8 Amalan
Agar Dapat Menemani Rasulullah di Surga
Oleh: Badrul Tamam
Senin, 25 Muharram 1435 H / 28
Oktober 2013
Al-Hamdulillah, segala puji milik
Allah, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam teruntuk Rasulullah –Shallallahu
'Alaihi Wasallam-, keluarga dan para sahabatnya.
Dekat dengan Nabi Shallallahu
'Alaihi Wasallam adalah kenikmatan yang agung. Karenanya para sahabat
beliau adalah manusia-manusia terbaik dari umat ini. Menemani sang utusan
dengan iman mengangkat kedudukan mereka di atas manusia-manusia mulia
sesudahnya. Ini kebersamaan dengan beliau di dunia, lalu bagaimana dengan
membersamai beliau di akhirat?
Pastinya, membersamai beliau Shallallahu
'Alaihi Wasallam di akhirat jauh lebih utama lagi. Pastinya, orang yang
menemani beliau di surga berada pada tingkatan tertingginya. Karenanya kita
temukan beberapa sahabat sangat berkeinginan membersamai atau menemani beliau
di sana. Apakah kita juga berkeinginan mendapatkan derajat yang sangat mulia
ini? berikut ini beberapa amal dan doa yang menjadi sebab kita mendapatkan
keutamaan agung ini.
1. Mutaba’ah (mengikuti) & taat
kepada Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam
Allah Subhanahu Wa Ta'ala
berfirman,
وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَالرَّسُولَ فَأُولَئِكَ
مَعَ الَّذِينَ أَنْعَمَ اللَّهُ عَلَيْهِمْ مِنَ النَّبِيِّينَ وَالصِّدِّيقِينَ
وَالشُّهَدَاءِ وَالصَّالِحِينَ وَحَسُنَ أُولَئِكَ رَفِيقًا
“Dan barangsiapa yang mentaati
Allah dan Rasul-Nya, mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi
nikmat oleh Allah, yaitu : para nabi, para shiddiiqiin, orang-orang yang mati
syahid, dan orang-orang shalih. dan mereka Itulah teman yang sebaik-baiknya.”
(QS. Al-Nisa’: 69)
Disebutkan dalam Al-Mu’jam al-Kabir
milik Al-Thabrani, dari Ibnu Abas Radhiyallahu 'Anhuma: ada seseorang
datang kepada Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam dan berkata: Wahai
Rasulullah, sungguh aku mencintaimu sehingga aku ingin menyampaikan kepadamu
jika aku datang dan tidak melihatmu maka aku merasa nyawaku keluar. Aku juga sampaikan
kalaulah aku masuk surga dan berada di bawah tempatmu maka hal itu sangat
menyedihkan buatku. Aku ingin satu tingkat bersama dirimu. Maka Rasulullah Shallallahu
'Alaihi Wasallam tidak menjawab sedikitpun sehingga Allah 'Azza Wa Jalla
menurunkan ayat di aats. Kemudian Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam
memanggilnya dan membacakan ayat tersebut kepadanya.
2. Mencintai Nabi Shallallahu
'Alaihi Wasallam
Disebutkan dalam Shahihain, dari
Anas bin Malik Radhiyallahu 'Anhu, berkata: Ada seseorang bertanya
kepada Rasulullah tentang hari kiamat dan berkata, "Kapankah hari kiamat
tiba?", beliau menjawab, "Apa yang engkau persiapkan untuk
menghadapinya ?". Ia menjawab, "Tidak ada, melainkan saya mencintai
Allah dan Rasul-Nya". Maka Rasulullah bersabda, "Engkau akan bersama
dengan orang yang engkau cintai."
Anas bin Malik berkata: "Kami
tidak pernah merasa gembira seperti kegembiraan kami dengan ucapan Rasulullah Shallallahu
'Alaihi Wasallam:
أَنْتَ مَعَ مَنْ أَحْبَبْتَ
“Engkau akan bersama dengan orang
yang engkau cintai (di akhirat kelak).”
Kemudian Anas berkata: “Sungguh saya
mencintai Nabi Shallallahu'alaihi Wasallam, Abu Bakar dan Umar dan
berharap agar saya bisa bersama mereka (di akhirat kelak) disebabkan cintaku
terhadap mereka, walaupun saya tidak beramal seperti amalan mareka.” (HR.
