AKIDAHKU AKIDAH AHLUSSUNNAH (7)
Oleh: Abu Fahmi Ahmad

Pasal Keempat:
RUKUN DAN SYARAT LAA ILAAHA ILLALLAH

Kalimat tauhid LAA ILAAHA ILLALLAAH memiliki Dua Rukun:

Rukun Kedua: Penetepan (Itsbat)
Rukun Pertama: Penafian (Penolakan)
الرُّ كْنُ الثَّاني : الإ ِ ثْبَاتُ
الرُّ كْـنُ الأ َوَّلُ : الـنَّفْيُ

Yang dimaksud dengan penafian adalah penafian terhadap semua ilahiyah selain Allah Ta`ala dari seluruh makhluk-Nya.
Dan yang dimaksud dengan penetapan adalah menetapkan ilahiyah bagi Allah Ta`ala saja – satu-satu Nya – karena Dia itu adalah ilahul-haq, dan apa saja yang selain Dia dari semua ilahiyah yang diesmbah kaum musyrikin, maka seluruhnya BATIL,
karena Allah telah berfirman:

62. (Kuasa Allah) yang demikian itu, adalah karena Sesungguhnya Allah, Dialah (tuhan) yang haq dan Sesungguhnya apa saja yang mereka seru selain dari Allah, Itulah yang batil, QS Al-Hajj: 62.

Kalimat Laa ilaaha illlallah menunjukkan pada “Itsbat” (penetapan) ilahiyah – Allah sebagai satu-satu Nya Dzat yang haq untuk diibadahi, lebih agung daripada menunjuk kepada perkataan “Allah sebagai ilah”. Sebab perkataan “Allah itu ilah” tidak menolak (meniadakan) ilahiyah selain Allah. Berbeda halnya dengan perkataan Laa ilaaha illallah, karena disini ada pembatasan uluhiyah dan sekaligus penafiannya dari yang selain Dia.
(Begitulah perkataan Ibnul Qayyim rahimahullah).

SYARAT-SYARAT LAA ILAAHA ILLALLAAH

Syarat adalah sesuatu yang tidak sempurna bagi yang disyaratkan kecuali dengannya, dan tidak dapat direalisasikan (sesuatu itu) kecuali dengan adanyanya. Adapun syarat-syarat syahadah tidak lah sah syahadat seseorang kecuali dengan terpenuhinya syarat-syarat tersebut. Syarat syahadah ini ada 7 (tujuh):

الـعِلْمُ بِمَعْنَاهَا نَفْيًا و إِثْبَاتًا
الأول
ILMU dengan memahami maknanya, meliputi  “penolakan” (nafyan) dan “penetapan” (itsbatan)

الـيَقِيْنُ ، وَ هُوَ كَـمَالُ الـعِلْمِ بِهَا ، الـمُنَافِي لِلشَّكِّ وَ الرَّيْبِ
الثاني
YAKIN, yang merupakan kesempurnaan ilmu (dalam memahami tauhid), yang meniadakan syakk dan keragu-raguan

الإ ِخْلا َ صُ  الـمُنَافِي لِلشِّـرْكِ
الثالث
IKHLAS, yang meniadakan syirik

الـصِّدْقُ  الـمَانِعُ مِنَ الـنِّفَاقِ
الرابع
SHIDIQ yang dapat mencegah dari sifat nifaq (kemunafikan)

الـمَحَبَّةُ  لِهذه الـكَلِمَةِ ، ولِمَا دَلَّتْ عَلَيْهِ ، وَ السُّرُوْرُ بِذَلِكَ
الخامس
MAHABBAH,  maksudnya mencintai kalimat tauhid ini dan apa yang ditunjukkan atasnya, serta merasa senang (gembira) dengan yang demikian

الإِ نْقِيَادُ بِـأَدَاءِ حُقُوقِهَا ، وَهِيَ  الأَ عْمَالُ الـوَاجِبَةُ ، إِخْلاَ صًا للهِ وَ طَلَـبًا لِـمَرْضَا تِهِ
السادس
INQIYAD, artinya tunduk dan patuh dengan menunaikan hak-hak kalimat tauhid ini, yang mana ini merupakan amalan-amalan wajib, dilakukan dengan ikhlas untuk Allah semata dan mencari keridlaan-Nya

