LANGKAH 4-5-6 AGAR ANAK KOMITMEN
DALAM AMAL MEMBELA AGAMA (Bagian Ke-Dua, selesai )
(Sumayah, Sri Nurhayatin, Sri Mulyanti, Rini)
Tugas dari Ust. Abu Fahmi, Reboan

Langkah ke 6
Biarkan dia bermain selagi mengandung nilai agama di dalamnya

Bermain dan banyak bergerak merupakan salah satu    ciri anak-anak, arah kanlah permainan tersebut ke dalam maslahat dalam agama. Anak yang banyak bergerak dan tidak bisa diam bukanlah suatu aib atau kesalahan akhlak yang tidak diinginkan.  Akan tetapi hal tersebut memiliki manfaat yang sangat banyak, seperti menambah kesehatan anak, kecerdasan dan pengalamannya untuk masa depan nanti.
Adapun anak yang tidak banyak bergerak karena dari diri sendiri atau faktor tekanan dari orang tua, hendaklah kita menyikapi mereka dengan cara kehidupan yang kita dapati bahwasanya semua anak itu tidaklah sama. Karena biasanya mayoritas yang menimpa mereka itu berupa tekanan, hinaan, perasaan takut, tergesa-gesa atau kesehatan yang lemah.
Contoh perbuatan dan cerita yang menunjukkan pentingnya bermain dalam pembentukan kepribadian anak


          Berkuda, berenang, dan memanah, seperti yang terdapat dalam atsar, atau permainan yang dapat mengembangkan akal sehat mereka, itu merupakan cara untuk meraih kemampuan, mengumpulkan kebaikan, serta mengembangkan kecerdasan.
          Ketika engkau mengarahkan anakmu dalam bermain yang mendidik kepribadian mereka, seperti berkuda, berenang, dan memanah, ini akan memberikan manfaat pada umat yang akan datang untuk menjadi pribadi yang memiliki keberanian dalam menghadapi tantangan orasi; jika kita tetap bermain dengan mereka dengan permainan yang cocok untuk mereka.
Kisah
1.   Dari Muhammad bin Abdullah bin Abi Ya’kub, dari Abdullah bin Syadad bin Al-Hadi dari ayahnya : “ Rasul keluar dari rumah dan dia atas bahunya Umamah binti Ash, dan beliau sholat. Ketika ruku’, Umamah pun ditaruh oleh Rasul dan ketika bangkit dari ruku’, Umamah pun diangkat oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam.”
Ibnu   Hajar berkata: Kesimpulan dari hadits tadi, besarnya kasih sayang terhadap anak,         menjaga   kehkusyu’an dalam sholat, dan menjaga anak ketika sholat, hal ini bertentangan dan harus lebih didahulukan hal yang ke 2, yaitu menjaga kekhusyu’an dalam sholat. Tetapi hal tersebut dijelaskan karena untuk memberitahu bahwa hal seperti itu dibolehkan.
2.   Abu Qotadah Radhiallahu ‘Anhu berkata :
Rasulullah keluar bersama kami pada salah satu sholat isya, dan beliau menggendong hasan dan Husain. Maka ketika Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bangkit untuk sholat, beliau meletakkan mereka, lalu bertakbir untuk sholat, dan sujud dengan sujud yang lama. Ayahku berkata : Aku pun mengangkat kepalaku dan ternyata hasan dan Husain di atas punggung Rasulullah sedangkan beliau masih sujud. Aku pun sujud kembali. Maka ketika selesai sholat, orang-orang berkata : Wahai Rasulullah, sesungguhnya sujudmu sangat lama, sampai kami kira terjadi suatu masalah atau turun wahyu kepadamu. Maka beliau Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda : Semua itu tidak terjadi, akan tetapi anakmu sedang bermain dan aku takut tergesa-gesa sampai dia selesai dalam hajatnya (bermain).

Dalam perkara ibadah saja Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam sangat perhatian terhadap anak-anak sampai mereka selesai bermain, lalu bagaimana jika hal ini terjadi pada waktu lainnya selain ibadah…?!

