MAUSU`AH FIQHIL QULUB (EKSIKLOPEDI FIQH HATI)
Oleh: Abu Fahmi Ahmad
KAJIAN ASATIDZAH MALAM JUM`AT
Bagian : Fiqh Amal Hati (1)
بسم الله الرحمن الرحيم
قال الله تعالى: (ذَلِكَ وَمَنْ يُعَظِّمْ شَعَائِرَ اللَّهِ فَإِنَّهَا مِنْ تَقْوَى الْقُلُوبِ (32)) [الحج: 32].
وقال أيضا: (وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ وَيَخْشَ اللَّهَ وَيَتَّقْهِ فَأُولَئِكَ هُمُ الْفَائِزُونَ (52)) [النور: 52].
Perintah – perintah syari`at turun dari sisi Allah,sementara ama-amal perbuatan muncul dari diri hamba (manusia). Bertemuanya “perintah Allah” dengan “amal hamba”, akan mewujudkan “AS SA`ADAH” (Kebahagiaan) bagi hamba baik di dunia maupun di akhirat. Sebaliknya apabila antara “perintah Allah” dan “amalan hamba” berdiri sendiri-sendiri, tak terwujud pada diri hamba, maka hamba akan meendapati pada dirinya “SYAQAWAH” (Kesengsaraan, Kegundahan, kegelisahan, kesedihan, dan kesempitan hidup) baik di dunia maupun di akhirat.
والأعمال التي تصدر من الإنسان نوعان: أعمال القلوب.. وأعمال الجوارح.
Amal yang lahir dari manusia dua jenis, yaitu :
amalan hati dan amalan anggota badan.
Dan amalan hati merupakan fondasi iman dan pilar dari agama
Yang termasuk amalan hati : iman dan tauhid, mahabbatullah dan rasulNya, tawakkal pada Allah, ikhlas dalam beragama kpd Allah, yakin terhadap Dzat Allah, Asma’ dan sifat Nya, khauf dari Nya, raja’ pada Nya, khasyyah dari Nya, khusyu` kepada Nya, merendahkan diri dan tunduk di hadapan Nya, bersabar atas hokum-Nya dan Isti`anah kepada Nya …..
Semua amalan hati tersebut merupakan kewajiban bagi setiap hamba.
Dalam hal ini, manusia terbagi menjadi tiga (3) Tingkatan sebagaimana halnya amalan badan (juga terdiri dari tiga tingkatan), yaitu :
ZHALIM LINAFSIHI, MUQTASHID, SABIQUN BIL KHAIRAT.
فهذه الأعمال جميعها واجبة على جميع الخلق، والناس فيها على ثلاث درجات كما هم في أعمال الأبدان على ثلاث درجات[1]: ظالم لنفسه.. ومقتصد.. وسابق بالخيرات.
فالظالم لنفسه: هو العاصي بترك مأمور، أو فعل محظور.
والمقتصد: المؤدي للواجبات، التارك للمحرمات.
والسابق بالخيرات: المتقرب إلى ربه بما يقدر عليه من فعل واجب ومستحب، التارك للمحرم والمكروه، الذاكر لربه في كل حين.
وأعمال القلوب، وأعمال الجوارح، كلاهما مطلوب، لكن الأول أساسي للثاني، والثاني مظهره وعلامته، لكنه لا يقبل بدونه.
Zhalim Linafsihi, yaitu seorang muslim mukmin yang melakukan maksiat dengan meninggalkan yang diperintah atau mengerjakan yang dilarang, sebagian kecil atau sebagian besar darinya.
Al-Muqthashid, yaitu mereka yang mengerjakan kewajiban dan meninggalkan yang diharamkan, namun belum bisa memelihara sunnah dan meninggalkan yang makruh.
As Sabiqun bil Khairat, yaitu mereka yang disamping mengerjakan yang wajib, meinggalkan yang haram, juga menjaga yang mustahab, meninggalkan yang makruh.