الـقَبُوْلُ الـمُنَافِيْ  لِلـرَّدِّ
السابع
QABUUL, artinya menerima yang meniadakan penolakan



Dalil-Dalilnya Syarat Laa ilaaha illallah:

(1). Dalil Syarat: AL-ILMU

19. Maka ketahuilah, bahwa Sesungguhnya tidak ada Ilah (sesembahan, Tuhan) selain Allah dan mohonlah ampunan bagi dosamu , Muhammad: 18

86. Dan sembahan-sembahan yang mereka sembah selain Allah tidak dapat memberi syafa'at; akan tetapi (orang yang dapat memberi syafa'at ialah) orang yang mengakui yang hak (tauhid) dan mereka meyakini(nya)[*]. QS Az Zukhruf: 86

[*] Maksudnya Nabi Muhammad dan Nabi yang lain dapat memberi syafa'at sesudah di beri izin oleh Allah s.w.t.

Nabi Saw  bersabda:
مَنْ مَاتَ وَ هُوَ يَعْلَمُ أَ نَّهُ لا َ إِلهَ إِلاَّ الله ُ دَخَل الـجَنَّةَ
“Barangsiapa mati sedangkan dia itu mengetahui (berilmu tentang) Laa ilaaha illallaah, maka dia itu masuk surga” HR Muslim dari Utsaman bin `Affan Ra

(2). Dalil syarat: AL- YAQIN:
15. Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu hanyalah orang-orang yang percaya (beriman) kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjuang (berjihad) dengan harta dan jiwa mereka pada jalan Allah. mereka Itulah orang-orang yang benar.  QS Al Hujurat: 15
أَ شْهَدُ أنْ لا إِلهَ إِلاَّ اللهُ وَ أَنِّيْ رَ سُوْلُ الله ِ لا َ يَلْـقَى الله َ بِهِمَا عَبْدٌ ، غَيْرَ شَاكٍ فِيْهِمَا ، إِ لاَّ دَخَلَ الـجَنَّةَ
Aku bersaksi bahwa tidak ada ilah yang berhak diibadahi dengan benar dan bahwasanya aku (Muhammad Saw) adalah utusan Allah, tidaklah seorang hamba menjumpai Allah (pada keadaan dimana dia) tidak ragu-ragu terhadap kedua (kalimat syahadat) tersebut, melainkan ia masuk surga”.   HR Muslim dari Abu Hurairah Ra.
الْـيَقِيْنُ الإ ِيْمَانُ  كُلُّـهُ والـصَّبْرُ نِصْفُ الإِيْمَانِ
Keyakinan itu (adalah) keimanan secara menyeluruh, dan sabar itu setengah dari iman”
HR Bukhari, secara mu`allaq dari Ibnu Mas`ud Ra
اللهُـمَّ زِدْنَا عِلْمًا وإِ يْمَانًا ، وَ يَقِيْنًا وَ فِقْهًا
“Ya Allah, tambahilah kami ilmu dan iman, keyakinan dan kepahaman”
HR Bukhari Ibnu Hajar al Asqalani menyebutkan dalam Fathul Bari.

(3). Dalil Syarat : AL-IKHLAS:
2. Sesunguhnya Kami menurunkan kepadamu kitab (Al Quran) dengan (membawa) kebenaran. Maka sembahlah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya.
3. Ingatlah, hanya kepunyaan Allah-lah agama yang bersih (dari syirik).
 QS Az-Zumar: 2-3

Nabi Saw bersabda:
أَسْعَدُ النَّاسِ بِشَفَاعَتِيْ يَوْمَ الـقِيَامَةِ مَنْ قَالَ لا إِلهَ إِلا َّ اللهُ خَالصًا مِنْ قَلبِهِ أَوْ نَفْسِهِ
“Orang yang paling berbahagia dengan syafa`atku nanti di hari Kiamat adalah orang mengucapkan: “Laa ilaaha illallah secara ikhlas dari hati atau jiwanya”.  HR Bukhari dari Abu Hurai rah Ra.
5. Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama. QS Al Bayyinah: 5