Pesan-Pesan Khusus Dalam Bermain
1.   Hendaknya membiasakan anak bermain sendiri sehingga ia terbiasa untuk main sendiri apabila tidak menemukan teman bermain bersama
2.   Hendaknya membelikan mainan yang sesuai dengan umurnya, permainan yang menantang sampai pada batas tertentu, terkadang lebih menyenangkan baginya
3.   Jangan membiarkan mainan senantiasa di hadapan anak, sehingga ia tidak bosan dengan mainan-mainan tersebut
4.   Tidak perlu membelikan mainan yang mahal, ajari anak untuk kreatif
5.   Sediakan lemari atau kotak khusus untuk mainan anak
6.   Berikan tempat khusus untuk bermain
7.   Usahakan menggunakan sarana yang menggabungkan antara manfaat dan kesenangan bagi anak
8.   Bermain bersama kedua orang tua merupakan kegembiraan yang besar bagi anak-anak dan sangat bermanfaat bagi mereka
9.   Jadikan bermain sebagai salah satu sarana untuk memotivasi dengan hal-hal yang menyenangkan
      Permainan dan pengaruhnya dalam pendidikan
1.   Meredam ketegangan emosional dan jasmani bagi anak-anak dan membatasi jiwa permusuhan yang ada pada dirinya
2.   Meningkatkan keaktifan dan memperbaharui kehidupan anak
3.   Memberikan kesempatan bagi anak untuk mempergunakan akalnya, panca indera dan keinginannya untuk bereksperimen
4.   Membantu dalam pembentukan akhlak anak, khususnya permainan yang kolektif
5.   Permainan mempunyai andil dalam perkembangan berbagai macam anggota tubuh anak
6.   Merupakan pelampiasan kekuatannya yang berlebihan dan pelampiasan dari keinginannya yang tidak terwujud
7.   Bermain merupakan persiapan dan latihan alami untuk menghadapi fase selanjutnya yang akan dihadapinya dalam praktek kehidupan
8.   Dengan bermain, seorang anak belajar untuk saling tolong menolong
9.   Menjadikan anak tenang pada malam hari dan tidur dengan tenang, karena dengan bermain tenaganya telah habis
Sarana dan Metode Yang Dapat Membantu Pendidikan Anak

