FIQH AMAL HATI (2)


FIQH AMAL HATI (2):
SIFAT HATI YANG SELAMAT

قال الله تعالى: (يَوْمَ لَا يَنْفَعُ مَالٌ وَلَا بَنُونَ (88) إِلَّا مَنْ أَتَى اللَّهَ بِقَلْبٍ سَلِيمٍ (89)) [الشعراء: 87-89].
وقال الله تعالى: (إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ الَّذِينَ إِذَا ذُكِرَ اللَّهُ وَجِلَتْ قُلُوبُهُمْ وَإِذَا تُلِيَتْ عَلَيْهِمْ آَيَاتُهُ زَادَتْهُمْ إِيمَانًا وَعَلَى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ (2) الَّذِينَ يُقِيمُونَ الصَّلَاةَ وَمِمَّا رَزَقْنَاهُمْ يُنْفِقُونَ) [الأنفال: 2، 3].
Jika kita simak baik-baik terhadap QS Asy Syu`ara’: 87-89 ; dan al Anfal : 2-3, akan terlihat oleh kita bahwa hati yang selamat itu dapat menyelamatkan dari adzab Allah pada hari kiamat. Yaitu hati yang selamat dari penyakit syahwat, dan dari penyakit syubhat, yang telah selamat terhadap rabbnya dan selamat pula dari perintahNya, sehingga padanya tak ada bagian yang menyelisihi perintahNya dan menentang berita-berita Nya. Hati salim itu selamat dari yang datang dari selain Allah  dan perintah Nya, ia tidak mengehendaki selain Allah, dan tidak melakukan pekerjaan kecuali apa-apa yang Allah perintahkan kepadanya.
Satu-satunya ghayah baginya adalah Allah, dan satu-satunya wasilah baginya adalah perintahNya dan syariatNya, dimana syubhat tidak menghalanginya antara dia dan kebenaran beritaNya, dan tak sayhwat yang mengahalinginya antara dia dan mengikuti ridla-Nya.
Hati salim itu selamat dari syirik, bid`ah, dan kemaksiatan, selamat pula dari kesasatan dan dari kebatilan.

Hati salim itu selamat perinadahan kepadaNya disertai cinta dan takut, harap dan tamak, selamat pula mengikuti perintahNya dan dalam membenarkan dan taat kepada rasul-Nya, ia pun taslim kepada ketentuan qadla’ dan qadar Nya …….. Maka ia pun selamat untuk Rabbnya dan Maula-nya, patuh dan tunduk, merendah dan mengabdi kepada Nya.

Selamatlah seluruh ahwal dan perkataannya, amal zhahirnya dan batinnya, mengikuti apa yang dating dari sisi Rasulullah Saw.
والمؤمن حي، والكافر ميت، والميت لا يؤمر بصلاة ولا صيام حتى تنفخ فيه روح الإيمان، وإن كان سيحاسب على تركه الإيمان والأعمال يوم القيامة.
فإذا حيي قلبه بالإيمان، صار قابلاً ومستعدًا لقبول الأوامر والنواهي. فالمؤمن حي، والحي إما صحيح، وإما مريض، فصاحب القلب السليم هو الصحيح، وصاحب القلب المريض هو السقيم.

Mukmin itu hidup, sedangkan kafir itu mati. Yang mati itu tidak diperintah untuk shalat, shaum, sampai ruh iman ditiupkan padanya, sekalipun ia akan dihisab karena mengabaikan iman dan amal-amal pada hari kiamat.
Apabila hati seseorang hidup karena adanya iman, jadilah ia menerima perintah dan mempersiap kan diri untuk menerima perintah-perintah dan larangan-larangan. Mukmin itu hidup, dan hidup itu ada yang sehat dan ada yang sakit. Adapun pemilik hati yang salim itu sehat, sementara pemilik hati yang sakit itu ya sakit.

Penyakit itu ada dua kelompok:
والمرض قسمان [1]: مرض شبهة.. ومرض شهوة.
فالأول كما قال سبحانه عن المنافقين: (فِي قُلُوبِهِمْ مَرَضٌ فَزَادَهُمُ اللَّهُ مَرَضًا وَلَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ بِمَا كَانُوا يَكْذِبُونَ (10)) [البقرة: 10].
والثاني: كما قال سبحانه: (يَا نِسَاءَ النَّبِيِّ لَسْتُنَّ كَأَحَدٍ مِنَ النِّسَاءِ إِنِ اتَّقَيْتُنَّ فَلَا تَخْضَعْنَ بِالْقَوْلِ فَيَطْمَعَ الَّذِي فِي قَلْبِهِ مَرَضٌ وَقُلْنَ قَوْلًا مَعْرُوفًا (32))   [الأحزاب: 32].
وشفاء هذين المرضين في القرآن كما قال سبحانه: (إِذْ جَاءَتْهُمُ الرُّسُلُ مِنْ بَيْنِ أَيْدِيهِمْ وَمِنْ خَلْفِهِمْ أَلَّا تَعْبُدُوا إِلَّا اللَّهَ قَالُوا لَوْ شَاءَ رَبُّنَا لَأَنْزَلَ مَلَائِكَةً فَإِنَّا بِمَا أُرْسِلْتُمْ بِهِ كَافِرُونَ (14)) [فصلت: 44].