Bukhari)
Tetapi pecinta sejati yang akan
mendapatkan kemuliaan ini adalah yang menempuh jalan orang yang dicintainya,
mengikuti langkah-langkahnya, berada di atas manhajnya, dan mengambil
petunjuknya. Ingat, Yahudi dan Nasrani mengaku mencintai para nabi mereka
tetapi tidak mendapatkan nikmat menemani mereka di akhirat dikarenakan mereka
menyalahi petunjuk para nabinya.
Kita lihat Abu Thalib sangat
mencintai keponakannya namun tidak bisa membersaminya di akhirat karena ia
tidak mengikuti Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam dalam keimanan dan
petunjuk. Siapa yang ingin bersama orang yang dicintainya ia harus menempuh
jalan orang tersebut.
. . . Ingat, Yahudi dan
Nasrani mengaku mencintai para nabi mereka tetapi tidak mendapatkan nikmat
menemani mereka di akhirat dikarenakan mereka menyalahi petunjuk para nabinya.
. . .
3. Memperbanyak Shalat Sunnah
Disebutkan dalam Shahih Muslim,
Rabi'ah bin Ka'ab Al Aslami Radhiyallahu 'Anhu bercerita bahwa dia
pernah bermalam bersama Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam.
Kemudian ia meyiapkan air wudhu dan keperluannya. Beliau lalu bersabda
kepadaku, "Mintalah sesuatu kepadaku", saya berkata, "Saya meminta
agar saya bisa bersamamu di surga.” Beliau menjawab, "Adakah permintaan
selain itu", saya berkata, "hanya itu.” Beliau lalu bersabda,
"Maka bantulah aku atas dirimu (untuk memohon kepada Allah agar memenuhi
permintaanmu) dengan memperbanyak sujud (shalat)".” (HR. Muslim)
Dari hadits ini, Ibnul Qayyim
mengatakan, “apabila kamu ingin mengetahui tingkatan semangat, maka lihatlah
kepada semangatnya Rabi’ah bin Ka’ab al-Aslami Radhiyallahu 'Anhu, di
mana Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam pernah bersabda kepadanya,
“Mintalah sesuatu kepadaku”, lalu ia berkata, “Saya meminta agar saya bisa
menemanimu di surga,” sementara orang selainnya meminta sesuatu yang memenuhi
perutnya atau menutupi kulitnya.” (Madarij al-Saalikin: 3/147)
Hadits ini juga menjadi dalil bahwa
membersamai Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam di akhirat kelak tidak
diperoleh hanya dengan berangan-angan semata, harus dibuktikan dengan amal
nyata.
4. Berakhlak Mulia
Dari Jabir Radhiyallahu 'Anhu,
Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda:
إِنَّ مِنْ أَحَبِّكُمْ إِلَيَّ وَأَقْرَبِكُمْ
مِنِّي مَجْلِسًا يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَحَاسِنَكُمْ أَخْلَاقًا
“Sesungguhnya orang yang paling
saya cintai dan paling dekat majelisnya denganku di antara kalian hari kiamat
kelak (di surga) adalah yang paling baik akhlaknya…". (HR. Al-Tirmidzi
dinyatakan shahih oleh Syaikh Al-Albani)
5. Memperbanyak Membaca Shalawat
Dari Abdullah bin Mas’ud Radhiyallahu
'Anhu, Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda:
أَوْلَى النَّاسِ بِي يَوْمَ القِيَامَةِ أَكْثَرُهُمْ
عَلَيَّ صَلاَةً
“Manusia yang paling utama
(dekat) denganku hari kiamat kelak adalah yang paling banyak bershalawat
atasku.” (HR. Al-Tirmidzi, dan disebutkan oleh Imam Bukhari dalam Adabul
Mufrad)
Al-Munawi Rahimahullah
menjelaskan makna hadits di atas, yaitu orang yang paling dekat kepadaku
(Rasulullah) dan paling dimuliakan dengan syafa’atku serta paling berhak
terhadap limpahan kebaikan-kebaikan dan dihindarkan dari keburukan-keburukan
pada hari kiamat. (Lihat: Faidhul Qadir Syarh al-Jami’ al-Shaghir: 2/560)
6. Merawat, Menyantuni &
Membantu Anak Yatim
Berbuat baik kepada anak-anak yatim
termasuk sebab keberuntungan di akhirat dengan mendapatkan surga tertinggi.