        Sarana dan metode ini terbagi ke dalam beberapa bagian, Antara lain:
1.   Mengukir Ilmu Sejak Anak Kecil, sarana yang mencakup diantaranya :
a.    Mengajarkan Al-Qur’an dan Sunnah Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam
b.    Belajar Sejarah, akhlak, dan perilaku Nabi Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam
c.    Mengajarinya do’a-do’a
d.   Menyediakan perpustakaan rumah, yang terdiri dari buku, kaset dan video
e.    Mengirimnya ke taman kanak-kanak untuk belajar
f.     Mengikutkannya dalam halaqah hafalan Al-Qur’an atau mendatangkannya orang yang mengajarkannya hafalan Al-Qur’an dan hadits
g.   Menjawab segala pertanyaan anak dengan jawaban yang sesuai dengan usianya
h.   Memperhatikan cerita-cerita yang mendidik dan menghindari kecenderungan yang mutlak kepada daya khayal, dengan tetap menyadari pentingnya daya khayal
i.     Tidak memaksanya menulis atau membaca sebelum waktunya, dengan tetap melihat pentingnya latihan secara bertahap
2.   Membentuk akhlak, perilaku dan sopan santun
a.    Mempraktekkan adab-adab yang telah dipelajarinya
b.    Dengan teladn dari ke 2 orang tuanya
c.    Mempergunakan kata-kata yang baik di depannya, khususnya ketika sedang marah
d.   Menepati segala yang telah dijanjikan kepadanya
e.    Memberi permisalan dengan cerita-cerita nyata sebagai teladan baik baginya
3.   Membentuk fisik dan kesehatan anak
a.    Membiasakannya melakukan senam badan yang ringan
b.    Mengadakan perlombaan olahraga bagi anak-anak
c.    Menjauhkan mereka dari penyakit yang menular
d.   Mengadakan chek up secara berkala
e.    Membiasakannya membersihkan gigi, pakaiannya dan tempat tidurnya
f.     Mempraktekkan do’a-do’a sebelum tidur, dzikir-dzikir pagi dan petang, serta doa’-doa’ ketika sakit
4.   Membentuk kreatifitas anak
a.    Mengajarinya untuk memperindah dan menghias kamarnya
b.    Memperhatikan keindahan alat-alat yang khusus baginya
c.    Menyediakan pensil warna dan buku gambar, dan membiarkannya membuat apa yang dia inginkan, dengan pengawasan dari kedua orang tua
d.   `Menyediakan baginya permainan mengacak lalu menyusunnya kembali ( puzzle)
e.    Menyediaka film atau video yang menunjukkan keindahan alam
f.     Pergi ke taman, pantai dan membiasakannya berfikir dan memperhatikan
g.   Menjaga hasil seni anak-anak dengan map khusus atau memajang hasil-hasil tersebut agar anak merasa mampu dan dihargai
Sifat-Sifat Khusus Anak
Masa anak-anak merupakan masa paling penting dalam kehidupan manusia. Masa ini merupakan tahap awal dalam proses pertumbuhan seoarang anak untuk menjadi manusia dewasa, apakah dia akan menjadi manusia normal, ataukah sebaliknya. Karena itu, seluruh penyakit kejiwaan hamper dapat dipastikan adalah akibat dari kesalahan dalam memahami karakteristik masa anak-anak dan tuntutan-tuntutannya. Rasa takut, marah, mengompol, suka bertengkar, mencuri, dan sebagainya akan berubah menjadi segala penyakit jika disikapi dan diperlakukan dengan cara yang salah.
Oleh karena itu, marilah kita kenali karakter-karakter khusus yang ada pada diri anak.
1.   Tidak Bisa Diam dan Banyak Bergerak
Sifat ini telah kami ulas sepintas pada pembahasan yang telah lalu. Maka kami akan memaparkan lebih banyak pada pembahasan ini.
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda : “Keringat anak kecil menambah kecerdasannya di waktu dewasa.” (HR. Tirmidzi). Maksud dari hadits tersebut adalah bahwa banyak bergerak dan bermain akan menambah kecerdasan dan pengalamannya di waktu dewasa. Sebaliknya, jika seorang anak tidak banyak bergerak dan sering menyendiri, dapat dipastikan bahwa anak tersebut tidak sehat dan akibatnya dia akan dihinggapi rasa takut, sedih, dan minder.

Beberapa tips yang dapat membantu orang tua dalam mengarahkan dan membimbing gerakan-gerakan anak, di antaranya :

a.    Seorang ibu dapat mengajak anak untuk mengerjakan pekerjaan-pekerjaan rumah bersamanya. Karena pada umumnya jiwa yang tidak diisi dengan ketaatan akan dipenuhi dengan kemaksiatan. Begitu pula dengan anak kecil, jika tidak disibukkan dengan hal-hal yang bermanfaat, maka dia akan berbuat hal yang tidak bermanfaat. Misalnya, seorang ibu membawakan baskom kepada anaknya dan memintanya untuk mencuci tempat minum dan pakaiannya, dalam rangka membiasakannya agar dia mandiri dalam merapikan mainan, alat-alat, pakaian, dan kamarnya sendiri.
b.    Mengikut sertakannya dalam salah satu klub olahraga, yang bertujuan untuk mengembangkan bakat dan kemampuannya, terutama dalam cabang olahraga yang dapat memupuk rasa berani dan percaya diri nya.
c.    Mengunjungi kerabat, teman-teman dan tetangga yang memiliki anak yang sebaya dengannya sehingga anak tersebut dapat bermain bersama mereka. Dalam hal ini orang tua wajib memilih teman, kerabat dan tetangga yang baik akhlaknya sehingga anak-anak tidak mendengar kata-kata yang buruk dan tidak baik untuk ditiru.
d.   Meluangkan waktu untuk bertamasya, misal sekali dalam sepekan.

