AKIDAHKU AKIDAH AHLUSSUNNAH (BAG. 23)
MANHAJ AHLUS SUNNAH WAL JAMA`AH
DALAM AQIDAH DAN AMAL
THARIQAH AHLUS SUNNAH WAL JAMA`AH
DALAM IBADAH KEPADA ALLAH
Makna Ibadah:
Diantara para `ulama Ahlus sunnah wal jama`ah mengartikan “ibadah” dengan ungkapan yang berbeda-beda, namun sebenarnya kembali kepada titik focus atau kata kunci yang sama.
Beberapa pengertian ibadah yang disebutkan para `ulama tersebut antara lain:
| Ibadah adalah segala sesuatu yang diperintahkan oleh Allah sebagai syariat, bukan karena adanya keberlangsungan tradisi turun temurun atau karena tuntutan akal. |
2 | Ibadah itu adalah ketundukan dan kecintaan terhadap Allah dengan sepenuhnya |
3 | Ibadah itu adalah nmaama yang menghimpun segala sesuatu yang dicintai dan diridlai Allah, baik berupa perkataan maupun perbuatan, yang lahir maupun yang batin, serta membebaskan diri dari segala sesuatu yang bertentangan dan menyalahinya. |
| العبادة : هي أسم جامع لكل ما يحبه الله ويرضاه ، من الأقولا والأععال الضاهرة والباطنة، والبرا ءة مما ينافي ذلك ويضاده |
Definisi Ibadah yang terkahir (yang ke-3) inilah yang kita pilih, karena telah memenuhi unsur yang ada pada definisi lainnya, dan ia telah memenuhi semua dimensi kehidupan, sebagaimana Allah berfirman:
“Katakanlah: Sesungguhnya shalatku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam. Tiada sekutu bagiNya; dan demikian Itulah yang diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang yang pertama-tama menyerahkan diri (kepada Allah)". AL AN`AM: 162-163
Thariqah Ahlus Sunnah wal jama`ah
Dalam Ibadah Kepada Allah:
1 | Mereka beribadha kepada Allah itu LILLAH. Maknanya mereka itu beribadah dengan ikhlas karena Allah semata, tidak menginginkannya untuk selain Allah, dan tidak mendekatkan diri kepada siapapun kecuali kepada Allah. Mererka tidak beribdah karena orang-orang lain melihat mereka, dan bukan karena ingin orang banyak mengagungkannya, dan bukan pula karena ingin orang banyak memberi gelar (julukan) sebagai `abid. Namun benar-benar mereka beribdah karena Allah saja. |
2 | Mereke beribadah kepada Allah itu BILLAH. Maknanya mereka hanya meminta pertolongan kepada Allah semata, tak mungkin mereka menyombongkan diri mereka sendiri, atau mereka berpikiran agar bisa melepaskan diri secara bebas dari Allah. Namun mereka benar-benar ingin merealisasikan “Iyyaka Na`budi wa Iyyaka Nasta`iin” Al Fatihah: 5. “Iyyaka na`budu” artinya mereka beribdah kepada Allah itu LILLAH, dan “Iyyaka nasta`in” bahwa mereka itu beribadah kepada itu BILLAH, maka mereka pun memohonkan pertolongan kepada-Nya dalam beribadahnnya kepada Allah Ta`ala |
3 | Mereka beribadah kepada Allah itu FILLAH. Maknanya berjalan di atas Dinullah, pada jalan agama yang telah Allah syariatkan melalui lisan para rasul-Nya. Maka Ahlus nsunnah wal jama`ah itu beribdah kepada Allah sesuai dengan syariat-Nya melalui lisan Rasul-Nya Muhammad Saw, tidak menambah-nambah padanya dan tidakm pula menguranginya. Mereka itu beribadah kepada Allah Fillah fi sayari`athihi fi diinihi, dan tidak keluar darinya, serta tidak menambah dan tidak menguranginya. Oleh karena itulah Ahlus sunnah wal jama`ah beribadah kepada Allah secara haq dan selamat dari noda-noda syirik dan bid`ah. Sebab mereka mengetahui bahwa beribdah yang ditujukan kepada selain Allah adalah syirik, dan siapa saja yang menyembah Allah tanpa melalui syariat-Nya maka dia telah melakukan kebid`ahan dalam agamanya. Itulah yang dimaksud dengan ayat 5 surat al bayyinah: 5. Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus[*], dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian Itulah agama yang lurus. [*] Lurus berarti jauh dari syirik (mempersekutukan Allah) dan jauh dari kesesatan.
