6.2 Dominasi Yahudi di Pentas International
          Allah berfirman:
“Mereka ingin hendak memadamkan cahaya (Din) Allah dengan mulut (ucapan-ucapan) mereka, dan Allah tetap menyempurnakan cahaya-Nya meskipun orang kafir benci”. (Ash Shaff:8)

          “Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepadamu hingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah, “Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang benar). Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, Allah tidak akan lagi menjadi pelindung dan penolong kamu”. (Al Baqarah: 120)

          Al Quran banyak mengungkapkan makar Yahudi, walau dalam waktu lama mereka sendiri menyembunyikan makar-makar jahat mereka. Satu-satunya alasan mereka menyembunyikan makar tersebut adalah kekhawatiran bahwa mereka akan mengalami kegagalan dalam melancarkan misinya.          
          Namun, kini setelah berhasil dengan gemilang, berhasil memegang tumpuk kekuasaan internasional, yang memantapkan pelaksanaan makar jahatnya, mereka tidak perlu memiliki rasa ketakutan lagi akan tersingkapnya makar-makar jahat itu. Bahkan, mereka dengan lantangnya berani dan selalu berusaha membentuk opini dunia bahwa setiap rencana Yahudi akan dapat diwujudkan. Dengan harapan agar tidak ada seorang pun yang berani menghalangi seluruh rencana dan usaha makar mereka.
          Kini mereka sengaja menyebarkan buku-buku (yang tadinya) rahasia tentang makar-makar Yahudi, terutama protokolat Yahudi, seperti buku Al Hukumah al Khafiyyah (Pemerintah Tersembunyi), dan buku Al Ahjar ‘ala Riq’atisy Syathranj (Bidak-Bidak di Atas Papan Catur).
          Ada dua sumber inspirasi yang mendorong Yahudi begitu sungguh-sungguh dalam mewujudkan impiannya, yaitu ‘Taurat’ dan ‘Talmud’. Jika Taurat, misalnya, adalah kitab suci yang diturunkan Nabi Musa as., kemudian mereka dengan sengaja mengubahnya disana-sini menurut selera hawa nafsu mereka, Talmud merupakan kitab buatan orang Yahudi sendiri. Namun, kitab Talmud lebih dikuduskan oleh Yahudi daripada kitab Taurat. Kedua kitab inilah yang membentuk karakter, pemikiran, dan rencana-rencana Yahudi.
          Di antara ajaran (doktrin) yang paling menonjol yang membentuk karakter Yahudi adalah pernyataan Taurat (palsu) yang berbunyi:
”Dan Tuhan akan bicara kepada bangsa Israel. Wahai Israel, Aku akan turun untuk menyerahkan pedang ke tanganmu dan aku akan memotong leher-leher bangsa-bangsa serta mmenghinakan mereka di hadapanmu”. Dan ucapan Talmud yang berbunyi; “Bangsa-bangsa Umamiyyun adalah setiap bangsa selain bangsa Yahudi. Mereka adalah keledai ciptaan Tuhan untuk ditunggangi oleh bangsa pilihan Tuhan (Yahudi) dan jika keledai habis, kita akan menunggangi keledai lain.” 2

          Allah SWT. Sama sekali tidak pernah mengatakan, bahwa Bani Israel itu bangsa pilihan yang diistimewakan di atas bangsa lain. Memang benar Allah telah memilih Bani Israel untuk memikul risalah-Nya dan mengutamakannya atas alam semesta. Namun, hal ini semata kehendak Allah yang diberikan kepada siapa saja, Rasul siapa saja, termasuk dalam pemberian kerajaan kepada siapa saja yang Dia kehendaki.
          Hanya Allah saja yang mengetahui rahasia ini, sebagaimana firman-Nya:
          “Allah telah mengetahui di mana Dia menjadikan Risalah-Nya”.
          (Al-An’am:124)

“Dan Allah akan memberikan kerajaan-Nya kepada siapa saja yang Ia kehendaki”. (Al-Baqarah: 247)

“Dan Allah mengkhususkan siapa saja yang Ia kehendaki dengan rahmat-Nya”. (Ali Imran: 74)
         
