BAB II : ORIENTALISME
Yang dimaksud dengan orientalisme adalah sebuah studi yang dilakukan oleh orang – orang Barat terhadap Negara dan bangsa Timur { khususnya islam -pent } mengenai budaya, bahasa, sejarah, agama, kondisi social, ekonomi, politik, dan segala sesuatu yang berkaitan dengan bangsa tersebut, 3}

2.1. Sejarah Orientalisme
Muncullnya orientalisme yaitu sejak pasukan islam berhasil “ Dunia Barat, yang ketika itu masih tenggelam dalam kebodohan dan kemunduran ilmu pengetahuan serta peradaban.
Karena kekalahan tersebut, kemudian bangkitlah minat bangsa-bangsa Eropa untuk mempelajari sebab-sebab kemajuan yang telah dicapai kaum muslimin. Maka tidak mengherankan, bila ketika itu, kita menjumpai pemuka-pemuka gereja Kristen yang giat mempelajari berbagai ilmu pengetahuan dari ulama’islam, 4)
Setelah dalam perang salib pasukan Kristen gagal mengalahkan pasukan islam, kemudian para pemimpin Negara Eropa membuat “front pertempuran baru” Dalam strategi baru ini, kaum intelektual atau kaum orientalis dilibatkan secara penuh, sehingga mereka mempunyai perab yang sangat besar. Mereka bertugas mempelajari seluk beluk Dunia islam dan masalah-masalah ke islaman, menyangkut ideology, politik, ekonomi, social, budaya, bahasa, maupun iptek.

Pemerintah Barat membangun institute dan kelompok studi untuk kaum orientalis yang memberikan perhatian khusus dalam bidang penerbitan manuskrip-manuskrip islam { manuskrip adalah naskah tulis tangan, baik dengan pena, pensil maupun diketik dan bukan cetakan -ed}. Selain itu, mereka juga menerbitkan buah karya mereka sendiri, berupa buku-buku yang berhubungan dengan Dunia islam dan ke-islaman. Dalam karya ereka tersebut, mereka memasukkan kritik - kritik mereka terhadap islam yang bersifat subyektif, jauh dari obyektifitas { tujuannya untuk member kesan kepada orang awam, bahwa islam itu tidak sempurna, banyak kekurangan, dan penuh kekeliruan -ed].
Ketika Dunia islam mulai melemah pada akhir abad XIX dan awal abad XX, para orientalis menggunakan kesempatan tersebut untuk mentransfer manuskrip- manuskrip islam dan naskah - naskah Arab dari Dunia Arab khususnya dan Dunia Islam pada umumnya, ke Negara Negara Eropa. Caranya, mereka membeli manuskrip- manuskrip tersebut dari tangan orang Islam yang bodoh ataupun mencurinya dari perpustakaan- perpustakaan umum. Sampai abad XIX saja, mereka telah berhasil mentransfer ( sekitar ) dua ratus lima puluh ribu jilid manuskrip Arab dan manuskrip Islam. 5)

Pada tahun 1873 M, untuk pertama kalinya, para pendukung orientalisme telah mengadakan Konferensi orientalisme Internasinal I di paris, detelah itu, konferensi orientalisme selalu diadakan secara berkala hingga sekarang ini.

2.2. Motivasi Orientalisme

Motivasi Imperialisme
Kaum Imperialisme { yaitu bangsa atau Negara yang menjalankan politik menjajah bangsa atau Negara lain -ed.} menjadikan orientalisme sebagai langkah awal dari sebuah rencana invasi militer { invasi adalah penyerbuan ke dalam wilayah Negara lain -ed. }
Setelah kekalahan kerajaan Islam Turki Utsmani dalam perang Dunia I, maka pasukan prancis dan Inggris dapat menguasai Negara-Negara Arab dengan mudah. Hal itu disebabkan, tentara-tentara Prancis dan Ingggris sudah memiliki berbagai macam informasi dan pengetahuan tentang Negara-Negara Arab, baik segi bahasa, adat- istiadat,maupun kehidupan socialnya, yang mereka dapatkan melalui para orientalis. Dengan bekal informasi tersebut, pasukan Prancis dan Inggris berusaha melemahkan perlawanan bangsa Arab, dengan cara meracuni pemikiran mereka dan menyebarkan keraguan dalam hati mereka terhadap aqidah Islamiyyah.