Yaitu penyakit syubhat dan penyakit syahwat. Penyakit yang pertama adalah sakitnya munafiqun, seperti firman Nya, QS 2: 10 (Pada hati mereka ada penyakit ……)
Dan yang kedua sebagaimana firman Nya dalamm QS Al Ahzab: 32:
32. Hai isteri-isteri Nabi, kamu sekalian tidaklah seperti wanita yang lain, jika kamu bertakwa. Maka janganlah kamu tunduk[1213] dalam berbicara sehingga berkeinginanlah orang yang ada penyakit dalam hatinya[1214] dan ucapkanlah Perkataan yang baik, QS 33: 32.

[1213] Yang dimaksud dengan tunduk di sini ialah berbicara dengan sikap yang menimbulkan keberanian orang bertindak yang tidak baik terhadap mereka.
[1214] Yang dimaksud dengan dalam hati mereka ada penyakit Ialah: orang yang mempunyai niat berbuat serong dengan wanita, seperti melakukan zina.

Dan obat dari kedua penyakit tersebut adalah sebagaimana firman Nya dalam QS Fushshilat: 44 :
44. Dan Jikalau Kami jadikan Al Quran itu suatu bacaan dalam bahasa selain Arab, tentulah mereka mengatakan: "Mengapa tidak dijelaskan ayat-ayatnya?" Apakah (patut Al Quran) dalam bahasa asing sedang (Rasul adalah orang) Arab? Katakanlah: "Al Quran itu adalah petunjuk dan penawar bagi orang-orang mukmin. dan orang-orang yang tidak beriman pada telinga mereka ada sumbatan, sedang Al Quran itu suatu kegelapan bagi mereka[1334]. mereka itu adalah (seperti) yang dipanggil dari tempat yang jauh". QS 41 : 44.

[1334] Yang dimaksud suatu kegelapan bagi mereka ialah tidak memberi petunjuk bagi mereka.

Pengaruh al Qur’an atau nasihat-nasihat terhadap hati menghasilkan 4 perkara:
1.    Menganggapnya sebagai peringatan
2.    Tempat penerima nasihat/peringatan/al qur’an, itulah hati yang hidup.
3.    Adanya syarat ,  siap mendengarkan dan memperhatikan secara seksama.
4.    Intifa’ul maani` (meniadakan yang menghalangi), karena Allah menyaksikannya.
كما قال سبحانه: (إِنَّ فِي ذَلِكَ لَذِكْرَى لِمَنْ كَانَ لَهُ قَلْبٌ أَوْ أَلْقَى السَّمْعَ وَهُوَ شَهِيدٌ (37))   [ق: 37].
37. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat peringatan bagi orang-orang yang mempunyai akal atau yang menggunakan pendengarannya, sedang Dia menyaksikannya. QS Qaf : 37.

Hati manusia memiliki 4 pintu:
وقلب الإنسان له أربعة أبواب، وكلها تصب في القلب وهي:
اللسان.. والأذن.. والعين.. والدماغ.
فما يتكلم به اللسان يتأثر به القلب، فإذا تكلم بالإيمان، وتلاوة القرآن، تأثر بذلك قلبه، وزاد إيمانه.
والأذن باب إلى القلب، فإذا سمع كلمات الإيمان والقرآن تأثر بها قلبه، وزاد إيمانه.
والعين باب إلى القلب، فالنظر إلى المخلوقات، وعظيم صنع الباري يؤثر في القلب، وتعلم الإيمان بالنظر للكاملين في الإيمان، فكلما نظروا إلى المخلوق زاد إيمانهم بالخالق سبحانه.
أما ناقص الإيمان فينظر إلى المخلوق ويغرق فيه، فينقص إيمانه، لأنه اشتغل به ولم يتعداه إلى خالقه

ِAda 4 (empat) Pintu Masuknya ke Hati yaitu :
lisan, pendengaran, mata dan akal. semuanya ditimpakan dalam hati,