2.   Suka Membangkang
Salah satu karakter yang menonjol dalam diri anak adalah suka membangkang. Maka sebaiknya kita tidak perlu kaget atau menuduhnya bahwa dia sengaja membangkang kedua orang tua dan guru nya. Tetapi sebaiknya kita harus mendorong mereka untuk melakukan perilaku sebaliknya, dengan cara menceritakan kisah-kisah yang menunjukkan jeleknya sifat membangkang, seperti kisah iblis yang membangkang terhadap Allah Subhanahu wa Ta’ala sehingga membuat Allah marah dan memasukkannya ke dalam neraka, atau bisa pula kita ceriatankan akibat dari anak yang suka membangkang orang tua dan gurunya.
Anak kecil yang suka membangkang tidak bisa dikatakan sebagai anak yang abnormal atau durhaka, akan tetapi sifat ini merupakan sifat alami yang muncul pada usia yang seharusnya. Maka wajib bagi kita untuk mengarahkan dan menasehatinya secara baik-baik, bukan dengan memarahinya atau memukulnya.
3.   Belum Dapat Membedakan Antara Benar dan Salah
Anak yang melakukan perbuatan berbahaya, bisa jadi karena meniru perbuatan orang dewasa, atau dia memang benar-benar belum mengerti bahayanya, seperti bermain korek api, memasukkan tangan ke dalam air panas, dan lain sebagainya. Hal ini menunjukkan bahwa anak belum dapat membedakan mana yang benar dan mana yang salah. Apabila anak melakukan hal tersebut, maka janganlah membentaknya atau memukulnya seperti memperlakukan orang dewasa. Hal ini disebabkan karena anak-anak belum bisa berfikir secara matang. Maka seharusnya yang kita lakukan adalah menjauhkan barang-barang yang dapat membahayakannya, seperti pisau, korek api, kipas angin, pemanas ruangan, dan air panas.
4.   Banyak Bertanya
Anak kecil selalu bertanya tentang apa saja dan kapan saja. Di antaranya pertanyaan yang biasa ditanyakan, seperti :Di mana Allah?, pertanyaan yang menyangkut tentang ke dua orang tua atau gurunya, seperti :Mengapa ayah gemuk?, pertanyaan yang menunjukkan kekhawatiran atau rasa takut, seperti :Apakah ibu akan mati? Dan pertanyaan-pertanyaan lainnya. Maka janganlah berbohong kepada anak, atau janganlah menjawab dengan jawaban yang sulit untuk dicerna oleh nalarnya, dan jangan pula menunjukkan keterkejutan ketika mendengar pertanyaan yang tidak disangka-sangka. Tidak patut juga bagi kita menjawab mereka dengan mengatakan : kamu masih kecil, tidak boleh berbicara seperti ini.
Karena rasa ingin tahu anak-anak itu sangat besar, maka dia akan berusaha mencari jawaban dari sumber lain, yang sering kali jawaban tersebut salah, lalu melekat dalam benak anak dan tidak mudah untuk diluruskan. Hendaklah kita berlapang dada terhadap pertanyaan-pertanyaan anak sebelum menyesal.

5.   Memiliki Daya Ingat Yang Sangat Kuat
Memori anak kecil itu masing sangat bersih belum ternodai dengan berbagai macam permasalahan. Oleh karena itu, mereka sangat mudah menghafal walau tidak faham. Inilah yang dimaksud dengan daya ingat yang sangat kuat, maka hendaknya kita menyalurkan potensi ini untuk hal-hal yang sangat berguna di masa depan, seperti menghafal Al-Qur’an, Hadits, doa-doa dan dzikir-dzikir. Jika sesuatu telah tersimpan di memori anak, maka akan sangat sulit untuk dilupakan.

6.   Senang Diberi motivasi (Dipuji)
Sifat ini sangat berkaitang dengan karakteristik yang lainnya, dan kita butuhkan ketika adanya pembangkangan, ketika dia tidak dapat membedakan mana yang benar dan mana yang salah, serta ketika banyak bergerak dan tidak bisa diam. Kita bisa mengubah dari member motivasi yang berupa materi dengan motivasi yang bersifat maknawi. Hal tersebut bertujuan agar anak tidak terbiasa hanya terpaku kepada satu bentuk motivasi dan tidak mau berbuat baik kecuali jika mendapat imbalan berupa materi. Yang harus diperhatikan adalah mengaitkan motivasi tersebut dengan pahala dan surga.