Motivasi Agama
Para orientalis mengetahui persis, bahwa kemenangan pasukan Islam dalam perang salib adalah karena keyakinan mereka terhadap ajaran islam. Oleh karena itu, para oriental menghendaki agar kaum muslimin jauh dari ajaran Islam, Maka mereka berusaha dengan segala cara, menebarkan keraguan terhadap kebenaran risalah Rasullullah shallallahu ‘alahi wasallam, “Kitab Al-Qur’an adalah karangan Muhammad.”Atau “ Islam bukanlah agama langit (samawi ).”

Motivasi Ilmiah
Perlu diketahui, dari sekian banyak orientalis, ternyata ada beberapa yang mempelajari Islam dengan motivasi ilmiah semata. Maka biasanya, bila mereka menulis segala sesuatu yang berkenan dengan Islam, mereka menulisnya secara obyektif, Bahkan, diantara mereka ada yang masuk Islam setelah menemukan kebenaran dalam studi yang mereka lakukan, misalnya, seperti seorang orientalis berkebangsaan Prancis yang bernama Deney.Setelah masuk islam, namanya diganti “Nashiruddin Deney, “ 6)

Motivasi Ekonomi
Diantara para orientalis, ada yang melakukan studi dengan tujuan untuk menguasai pasar Dunia Islam, menguasai berbagai lembaga ekonomi,mengeksploitasi sumber daya alam, dan menjadikan Negara-Negara kaum muslimin sebagai konsumen produk-produk di Negara Eropa.

2.3. Tujuan Orientalisme
Merusak Nama Baik Muhammad
Diantara tujuan oriebtalisme adalah menimbulkan keraguan dihati kaum muslimin tentang kebenaran risalah Rasullullah shallallahu’alaihi wasallam, Mereka menuduh, bahwa ketika sedanh menerima wahyu, Rasulullah berada dalam keadaan kesurupan, bahkan sebagian mengatakan, “Muhammad menderita penyakit jiwa ( gila ).”

Meragukan Keontentikan Al-Qur’an
Para pendukung orientalisme selalu memunculkan keraguan tentang keontentikan Al-Qur’an. Mereka mengatakan, bahwa Al-Qur’an bukanlah wahyu Allah Subhanahu wa Ta’ala,namun Al-Qur’an itu merupakan karangan Muhammad. Tentang berita dalam Al-Qur’an, yaitu mengenai ummat terdahulu, mereka mengatakan, bahwa Muhammad mengambilnya dari orang-orang Yahudi dan pendeta Bahira.

Ketika mereka ta’jub karena menemukan ayat-ayat Al-Qur’an yang mengandung penjelasan ilmiah, mereka segera mengatakan, “Itu berkat kejeniusan Muhammad.”
Kaum orientalis menyebutkan, bahwa islam merupakan agama hasil ramuan dari ajaran Yahudi dan Nasrani,sebagaimana tersebut dalam buku karya orientalis bernama Gold Ziher dan Schacht. 7 )

Meragukan Kebenaran Hadits Rasullullah
Para orientalis berusaha menimbulkan keraguan tentang kebenaran hadits-hadits Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam. Mereka mengatakan, bahwa di dalam hadits-hadits tersebut terdapat banyak kepalsuan dan kebohongan yang dilakukan oleh para perawi hadits, Mata mereka tertutup rapat, tak dapat melihat jerih payah ulama’ Islam yang zuhud,mukhlis, dan shahih, yang bekerja keras selama hidupnya untuk menyeleksi dan memilih hadits-hadits shahih dari sekian banyak hadits-hadits yang maudlu’ dan palsu.
Meragukan Keaslian Fiqh dan Perundangan Islam