Minhaj Ahlis sunnah wal jama`ah fil `Aqidah wal `Amal, Syaikh Al Albani dan Syaikh Ibnu Utsaimin) |
Setelah kita memahami pengertian dan thariqah Ahlus sunnah wal jama`ah tentang Ibadah kepada Allah, maka kini kalian perlu mengetahui bahwa di dalam Ibadah itu ada syarat dan ada uhsul. Dr. Ibrahim bin Muhammad Al Buraikan, dalam Kitabnya Al Madkhal Lidirasatil `Aqidatil Islamiyah, hal. 135-dst menjelaskan kepada kita tentang SYARAT dam USHUL (RUKUN menurut bahasa ulama lain), juga bisa dilihat dalam Kitab A`lamus sunnah al mansyurah.., Syaikh Hafizh ak Hakami:
RUKUN IBADAH:
Ibadah itu memiliki dua rukun, yaitu:
Rukun Pertama: Kesempurnaan cinta (Kamalul Hubb) , dan ini merupakan puncaknya ibadah yaitu ketika iabdah itu dilaukkan oleh hamba dengan kecintaan yang penuh dan sempurna kepada Allah yang diibadahi-Nya itu.
Allah Berifirman :
“Dan diantara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman Amat sangat cintanya kepada Allah. dan jika seandainya orang-orang yang berbuat zalim itu[*] mengetahui ketika mereka melihat siksa (pada hari kiamat), bahwa kekuatan itu kepunyaan Allah semuanya, dan bahwa Allah Amat berat siksaan-Nya (niscaya mereka menyesal). AL BAQARAH : 165
[*] Yang dimaksud dengan orang yang zalim di sini ialah orang-orang yang menyembah selain Allah.
Rukun Kedua: Ketundukan dan kepatuhan (Adz Dzill wal Khudlu’), tentu saja puncaknya kerendahan , ketundukan dan kepatuhan kepada-Nya. Dimana kerendahan dan ketundukan seperti ini memang hanya pantas untuk Allah saja, dan tidak layak untuk selain-Nya. Yaitu dengan medahulukan syariat Allah dari syariat selain-Nya, dan apabila terjadi perttentangan antara keinginan Allah dan rasul-Nya dengan keinginan nafsunya atau hawa nya atau yang sejenisnya, maka dahulukanlah kepentingan dan keinginan Allah itu. Sebagaimana Allah berfirman:
“Maka demi Tuhanmu, mereka (pada hakekatnya) tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu hakim terhadap perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa dalam hati mereka sesuatu keberatan terhadap putusan yang kamu berikan, dan mereka menerima dengan sepenuhnya. AN NISA’ : 65
“Maka hendaklah orang-orang yang menyalahi perintah-Nya takut akan ditimpa cobaan atau ditimpa azab yang pedih. AN NUUR: 63
SYARAT-SYARAT IBADAH:
Ada tiga syarat dalam Ibadah yang benar dan diterima oleh Allah Ta`ala, yaitu:
Syarat Pertama: Adanya tekad yang benar-benar jujur dan kuat (Shidqul `Azimah). Maknanya adalah tekad yang mampu meninggalkan segala bentuk kemalasan dari melaksanakan perintah dan larangan syariat, serta memberikan kesungguhan, sehingga dalam pelaksanaannya itu sesuai dengan firman Allah berikut:
“Wahai orang-orang yang beriman, kenapakah kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan? ASH SHAFF: 2
Syarat kedua : Niat ikhlas karena Allah Ta`ala semata dan membersihkannya dari semua sesmbahan selain Allah, sehingga ia hanya tunduk kepada Allah dan semua perbuatannya hanya karena Allah. Allah berfirman:
“Katakanlah: Sesungguhnya sembahyangku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam. AL AN`AM : 162.
“Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus[*], dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat;. AL BAYYINAH : 5
[*] Lurus berarti jauh dari syirik (mempersekutukan Allah) dan jauh dari kesesatan.
Syarat Ketiga : Kesesuaiannya dengan syari`at, maknanya bahwa dalam ibadah itu maka seluruh perkataan dan perbuatan lahir dan batin haruslah sesuai dengan apa yang diperintahkan oleh Allah atau dilarang oleh-Nya.
85. Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, Maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu)daripadanya, dan Dia di akhirat Termasuk orang-orang yang rugi.
ALI IMRAN : 85
21. Apakah mereka mempunyai sembahan-sembahan selain Allah yang mensyariatkan untuk mereka agama yang tidak diizinkan Allah?. ASY SYUURA: 21
Kesimpulannya,
Bahwa ibadah yang benar dan diterima oleh Allah itu, haruslah memenuhi ketiga syarat tersebut. Dimana syarat pertama merupakan syarat untuk terwujudnya sebuah ibadah, haruslah ada tekad yang benar, jujur dan kuat. Adapun syarat ke-2 dan ke-3 merupakan syarat untuk diterimanya sebuah ibadah kepada Allah. |
0 komentar:
Mari berdiskusi...
--------------------------------------------------------------------
Awali dengan bismillah sebelum memberi komentar...
--------------------------------------------------------------------