(4). Dalil Syarat : ASH-SHIDQ
8. Di antara manusia ada yang mengatakan: "Kami beriman kepada Allah dan hari kemudian [1]," pada hal mereka itu Sesungguhnya bukan orang-orang yang beriman.
9. Mereka hendak menipu Allah dan orang-orang yang beriman, Padahal mereka hanya menipu dirinya sendiri sedang mereka tidak sadar.
10. Dalam hati mereka ada penyakit[2], lalu ditambah Allah penyakitnya; dan bagi mereka siksa yang pedih, disebabkan mereka berdusta.  
QS Al Baqarah: 8-10

[1] Hari kemudian Ialah: mulai dari waktu mahluk dikumpulkan di padang mahsyar sampai waktu yang tak ada batasnya.
[2] Yakni keyakinan mereka terdahap kebenaran Nabi Muhammad s.a.w. lemah. Kelemahan keyakinan itu, menimbulkan kedengkian, iri-hati dan dendam terhadap Nabi s.a.w., agama dan orang-orang Islam.
“Apabila orang-orang munafik datang kepadamu, mereka berkata: "Kami mengakui, bahwa Sesungguhnya kamu benar-benar Rasul Allah". dan Allah mengetahui bahwa Sesungguhnya kamu benar-benar Rasul-Nya; dan Allah mengetahui bahwa Sesungguh nya orang-orang munafik itu benar-benar orang pendusta. QS Al-Munafiqun: 1
Nabi Saw bersabda:
مَا مِنْ أَ حَدٍ يَشْهَدُ أَنْ لاَ إلـهَ إِ لاَّ اللهُ وَ اَنَّ مُحمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ صِدْقًا مِنْ قَلْبِهِ إِ لاَّ حَرَّمَهُ اللهُ عَلَى النَّارِ
Tidaklah seseorang bersaaksi bahwa tidak ada ilah yang haq untuk diibadahi dengan benar melainkan Allah dan bahwasanya Muhammad adalah Rasul Allah, secara jujur dari hatinya, melainkan Allah mengharamkan baginya masuk neraka”. HR Bukhari-Muslim

(5). Dalil Syarat: AL-MAHABBAH
165. Dan diantara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman Amat sangat cintanya kepada Allah. dan jika seandainya orang-orang yang berbuat zalim itu[1] mengetahui ketika mereka melihat siksa (pada hari kiamat), bahwa kekuatan itu kepunyaan Allah semuanya, dan bahwa Allah Amat berat siksaan-Nya (niscaya mereka menyesal). QS Al Baqarah: 165

[1] Yang dimaksud dengan orang yang zalim di sini ialah orang-orang yang menyembah selain Allah.

31. Katakanlah: "Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah Aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu." Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. QS Ali Imran: 31

(6). Dalil syarat : AL INQIYAD
(#þqç7ÏRr&ur 4n<Î) öNä3În/u (#qßJÎ=ór&ur ¼çms9 `ÏB È@ö6s% br& ãNä3uÏ?ù'tƒ Ü>#xyèø9$# §NèO Ÿw šcrçŽ|ÇZè? ÇÎÍÈ
Dan Kembalilah kamu kepada Tuhanmu, dan berserah dirilah kepada-Nya sebelum datang azab kepadamu kemudian kamu tidak dapat ditolong (lagi).

ô`tBur ß`|¡ômr& $YYƒÏŠ ô`£JÏiB zNn=ór& ¼çmygô_ur ¬! uqèdur Ö`Å¡øtèC yìt7¨?$#ur s'©#ÏB zOŠÏdºtö/Î) $ZÿÏZym 3 xsƒªB$#ur ª!$# zOŠÏdºtö/Î) WxŠÎ=yz
125. Dan siapakah yang lebih baik agamanya dari pada orang yang ikhlas menyerahkan dirinya kepada Allah, sedang diapun mengerjakan kebaikan, dan ia mengikuti agama Ibrahim yang lurus? dan Allah mengambil Ibrahim menjadi kesayanganNya.

* `tBur öNÎ=ó¡ç ÿ¼çmygô_ur n<Î) «!$# uqèdur Ö`Å¡øtèC Ïs)sù y7|¡ôJtGó$# Íouröãèø9$$Î/ 4s+øOâqø9$# 3 n<Î)ur «!$# èpt7É)»tã ÍqãBW{$#
22. Dan Barangsiapa yang menyerahkan dirinya kepada Allah, sedang Dia orang yang berbuat kebaikan, Maka Sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang kokoh. dan hanya kepada Allah-lah kesudahan segala urusan.