Maka apa-apa yang dikatakan lisan akan membekas pada hati, maka yang dibicarakan tentang iman dan bacaan al Qur’an, membekas pula pada hatinya sehingga bertambahlah (kuat) imannya.
Mata itu pintu menuju hati, maka perhatikanlah makhluk-makhluk, dan keagungan Sang Produsen pastilah akan membekas ke dalam hati, dan mempelajari iman dengan pengamatan bagi orang-orang yang ingin sempurna imannya, maka manakala mereka melihat makhluk-makhluk, bertambahlah iman mereka terhadap sang Khaliq, Allah Ta`ala.
Adapun bagi orang yang kurang iman, maka ketika dia melihat makhluk-makhluk dan tenggelam  padanya, maka berkuranglah imannya, sebab hanya sibuk dengannya (semata pengamatan) dan tak sampai menjangkau kepada sang Khaliq-nya :
101. Katakanlah: "Perhatikanlah apa yaag ada di langit dan di bumi. tidaklah bermanfaat tanda kekuasaan Allah dan Rasul-rasul yang memberi peringatan bagi orang-orang yang tidak beriman". QS Yunus : 101.

Harti yang selamat adalah yang selamat dari 6 (enam) penyakit:
Yaitu dari penyakit Syirik – kejahilan – kibr – lalai – cinta dunia dan akhlak yang buruk.
والقلب السليم هو ما سلم من ستة أدواء:
فهو سليم من الشرك.. سليم من الجهل.. سليم من الكبر.. سليم من الغفلة.. سليم من حب الدنيا.. سليم من سيئ الأخلاق.
فهو قلب طاهر زكي، مملوء بالإيمان والتوحيد والعلم، والتواضع لربه، ولزوم ذكره، يحب الله والدار الآخرة، متجمل بمكارم الأخلاق.
فهذا القلب السليم إذا نظر الله إليه، t وأحبه واجتباه، وأعانه على كل خير، ومنع عنه كل سوء، وذلك فضل الله يؤتيه من يشاء:

Ia merupakan hati yang bersih dan suci, penuh dengan keimanan, tauhid dan ilmu, tawadlu` kepada Rabbnya, selalu mengingatNya, mencintai Allah dan negeri akhirat, memperpindah dengan akhlak yang mulia.
Hati yang selamat itulah, apabila Allah memandang kepada nya, iapun mencintainya, memenerima nya, dan membantu kepada kebaikan, dan mencegah dari setiap keburukan. Yang demikian ini merupakan karunia Allah yang diberikan kepada siapa yang Dia kehendakinya, sebagaimana firman Nya:
(وَالَّذِينَ جَاهَدُوا فِينَا لَنَهْدِيَنَّهُمْ سُبُلَنَا وَإِنَّ اللَّهَ لَمَعَ الْمُحْسِنِينَ (69) ) [العنكبوت: 69].
69. Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami, benar- benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan kami. dan Sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik. QS Al Ankabut: 69.
وإذا تأكد المسلم من صحة قلبه وسلامته، فهو مطالب بالمحافظة عليه بما يحفظ عليه قوته بالإيمان وأوراد الطاعات، وإلى حمية من المؤذي الضار، وذلك باجتناب الآثام والمعاصي والمحرمات.
وإلى استفراغ المواد الفاسدة التي تعرض له بالتوبة النصوح والاستغفار، وإلى شغله بكل ما يورث القلب إيمانًا، ويزيده من العلم النافع، والعمل الصالح، والدعوة إلى الله، فكل ذلك أغذية له.
Semakin kuat kesehatan dan keselamatan hati seorang muslim, maka ia menuntut adanya penjagaan atasnya  agar semakin kuat, dengan imannya dan keta`atan-keta`atan yang dikerjakannya. Juga dalam melindungi dari gangguan yang mendatangkan bahaya, yaitu dengan menjauhi dosa, maksiat dan perkara-perkara yang diharamkan. Juga menuntut pembersihan / pengosongan konten yang merusaknya, dengan bertaubat taubat nasuha dan istighfar, dan dengan kesibukan-kesibukan yang membekaskan iman dalam hati, menambahnya dengan ilmu naïf` dan amal shalih, dakwah ilallah…. Semua nya itu sebagai menu-menu hati.
والقلب السليم: هو الذي سلم من الغل والحقد، والحسد والشح، وسلم من كل آفة تبعده عن الله، وسلم من كل شبهة تعارض خبره، وسلم من كل شهوة تعارض أمره، وسلم من كل إرادة تزاحم مراده، وسلم من كل قاطع يقطعه عن الله.
فهذا القلب السليم في جنة معجلة في الدنيا، وفي جنة في البرزخ، وفي جنة يوم المعاد، حيث كمال النعمة، وكمال النعيم، ورؤية المنعم جل جلاله.
Hati yang salim adalah hati yang selamat dari dengki, kebencian dan kekikiran, juga selamat dari hal-hal tak berguna yang menjauhkannya dari Allah, selamat dari syubhat yang menentang khabarnya, selamat dari sertiap syahwat yang menentang perintahNya, selamat dati kehendak yang menghalangi tujuannya, dan selamat dari setiap yang meutuskan (hubungan) dengan Allah. Hati selamat inilah terjadi di surge dunia dan surge barzakh, dan juga di surge hari pembalasan kelak, dimana ketika itu sempurnalah nikmat baginya dan sempurna pula untuk menikmatinya, ditambah lagi dapat melihat Dzat yang member nikmat.

