205 TANYA JAWAB AQIDAH AHLUS SUNNAH.
BAGIAN-9 :
Bab X
SIFAT DZAT ALLAH Subhanahu Wata’ala.

058.
Tanya:
Sifat-sifat Allah itu ada yang Dzatiyyah ada juga yang Fi’liyyah.
Bagaimana gambaran Al Qur’an tentang sifat Dzatiyyah itu?
Jawab:
Allah subhanahu wata’ala berfirman:
          “... tetapi kedua-dua tangan Allah terbuka ...”(Al Maaidah: 64).
“Dan tetap kekal Dzat Tuhanmu yang mempunyai kebesaran dan kemuliaan.”(Ar Rahmaan: 27).
“... dan supaya kamu diasuh di bawah pengawasan-Ku,” (Thaaha: 39).
“... Sesungguhnya aku beserta kamu berdua, aku mendengar dan melihat.”(Thaaha: 46).
“... Alangkah terang penglihatan-Nya dan Alangkah tajam pendengaran-Nya ...”(Al Kahfi: 26).
“... Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya  ...” (Al Baqarah: 255).
“... dan Allah telah berbicara kepada Musa dengan langsung” (An Nisaa: 164).
“Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu menyeru Musa (dengan firman-Nya): "Datangilah kaum yang zalim itu,”(Asy Syu’ara: 10).
“... Kemudian Tuhan mereka menyeru mereka: "Bukankah aku telah melarang kamu berdua dari pohon kayu itu ...”(Al A’raaf: 22).
“Dan (ingatlah) hari (di waktu) Allah menyeru mereka, seraya berkata: ‘Apakah jawabanmu kepada Para rasul?’.”(Al Qashshash: 65).

059.
Tanya:
Bagaimana kedudukan sifat Dzat Allah didalam Sunnah Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam?
Jawab:
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Sesungguhnya bagi Allah tidak ada yang tersembunyi sebab Allah tidak buta sebelah.” (Lihat hadits tentang Dajjal).
Didalam istikharahnya, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam berdoa:
“Ya Allah, sungguh aku menyerahkan kepadaMu tentang mana yang baik untukku dengan ilmuMu dan aku menyerahkan kemampuan kepadaMu dengan ketentuanMu, dan aku memohon kepadaMu atas karuniaMu yang besar, sebab sesungguhnya Engkau yang berkuasa (untuk itu) dan aku tidak berkuasa, dan Engkau yang mengetahui (segala-galanya) sedangkan aku tidak mengetahui. Dan Engkaulah yang mengetahui semua yang gaib.”
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam kembali bersabda:
“Sesungguhnya kalian tidak menyeru Dzat yang tuli dan jauh (tidak ada), namun kalian menyeru kepada Dzat Yang Maha Mendengar, Maha Melihat lagi sangat dekat (denganmu).”
“Jika Allah hendak mewahyukan suatu perkara, maka Dia berbicara dengan (melalui) wahyu.”
Kemudian, didalam hadits tentang ba’ts, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
          “Allah berfirman: ‘Hai Adam’ Maka dia pun menjawab: ‘Labbaik’.”
Selain hadits diatas, masih banyak lagi hadits lain yang berkenaan dengan percakapan Allah dengan hambaNya.

060.
Tanya:
Bagaimana gambaran kitabullah tentang sifat Af’al Allah?
Jawab:
Allah subhanahu wata’ala berfirman:
          “... dan Dia berkehendak (menciptakan) langit ...”(Al Baqarah: 29).
“Tiada yang mereka nanti-nantikan melainkan datangnya Allah dan Malaikat (pada hari kiamat) dalam naungan awan, dan diputuskanlah perkaranya ...”(Al Baqarah: 210).
“Dan mereka tidak mengagungkan Allah dengan pengagungan yang semestinya Padahal bumi seluruhnya dalam genggaman-Nya pada hari kiamat dan langit digulung dengan tangan kanan-Nya. Maha suci Tuhan dan Maha Tinggi Dia dari apa yang mereka persekutukan.” (Az Zumar: 67).
“Allah berfirman: ‘Hai iblis, Apakah yang menghalangi kamu sujud kepada yang telah Ku-ciptakan dengan kedua tangan-Ku ...’.”(Shaad: 75).
“Dan telah Kami tuliskan untuk Musa pada luh-luh (Taurat) segala sesuatu sebagai pelajaran dan penjelasan bagi segala sesuatu ...” (Al A’raaf: 145).
“... Tatkala Tuhannya Menampakkan diri kepada gunung itu, dijadikannya gunung itu hancur luluh dan Musa pun jatuh pingsan ...”(Al A’raaf: 143).
Dengan lebih tegas lagi, Allah subhanahu wata’ala berfirman:
          “... Sesungguhnya Allah berbuat apa yang Dia kehendaki.”(Al Hajj: 18).
          “... Sesungguhnya Allah berbuat apa yang Dia kehendaki.”(Al Hajj: 14).

061.
Tanya:
Bagaimana gambaran As Sunnah tentang sifat Af’al Allah?
Jawab:
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
          “Rabb kita turun ke langit dunia pada sepertiga malam terakhir.”
Di dalam hadits syafa’at, beliau pun bersabda:
“Maka datanglah Allah kepada mereka dalam bentukNya yang dapat mereka kenali, lalu Dia berkata, ‘Aku adalah Rabb kalian.’ Maka mereka pun berkata, ‘Engkau Rabb kami’.”
“Sesungguhnya Allah menggenggam bumi pada hari kiamat dan menjadikan langit (digulung) dengan tangan kananNya, lalu Dia berfirman, ‘Akulah penguasa’.”
“Ketika Allah menciptakan makhluk, Dia menulis dengan tanganNya sendiri: ‘Sesungguhnya rahmatKu akan menaklukkan kemarahanKu.”
Kemudian, dalam hadits yang menggambarkan dialog antara Adam ‘alaihissalamdan Musa ‘alaihissalam, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Maka berkatalah Adam: ‘Hai Musa, Allah telah memilihmu dengan KalamNya dan menulis untukmu Taurat dengan TanganNya’.”
Dengan begitu, jelaslah, tangan adalah sifat Dzat sedangkan takallum (percakapan, firman) merupakan sifat fi’liyyah yang sekaligus sifat Dzat, serta menuliskan Tauratmerupakan sifat fi’il.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Sungguh benar Allah ta’ala membentangkan TanganNya di malam hari untuk menerima taubat (hamba) yang berbuat salah pada siang harinya, dan membentangkan tanganNya pada siang hari untuk menerima taubat hamba yang berbuat salah pada malam harinya.”


0 komentar:

Mari berdiskusi...

--------------------------------------------------------------------

Awali dengan bismillah sebelum memberi komentar...

--------------------------------------------------------------------