MENCAPAI TSABAT (TEGUH DALAM KEIMANAN) : BAG-5
MEDAN TSABAT
Medan tsabat itu banyak sekali dan membutuhkan pembahasan yang rinci. Pada bahasan ini akan kami bahas sebagian saja secara global.
(A). Tsabat dalam Menghadapi Fitnah
Kegelisahan hati itu penyebabnya adalah fitnah. Bila hati menghadapi suatu fitnah, baik kesenangan maupun penderitaan, yang tetap tegar adalah orang-orang yang hatinya penuh dengan keimanan. Di antara fitnah itu antara lain:
(B).Fitnah harta:
Pemuka-pemuka yang menyombongkan diri di antara kaumnya berkata kepada orang-orang yang dianggap lemah yang telah beriman di antara mereka: "Tahukah kamu bahwa Shaleh di utus (menjadi Rasul) oleh Tuhannya?". mereka menjawab: "Sesungguhnya Kami beriman kepada wahyu, yang Shaleh diutus untuk menyampaikannya". Orang-orang yang menyombongkan diri berkata: "Sesungguhnya Kami adalah orang yang tidak percaya kepada apa yang kamu imani itu". (QS. Al A’rof : 75-76)
(C). Fitnah kedudukan:
Dan bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang-orang yang menyeru Tuhannya di pagi dan senja hari dengan mengharap keridhaan-Nya; dan janganlah kedua matamu berpaling dari mereka (karena) mengharapkan perhiasan dunia ini; dan janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingati Kami, serta menuruti hawa nafsunya dan adalah keadaannya itu melewati batas. (QS. Al Kahfi: 28)
Mengingat bahayanya kedua fitnah tersebut di atas, Rosululloh saw bersabda:
“Dua ekor srigala yang lapar yang dilepas di tengah-tengah kambing, kadar kerusakannya tidak lebih berat dari pada kerusakan dien akibat orang yang berambisi terhadap harta dan kedudukan.” (HR. Ahmad di dalam musnad III : 460 dan di dalam Shohihul Jami’ : 5496)
Jadi ambisi seseorang terhadap harta dan kedudukan itu kadar kerusakannya terhadap dien lebih berat dibanding kerusakan dua ekor srigala yang lapar yang dilepas di tengah-tengah kambing.
(D). Fitnah isteri:
Tentang hal ini Alloh SWT berfirman:
“Sesungguhnya di antara isteri-isterimu dan anak-anakmu ada yang menjadi musuh bagimu, maka berhati-hatilah terhadap mereka.” (QS. At Taghobun : 14)
Fitnah anak:
“Anak itu bisa membkin orang takut, bakhil dan sedih.” (HR. Abu Ya’la II : 305 dan di dalam Shohihul Jami’ 7037)
(E). Fitnah penyiksaan dan kezhaliman:
Binasa dan terlaknatlah orang-orang yang membuat parit. Yang berapi (dinyalakan dengan) kayu bakar. Ketika mereka duduk di sekitarnya. Sedang mereka menyaksikan apa yang mereka perbuat terhadap orang-orang yang beriman. Dan mereka tidak menyiksa orang-orang mukmin itu melainkan karena orang-orang mukmin itu beriman kepada Allah yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji. Yang mempunyai kerajaan langit dan bumi; dan Allah Maha menyaksikan segala sesuatu. (QS. Al Buruj : 4-9)
Dari Khobbab ra, ia berkata: kami pernah mengadu kepada Rosululloh SAW ketika beliau sedang duduk bersandarkan burdahnya di dinding ka’bah. Kemudian beliau bersabda: “Orang-orang sebelum kalian ada yang ditanam, lalu kepalanya dibelah dua dengan gergaji, dan dagingnya disisir dengan sisir besi. Namun hal tersebut tidak memalingkan mereka dari diennya.” (HR. Bukhori, lihat Fathul Bari XII: 315)
(F). Fitnah Dajjal:
Fitnah Dajjal merupakan fitnah kehidupan yang paling besar.
“Wahai manusia, semenjak Alloh menciptakan Adam di muka bumi ini tidak ada fitnah yang lebih besar dari pada fitnah Dajjal. Wahai manusia, teguhkanlah pendirianmu, akan kuberi gambaran kepada kalian mengenai sifat Dajjal yang belum pernah digambarkan oleh nabi sebelumku ....” (HR. Ibnu Majah II : 1359 dan lihat Shohihul Jami’ 7752)
Mengenai proes tsabat dan menyimpangnya hati di hadapan fitnah, Rasululloh SAW bersabda:
“Fitnah itu menempel pada hati bagaikan tikar yang mnempel pada tubuh orang yang menidurinya. Dan munculnya fitnah yang berulang-ulang bagaikan tikar yang dianyam. Hati yang menerimanya akan mendapat bercak hitam. Sedangkan hati yang menolak fitnah tersebut akan tetap putih cemerlang bagaikan batu yang halus tak pernah terpengaruh selama masih ada langit dan bumi. Dan yang telah terkena bercak hitam lama-kelamaan akan menjadi sangat hitam bagaikan belangga yang tertelungkup, dia tidak lagi mengenal baik dan buruk, tetap hanya mengikuti kehendak hawa nafsunya belaka.” (HR. Ahmad V : 386, Muslim I : 128)
(G). Tsabat dalam Jihad
Wahai orang-orang yang beriman, apabila kamu memerangi musuh (pasukan) maka berteguh hatilah kamu! (QS. Al Anfal : 45)
Dan di antara yang termasuk dosa besar adalah lari dari peperangan. Rouslulloh saw dan orang-orang mukmin ketika menggali dan mengangkut tanah parit sebagai strategi perang Khondak senantiasa berdoa, “Teguhkanlah pendirian kami jika musuh menemui kami.” (lihat Fathul Bari VII : 399)
(H). Tsabat Terhadap Manhaj
Di antara orang-orang mukmin itu ada orang-orang yang menepati apa yang telah mereka janjikan kepada Allah; Maka di antara mereka ada yang gugur. dan di antara mereka ada (pula) yang menunggu- nunggu[1208] dan mereka tidak merobah (janjinya). (QS. Al Ahzab: 23)
Prinsip-peinsip yang mereka miliki lebih mahal dari pada nyawanya. Mereka selamanya tidak kenal kompromi.