Selamatnya hati itu tidak sempurna kecuali jika ia bisa menyelamatkan diri dari lima hal :
ولا تتم سلامته مطلقًا حتى يسلم من خمسة أشياء:
من شرك يناقض التوحيد.. ومن بدعة تخالف السنة.. ومن شهوة تخالف الأمر.. ومن غفلة تناقض الذكر.. ومن هوى يناقض التجريد.
وهذه الخمسة حجب عن الله، ولهذا اشتدت حاجة العبد بل ضرورته إلى أن يسأل الله أن يهديه الصراط المستقيم كل يوم، بل في كل صلاة، بل في كل ركعة.
Dari syirik yang membatalkan tauhid, dari bdi`ah dan menyelisihi sunnah, dari syahwat yang menyelisihi perintah, dari kelalaian yang melawan dzikir (ingatnya kepada Allah), dan dari hawa yang dapat melawan sikap tajrid.  Kelima perkara di atas itu menjadi hijab bagi hamba dengan Allah.
Oleh karena itu, sudah menjadi keharusan bagi hamba untuk memperkuat & optimalkan hajatnya dan bahkan merasa darurat (begitu pentingnya) meminta kepada Allah untuk memberikan petunjuk Nya di atas shiratahl mustaqim setiap harinya, bahkan pada setiap shalatnya dan setiap raka`            atnya.
Hati manusia terikat oleh hokum-hukum, baik dari aspek ciptaannya dan bentuknya, dari aspek perintah Allah, dari diri sendiri dan dari syaithan (yang hendak menyesatkannya…), dan juga dari segi yang dituntut Khaliq atasnya berupa kewajiban ibadah kepada Allah Ta`ala, menaatiNya dan menaati rasul-Nya.
Sebaik-baik hati adalah yang senantiasa menyeru/mengajak kepada kebaikan (da`iyan lil khair), tidak seperti hati yang keras yang tak bergeming untuk menyambut dan menerima kebaikan, inilah hati yang telah membatu ……

Perbedaan antara hati yang salim dan yang lalai:
والفرق بين سلامة القلب، والبله والتغفل:
أن سلامة القلب تكون من عدم إرادة الشر بعد معرفته.. فيسلم قلبه من إرادته وقصده لا من معرفته والعلم به.. وهذا بخلاف البله والغفلة.. فإنها جهل وقلة معرفة.. وهذا لا يحمد إذ هو نقص.
فالكمال أن يكون القلب عارفًا بالخير، مريدًا له، عارفًا بالشر، سليمًا من إرادته.
Hati yang selamat padanya tidak terdapat hasrat kepada kejahatan setelah ia ma`rifat kepadaNya, maka pasrahlah dan taslim lah ia dari iradat Nya dan maksud (yang dituju) Nya, bukan karena semata ma`rifat dan ilmu terhadap Nya. Hal ini berbeda dengan pemilik hati yang lalai,  ia jahil dan sedikit ma`rifat kepada Nya … Maka kesempurnaan hamba adalah ketika kondisi hatinya mengenali kebenaran, berhasrat melakukannya, dan mengenali kejahatan, selamat dari hasrat (iradat) Nya.