          Sesuatu yang menjadi persoalan besar bagi Yahudi, adanya klaim bahwa sebagai bangsa pilihan Tuhan, mereka berhak membantai dan menebas leher setiap bangsa selain Yahudi. Bukankah hal ini merupakan legalisasi atas sebutan teroris bagi diri Yahudi? Lalu, mengapa mereka sering menuduh bangsa lain sebagai teroris?
          Padahal di dalam Taurat yang asli, terdapat banyak nash yang melancarkan kutukan keras atas bangsa Yahudi. Lebih banyak lagi di dalam Injil dan Al-Quran. Seperti kata-kata, “betapa sangat murka Rabb kepada bangsa-Nya”. Di  dalam Injil terdapat pernyataan senada dengan itu yang diulang-ulang, misalnya, “Hai anak ular”.
          Al-Quran sebagai kitab suci yang tiada kebatilan sedikit pun di dalamnya, karena Allah sendiri telah menjamin keterpeliharaannya, memang menyebutkan dalam beberapa ayat yang mnerangkan keadaan Bani Israel secara rinci. Mereka pernah mengalami masa kejayaan ketika mereka masih memelihara kesucian dan kemurnian kitabnya. Namun, kemudian Allah menurunkan azabnya manakala mereka mencampakkan kitabnya. Dia mencabut kekuasaan-Nya dan menghinakan mereka, sehingga dikuasai oleh musuh mereka.
          Allah SWT. berfirman :
“Sesungguhnya telah Kami selamatkan Bani Israel dari siksaan yang menghinakan, (yaitu) dari Fir’aun. Sesungguhnya dia sombong lagi berlebihan. Sesungguhnya Kami telah memilih mereka (Bani Israel) dengan ilmu kami di atas sekalian alam. Dan kami berikan kepada mereka ayat (keterangan) yang di dalamnya terdapat cobaan (ujian) yang nyata”.
(Ad-Dukhan: 30-33)

“Hai, Bani Israel, ingatlah akan nikmat-Ku yang telah Aku anugerahkan kepadamu dan sesungguhnya Aku melebihkan kamu atas sekalian alam semesta”. (Al-Baqarah: 47)

“Dan Kami telah mewariskan kepada kamu yang lemah itu bumi belahan Timur dan belahan Barat yang telah kami berkati di dalamnya. Dan tamatlah kalimat Rabbmu yang baik atas Bani Israel, karena kesabaran mereka. Dan Kami runtuhkan apa yang telah diperbuat Fir’aun dan kaumnya, serta mahligai mereka yang mereka dirikan”. (Al-A’raf: 137)

          Namun ketika mereka berbalik menjadi kufur, Allah pun banyak menyebut ayat-ayat yang mengancam dan memurkai mereka, di antaranya adalah:
“Dan sesungguhnya Kami telah mendatangkan Al-Kitab (Taurat) kepada Musa, dan Kami telah menyusulinya (berturut-turut) sesudah itu dengan Rasul-Rasul, dan telah Kami berikan bukti-bukti kebenaran (mukjizat) kepada Isa, putra Maryam dan Kami memperkuatnya dengan Ruhul Qudus (tiupan Ruhul Qudus oleh Jibril As). Apakah setiap datang kepadamu seorang rasul membawa sesuatu (pelajaran) yang tidak sesuai dengan keinginanmu, lalu kamu angkuh, maka beberapa orang (di antara mereka) kamu dustakan dan beberapa orang (yang lain) kamu bunuh? Dan mereka berkata, ‘hati kami tertutup’. Tetapi sebenarnya Allah telah mengutuk mereka, karena keingkaran mereka, maka sedikit sekali mereka yang beriman. Dan setelah datang kepada mereka Al-Quran dari Allah yang membenarkan apa yang ada pada diri mereka, padahal sebelumnya mereka biasa memohon (kedatangan Nabi) untuk mendapat kemenangan atas orang-orang kafir, maka setelah datang kepada mereka apa yang mereka ketahui, mereka lalu ingkar kepadanya. Laknat Allah-lah atas orang-orang yang ingkar itu. Alangkah buruknya (perbuatan) mereka yang menjual dirinya sendiri dengan kekafiran kepada yang telah diturunkan Allah, karena dengki bahwa Allah menurunkan karunia-Nya kepada siapa saja yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya. Maka, mereka mendapat kemurkaan setelah kemurkaan (pertama). Bagi kuffar itu azab yang menghinakan”.
(Al-Baqarah: 87-90)
         