7.   Gemar Bermain dan Bersukaria
Bermain bukan lah suatu kekurangan, bahkan melalui bermain seorang anak dapat mengembangkan kepandaian, pengalaman, dan kecerdasan. Kewajiban kita adalah membimbing dan mengarahkan mereka tentang jenis permainan, waktu yang tepat untuk bermain, dan memilihkan permainan yang bermanfaat serta menyeleksi teman bermainnya.

8.   Senang Bersaing
Jika karakter ini kita arahkan dengan benar, maka akan menjadi faktor yang sangat penting di dalam pengembanagn bakat anak. Hendaknya kita terus mendorong mereka untuk terus bersaing dalam kebaikan, namun tidak dengan cara yang menimbulkan kedengkian, iri hati dan permusuhan kepada orang lain.
9.   Senang Berkhayal
Karena anak-anak itu belum memiliki kematangan dalam berfikir, maka frekuensi berkhayalnya lebih banyak daripada berfikir, yang hal tersebut tidak ada dalam realita. Maka janganlah kita mengganggunya ketika kita menemukan seorang anak sedang merenungkan sesuatu.
Bisa jadi mereka berkhayal setelah kita bercerita tentang surga atau neraka, atau tentang Allah yang Maha Besar dan Kuat. Dengan menghayal dan berimajinasi, membuat pikirannya semakin matang.

10.               Cenderung Memiliki Keterampilan
Jika ayahnya seorang tukang kayu, atlit, guru atau yang lainnya, maka seorang anak akan berusaha untuk menguasai keterampilan tersebut dengan cara menirunya. Biasanya hal ini berlaku untuk anak di bawah usia 6 tahun, setelah usianya bertambah, kecenderungan sifat ini mulai berkurang.

11.               Cepat Menguasai Suatu Bahasa
Kosa kata pada seorang anak, akan bertambah secara berkesinambungan. Kemampuannya dalam sisi ini dapat ditingkatkan dengan menjaga kesehatan anak, khususnya pada gizi yang sempurna. Begitu pula dengan hubungan kekeluargaan, social, ekonomi, dan cara berkomunikasi dengan kedua orang tua sangat mempengaruhi kemampuan berbahasa seorang anak. 
Untuk mengatasi timbulnya kelemahan dalam kemampuan berbahasa seorang anak, seperti bicara gagap, pelo, cadel, maka kita harus memperhatikan hal-hal berikut ini :
a.    Hindarkan anak dari kata-kata kotor dan kurang baik, seperti celaan dan makian.
b.    Hindari kata-kata yang tidak bermoral, seperti kata-kata yang sadis, kebebasan tanpa batas dan persekongkolan.
c.    Periksa secara rutin kesehatan anak, khususnya telinga, karena bisa jadi ada kelemahan dalam pendengaran.
d.   Banyak bergaul dengan teman-teman yang baik
e.    Sering memperdengarkan kisah-kisah lewat kaset atau video
f.     Betulkan kata-kata yang salah atau terbalik dalam pengucapannya
g.   Rangsanglah agar anak suka mendengar
h.   Hendaklah kita, para pendidik mengucapkan kata-kata dengan makhraj yang benar
i.     Hendaklah menyediakan baginya peralatan di dalam rumah yang berwarna-warni
j.     Membiasakan bahasa yang resmi dan baik di dengar, bukan bahasa yang tidak karuan dan sembarangan


12.               Menyukai Permainan Bongkar Pasang
Sebagian orang mengangga karakter ini sebagai kecenderungan untuk merusak, padahal sebenarnya  tidak  demikian.  Ini merupakan fase perkembangan yang alami, maka hendaknya jauhkan benda-benda berharga atau yang membahayakan dari jangkauan anak-anak.