Diriwayatkan dari Sahl bin Sa’d Radhiyallahu 'Anhu, ia berkata:
Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda,
أَنَا وَكَافِلُ الْيَتِيمِ فِي الْجَنَّةِ
هَكَذَا
“Saya dan orang yang merawat anak
yatim di surga kelak seperti ini,” seraya beliau mengisyaratkan jari tengah dan
telunjuknya lalu merenggangkan keduanya.” (HR. Muttafaq ‘Alaih)
Imam al-Nawawi menjelaskan makna
Kaafil al-Yatim: orang yang mengurusi kebutuhan-kebutuhannya. (Riyadhus
shalihin. Bab: Mulathafah al-Yatim)
Ibnu Baththal Rahimahullah
–disebutkan dalam Fathul Baari- berkata: “wajib bagi siapa yang
mendengar hadits ini untuk mengamalkannya, supaya ia bisa menemani Nabi Shallallahu
'Alaihi Wasallam di surga, dan tidak ada kedudukan di akhirat yang lebih
utama darinya.”
7. Mendidik Anak-anak Wanita Agar
Menjadi Mukminah Shalihah
Imam Bukhari meriwayatkan dalam
al-Adab al-Mufrad, dari Anas Radhiyallahu 'Anhu, dari Nabi Shallallahu
'Alaihi Wasallam, beliau bersabda:
مَنْ عَالَ جَارِيَتَيْنِ حَتَّى تدركَا، دَخَلْتُ
أَنَا وَهُوَ فِي الْجَنَّةِ كَهَاتَيْنِ
“Barangsiapa yang memelihara
(mendidik) dua wanita sampai mereka dewasa, maka saya akan masuk surga
bersamanya di surga kelak seperti ini", beliau mengisyaratkan jari
telunjuk dan jari tengahnya." (Imam Muslim juga meriwayatkan serupa
dalam Shahihnya
Dalam Mushannaf Ibnu abi Syaibah,
Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda: Siapa yang mempunyai
dua orang saudari atau dua orang putri lalu ia berbuat baik kepada keduanya
selama mereka bersama dirinya maka saya dan dia di surga seperti ini,” beliau
mendekatkan kedua jarinya.
8. Memperbanyak Do’a
Yakni doa agar didekatkan dengan
Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam dan menemani beliau di akhirat. Dalil
umumnya adalah apa yang diminta Rabi’ah kepada Nabi Shallallahu 'Alaihi
Wasallam agar beliau mendoakannya untuk menemaninya di surga. Juga doa yang
dipanjatkan Ibnu Mas’ud Radhiyallahu 'Anhu,
اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ إِيمَانًا لَا
يَرْتَدُّ، وَنَعِيمًا لَا يَنْفَدُ، وَمُرَافَقَةَ مُحَمَّدٍ فِي أَعْلَى جَنَّةِ
الْخُلْدِ
“Ya Allah saya meminta kepada-Mu
keimanan yang tidak akan berubah dengan kemurtadan, kenikmatan yang tiada
putus, dan (aku memohon kepada-Mu) agar menjadi pendamping Muhammad
shallallahu'alaihi wasallam di derajat tertinggi dari surga yang kekal."
(HR. Ahmad dengan sanad shahih. Syaikh Al-Albani menyatakan isnadnya hasan).
[Baca: Doa Menemani Rasulullah di Surga]
Doa ini bagian tawakkal hamba dalam
mengusahakan sebab-sebab supaya bisa bersama Rasulullah Shallallahu 'Alaihi
Wasallam di surga. Wallahu Ta’ala A’lam. [PurWD/voa-islam.com]
Diringkas dari tulisan DR. Mahran Maher
Utsman yang berjudul: Murafaqah Rasulillah Shallallahu 'Alaihi Wasallam
fi Al-Jannah. Sumber: http://www.saaid.net.
- See more at:
http://www.voa-islam.com/read/aqidah/2013/10/28/27333/8-amalan-agar-dapat-menemani-rasulullah-di-surga/#sthash.ndpjFDsH.dpuf
0 komentar:
Mari berdiskusi...
--------------------------------------------------------------------
Awali dengan bismillah sebelum memberi komentar...
--------------------------------------------------------------------