Dalam ayat lain Allah menjelaskan kehinaan Yahudi, bangsa Israel:
“.... Dan mereka ditimpa kenistaan dan kehinaan, serta mereka mendapat kemurkaan dari Allah. Hal ini (terjadi) karena mereka selalu mengingkari ayat-ayat  Allah dan membunuh para nabi yang memang tidak dibenarkan (oleh mereka). Demikian itu (terjadi) karena mereka selalu berbuat durhaka dan melampaui batas.” (Al-Baqarah: 61)
         
          Masih banyak ayat lain dalam Al-Quran yang mengutuk perilaku bangsa Yahudi yang hingga saat ini mereka tetap saja mmengklaim diri sebagai bangsa pilihan Tuhan.
          Lembaran sejarah hitam kehidupan bangsa Yahudi ditunjukkan Al-Quran  mulai dari membunuh para nabi, mengaku membunuh Al-Masih, putra Maryam (padahal yang mereka salib adalah orang yang diserupakan dengannya), memakan riba, beragama dengan agama yang tidak benar, mengubah ayat-ayat Allah, dan perbuatan tidak benar lainnya. Secara global disebutkan dalam ayat 155-161 surat An-Nisa’, lalu di hampir semua ayat surat At-Taubah.
          Yahudi seperti keledai karena diamanati Taurat, tetapi tidak dipikulnya, seperti firman-Nya:
“Perumpamaan orang-orang yang dipikulkan kepadanya Taurat, kemudian mereka tidak memikulnya, seperti keledai yang membawa kitab-kitab yang tebal”.  (Al-Jumu’ah: 5)

“Mengapakah mereka lari (berpaling) dari peringatan (Allah) ? Seolah-olah mereka keledai  yang lari. Lari daripada singa.  (Al-Muddatstsir: 49-51)

          Mereka adalah golongan yang mencampakkan amal karena mengetahui kebenaran, tetapi tiada beramal dengannya. Sehingga, mereka disebut Allah sebagai Al-Maghdlub. Di samping itu, mereka tidak mempergunakan mata, telinga, dan hati mereka sebagaimana mestinya, sesuai dengan fungsinya masing-masing seperti tujuan Allah menciptakan makhluk-Nya.
“Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk isi neraka jahanam kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata, tetapi tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga, tetapi tidak dipergunakan untuk mendengar ayat-ayat Allah. Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan lebih sesat lagi”.
(Al-A’raf: 179)

          Yahudi disebut Al-Fasad dalam Al-Quran, karena karakter buruk mereka.
“Dan mereka berusaha di muka bumi membuat kerusakan. Dan Allah tidak suka orang-orang yang merusak”. (Al-Maidah: 64)

“Dan Engkau lihat kebanyakan mereka (orang-orang Yahudi) amat bergegas  berbuat dosa dan permusuhan dan memakan harta haram. Sungguh sejahat-jahat apa yang mereka perbuat”. (Al-Maidah: 62)

“Orang-orang kafir dari Bani Israel telah dilaknat di atas lisan Daud dan Isa bin Maryam. Demikian itu disebabkan mereka durhaka dan melampaui batas (zalim). Mereka tidak melarang kemungkaran yang mereka perbuat. Sejahat-jahat apa yang mereka perbuat”. (Al-Maidah: 78-79)

          Lepas dari itu, mengapa mereka menonjol dalam beberapa aspek dan dominan peranannya di dunia international? Muhammad Quthb menyebutkan tiga faktor utama yang membuat mereka menonjol, yaitu:
1.    Mereka menjadi minoritas yang tidak ada pangkal akhirnya,
2.    Mereka menjadi minoritas yang tertindas setelah Allah menentukan mereka sebagai siksaan atas perilaku buruk dan sebagai konsekuensinya atas perbuatannya yang melampaui batas,
3.    Takdir Allah telah menentukan minoritas mereka tetap ada.