Pokok-pokok amalan hati yang diperintahkan itu meliputi:
وأصل أعمال القلوب المأمور بها:
الإيمان.. والإحسان.. والتقوى.. والتوكل.. والخوف.. والرجاء.. والإنابة.. والتسليم ونحوها.
وأصل ذلك كله الصدق، فكل عمل صالح ظاهر وباطن فمنشؤه الصدق، وأضداد ذلك من أعمال القلوب المنهي عنها هي:
الرياء.. والعجب.. والكبر.. والفخر.. والخيلاء.. والبطر.. والأشر.. والعجز.. والكسل.. والجبن، وغيرها.
وأصل ذلك كله الكذب، فكل عمل فاسد ظاهر وباطن فمنشؤه الكذب.
Iman, ihsan, taqwa, khauf, roja’, inabah, taslim, dan sejenisnya.
Pokok pangkal itu semua adalah “SHIQDQ” (Kejujuran hati). Seluruh amal shalih, yang lahir maupun batin, maka lahir dari “SHIDQ” ini.
Adapun amalan-amalan hati yang dilarang itu meliputi:
Riya’, `ujub, kibr, fakhr, khaila’, bathr, ‘ajz, kaslan, jubun, dll. Pokok pangkal yang melahirkan amalan-amalan hati erlarang ini adalah “KIDZB” (Kedustaan hati). Lawan dari “SHIDQ”.
والله عزَّ وجلَّ يعاقب الكذاب، بأن يقعده ويثبطه عن مصالحه ومنافعه، ويثيب الصادق، بأن يوفقه للقيام بمصالح دينه ودنياه وآخرته.
Allah Ta`ala menghukum (menyiksa) para pen dusta, karena tak bergeming untuk melakukan perbuatan maslahata dan manfaat. Allah member pahala (ganjaran, balasan) bagi orang yang jujur dan bertindak benar, karena senantiasa kesesuaiannya dalam menegakkan perkara yang maslahat bagi dunianya dan akhiratnya.

فما استجلبت مصالح الدنيا والآخرة بمثل الصدق، ولا استجلبت مضار الدنيا والآخرة ومفاسدهما بمثل الكذب.
ولهذا رغب الله عباده المؤمنين بالصدق، وأمرهم بلزوم أهل الصدق في القول والعمل
Kemaslahatan dunia dan akhirat, diperoleh melalui “SHIDQ” ini dan identik dengan kejujuran / kebenaran, sementara madarat dan mafsadat  dunia dan akhirat merupakan hasil dari “KIDZB” , identik dengan kedustaan dan ketidak benaran.
Oleh karena itu Allah mendorng kuat dan memotivasi hamba-hamba Nya yang beriman, untuk selalu berlaku jujur “SHIDQ”, dan iltizam pada perkataan dan perbuatan jujur, sehingga menjadi ahlush-shidq, sebagaimana firman Nya dalam QS at Taubah: 119.
كما قال سبحانه: (  يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَكُونُوا مَعَ الصَّادِقِينَ (119))  [التوبة: 119].
Rasulullah Saw meletakkan “SHIDQ” ini sebagai asas seluruh perbuatan baik, dan sebagai jalan menuju Surga; sedanhkan “KIDZB” sebagai asas seluruh perbuatan jahat / buruk, dan sebagai jalan menuju ke Neraka Jahannam. Hadits Muttafaq `alaih.
ولهذا كان الصدق أساس البر، والكذب أساس الفجور، كما قال النبي  صلى الله عليه وسلم : « إِنَّ الصِّدْقَ يَهْدِى إِلَى الْبِرِّ ، وَإِنَّ الْبِرَّ يَهْدِى إِلَى الْجَنَّةِ ، وَإِنَّ الرَّجُلَ لَيَصْدُقُ حَتَّى يَكُونَ صِدِّيقًا ، وَإِنَّ الْكَذِبَ يَهْدِى إِلَى الْفُجُورِ ، وَإِنَّ الْفُجُورَ يَهْدِى إِلَى النَّارِ ، وَإِنَّ الرَّجُلَ لَيَكْذِبُ ، حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اللَّهِ كَذَّابًا » . متفق عليه([2]).
وأول ما يسري الكذب من النفس إلى اللسان فيفسده، ثم يسري إلى الجوارح فيفسد عليها أعمالها، كما أفسد على اللسان أقواله.
فيعم الكذب أقواله، وأعماله، وأحواله.
فيستحكم عليه الفساد، ويترامى داؤه إلى الهلكة، إن لم يتداركه الله بدواء الصدق الذي يقلع تلك المادة من أصلها: (رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ (8)) [آل عمران: 8].
















[1] - مجموع الفتاوى - (ج 10 / ص 95) وفتاوى الشبكة الإسلامية معدلة - (ج 3 / ص 2753) ومجلة مجمع الفقه الإسلامي - (ج 2 / ص 14774)
(1) أخرجه البخاري برقم (6094)، واللفظ له، ومسلم برقم (6803).


0 komentar:

Mari berdiskusi...

--------------------------------------------------------------------

Awali dengan bismillah sebelum memberi komentar...

--------------------------------------------------------------------