106. 
Tanya: Bagaimana dalilnya kebangkitan dari kubur itu? 

Jawab:
Allah subhanahu wata’ala berfirman:
“Hai manusia, jika kamu dalam keraguan tentang kebangkitan (dari kubur), Maka (ketahuilah) Sesungguhnya Kami telah menjadikan kamu dari tanah, kemudian dari setetes mani, kemudian dari segumpal darah, kemudian dari segumpal daging yang sempurna kejadiannya dan yang tidak sempurna, agar Kami jelaskan kepada kamu dan Kami tetapkan dalam rahim, apa yang Kami kehendaki sampai waktu yang sudah ditentukan, kemudian Kami keluarkan kamu sebagai bayi, kemudian (dengan berangsur- angsur) kamu sampailah kepada kedewasaan, dan di antara kamu ada yang diwafatkan dan (adapula) di antara kamu yang dipanjangkan umurnya sampai pikun, supaya Dia tidak mengetahui lagi sesuatupun yang dahulunya telah diketahuinya. dan kamu Lihat bumi ini kering, kemudian apabila telah Kami turunkan air di atasnya, hiduplah bumi itu dan suburlah dan menumbuhkan berbagai macam tumbuh-tumbuhan yang indah. Yang demikian itu, karena Sesungguhnya Allah, Dialah yang haq dan Sesungguhnya Dialah yang menghidupkan segala yang mati dan Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu, Dan Sesungguhnya hari kiamat itu pastilah datang, tak ada keraguan padanya; dan bahwasanya Allah membangkitkan semua orang di dalam kubur.” (Al Hajj: 5-7).

“... Sebagaimana Kami telah memulai panciptaan pertama Begitulah Kami akan mengulanginya ...”(Al Anbiyaa’: 104).

“Dan Dialah yang menciptakan (manusia) dari permulaan, kemudian mengembalikan (menghidupkan)nya kembali, dan menghidupkan kembali itu adalah lebih mudah bagi-Nya ...” (Ar Ruum: 27).

“Dan berkata manusia: ‘Betulkah apabila aku telah mati, bahwa aku sungguh-sungguh akan dibangkitkan menjadi hidup kembali?’.” (Maryam: 66).

“Dan Apakah manusia tidak memperhatikan bahwa Kami menciptakannya dari setitik air (mani), Maka tiba-tiba ia menjadi penantang yang nyata! Dan ia membuat perumpamaan bagi kami; dan Dia lupa kepada kejadiannya; ia berkata: ‘Siapakah yang dapat menghidupkan tulang belulang, yang telah hancur luluh?’. Katakanlah: ‘Ia akan dihidupkan oleh Tuhan yang menciptakannya kali yang pertama. dan Dia Maha mengetahui tentang segala makhluk’.”(Yaasiin: 77-79).

“Dan Apakah mereka tidak memperhatikan bahwa Sesungguhnya Allah yang menciptakan langit dan bumi dan Dia tidak merasa payah karena menciptakannya, Kuasa menghidupkan orang-orang mati? Ya (bahkan) Sesungguhnya Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu.” (Al Ahqaaf: 33).

“Dan di antara tanda-tanda-Nya (ialah) bahwa kau Lihat bumi kering dan gersang, Maka apabila Kami turunkan air di atasnya, niscaya ia bergerak dan subur. Sesungguhnya Tuhan yang menghidupkannya, pastilah dapat menghidupkan yang mati. Sesungguhnya Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu.”(Fushshilat: 39).

107.
Tanya:Bagaimana hukum orang yang mendustakan hari kebangkitan?
Jawab:
Hukum bagi orang yang mendustakan hari kebangkitan adalah kafir terhadap Allah, kitab-kitabNya, dan para rasulNya, sebagaimana firman Allah:
“Berkatalah orang-orang yang kafir: ‘Apakah setelah kita menjadi tanah dan (begitu pula) bapak-bapak kita; Apakah Sesungguhnya kita akan dikeluarkan (dari kubur)?’.”(An Naml: 67).

“Dan jika (ada sesuatu) yang kamu herankan, Maka yang patut mengherankan adalah Ucapan mereka: "Apabila Kami telah menjadi tanah, Apakah Kami Sesungguhnya akan (dikembalikan) menjadi makhluk yang baru?" orang-orang Itulah yang kafir kepada Tuhannya; dan orang-orang Itulah (yang dilekatkan) belenggu di lehernya; mereka Itulah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya.”(Ar Ra’d: 5).

“Orang-orang yang kafir mengatakan bahwa mereka sekali-kali tidak akan dibangkitkan. Katakanlah: ‘Memang, demi Tuhanku, benar-benar kamu akan dibangkitkan, kemudian akan diberitakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan’. yang demikian itu adalah mudah bagi Allah.”(At Taghaabun: 7).
Didalam hadits shahihain dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

“Allah berfirman: ‘Telah dusta kepadaKu anak cucu Adam, padahal yang demikian itu tak patut baginya, dan dia mencaci makiKu, padahal tak patut baginya yang demikian itu. Adapun yang dia dustakan itu (tentang diriKu) adalah ucapannya: ‘(Allah) tidak akan mengembalikanku seperti permulaan Dia menciptakanku’. Padahal bagiKu menghidupkan kembali itu lebih mudah. Adapun yang termasuk cacian terhadap diriKu adalah ucapannya: ‘Bahwa Allah itu mempunyai anak’. Padahal Aku adalah Maha Esa, tempat semua bergantung. Aku tidak beranak dan tidak diperanakan, dan tidak satu pun makhluk yang setara denganKu’.”


0 komentar:

Mari berdiskusi...

--------------------------------------------------------------------

Awali dengan bismillah sebelum memberi komentar...

--------------------------------------------------------------------