Ada tiga strategi yang dilancarkan setan dalam mewujudkan tujuannya:
·         Strategi Pertama, mengambil bagian yang telah ditentukan (kecenderungan berbuat jahat dan peluang ke arah sana).
Allah Ta’ala berfirman:
           
“yang dilaknati Allah dan setan itu mengatakan: ‘saya akan benar-benar mengambil dari hamba-hamba-Mu bagian yang sudah ditentukan (untukku), dan aku akan benar-benar menyesatkan mereka, dan akan membangkitkan angan-angan kosong pada mereka dan akan menyuruh mereka (memotong telinga-telinga binatang ternak), lalu mereka benar-benar memotongnya, dan akan aku suruh mereka (merubah ciptaan Allah), lalu benar-benar mereka merubahnya’. Barangsiapa yang menjadikan setan menjadi pelindung selain Allah, maka sesungguhnya ia menderita kerugian yang nyata.” (An-Nisaa’: 118-119)
           
           
Setelah Allah mengutuk iblis, menghinakan, mengusir, dan menjauhkannya dari segala kebaikan, iblis pun berkata kepada Rabb-nya: “sungguh aku akan mengambil dari hamba-hamba-Mu bagian yang telah ditentukan (untukku).”  Akan tetapi, bagaimana iblis mengambil bagian yang telah ditentukan itu?
           
Ia mengambilnya dengan jalan menyesatkan Adam dan anak keturunannya dari jalan lurus dan menyeru mereka untuk menaatinya. Ia juga menjadikan kehidupan dunia ini terasa indah bagi manusia. Begitu pula kekufuran dan kesesatan, akan terasa indah di mata mereka. Sehingga mereka tergelincir dari jalan al-Haq. Bagi mereka yang menuruti ajakannya, maka apa-apa yang diperbuat terasa indah. Itulah yang termasuk ‘bagian yang telah ditentukan’.[1]
           
Sebenarnya, makar dan tipu daya iblis itu hanyalah angan-angan yang ingin dicapainya dan dengan makar tersebut ia dapat merealisasikannya.  Sebagaimana firman Allah:
           
“Dan sesungguhnya iblis telah dapat membuktikan kebenaran sangkaanya terhadap mereka, lalu mereka mengikutinya, kecuali sebagian orang-orang yang beriman” (Saba’:20)
           
Dalam hal ini, Ibnu Qutaibah berkata bahwa sesungguhnya iblis ketika meminta kepada Allah atas penangguhan waktu, ia berkata: ‘akan aku sesatkan mereka , akan aku simpangkan mereka, dan akan aku perintahkan mereka demikian dan demikian , dan akan aku ambil bagian yang telah ditentukan (untukku) dari hamba-hamba-Mu’. Hal ini bukanlah pernyataan yang ia yakini kepastian terjadinya, namun itu hanyalah sangkaan. Maka ketika mereka mengikutinya dan menaatinya, ia pun merasa benar apa yang disangkakannya tentang mereka.[2]
           
Sebuah masyarakat yang pimpinannya tiada lagi mengindahkan syari’at Allah, nilai-nilai, dan norma-norma  kehidupan sebagai manhaj hidup dan mizanul haq, maka di sinilah tempat yang sebenarnya angan-angan iblis akan menjadi kenyataan.
           
Ketika beberapa kemunkaran, dari yang terbesar (syirik) hingga kemunkaran-kemunkaran lainnya seperti lokalisasi WTS, dibukanya diskotik-diskotik, pub, bar, dan cafe, serta panti-panti pijat yang beroperasi secara legal maupun tidak, maka di sini pula iblis akan mengambil bagian yang telah ditentukan (untuknya) tersebut.
           
Mabuk-mabukan itu indah bagi mereka, sehingga mereka senantiasa mencari jalan dan menuntut kebebasan dan legalitas dari penguasa suatu negeri dan atau siapa saja yang memiliki kekuatan. Mereka kosong dari iman dan dari keluarga yang tidak peduli pada tarbiyah atau pendidikan putra-putrinya, sehingga menjauh dari manhaj Allah dan lari dari ketaatan kepada-Nya.
·           Strategi Kedua, duduk menghalang-halangi hamba-hamba Allah dari jalan-  Nya yang lurus.
       Iblis benar-benar menyadari bahwa dirinya telah memperoleh predikat dari Allah dengan kesesatan yang nyata. Allah menerangkan tentang tekad iblis itu  dalam firman-Nya:
       “Iblis berkata : ‘Oleh karena Engkau telah menyesatkanku, maka aku (bertekad) akan menghalangi mereka dari jalan-Mu yang lurus. Lalu saya akan datangi mereka dari arah muka mereka, dari arah belakang mereka, dari sisi kanan mereka, dan dari sisi kiri mereka. Dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka yang bersyukur”. (Al-A’raaf: 16-17)
           
           
Iblis tidak saja menggunakan satu arah atau dua arah, akan tetapi empat arah yang vital, yaitu, depan, belakang, kanan, dan kiri. Keempat arah inilah yang memang sering dijadikan musuh untuk melawan rivalnya.
           
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wassalam bersabda:
           
“Sesungguhnya setan duduk menghadang bani Adam di perbagai simpangan jalan. Lalu ia duduk menghadangnya di jalan Islam, seraya berkata: Apakah Anda terima Islam dan rela meninggalkan agamamu dan agama nenek moyangmu, lalu ia menolaknya ( dari mengikuti agama nenek moyang) lalu Islamlah ia. Kemudian setan duduk di jalan hijrah seraya berkata: Apakah Anda akan melakukan hijrah, meninggalkan bumi tempat kelahiranmu dan langitmu, padahal hijrah itu hanyalah seperti kuda di dalam kandang (tambatannya), lalu orang tersebut menolaknya dan tetap memilih hijrah. Kemudian setan duduk menghadang orang yang hendak berjihad (di jalan-Nya) dengan jiwa dan harta, lalu ia berkata: Apakah Anda hendak berperang kemudian terbunuh, sehingga istrimu dikawini oleh orang lain dan hartamu dibagi? Orang tersebut menolaknya, lalu tetap memilih jihad.”[3]
           


0 komentar:

Mari berdiskusi...

--------------------------------------------------------------------

Awali dengan bismillah sebelum memberi komentar...

--------------------------------------------------------------------