Mut’ah tidak
butuh dalam menghukum mereka berzina kepada bukti-bukti karena seorang wanita
berzina dengan dua puluh laki-laki dalam satu hari satu malam dan mengatakan
bahwa dia berbuat mut’ah. Dan buat mereka tersedia lokalisasi-lokalisasi untuk
Mut’ah yang berpajangan, disana para wanita dan mereka memiliki
mucikari-mucikari yang menghubungkan laki-laki dengan para wanita atau para
wanita dengan para laki-laki sehingga mereka memilih yang mereka senangi dan
memberikan upahnya dan menarik para wanita tersebut kepada laknat Allah.”[28]
Bukankah ini semua merupakan bahaya
yang sangat besar, ambillah pelajaran wahai Ulil Abshar!
Bahaya Syiah dalam
Bidang Ekonomi
Demikian pula Syiah memiliki pengaruh
jelek dalam bidang ekonomi bagi kaum muslimin, hal ini cukup jelas kalau di
pandang dari bahaya mereka dalam bidang-bidnag yang lain, sebab kerusakan
politik, ideologi, dan pemikiran serta tatanan sosial amat berpengaruh dalam
bidang ekonomi, lihatlah fitnah-fitnah yang mereka timbulkan banyak
menghabiskan harta benda, nyawa, dan waktu sehingga memberikan kesempatan yang
luas bagi musuh-musuh Islam menghancurkan ekonomi dan budaya kaum muslimin.
Apalagi dipandang dari sudut aqidah, mereka yang menganggap harta dan jiwa kaum
muslimin yang bertentangan dengan mereka adalah harta yang boleh dirampas dan
diambil dengan dakwaan yang dusta, bahwa hal itu adalah hak ahlil bait padahal
harta-harta tersebut dipergunakan untuk merealisasikan keinginan-keinginan
khusus mereka dan untuk menjalankan makar dan tipu daya mereka dalam menghadapi
umat Islam .
Dr Ali Assaalus berkata: “Dari
kenyataan madzhab Ja’fariyah pada saat-saat ini kita dapatkan orang yang
ingin berhaji harus menghitung jumlah hartanya semua, kemudian membayar
seperlima harga hartanya untuk diserahkan kepada para ahli fiqih, yang berfatwa
kewajiban khumus dan yang tidak membayarnya tidak dibolehkan haji dengan
demikian para ahli fiqih Syiah tersebut telah menghalalakan pengambilan harta
dengan kebatilan.”[29]
Berkata Syaikhul Islam : “Adapun
pendapat Rafidhah bahwa Khumus hasil pendapatan kaum muslimin diambil dari
mereka dan dibayarkan kepada orang yang mereka anggap sebagai pengganti imam
yang maksum atau kepada yang lainnya, adalah pendapat yang tidak pernah
dikatakan oleh seorang sahabatpun, tidak juga Ali, dan yang lainnya serta tidak
dikatakan oleh seorang tabiin dan dari kerabat bani Hasyim atau yang lainnya.
Semua penukilan dari Ali atau Ulama
ahlil bait seperti Al Hasan, Al Husein, Ali bin Al Husein, Abu Ja’far Al
baaqir, Ja’far bin Muhamad adalah kedustaan karena itu menyelisihi riwayata
yang mutawatir dari sejarah Ali bin Abi Thalib, karena beliau memerintah kaum
muslimin selama empat tahun dan belum pernah mengambil dari kaum muslimin
sedikitpun hartanya, bahkan tidak ada dimasa pemerintahannya pembagian khumus
sama sekali. Adapun kaum muslimin tidak diambil khumus hartanya oleh beliau
atau orang lain, dan kaum kufarlah yang kapan dirampas dari harta mereka
diambil seperlimanya dengan dasar Al Kitab dan As Sunnah, akan
tetapi di zaman beliau kaum muslimin tidak melakukan peperangan dengan kaum
kufar, disebabkan adanya perselisihan diantara mereka dari fitnah dan
perpecahan. Demikian juga telah diketahui secara pasti, bahwa Nabi shallallahu
‘alaihi wassalam tidak pernah mengambil khumus harta kaum muslimin dan
tidak juga meminta dari seorang muslim pun khumus hartanya.[30]
Demikianlah, mereka mengambil khumus
dalam rangka untuk memenuhi kepentingan dan keinginan ulama-ulama mereka dan
inilah selintas tentang bahaya Syiah yang telah menjadi satu kenyataan, dan
bukan untuk menjelaskan keseluruhannya dan cukuplah kitab-kitab para ulama
Islam telah menjelaskan semuanya dan kita hanya dituntut unruk membaca kembali
dan berhati-hati dari mereka dan gerakannya.
Semoga Allah menjaga kita dari mereka,
dan menunjuki kita ke jalan yang lurus.
Penulis : Ustadz Kholid Syamhudi, Lc.
Artikel UstadzKholid.com
[1] Lihat Majmu’ Fatawa 13/182
[2] Ibid 13/177
[3] Ibid 13/179
[4] . Nama ini juga dikenal dalam istilah
internasional dengan Jam’iyah Ahlil Bait, yang menunjukkan bahwa gerakan
ini bersifat internasional dan bukan hanya nasional saja dan sebenarnya mereka
tidak pantas dijadikan sebagai jamaah ahlil bait karena mereka telah mencela
para Istri Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassalam yang merupakan ahli
baitnya beliau, maka berhati-hatilah!!!.
[5] Lihat lebih detail lagi dalam kitab Ushul
Madzhab Syiah Al Itsna Asyarah hal 1071-1072
[6] Mukhtashor At-Tuhfah Al Itsna Asyarah
hal.300
[7] Ibid
[8] Minhajus Sunnah 4/3
[9] Lihat dalam Al-Khuthuth Al-Aridhoh
hal. 44- 45
[10] Dinukil oleh penulis Ushul Madzshab Syiah
Itsna Asyara dari Naqdhi Aqaaidi Syiah, lihat Ushul Madzhab
hal 1194.