Baik amal hati maupun amal anggota badan adalah wajib bagi setiap hamba, hanya saja kewajiban amal hati merupakan asas dari amal anggota badan, sementara amal anggota badan sebagai tanda dan bukti adanya amalan hati.
Mengapa Allah lebih mengkhususkan tentang Amalan Hati ? sebab amalan anggota badan itu hanyalah mengikuti amalan hati.
Andaikan tidak ada iradah (kehendak& hasrat) amalan hati, maka seorang tak mampu mewujudkan amalan anggota badan, perhatikan firman Allah dalam QS al `Adiyat 9-11, dan al Anfal: 2.
ولهذا قال سبحانه: ( أَفَلَا يَعْلَمُ إِذَا بُعْثِرَ مَا فِي الْقُبُورِ (9) وَحُصِّلَ مَا فِي الصُّدُورِ (10) إِنَّ رَبَّهُمْ بِهِمْ يَوْمَئِذٍ لَخَبِيرٌ (11) ) [العاديات: 9-11].
وجعل الله القلوب الأصل في المدح كما قال سبحانه: (إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ الَّذِينَ إِذَا ذُكِرَ اللَّهُ وَجِلَتْ قُلُوبُهُمْ وَإِذَا تُلِيَتْ عَلَيْهِمْ آَيَاتُهُ زَادَتْهُمْ إِيمَانًا وَعَلَى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ (2)) [الأنفال: 2].
وجعلها الأصل في الذم كما قال سبحانه: (وَإِنْ كُنْتُمْ عَلَى سَفَرٍ وَلَمْ تَجِدُوا كَاتِبًا فَرِهَانٌ مَقْبُوضَةٌ فَإِنْ أَمِنَ بَعْضُكُمْ بَعْضًا فَلْيُؤَدِّ الَّذِي اؤْتُمِنَ أَمَانَتَهُ وَلْيَتَّقِ اللَّهَ رَبَّهُ وَلَا تَكْتُمُوا الشَّهَادَةَ وَمَنْ يَكْتُمْهَا فَإِنَّهُ آَثِمٌ قَلْبُهُ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ عَلِيمٌ (283)) [البقرة: 283].
Pujian dan Celaan Allah terhadap hamba itu terkait dengan amalan hatinya, bukan pada zhahir amalan fisiknya semata. QS Al Anfal: 2; al-Baqarah: 283….
وقد خلق الله عزَّ وجلَّ القلوب، وجعلها محلاً لمعرفته ومحبته وإرادته، فهي عرش المثل الأعلى الذي هو معرفة الله ومحبته وإرادته
Allah menjadikan hati agar manusia mengenali Nya, mencintai Nya dan menginginkan Nya. Ia merupakan `arsyul matsalil a`la, QS an Nahl : 60.
كما قال سبحانه: (لِلَّذِينَ لَا يُؤْمِنُونَ بِالْآَخِرَةِ مَثَلُ السَّوْءِ وَلِلَّهِ الْمَثَلُ الْأَعْلَى وَهُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ (60)) [النحل: 60].
Hati apabila tidak menampilkan sesuatu dan membersihkannya serta membuatnya baik, tak akan ia baik bagi matsalul a`la, karena tak mampu mengenali Nya , memcintai Nya dan menginginkan Nya.
Ada dua jenis hati : ia sebagai `arsy Rahman dan sebagai `arsy syaithan.
Sebagai `arsy rahman, maka di dalamnya terdapat cahaya dan kehidupan, kegembiraan dan kesenangan, dan markas berbagai kebajikan.
Sedangkan sebagai arsy syaithan, maka hati menjadi sempit dan penuh kegelapan, mati dan sedih, gundah kelana.
Cahaya iman dan tauhid yang masuk ke dalam hati manusia merupakan dampak dari matsalul a`ala, maka ia menjadi toleran dan lapang dada (untuk menerima Islam), sebaliknya jika tak terdapat padanya ma`rifatullah dan mahabbatullah, maka jadilah ia gelap dan sempit.