13.               Sensitif
Anak akan sensitif terhadap sesuatu yang asing atau menonjol. Di antara reaksi-reaksinya adalah  :
a.    Takut. Hal ini banyak dialami oleh anak permpuan. Maka janganlah menakut-nakutinya dengan polisi, kegelapan, ayah, guru, jin, atau tengkorak, karena hal seperti ini akan sangat berdampak  pada kejiwaannya, seperti mengompol, termenung dan cemas.
b.    Marah. Gejala-gejalanya : Malas makan, memecahkan barang, atau memukul-mukul dirinya. Penyebab marah di antaranya : celaan, kritik, dibandingkan dengan orang lain, pemaksaan terhadap suatu aturan yang di luar kemampuannya, dan pertengkaran yang terjadi di antara kedua orang tuanya.
c.    Iri Hati. Biasanya hal ini terjadi jika ia mendapatkan adik baru, maka anak akan mencoba mencari perhatian orang tuanya dengan tingkah yang aneh. Perasaan seperti ini dapat diatasi dengan perlakuan yang sama antara anak satu dengan yang lainnya.

Perilaku Menyimpang Pada Anak
Pembahasan kali ini akan menyebutkan beberapa perilaku menyimpang pada anak-anak, sebab-sebabnya seta cara penanggulangannya. Di antara sifat-sifat tersebut adalah :
1.   Kebiasaan Mencuri.
Sebab-sebabya :
a.    Kecenderungan untuk menikmati dan memiliki sesuatu secara paksa
b.    Adanya kebutuhan yang mendesak
c.    Pelampiasan untuk melepaskan diri dari kesulitan tertentu
d.   Untuk menunjukkan di depan teman-temannya bahwa dia dari keluarga kaya
e.    Membalas dendam kepada orang yang tidak merasa kasihan kepadanya
f.     Merasakan adanya kerusakan, perubahan atau kehancuran dalam keluarga
g.   Seorang anak berada dalam kekuasaan teman yang suka berbuat jahat
h.   Pendidikan dari kedua orang tuanya yang biasa menyembunyikan barang yang diinginkannya
i.     Ketidakpahaman antara haknya dengan hak orang lain
Penanggulangannya :
a.    Mendidik anak agar takut kepada Allah, beriman seta ta’at kepada-Nya
b.    Memberi pemahaman antara haknya dengan hak orang lain, serta mengajarinya tata cara meminta izin yang baik
c.    Membuat tempat khusus bagi anak, seperti laci kecil, dengan tujuan untuk menumbuhkan perasaan memiliki dan percaya diri
d.   Diberi uang jajan tetap pada umur tertentu
e.    Menyayangi dan mempergauli anak tanpa memanjakannya
f.     Menceritakan kepadanya tentang akibat mencuri dan hukumannya di neraka
2.   Perasaan Takut
Sebab-sebabnya :
a.    Ketidak mengertian terhadaphakikat sesuatu
b.    Adanya keanehan bentuk tubuh padanya
c.    Perbedaan perlakuan antara laki-laki dan permpuan
d.   Kelahiran adik baru dan perasaan hilangnya perhatian terhadapnya
e.    Memaksa anak melakukan pekerjaan yang tidak disukainya
f.     Menjadikan anak sebagai bagan olok-olokan dan mencampakkannya
g.   Menakut-nakutinya dengan sesuatu yang menyakitkan dalam benaknya, seperti suntikan, dokter, polisi, dan sebagainya
h.   Meniru ketakutan orang tua terhadap sesuatu, seperti tikus, kecoa, tempat gelap dan sebagainya
i.     Pertengkaran antara orang-orang besar, khususnya orang tua disebabkan banyaknya permasalahan antara mereka
Penanggulangannya :
a.    mencari sebab-sebab ketakutan
b.    menerangkan sesuatu yang aneh dan tidak dimengerti oleh anak, dan jangan merasa keberatan dengan pertanyaan mereka
c.    mengaitkan antara sesuatu yang ditakutinya dengan sesuatu yang disenanginya, mmisal tugas polisi itu menjaga keamanan supaya desa kita tetap aman dari pencuri, dan lain sebagainya
d.   menjauhkan anak dari suasana yang menegangkan, seperti kematian kerabat yang di dalamnya terdapat tangisan dan jeritan
e.    menerangi rumah dengan penyinaran yang cukup
f.     menceritakan kisah-kisah yang bagus sebelum tidur
g.   tidak memaksa anak untuk melakukan sesuatu yang tidak disenanginya, tetapi hendaknya dilakukan dengan ditemani atau secara bertahap
h.   memisahkan anak sedikit demi sedikit dari orang tua, tidak dengan tiba-tiba dan paksa
i.     mempersiapkan anak untuk menghadapi sesuatu yang belum terjadi, melalui permainan atau kisah-kisah teladan
3.   Tidak Percaya Diri
Gejalanya :
a.    Susah berbicara, gagap dan gagu
b.    Menutup diri, malu dan tidak berani
c.    Ketidakmampuan berfikir secara mandiri
d.   Merasakan adanya bahaya dan kejahatan
Sebab-sebabnya :
a.    Cara mendidik yang salah dan berdasar pada ancaman, kekerasan dan pukulan tiap kali anak berbuat salah
b.    Sering disalahkan, diancam, atau direndahkan
c.    Orang tua terlalu membatasi perilaku dan cara berfikir anak
d.   Selalu dibandingkan dengan anak orang lain untuk memotivasi
e.    Meremehkan kemampuan dan harga dirinya serta melemahkan minatnya
f.     Bentuk badan yang kecil atau cacat
g.   Rendahnya IQ dan keterlambatan dalam belajar
h.   Selalu mencelanya ketika ia mengalami kegagalan
i.     Banyaknya pertengkaran antara orang tua
j.     Dibebani dengan pekerjaan yang diluar kemampuannya, sehingga ia merasa gagal
Penanggulangannya :
a.    Menunjukkan kasih saying, khususnya dari kedua oranmg tua
b.    Membiarkan anak memilih sendiri makanannya, minumannya dan permainannya
c.    Memotivasi anak dan meningkatkan kemampuannya serta memujinya dengan berbagai cara
d.   Ketika membandingkan, hendaknya menyebutkan pula kebaikannya
e.    Hendaknya orang tua tidak saling berselisih atau bertengkar di hadapan anaknya
f.     Menyebutkan namanya di dalam pertemuan, memujinya di hadapan orang dewasa, dan tidak menyebutkan kekurangannya di hadapan orang lain
g.   Teladan dari kedua orang tua agar percaya diri dan tidak bimbang
h.   Mengaktifkannya di dalam pertemuan bersama orang dewasa, missal membaca Al-Qur’an, hadits atau yang lainnya
i.     Memberinya tanggung jawab yang sekiranya dia mampu untuk mengerjakannya
j.     Mendengarkan pembicaraannya dan tidak meremehkannya
k.    Mencontoh masa kecil Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa sallam

