C. PENGARUH PENGARUH NEGATIF DARI KECENDERUNGAN FARDIYYAH DAN JAMA’IYYAH

Jika kecenderungan fardiyyah dan jama’iyyah tidak mendapat perhatian yang wajar, terabaikan fungsinya, tidak dipelihara dan dididik, bahkan cenderung dimatikan secara total atau melampaui batas­batas wewenangnya, tentu akan menimbulkan pengaruh pengaruh yang negative pada diri seseorang, seperti berikut ini:

1. Lari dari Persoalan dan Mengasingkan Diri

Pengaruh negatif pertama yang timbul dari kecenderungan fardiyyah dan jama’iyyah bisa mengarah kepada pemutusan hubungan atau pengucilan diri dari lingkungan manusia, menghindari bergaul dengan mereka. Hal ini disebabkan oleh lemahnya kecenderungan individu alistis yang menjadikan jiwa itu lemah, lumpuh dan tak kuasa menghadapi beban kehidupan bersama manusia lainnya. Tiada jalan lain yang harus ditempuh, kecuali dia harus menjauhkan dan mengucilkan diri dari keramaian manusia. Ujian berkenaan dengan berkenaan dengan pengucilan diri ini seakan merupakan usaha menutupi diri dari berbagai kelemahan, kelumpuhan dan kelalaian dan kepalsuan. Ini akan mengakibatkan: berlanjutnya kekeliruan-kekeliruan secara terus menerus dan membuka pintu bagi setan-setan jin dan manusia untuk masuk melakukan penyelewengan dan penyesatan dan merusak kehidupannya. Ini sebagai akibat disamping tidak memperoleh berbagai pengalaman dan percobaan, ia juga bisa dikuasai oleh rasa putus asa, keletihan, kemalasan, kebosanan dan terputusnya dari pembelaan dan pertolongan Allah.

2. Bermalas-malas dan Lesu Semangat

          Lemahnya kecenderungan fardiyyah dan jama’iyyah akan menimbulkan pengaruh negatif kedua, yaitu: timbulnya rasa malas dan lesu tiada semangat. (jika ini dibiarkan) akan mengakibatkan kesempatan bagi musuh-musuh untuk menguasai dan mengendalikan kita, sebagaimana kenyataan dan yang kita saksikan pada kebanyakan negeri-negeri kaum muslimin pada masa kini. Anehnya lagi, bahwa mereka yang lemah kecenderungan individualistisnya menjadi hilang semangatnya, enggan melakukan aktifitas-aktifitas bermakna, duduk bermalas-malas, dengan berslogankan: “Manusia itu tergantung dari agama raja-raja mereka” - - - “Biarakan hamba-hamba itu seperti apa yang ia inginkan” Dan entah atribut apa lagi yang mereka gunakan, yang tak ada gunanya itu. 

3. Jatuh dan Runtuh Pada Awal Melangkah :

          Akibat ketiga dari lemahnya kecenderungan fardiyyah dan jama’iyyah adalah ia akan jatuh dan runtuh pada awal-awal melangkah ketika harus menghadapi percobaan. Hal ini bisa dimengerti, sebab kecenderungan individualistis lah yang mencegah untuk tidak berbuat sesuatu karena lemah-nya itu. Padahal seharusnya kecenderungan itulah yang mampu bertahan menghadapi ujian, bersabar dan meneguhkan, tidak terkecuali termasuk dalam waktu-waktu mendapat ujian berat.

4. Bungkam Terhadap Kebenaran :

          Pengaruh negatif keempat yang lahir dari lemahnya kecenderungan fardiyyah dan dorongan jam’iyyah adalah tersumbatnya Al haq yang dapat menghinakannya, sehingga ia memilih sikap tutup mulut dan bungkam. Padahal orang yang bungkam terhadap kebenaran adalah ibarat setan yang membisu, sebab telah memberikan pelauang bagi tersebarnya kebatilan, berbagai kerusakan dan kejahatan, serta untuk mempertahankannya sehingga mendatangkan buahnya yang teramat pahit dan membuat macetnya kehidupan.

5. Keta’atan yang Membuta :

          Dampak negatif kelima akibat lemahnya kecenderungan fardiyyah dan dorongan jama’iyyah adalah timbulnya keta’atan yang membabi buta, yang tiada lagi bisa membedakan mana yang haq dan mana yang batil, antara ta’at dan ma’shyiat, yang merupakan perkara bagi lahirnya penindasan, kekerasan, kesewenang-wenangan dan pemaksaan serta kediktatoran.

6. Penindasan dan Tindak Sewenang-Wenang :

          Dampak negatif keenam akibat lemahnya kecenderungan fardiyyah yang sampai ke tingkat mementingkan diri sendiri dan ananiyyah, kemudian ujub (tinggi hati), tertipu dan takabbur. Takabbur ini kemudian terwujud dalam praktek pemaksaan dan kesewenang-wenangan serta penindasan. Yang kesemuannya itu merupakan sumber kejahatan dan kerusakan di atas bumi. Dan ini menjangkau kawasan bumi yang subur maupun yang tandus, dan (juga) dapat mengancam kesatuan dan persatuan. Maha benar Allah Yang Maha Agung, yang berfirman:

Dan di antara manusia ada yang ucapannya tentang dunia menarik hatimu, dan dipersaksikan kepada Allah (atas kebenaran) isi hatinya, padahal ia adalah penantang yang paling keras. Dan apabila dia berpaling dari muka mu ia berjalan di bumi untuk mengadakan perusakan kepadanya, serta merusak tanah ladang dan hewan ternak. Dan bila dikatakan kepadanya: Bertaqwalah kepada Allah; maka bangkitlah kesombongannya yang mengakibatkan dosa, maka cukuplah (balasannya) neraka jahannam. Dan sesungguhnya neraka jahannam itu seburuk-buruk tempat tinggal” (Al Baqarah : 204-206).

Itulah dampak-dampak negatif bagi setiap kecenderungan fardiyyah dan jama’iyyah. Hal ini telah diungkap oleh ustadz Muhammad Quthb adanya isyarat kedua dampak pertama dan dampak terakhir dari seluruh dampak tersebut, dimana ia berkata:

“Manusia yang tidak memiliki syahshiyyah (kepribadian) baik zatnya maupun wujudnya, ia tidak akan terlahir kecuali sebagai kelompok yang lemah dan hina diri, yang pantas untuk dikuasai dan diperintah oleh diktator dan penindas, kemudian saling berebut kekuasaan ketika sang diktator itu tumbang. Dan manusia yang mendorong kepribadiannya secara menyimpang sampai ke batas ananiyyah yang menghinakannya atau melampaui batas, ia tak mampu hidup seiring bersama jama’ah, dan ia hanya akan memecah belah jama’ah dan mengarah kepada kebinasaan. (Manhaj Tarbiyyah al-Islamiyah, Mohammad Quthb, 1/163)


0 komentar:

Mari berdiskusi...

--------------------------------------------------------------------

Awali dengan bismillah sebelum memberi komentar...

--------------------------------------------------------------------