Tauhid dan Iman serta Ikhlash merupakan pohon di dalam hati, yang cabang-cabangnya terwujud dalam bentuk amal-amal shalih, sementara buahnya berupa kebaikan hidup di dalam kehidupan dunia ini, serta kenikmatan yang abadi di akhirat kelak.
Sedangkan syirik, dusta dan riya’ merupakan pohon di dalam hati yang cabang-cabangnya mewujud dalam bentuk amal-amal jelek, sementara buahnya di dunia berupaka ketakutan, kegelisahan dan kegundahan, dan di akhirat dalam bentuk adzab yang pedih tak berkesudahan lagi abadi.
Pohon Iman akarnya menghunjam di dalam hati seorang mukmin, secara ilmu dan keyakinan, sedangkan cabang-cabangnya berupa ucapan-ucapan baik dan amal-amal shalih, serta akhlak yang terpuji lagi diridloi, adab-adab yang baik, yang mana perkataan dan amal-amal shalihnya (pahalanya) senantiasa naik menuju langit ke hadapan Allah , yang tumbuh dari pohon keimanan, yang tentu sangat memberi manfaat bagi setiap mukmin dan manfaat pula bagi selainnya.
كما قال سبحانه: (أَلَمْ تَرَ كَيْفَ ضَرَبَ اللَّهُ مَثَلًا كَلِمَةً طَيِّبَةً كَشَجَرَةٍ طَيِّبَةٍ أَصْلُهَا ثَابِتٌ وَفَرْعُهَا فِي السَّمَاءِ (24) تُؤْتِي أُكُلَهَا كُلَّ حِينٍ بِإِذْنِ رَبِّهَا وَيَضْرِبُ اللَّهُ الْأَمْثَالَ لِلنَّاسِ لَعَلَّهُمْ يَتَذَكَّرُونَ (25)) [إبراهيم: 24، 25].
24. Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik[786] seperti pohon yang baik, akarnya teguh dan cabangnya (menjulang) ke langit, 25. Pohon itu memberikan buahnya pada Setiap musim dengan seizin Tuhannya. Allah membuat perumpamaan-perumpamaan itu untuk manusia supaya mereka selalu ingat. QS Ibrahim: 24-25.
[786] Termasuk dalam kalimat yang baik ialah kalimat tauhid, segala Ucapan yang menyeru kepada kebajikan dan mencegah dari kemungkaran serta perbuatan yang baik. kalimat tauhid seperti laa ilaa ha illallaah.
وأما شجرة الكفر فهي شجرة خبيثة المأكل والمطعم كشجرة الحنظل ونحوها، لا عروق تمسكها، ولا ثمرة صالحة تنتجها. كذلك كلمة الكفر والمعاصي ليس لها ثبوت نافع في القلب، ولا تثمر إلا كل قول خبيث، وعمل خبيث، يضر صاحبه ولا ينفعه، ولا يصعد إلى الله منه عمل صالح
Adapun pohon kekufuran, ia merupakan pohon yang buruk/kotor (syajarah khabitsah) dimakan dan dirasakan, seperti pohon “hanzhalah” (tak ada bau sedap dan pahit di makan). Tak punya akan kuat yang menopang dan tak ada buah yang manfaat darinya. Begitu pula kalimat kufur dan kemaksiatan, tidak memberikan kemanfaatan bagi hati, tidak berbuah kecuali perkataan-perkataan yang buruk, dan amalan yang buruk pula, mendatangkan madarat dan tak member manfaat sama sekali, dan tidak naik (pahalanya) menuju Allah amal baik mereka.
قال سبحانه: (وَمَثَلُ كَلِمَةٍ خَبِيثَةٍ كَشَجَرَةٍ خَبِيثَةٍ اجْتُثَّتْ مِنْ فَوْقِ الْأَرْضِ مَا لَهَا مِنْ قَرَارٍ (26) [إبراهيم: 26].
