VIRUS FIKRAH :
PEMIKIRAN YANG MERUSAK PEMAHAMAN ISLAM ANDA
Judul Asli                 : Al-Ghazwul-Fikri lil-‘Alamil-Islami
Penulis                    : Nabil bin Abdurrahman Al-Muhaisy
Penerbit                  : Maktabah An-Nur,Ahsa’,Saudi Arabia,1412 H.
Edisi Indonesia         : Virus Fikrah, Melemahkan Ketahanan Ummat
Penerjemah             : Abu Fahmi

MUQADDIMAH
Segala puji bagi Allah Rabb semesta alam. Shalawat dan salam semoga terlimpah kepada penutup para nabi, Rassullah shallahu’alaihi wasallam.
Allah subhanahu wa Ta’ala telah mengutus Nabi Muhammad shallallahu’alaihi wasallam dengan risalah tauhid, untuk mempersatukan manusia dalam “ satu kalimat.” Lalu diatasnya mendirikan bangunan islam yang megah.Sejak saat itu, musuh-musuh tidak pernah berhenti untuk memadamkan cahaya kemajuan dan kemegahan islam, melalui maker demi maker.
Musuh-musuh islam mengetahui persis, bahwa kaum muslimin berdiri diatas akar yang terhunjam kokoh kedalam bumi, yang tidak mudah dihancurkan dan ditumbangkan, meskipun dengan kekuatan militer. Itu telah mereka buktikan yaitu dengan gagahnya penyerbuan yang dilakukan oleh tentara Mongol dan tentara salib.
Tercatat dalam buku-buku sejarah, semenjak kekalahan dan tertangkapnya Louis IX di Mansuria. ia telah menulis sebuah wasiat, yang di dalamnya ia berkata.”Tidak mungkin orang - orang islam ditaklukkan menggunakan kekuatan senjata, invasi militer, ataupun pertempuran.Sebab,  agama islam menyuruh dan member sugesti untuk berperang dijalan agama, membela diri, dan membela tanah air.Semestinya, mereka kita hadapi dengan strategi baru.”
Semenjak munculnya imperialisme Barat hingga saat ini, ummat islam tengah menghadapi maker musuh- musuhnya,yaitu berupa invasi pemikiran { yang lebih berbahaya dari invasi militer -ed}, yang memiliki tujuan untuk merusaj aqidah islamiyyah yang merubah keontektikansyari’at islam.Oleh karena itu, kita harus selalu waspada terhadap bahaya yang ditimbulkan oleh invasi pemikiran tersebut.
Hanya Allah yang member petunjuk kejalan yang benar.

Penulis: Nabil bin Abdurrahman Al-Muhaisy


BAB I : INVASI PEMIKIRAN

1.1. Definisi :
Yang dimaksud dengan invasi pemikiran adalah usaha suatu bangsa ( kaum penginvasi ) untuk menguasai pemikiran bangsa lain ( kaum yang di invasi ) sebagai pengikut setia terhadap setiap pemikiran, idealisme,way of life, metode pendidikan, kebudayaan, bahasa, etika, serta norma-norma kehidupan yang ditawarkan kaum penginvasi.

Musuh-musuh dari Negara Barat telah bersungguh-sungguh melancarkan invasi pemikiran terhadap kaum muslimin, dan memadamkan cahaya islam. Caranya putra- putra islam { yang terbaik -ed }diasuh dan dibesarkan oleh Barat, sehingga menjadi kebarat-baratan, bahkan mereka lebih memusuhi islam dan kaum muslimin dibandingkan permusuhan barat. Putra - putra islam yang sudah terbuai itu, akan rela mengikuti Barat dalam hal pemikiran dan prinsip hidup, bahkan setia berjalan diatas jalan yang dilalui Barat, dengan alas an untuk memajukan bangsa dan Negara.”Ikutilah Barat kalu ingin maju!” demikian kata mereka.

Thaha Husen { corong Barat dari bumi Mesir  -pent } berkata,”Kalau kita menghendaki sebuah kemjuan,maka kita harus mengikuti jejak langkah orang-orang Eropa kita harus menjadi sekutu dan kawan setia terhadap peradaban mereka, dengan segala implikasinya, baik atau buruk, manis atau pahit, menyukai apa yang mereka sukai, membenci apa yang mereka benci, memuji apa yang mereka puji, dan mencela apa yang mereka cela.”1]

Selanjutnya Thaha Husen menunjukkan cara mentransferkan kebudayaan Barat kenegara kaum muslimin, katanya,”Dan cara yang perlu ditempuh adalah, kita harus belajar sebagaimana orang Eropa belajar, merasakan sesuatu seperti yang mereka rasakan, memerintah dan mengatur Negara seperti halnya mereka mengelola pemerintahan, membuat perundang- undangan seperti yang mereka buat, bekerja sebagaimana mereka bekerja, dan gaya hidup kita harus seperti gaya hidup mereka.” 2}
Tidak mungkin seseorang yang berakal menolak penemuan ilmu pengetahuan dan teknologi { untuk selanjutnya, disingkat iptek - ed } yang dating dari Eropa.Bahkan merupakan kewajiban untuk mengambil dan mempelajari iptek yang telah mereka capai. Tapi sungguh berbeda, antara mengambil hasil iptek  dan Barat, dengan mengikuti semua kebudayaan Barat, seperti yang dicanangkan oleh Thaha Husen dan yang seide dengannya. Kita mempunyai bukti - bukti otentik tentang perbedaan ini, baik dari masa lampau maupun dari masa sekarang.
Berdasarkan sejarah masa lampau terbukti, bahwa islam telah mengambil berbagai ilmu pengetahuan dari Yunani, lalu mengembangkannya melalui daya cipta kaum muslimin,Namun kaum muslimin tidak mengambil sedikit pun kepercayaan Yunani kuno, bahkan membuangnya jauh- jauh.

Pada abad ke 20 ini, kita juga mempunyai bukti otentik tentang hal serupa. Pada perang Dunia II, bangsa jepang menderita kekalahan total dan Barat dan sekutunya. Tiada yang tersisa, kecuali yang paling kehancuran. Tetapi kemudian, sedikit semi sedikit mereka mengambil iptek dari Dunia Barat yang pernah meluluhlantahkanya, lalu mengembangkanya. Dan sekarang kita saksikan, jepang berhasil  membanjiri, menguasai, bahkan menjajah pasaran Dunia dengan industrinya yang bermutu tinggi, lebih bermutu dari produk Barat sendiri.Semua itu mereka raih, tanpa harus mengambil sedikit pun filsafat, pemikiran, ataupun kebudayaan Barat.

1.2  Sasaran dan sarana
Dizaman modern ini, senjata invasi pemikiran memiliki bentuk yang beraneka ragam, dan semua mengarahkan moncongnya kesatu sasaran, yaitu islam. Sasaran invasi pemikiran adalah menghancurkan masarakat islam, menganti norma islam dengan kebudayaan Barat, dan menjauhkan kaum muslimin dari aqidah islamiyyah.
Musuh- musuh islam melancarakan invasi pemikiran dari berbagai kegiatan dan segi kehidupan diantara yang terpenting adalah Orientalisme, Imperiallisme, kristenisasi, Zionisme dan paham- paham lain yang merusak.


0 komentar:

Mari berdiskusi...

--------------------------------------------------------------------

Awali dengan bismillah sebelum memberi komentar...

--------------------------------------------------------------------