(7). Dalil Syarat: AL QABUUL
öNåk¨XÎ) (#þqçR%x. #sŒÎ) Ÿ@Ï% öNçlm; Iw tm»s9Î) žwÎ) ª!$# tbrçŽÉ9õ3tGó¡o  ،  tbqä9qà)tƒur $¨Zͬr& (#þqä.Í$tGs9 $oYÏGygÏ9#uä 9Ïã$t±Ï9 ¥bqãZøg¤C
35. Sesungguhnya mereka dahulu apabila dikatakan kepada mereka: "Laa ilaaha illallah" (Tiada Tuhan yang berhak disembah melainkan Allah) mereka menyombongkan diri,
36. Dan mereka berkata: "Apakah Sesungguhnya Kami harus meninggalkan sembahan-sembahan Kami karena seorang penyair gila?" QS Ash Shaaffaat: 35-36
(Perbuatan ini mirip dengan para penyembah kubur di zaman kita, mereka mengikrarkan Laa ilaaha illallah, tetapi enggan meninggalkan penyembahan (mengkramatkan) pada kuburan).

Pasal Kelima: Makna Dan Tuntutan dari Kalimat Tauhid Laa ilaaha illallah
Makna Laa ilaaha illallah : Tidak ada yang haq diibadahi kecuali ilah yang Esa, yaitu Allah satu-satuNya, tiada sekutu bagi-Nya.
Kalimat tauhid ini meliputi apa saja selain Allah dari seluruh yang dsembah yang tidak masuk pada ilah yang haq, maka dia itu batil.
Oleh karena itu banyak terdapat ayat atau as sunnah yang memerintahkan ibadah kepada Allkah pasti dikaitkan dnegan larangan (penolakan) terhadap semua yang disembah selain Dia, sebab ibadah kepada Allah itu tidak sah apabila disertai dengan mensekutukan Dia dengan selain-Nya. Periksa kembali QS Al Baqarah: 256 dan An Nisa’: 36.
256. Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); Sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat. karena itu Barangsiapa yang ingkar kepada Thaghut dan beriman kepada Allah, Maka Sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang Amat kuat yang tidak akan putus. dan Allah Maha mendengar lagi Maha mengetahui. QS Al Baqarah: 256

“Dan sungguhnya Kami telah mengutus Rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): ‘Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut itu", Maka di antara umat itu ada orang-orang yang diberi petunjuk oleh Allah dan ada pula di antaranya orang-orang yang telah pasti kesesatan baginya. Maka berjalanlah kamu dimuka bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang mendustakan (rasul-rasul). QS An Nisa’: 36
Juga seperti dalam QS An Nahl: 36.
59. Sesungguhnya Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya lalu ia berkata: "Wahai kaumku sembahlah Allah, sekali-kali tak ada Tuhan bagimu selain-Nya."
  QS Al A`raf: 59.

Alhasil, bahwa siapa saja yang mengucapkan kalimat tauhid Laa ilaaha illallah, paham maknanya dan mengamalkan apa-apa yang dituntutnya, baik secara lahir maupun batin, berupa menolak syirik dan menetapkan ibadah hanya untuk Allah, yang disertai dengan keatuhan & ketundukan yang kokoh dan mengamalkannya, maka dia itu sebagai MUSLIM YANG BENAR.
Dan siapa yang mengucapkannya dan mengamalkan apa-apa yang dituntut olehnya secara lahir saja, dengan tanpa keyakinan dalam hatinya, maka dia itu MUNAFIK.
Dan siapa yang mengucapkannya dengan lisan saja, sementara amalannya bertentangan dengan (tuntutan kalimat tauhid tersebut), seperti melakukan ke syirikan yang dapat menolak (kebenaran kalimat tauhid) , maka dia itu KAFIR, sekalipun dia mengucapkan kalimat tauhid itu ribuan kali, karena realitas amalannya membatalkan ucapaannya.
Dengan demikian, maka pengucapan kalimat tauhid itu mengharuskan adanya pemahaman  maknanya, sebab yang demikian itu menjadi wasilah (media) untuk mengamalkan apa-apa yang dituntut olehnya



0 komentar:

Mari berdiskusi...

--------------------------------------------------------------------

Awali dengan bismillah sebelum memberi komentar...

--------------------------------------------------------------------