26. Dan perumpamaan kalimat yang buruk[787] seperti pohon yang buruk, yang telah dicabut dengan akar-akarnya dari permukaan bumi; tidak dapat tetap (tegak) sedikitpun. QS Ibrahim : 26.
[787] Termasuk dalam kalimat yang buruk ialah kalimat kufur, syirik, segala Perkataan yang tidak benar dan perbuatan yang tidak baik.
Hati yang terikat oleh syahwat itu terhijab dari Allah SWT, dan tergantung besarnya kadar keterikatannya. Hati merupakan bejana Allah di bumi-Nya, dan yang paling Allah sukai adalah yang paling lembut dan jernih.
Apabila hati “zuhud dalam menghadapi hidangan-hidangan dunia, maka dia akan mantap duduk di atas hidangan-hidangan akhirat, Dan apabila ia rela dengan hidangan-hidangan dunia maka lepaslah hidangan-hidangan yang mahal tersebut.
Kecintaan terhadap Allah tidak akan masuk pada hati manusia yang cinta dunia. Apabila Allah mencintai seorang hamba, ia memilih Nya untuk diri Nya saja dan menuntut keiikhlasan dalam ibadah kepada Nya, lalu ia pun sibuk dengan himmahnya, lisannya selalu dzkir kepada Nya, angota badannya terrpanggil untuk berkidmat untuk Nya, dan hatinya berpaling dari selain Nya.
Hati itu bekerja sebagaimana badan juga bekerja, hati juga sakit seperti halnya badan juga sakit. Obat sakit hati adalah taubat dan mohon perlindungan.
Hati juga bias buram seperti buramnya cermin, dan membersihkannya adalah dengan dzikir … hati juga telanjang sebagaimana halnya badan juga telanjang (yang memerlukan perhiasan dan pakaian). Perhiasan hati adalag taqwa.
Hati juga bias lapar dan haus seperti halnya badan lapar dan haus.
Makanan dan minumannya adalah al ilmu billah wal ma`rifah, mahabbah dan tawakkal, taubat dan ibadah.
Untuk sampai pada Dzat yang dituju dan yang dicintai tergantung pada tiga perkara:
Hajrul `awa`id (menjauhi kebiasaan), qath`ul `ala’iq (memutus hubungan/ketrkaitan) dan izalatul `awa’iq (menghilangkan kendala-kendala).
1. Yang diaksud dengan “al `awa’id” adalah apa-apa yang menyatukan manusia dan menjadikannya kebiasaan, berupa formalitas-formalitas dan adat-adat yang mana mereka memposisikannya pada posisi syari`at yang (dianggapnya) harus diikuti, bahkan ada yang menduga lebih agung dari syariat itu sendiri ….
2. Yang dimaksud dengan “al `ala’iq” adalah setiap yang mengikat hati dari selain Allah, berupa keledzatan dunia, syahwatnya dan dominasinya, dan persahabatan dengan manusia serta terikat dengan mereka. Tidak ada jalan lain untuk memutuskannya kecuali dengan memperkuat ikatannya dengan Allah Ta`ala (al mathlubul a`la).
3. Sedangkan pengertian “al `awa’iq” (kendala dan rintangan) adalah berbagai jenis penyelisihan yang menjadi kendala (merintangi) hatidari perjalananya menuju hati, yaitu : syirik, bid`ah dan maksiat.
Iman dibangun di atas 2 fondasi:
(1) Membenarkan berita darti Allah dan Rasul-Nya, memberikan kesungguhan dalam menolak syubhat yang dihembuskan oleh syaithan jin dan manusia di dalam menentangnya.
(2) Menaati perintah Allah dan Rasul-Nya, mujahadatun nafs dalam menolak syahwat yang dapat memisahkan antara hamba dan kesempurnan keta`atan kepada Nya. Syubhat dan syahwat adalah pokok pangkal kerusakan dan kesengsaraan hamba, baik dalam kehidupan dunia maupun akhiratnya.