          Allah letakkan pada jiwa mereka keinginan untuk tetap eksis dan berkemauan keras mempertahankan kelompoknya guna melawan kepunahan.3
          Yahudi sangat mengerti semua hakikat yang dijelaskan dalam ayat tersebut. Sementara salah satu tujuan eksistensi bangsa Yahudi adalah menjadikan bangsa lain sebagai “keledai-keledai tunggangan”, mereka menyeleweng dan kafir. Orang-orang Yahudi bekerja keras merusakkan aqidah umat manusia dan meruntuhkan moral dengan berbagai cara  dan sarana yang dapat mencapai maksud dan tujuan syaitaniyahnya yang buruk itu. Pantas jika kemudian Allah menyebut mereka Al-Fasad dan Al-Ifsad.
          Benarkah Yahudi merupakan bangsa terkutuk sepanjang sejarah dan mengapa mereka tertindas?
          Muhammad Quthb memberikan jawaban untuk kita: anggapan bahwa bangsa Yahudi menjadi bangsa tertindas semata-mata etnis Yahudi dan tanpa dosa, itu jelas suatu kedustaan yang sama sekali tidak didukung oleh fakta-fakta sejarah. Sejarah selalu membuktikan, semua manusia membenci mereka karena perangai dan perilaku mereka yang sangat buruk itu.
          Kebencian itu bukan karena mereka orang Semit dan bukan tanpa alasan atau karena semata-mata mereka Yahudi. Semua orang mengetahui bahwa Yahudi terkenal sebagai pemakan riba, pemakan harta orang lain secara batil, paling bergegas dalam melakukan perbuatan dosa dan permusuhan, penyebr kekejian di muka bumi, pelaku kriminal yang selalu menyakiti umat manusia (teroris) walaupun menusia  itu berbuat ihsan kepadanya, dan pembuat keonaran di mana-mana, dan sejumlah perilaku tak terpuji lainnya  yang membuat orang lain menjauhi dan muak melihat mereka.
          Orang Nasrani telah menindas dan menyiksa mereka di Eropa, karena berkeyakinan bahwa orang Yahudilah yang menyalib Isa Al-Masih. Mereka lari dari Eropa ke dunia Islam, mencari perlindungan ke Andalusia (Spanyol). Di sanalah mereka merasakan perlindungan, keamanan, dan kedamaian serta kebebasan. Di sana pula mereka melakukan rencana-rencana busuknya dengan leluasa tanpa ada gangguan.
          Tatkala terjadi perang Salib yang menyebabkan kekalahan kaum muslim di Andalusia, kaum muslim diusir dan hijrah ke Maroko. Untuk menghindari pembantaian dan peninddasa gereja, orang Yahudi pun turut hijrah ke Maroko. Mencari ketenangan, kedamaian, dan kebebasan hidup di bawah naungan Islam.
          Begitu pula ketika di bawah kekuasaan Daulah Utsmaniyyah. Mereka hidup di negeri Islam yang tunduk kepada Daulah Utsmaniyyah, selamat dari pembantaian Eropa. Namun, apa yang mereka lakukan setelah itu? Apa balasan Yahudi terhadap pemerintahan Islam?.
          Mereka berusaha meruntuhkan Daulah Utsmaniyyah dan melenyapkan hukum Islam dari muka bumi. Perilakunya di Palestina sungguh keji. Mereka membantai dan membunuh umat Islam, termasuk anak-anak dan kaum wanita serta orang tua. Mereka dengan biadab memperlakukan tempat-tempat suci Islam serta memerangi Masjid Aqsha.
          Kemudian peristiwa empat orang Yahudi kanibal yang menyembelih salah seorang selain bangsa Yahudi pada zaman Muhammad Ali untuk dijadikan kue dalam perayaan Passover cukup populer kisahnya. Mereka tidak mengakui dosanya dan tak tahu malu, walaupun beritanya tersebar ke seluruh dunia.4
          Jadi, sebenarnya klaim-klaim yang selau mereka lontarkan hanyalah mitos dan khayalan belaka. Sebab, semua orang tahu betapa jeleknya perilaku Yahudi. Ini terbukti dengan makar-makar jahatnya, terutama di dunia Islam, juga terhadap bangsa lain di luar Yahudi.


2 Ru’yah Islamiyyah Li Ahwalil ‘alamil Mu’ashir. Muhammad Quthb. Dar Al Wathan Riyadl. h.66
3 Ibid.  H. 70-73
4 Ibid. H. 71-72


0 komentar:

Mari berdiskusi...

--------------------------------------------------------------------

Awali dengan bismillah sebelum memberi komentar...

--------------------------------------------------------------------