205 TANYA JAWAB AQIDAH AHLUS SUNNAH
BAGIAN-2 :
BAB I : HAMBA ALLAH, ANTARA HAK DAN KEWAJIBAN

001.
Tanya:
Kewajiban apa yang harus didahulukan oleh setiap hamba Allah?
Jawab:
Kewajiban yang mesti segera dikerjakan seorang hamba adalah mengetahui hakikat tujuan hidup. Untuk tujuan tersebut, Allah telah mengambil mitsaq (perjanjian) atas mereka, mengutus para rasul, serta menciptakan surga dan neraka. Untuk tujuan itu pula, Allah mendatangkan hari kiamat yang didalamnya terdapat pengadilan yang menentukan kesengsaraan dan kebahagiaan berdasarkan catatan amal masing-masing. Berdasarkan perhitunganNya-lah seseorang akan memperoleh cahaya atau sebaliknya, tak memperoleh cahaya apapun.

002.
Tanya:
Dalil manakah yang menjelaskan bahwa Allah telah menciptakan berbagai makhluk untuk kepentingan hambaNya?
Jawab:
Allah subhanahu wata’ala berfirman:
“Dan Kami tidak menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada antara keduanya dengan bermain-main.Kami tidak menciptakan keduanya melainkan dengan haq, tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui.” (Ad Dukhaan: 38-39).
“Dan Kami tidak menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada antara keduanya tanpa hikmah. yang demikian itu adalah anggapan orang-orang kafir, Maka celakalah orang-orang kafir itu karena mereka akan masuk neraka”.(Shaad: 27).
“Dan Allah menciptakan langit dan bumi dengan tujuan yang benar dan agar dibalasi tiap-tiap diri terhadap apa yang dikerjakannya, dan mereka tidak akan dirugikan”.(Al Jatsiyah: 22).
“Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku”.(Adz Dzariyat: 56).
003.
Tanya:
Apa yang disebut hamba itu?
Jawab:
Hamba adalah yang ditundukkan dan dikendalikan. Menurut maknanya, hamba mencakup seluruh makhluq, baik yang berderajat tinggi maupun berderajat rendah, berakal maupun tidak, kering maupun basah, bergerak maupun diam, terlihat maupun tersembunyi, mukmin maupun kafir, baik maupun jahat, dan seterusnya. Semua adalah makhluq Allah yang hanya kepada aturan Rabbnya mereka harus tunduk. kehadapanNyalah mereka akan kembali sesuai dengan waktu yang telah Dia tentukan. Tak ada yang mampu mengubah walaupun sedikit. Allah subhanahu wata’ala berfirman:
“... Itulah ketentuan Allah yang Maha Perkasa lagi Maha mengetahui.” (Al An’aam:96).
Secara khusus, al ‘aahid mengacu kepada orang-orang mukmin yang mencintai dan tunduk kepada Penciptanya. Mereka itu tergolong pada hamba-hamba atau wali yang dimuliakan.

004.
Tanya:
Apa pengertian ibadah itu?
Jawab:
Ibadah mencakup seluruh aktifitas yang dicintai dan diridhai Allah, baik berupa perkataan, perbuatan lahir atau batin, maupun upaya melepaskan diri dari semua yang menafikan atau menentang aktifitas tersebut.

005.
Tanya:
Kapan suatu amalan dapat dikatakan sebagai ibadah?
Jawab:
Suatu amalan dapat dikatakan sebagai ibadah jika memenuhi dua kesempurnaan, yaitu kesempurnaan cinta dan kesempurnaan dalam ketundukan. Allah subhanahu wata’ala berfirman:
“Adapun orang-orang yang beriman Amat sangat cintanya kepada Allah...”(Al Baqarah: 165).
“Sesungguhnya orang-orang yang berhati-hati karena takut akan (adzab) Tuhan mereka,” (Al Mu’minun: 57).
          “... Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang selalu bersegera dalam (mengerjakan) perbuatan-perbuatan yang baik dan mereka berdoa kepada Kami dengan harap dan cemas. dan mereka adalah orang-orang yang khusyu' kepada kami.”(Al Anbiyaa’: 90).

006.
Tanya:
Tanda apa saja yang tersirat dari seorang hamba yang mencintai Rabbnya?
Jawab:
Tanda-tandanya adalah dia selalu mencintai apa yang Allah cintai dan membenci apa yang Allah murkai. Dia senantiasa menjalankan segala perintahNya, menjauhi segala laranganNya, membela dan mendukung utusan-utusanNya. Karena itu, yang merupakan sekuat-kuatnya ikatan Iman adalah mencintai karena Allah dan membenci karena Allah.

007.
Tanya:
Bagaimana seorang hamba dapat mengetahui bahwa suatu hal dicintai dan diridhai Allah?
Jawab:
Seorang hamba dapat mengetahui hal itu melalui rasul-rasul atau kitab-kitab Allah. Melalui itu, seorang hamba menjalankan perintah yang diridhai dan dicintaiNya. Dengan demikian, hujjah atasnya adalah hujjah yang tak terbantahkan dan hikmahnya jelas. Allah subhanahu wata’ala berfirman:
“(mereka Kami utus) selaku Rasul-rasul pembawa berita gembira dan pemberi peringatan agar supaya tidak ada alasan bagi manusia membantah Allah sesudah diutusnya Rasul-rasul itu. dan adalah Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.”(An Nisaa’: 165).
“Katakanlah: "Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah Aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu." Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”(Ali Imraan: 31).


0 komentar:

Mari berdiskusi...

--------------------------------------------------------------------

Awali dengan bismillah sebelum memberi komentar...

--------------------------------------------------------------------