Kedua hal tersebut itulah sebagai pokok pangkal kesuksesan/keberuntungan dan kebahagian hamba baik di dunia maupun di akhiratnya.
Setiap hamba memiliki dua kekuatan:
1. Quwwatul idrak wan nazhar, kekuatan keingin tahuan & pengetahuan dan pengamatan lebih dalam (analisis), dan apa-apa yang mengikutinya berupa ilmu, ma`rifah dan al kalam.
2. Quwwatul iradah wal hub (kekuatan hasrat dan cinta), dan hal-hal yang mengikutinya berupaq niyat, `azam dan amal perbiuatan.
Ingat bahwa syubhat itu berdampak kerusakan baik dalam kekuatan ilmiyah an nazhriyah, selama belum diobati dengan (obat) penawarnya. Sedanglkajn syubhat berdampak pada rusaknya kekuatan berhasrat dan bercinta selama belum ada obat penawar untuk mengusirnya.
(وَإِذَا رَأَيْتَ الَّذِينَ يَخُوضُونَ فِي آَيَاتِنَا فَأَعْرِضْ عَنْهُمْ حَتَّى يَخُوضُوا فِي حَدِيثٍ غَيْرِهِ وَإِمَّا يُنْسِيَنَّكَ الشَّيْطَانُ فَلَا تَقْعُدْ بَعْدَ الذِّكْرَى مَعَ الْقَوْمِ الظَّالِمِينَ (68)) [الأنعام: 68].
68. Dan apabila kamu melihat orang-orang memperolok-olokkan ayat-ayat Kami, Maka tinggalkanlah mereka sehingga mereka membicarakan pembicaraan yang lain. dan jika syaitan menjadikan kamu lupa (akan larangan ini), Maka janganlah kamu duduk bersama orang-orang yang zalim itu sesudah teringat (akan larangan itu). QS AL AN`AM : 68.
Menurutkan syubhat dapat mencegah dari mengikuti perintah (mutaba`atul amr), sedangkan tenggelam dalam syahwat dapat mencegah dari kepatuhan terhadap perintah (inqiyadul lil-amr).
Siapa yang Allah anugerahi hati yang selamat, dia mampu melihat kebenaran itu sebagai kebenaran, dan melihat kebatilan itu sebagai kebatilan.
Apabila hati melihat orang-orang yang tawakkal dalam perdagangan mereka, kesehatan badan mereka, maka dia pun tawakkal kepada Allah :
( إِنَّ اللَّهَ بَالِغُ أَمْرِهِ قَدْ جَعَلَ اللَّهُ لِكُلِّ شَيْءٍ قَدْرًا (3)) [الطلاق: 3].
3. Dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. dan Barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang (dikehendaki)Nya. Sesungguhnya Allah telah Mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu. QS Ath Thalaq: 3.
Apabila hati mlihat mereka yang merendahkan diri dalam mencari rezeki, ia sibuk untuk Rabbnya terhadap apa-apa yang diperuntukkan untuknya:
(وَمَا مِنْ دَابَّةٍ فِي الْأَرْضِ إِلَّا عَلَى اللَّهِ رِزْقُهَا وَيَعْلَمُ مُسْتَقَرَّهَا وَمُسْتَوْدَعَهَا كُلٌّ فِي كِتَابٍ مُبِينٍ (6)) [هود: 6].
6. Dan tidak ada suatu binatang melata[709] pun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rezkinya, dan Dia mengetahui tempat berdiam binatang itu dan tempat penyimpanannya[710]. semuanya tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh). QS Huud: 6.
[709] Yang dimaksud binatang melata di sini ialah segenap makhluk Allah yang bernyawa.