4.   Suka Melawan
             Sebab-sebabnya :
1.       Meniru perbuatan orang tuanya
2.       Membiasakannya ta’at dan fanatik terhadap sesuatu
3.       Ketiadaan pengertian ikatan antara anak dengan orang tuanya
4.       Memanjakannya secara berlebihan dan memberikan segala yang diinginkannya
             Penanggulangannya :
a.    Bersikap fleksibel terhadapnya, memberi dan menerima dengan tenang, menyayanginya dan lemah lembut kepadanya
b.    Menggembirakan anak kemudian menjelaskan bahwa orang tuanya menyayanginya
c.    Seimbang dalam mendidik anak, tidak terlalu keras dan tidak juga memanjakannya
d.   Selalu berusaha menarik perhatian anak setiap kali akan menyuruhnya
e.    Menggunakan bahasa yang dimengerti oleh anak
f.     Menghindari untuk memberikan perintah dan larangan pada waktu yang berdekatan
g.   Memberikan hadiah dan ganjaran atas ketaatannya pada saat-saat tertentu
h.   Menghindari hukuman fisik dan ancaman sebagai sarana untuk meluruskannya
DAFTAR PUSTAKA
·         Seni Mendidik Anak, Syaikh Muhammad Sadi Mursi
·         Mendidik Anak Bersama Nabi,
·         Ensiklopedi Pendidikan Anak, Mushthafa al-`adawi
·         Mencetak Generasi Rabbani, Ummu Ihsan Choiriyah&Abu Ihsan al-Atsary
·         Agar Anak Mencintai Al-Quran, Dr. Sa`ad Riyadh
·         Majalah al-Mawaddah Vol.23


0 komentar:

Mari berdiskusi...

--------------------------------------------------------------------

Awali dengan bismillah sebelum memberi komentar...

--------------------------------------------------------------------