(I). Tsabat di Saat Meninggal Dunia
Bagi orang-orang kafir dan ahli maksiat, saat susah mereka adalah ketika menjelang ajal dan tsabat terhalang bagi mereka. Mereka tidak mampu melafalkan kalimat syahadat di saat itu. Yang demikian itu termasuk tanda-tanda su’ul khotimah. Seperti apabila dikatakan kepada seseorang yang ajalnya menjelang tiba, “katakanlah Laa Ilaaha Illalloh”, dia menggeleng-gelengkan kepalanya menolak ucapan tersebut.
Adapula yang di saat ajalnya mengatakan, “ini adalah barang bagus dan murah harganya”. Atau ada juga yang menyebutkan nama-nama buah catur, bahkan ada yang mendendangkan lagu dan menyebut-nyebut nama pacarnya.
Itu semua karena mereka disibukkan oleh hal-hal tersebut dan lalai dari mengingat Alloh. Terkadang dari mereka itu ada yang terlihat wajahnya hitam, terkadang ada juga yang berbau busuk, bahkan ada juga yang berpaling dari arah kiblat di saat ruhnya keluar. Laa Haula Walaa Quwwata Illa Billah.
Adapun orang-orang yang senantiasa melakukan kebaikan dan mengamalkan sunnah, Alloh membimbing mereka untuk tsabat dan mereka melafalkan syahadatain. Terkadang di antara mereka terlihat wajahnya bersinar, atau baunya harum, atau jenis kabar gembira yang lain di saat ruhnya keluar. Sebagai salah satu contoh dari mereka adalah Abu Zur’ah Ar Rozi salah seorang imam ahli hadits. Berikut kisahnya:
Abu Ja’far Muhammad bin Ali, sekretaris Abu Zur’ah berkata: kami mendatangi Abu Zur’ah di saat menjelang ajalnya. Di sisi beliau ada Abu Hatim, Ibnu Waroh, Mundzir bin Sadzan dan lain-lainnya. Mereka menyebutkan tentang hadits Talqin: “Tuntunlah orang-orang yang ajalnya menjelang tiba dengan Laa Ilaaha Illalloh.” Namun mereka malu terhadap Abu Zur’ah untuk mentalqinkan kepadanya.
Lalu mereka mengatakan: “Mari kita menyebutkan hadits.” Kemudian Ibnu Waroh berkata: “Telah mengabarkan kepada kami Abu Ashim, telah mengabarkan kepada kami Abdul Hamid bin Ja’far dari Sholh”, beliau tidak melanjutkannya. Kemudian Abu Hatim mengatakan: “Telah mengabarkan kepada kami Bundar, telah mengabarkan kepada kami Abu Ashim dari Abdul Hamid bin Ja’far bin Sholih bin Abi Arib dari Katsir bin Muroh dari Mu’adz bin Jabal berkata: Rosululloh saw bersabda: “Barangsiapa akhir ucapannya Laa Ilaaha Illalloh, masuk surga.” Setelah itu, beliau langsung meninggal dunia. (Siyar A’lamin Nubala’ XIII : 76, 85)
Tentang orang-orang seperti mereka, Alloh SWT berfirman:
Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: "Tuhan Kami ialah Allah" kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, Maka Malaikat akan turun kepada mereka dengan mengatakan: "Janganlah kamu takut dan janganlah merasa sedih; dan gembirakanlah mereka dengan jannah yang telah dijanjikan Allah kepadamu". (QS. Fusshilat : 30)
Di antara orang-orang mukmin ada yang menempati apa yang mereka janjikan kepada Alloh. Di antara mereka ada yang gugur dan di antara mereka juga ada yang menunggu-nunggu. Dan mereka sedikitpun tidak pernah merobah (janjinya) (QS. Al Ahzab : 32)
Prinsip-prinsip yang mereka miliki lebih mahal dari pada nyawanya. Ya Alloh, jadikanlah kami termasuk dari mereka. Ya Alloh sesungguhnya kami memohon kepada-Mu keteguhan (tsabat), dan akhir doa kami bahwasannya segala puji hanya milik Alloh Robb semesta alam.
3 komentar:
bismillah
mantep gan artikelnya, pengen coba belajar nih hehe
Mari berdiskusi...
--------------------------------------------------------------------
Awali dengan bismillah sebelum memberi komentar...
--------------------------------------------------------------------