[710] Menurut sebagian ahli tafsir yang dimaksud dengan tempat berdiam di sini ialah dunia dan tempat penyimpanan ialah akhirat. dan menurut sebagian ahli tafsir yang lain maksud tempat berdiam ialah tulang sulbi dan tempat penyimpanan ialah rahim.
Apabila hati melihat mereka yang saling hasad dalam dunia mereka, ia pun mmbiarkan yang demikian bagi mereka, karena ia mengetahui akan bagian rezekinya pastilah akan sampai padanya, dan tak akan diambil oleh selain darinya:
(فَمَنْ أَظْلَمُ مِمَّنْ كَذَبَ عَلَى اللَّهِ وَكَذَّبَ بِالصِّدْقِ إِذْ جَاءَهُ أَلَيْسَ فِي جَهَنَّمَ مَثْوًى لِلْكَافِرِينَ (32)) [الزمر: 32].
32. Maka siapakah yang lebih zalim daripada orang yang membuat-buat Dusta terhadap Allah dan mendustakan kebenaran ketika datang kepadanya? Bukankah di neraka Jahannam tersedia tempat tinggal bagi orang-orang yang kafir?
QS Az Zumar : 32.
Apabila hati melihat hati yang menuntut kejayaan dan kedudukan di sisi makhluk dengan harta, kedudukan dan jabatan, ia pun mencari kedudukan di sisi Rabbnya dengan ketaqwaan sebagaimana firmanNya:
(إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ (13)) [الحجرات: 13].
Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal. QS Al Hujurat: 13
Apabila hati melihat manusia yang bergerak dengan dorongan syahwatnya, justru ia bersungguh-sungguh mengendalikan nafsunya dalam mencegah hawanya sehingga ia berketetapan di atas ketaan kepada Allah:
(وَأَمَّا مَنْ خَافَ مَقَامَ رَبِّهِ وَنَهَى النَّفْسَ عَنِ الْهَوَى (40) فَإِنَّ الْجَنَّةَ هِيَ الْمَأْوَى (41)) [النازعات: 40، 41].
40. Dan Adapun orang-orang yang takut kepada kebesaran Tuhannya dan menahan diri dari keinginan hawa nafsunya,
41. Maka Sesungguhnya syurgalah tempat tinggal(nya). QS An Nazi`at: 40-41.
Dan apabila hati melihat manusia bahwa semua yang dicintainya di dunia ini akan berpisah dengannya, dimana ketika manusia sampai pada kuburnya apapun yang dicintainya akan beroisah diri dengannya, maka ia pun menjadikan yang dicintainya adalah berupa kebaikan-kebaikan yang tidak akan berpisah dengannya:
$tBur `ÏB 7p/!#yŠ ’Îû ÇÚö‘F{$# žwÎ) ’n?tã «!$# $ygè%ø—Í‘ ÞOn=÷ètƒur $yd§�s)tFó¡ãB $ygtãyŠöqtFó¡ãBur 4 @@ä. ’Îû 5=»tGÅ2 &ûüÎ7•B
( الْمَالُ وَالْبَنُونَ زِينَةُ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَالْبَاقِيَاتُ الصَّالِحَاتُ خَيْرٌ عِنْدَ رَبِّكَ ثَوَابًا وَخَيْرٌ أَمَلًا (46) [الكهف: 46].
46. Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia tetapi
amalan-amalan yang kekal lagi saleh adalah lebih baik pahalanya di sisi Tuhanmu serta lebih baik untuk menjadi harapan. QS Al Kahfi : 46.
------------------------------------------
[1] - مجموع الفتاوى - (ج 7 / ص 368) ومجموع الفتاوى - (ج 10 / ص 6) وإحياء علوم الدين - (ج 3 / ص 152) وموسوعة خطب المنبر - (ج 1 / ص 2432) وموسوعة خطب المنبر - (ج 1 / ص 2906)
0 komentar:
Mari berdiskusi...
--------------------------------------------------------------------
Awali dengan bismillah sebelum memberi komentar...
--------------------------------------------------------------------