Kaum orientalis berjuang memunculkan keraguan tentang keaslian fiqh dan perundang- undangan Islam. Mereka menuduh, bahwa fiqh dan perundang-undangan Islam yang dipakai oleh kaum muslimin saat ini, diambil dari perundang -undangan Romawi, artinya dilahirkan dari Dunia Barat. Ulama ‘ kaum muslimin telah membantah tuduhan kotor mereka, dan menegaskan bahwa tuduhan mereka salah, tidak berdasarkan data yang otentik, serta gegabah. Selain itu ulama’Islam juga menegaskan, bahwa perundang-undangaan Islam adalah perundang-undangan yang independent ( berdiri sendiri, tidak bergantung kepada yang lain ). Bahkan, dalam Mu’tamar perbandingan Fiqh di La Haye ( Belanda ), ulama’ Islam telah membantah tuduhan kaum orientalis tersebut. 8 )

Meragukan Kemurnian Peradaban Islam
Tujuan orientalisme yang lain adalah menimbulkan keraguan tentang keluhuran peradaban Islam. Mereka mengatakan bahwa peradaban Islam adalah hasil pentransferan dari peradaban Romawi Kuno. Dan mereka juga mengatakan,  bahwa bangsa Arab muslim tidak memiliki hasil karya pemikiran yang orisinil, dan tidak memiliki peninggalan yang berbentuk peradaban.
Membangkitkan Nasionalisme dan Etnisme
Kaum orientalis berkampanya membangkitkan nasionalisme dan etnisme kuno, sekaligus menyulut api perselisihan dan permusuhan antar bangsa. Selain itu,mereka berusaha memecah belah Dunia Islam menjasi Negara kecil-kecilan kemudian, mereka menyuburkan dialek kedaerahan, sambil berusaha menghapuskan bahasa komunikasi ummat Islam, yaitu bahasa Al-Qur’an atau bahasa Arab fasih.

Tujuan Ilmiah
Sebagai kaum orientalis mempelajari Islam dengan tujuan memperoleh ilmu pengetahuan semata, bukan untuk tujuan yang lain, Namun demikian hasil penelitian mereka belum tentu terlepas dari berbagai kesalahan, hal ini disebabkan, karena mereka tidak mengetahui susunan dan tata bahasa Arab yang benar, selain itu mereka jauh dari masarakat Islam.

2.4.  Sarana Untuk Mencapai Tujuan
Para orientalis menggunakan berbagai macam sarana untuk merealisasikan tujuan mereka, yaitu antara lain :
Menulis berbagai jenis buku yang memuat macam – macam pikiran batil mereka.
Menerbitkan berbagai macam majalah yang memuat hasil – hasil penelitian busuk mereka tentang Islam { penelitian tersebut direkayasa sedemikian rupa, sehingga memberikan kesimpulan tersebut seolah – olah merupakan hasil penelitian yang mendalam dan obyektif -ed }
Menyeberluaskan makalah-makalah yang menguraikan tentang pemikiran-pemikiran mereka {  yang mereka anggap cemerlang, padahal menyimpang dari ajaran Islam- ed }
Mengadakan symposium-symposium, seminar-seminar, dan diskusi-diskusi, di berbagai perguruan tinggi ataupun di forum-forum ilmiah lainnya.
Mengadakan konferensi orientelisme Internasional secara berkala, dengan mengundang sejumlah tokoh Negara Arab.
Membuat ensiklopedia { yaitu buku yang menghimpun uraian tentang berbagai cabang ilmu, dan biasanya tersusun menurut abjad. } yang berhubungan dengan Islam dan kaum muslimin. Ensiklopedia tersebut diterbitkan dalam bebeara bahasa, dengan memasukkan berbagai macam penyelewengan tentang Islam dan kaum muslimin.


0 komentar:

Mari berdiskusi...

--------------------------------------------------------------------

Awali dengan bismillah sebelum memberi komentar...

--------------------------------------------------------------------