[11] Suyuf Al-Musyriqah hal.50
[12] Lihat kitab Manaarul Muniif. Hal.116
[13] Minhajus Sunnah 3/243
[14] Ibid 4/110.
[15] Kholifah sebelum Al Mu’tashim
[16] Al-Bidayah Wan Nihaayah 13/202.
[17] Ibid
[18] Lihat kisah lengkapnya di Al Bidayah Wan
Nihayah 13/201.
[19] Al-Bidayah Wan Nihayah 13/201-202.
[20] Lihat Minhajus Sunnah 3/38.
[21] Dan masih banyak kisah-kisah lainnya seperti
kisah Daulah Shofawiyah dll, yang sangat penjang sekali untuk
diceritakan dalam kesempatan yang sempit ini.
[22] Minhajus Sunnah 3/260.
[23] Rijal Al Kisyi hal 342-343 (dinukil
dari Ushul Madzhab Syiah hal 1232)
[24] Al Anwaar An-Nu’maniyah 2/308
[25] Ibid
[26] An-Niyaahah hal.490
[27] Tahriril Wasilah 2/292
[28] Dinukil dari Ushul Madzhab Syiah hal.
1235-1236
[29] Atsar Al-Imamah fil Fiqih Ja‘fari
hal.391
[30] Minhajus Sunnah 3/154
------------------------------------------------
Hasil
Riset Tentang Kesesatan Syiah Diserahkan Ke Menteri Agama
Hasil
Riset Tentang Kesesatan Syiah Diserahkan Ke Menteri Agama. – Para ulama dan
intelektual nasional yg tergabung dlm MIUMI (Majelis Intelektual dan Ulama Muda
Indonesia) semakin tegas menyikapi manuver dakwah sekte Syiah di Indonesia. Hal
itu dibuktikan dengan penyerahan empat hasil riset MIUMI tentang Syi’ah kepada
Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat (Dirjen Bimas) Islam di Jalan MH
Thamrin 6 Jakarta Pusat, Senin (16/04/2012). Delegasi MIUMI diwakili oleh
Bachtiar Nasir (Sekjen) didampingi Fahmi Salim Zubair MA (Wasekjen), Dr Muchlis
Hanafi (Wakil Ketua), dan M Zaitun Rasmin MA (Wakil Ketua). Empat hasil
penelitian yg diserahkan MIUMI tersebut berisi,
Pertama,
buku tentang penelitian lapangan berjudul “Syiah di Sampang” ditulis oleh Ahmad
Rafi’i Damyanti.
Kedua,
buku “Himpunan Fatwa dan Pernyataan Tokoh dan Ulama Indonesia” tentang Syiah.
Ketiga,
kumpulan dokumentasi (kliping) buku-buku Syiah Indonesia yg mencerca Sahabat
dan istri Nabi SAW.
Keempat,
terbaru “Himpunan Fatwa Dr. Yusuf Al Qaradhawi tentang Syiah”, terbitan tahun
2009. Fahmi Salim Zubair menegaskan, supaya bisa berdampingan dengan komunitas
umat Islam Sunni, para pengikut Syi’ah harus mengakui Al-Quran yg ada saat ini
dan menghentikan cercaan terhadap para shahabat dan istri Rasulullah SAW.
Senada itu, Muhammad Zaitun, salah satu pendiri MIUMI,
mengungkapkan, pihaknya akan menggelar Muktamar Internasional Ulama Ahlul
Sunnah se-Dunia di Jakarta. Tujuannya, utk menangkal arus dakwah Syiah, MIUMI
akan menggelar. Karenanya, ia mohon dukungan pihak Kementerian agama utk
bermitra dengan MIUMI. “Harapan kami, MIUMI bisa bermitra dengan kementrian dan
mendapat dukungan secara pribadi dari Pak Dirjen”, ujar Zaitun yg juga Ketua Umum
Wahdah Islamiyah (WI) itu.
Menanggapi
hal itu, Dirjen Bimas Islam Kemenag RI, Prof Dr Abdul Jamil berterimakasih atas
terobosan informasi yg dilakukan MIUMI. Ia juga memuji solusi intelektual
berbasis ilmu dan riset yg disuguhkan MIUMI kepada umat. “Terimakasih (kepada
MIUMI), informasi yg semula meraba dlm gelap kian terbuka. Kesimpulannya,
dengan menjembatani umat dan berupaya merangkul berbagai lapisan. MIUMI sedang
memasuki satu ‘wilayah kosong’ yg hampir belum disentuh saat ini. MIUMI, dengan
pemikiran intelektualnya yg luar biasa ini, merupakan trend baru yg dibutuhkan
anak muda dlm rangka konvergensi kekuatan-kekuatan Islam di Indonesia yg tak
tersekat oleh ikatan ormas yg sudah ada,” ungkapnya. Menutup pertemuan, Prof Dr
Abdul Jamil berjanji akan menyampaikan hasil penelitian MIUMI tentang Syi’ah
tersebut kepada Menteri Agama Surya Darma Ali, sebagai bahan pertimbangan dlm
decision making system atau pola pengambilan keputusan. [taz/Masdar Helmi]
Sumber: voa-islam.com 18 Apr 2012, Hasil
Riset Tentang Kesesatan Syiah Diserahkan Ke Menteri Agama.
0 komentar:
Mari berdiskusi...
--------------------------------------------------------------------
Awali dengan bismillah sebelum memberi komentar...
--------------------------------------------------------------------