Ternyata ajaran Islam tidaklah
membuat susah. Ajaran Islam itu mengandung rahmat dan petunjuk hidayah.
Sehingga orang yang menjalankan ajaran Al Qur’an dan Sunnah akan mendapatkan
kebahagian dunia dan akhirat.
Allah Ta’ala berfirman,
طه (1) مَا أَنْزَلْنَا عَلَيْكَ الْقُرْآَنَ لِتَشْقَى (2) إِلَّا
تَذْكِرَةً لِمَنْ يَخْشَى (3) تَنْزِيلًا مِمَّنْ خَلَقَ الْأَرْضَ
وَالسَّمَاوَاتِ الْعُلَا (4)
“Thoha. Kami tidak
menurunkan Al Quran ini kepadamu agar kamu menjadi susah; tetapi sebagai
peringatan bagi orang yang takut (kepada Allah), yaitu diturunkan dari Allah
yang menciptakan bumi dan langit yang tinggi.” (QS. Thoha: 1-4).
Faedah pertama
Ayat kedua dari surat Thoha
menerangkan bahwa ketika Al Qur’an diturunkan oleh Allah pada Rasul-Nya -shallallahu
‘alaihi wa sallam-, lalu beliau dan sahabatnya membacanya, lantas
orang-orang musyrik Quraisy berkata, “Al Qur’an itu diturunkan kepada
Muhammad melainkan hanya membuat susah.” Lantas turunlah ayat di atas,
surat Thoha ayat 1-4. Demikian kata Juwaibir dari Dhohak. Hal ini disebutkan
oleh Ibnu Katsir dalam kitab tafsirnya. Sehingga ayat di atas menunjukkan bahwa
Al Qur’an itu bukan menyusahkan umatnya, malah mempermudah. Oleh karenanya,
Qotadah mengatakan,
لا والله ما جعله شقاء، ولكن جعله رحمة ونورًا، ودليلا إلى الجنة
“Tidak, wallahi (demi Allah),
Al Qur’an tidaklah diturunkan untuk menyusahkan. Akan tetapi, Al Qur’an adalah
rahmat dan cahaya, serta petunjuk menuju surga.”
Faedah kedua
Al Qur’an itu mendatangkan kebaikan
yang banyak. Disebutkan oleh Ibnu Katsir, “Tidaklah seperti yang disangkakan
oleh orang musyrik. Bahkan siapa yang Allah beri ilmu, itu berarti diinginkan
padanya kebaikan yang banyak. Sebagaimana disebutkan dalam hadits
Bukhari-Muslim, dari Mu’awiyah, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ يُرِدِ اللَّهُ بِهِ خَيْرًا يُفَقِّهْهُ فِى الدِّينِ
“Barangsiapa yang dikehendaki
Allah kebaikan, maka ia akan diberi kepahaman dalam agama.” (HR. Bukhari
no. 71 dan Muslim no. 1037).”
Faedah ketiga
Al Qur’an berisi perinngatan halal
dan haram. Dalam ayat yang kita kaji disebutkan,
إِلَّا تَذْكِرَةً لِمَنْ يَخْشَى
“Tetapi sebagai peringatan bagi
orang yang takut (kepada Allah)”, yang dimaksud adalah bahwa Allah
menurunkan kitab-Nya dan mengutus Rasul-Nya sebagai rahmat, tanda kasih sayang
pada hamba. Juga pengutusan tersebut bermaksud sebagai jalan sampainya
peringatan sehingga yang mendengarnya bisa mengambil manfaat. Peringatan yang
diturunkan oleh Allah ini mengandung halal dan haram. Demikian dijelaskan oleh
Ibnu Katsir rahimahullah.
Faedah keempat
Al Qur’an adalah sebagai peringatan
bagi orang yang takut pada Allah Ta’ala. Karena orang yang tidak takut
pada Allah, tidak bermanfaat Qur’an bagi dirinya. Bagaimana bisa bermanfaat
sedangkan ia tidak beriman pada surga dan neraka, juga dalam hatinya tidak ada khosyatullah
(rasa takut pada Allah) walau seberat dzarroh (semut kecil)? Demikian
nasehat berharga dari Syaikh ‘Abdurrahman bin Nashir As Sa’di dalam kitab
tafsirnya. Oleh karenanya, dalam ayat lain, Allah Ta’ala berfirman,
سَيَذَّكَّرُ مَنْ يَخْشَى * وَيَتَجَنَّبُهَا الأشْقَى * الَّذِي
يَصْلَى النَّارَ الْكُبْرَى
“Orang yang takut (kepada Allah)
akan mendapat pelajaran, dan orang-orang yang celaka (kafir) akan menjauhinya.
(Yaitu) orang yang akan memasuki api yang besar (neraka).” (QS. Al A’laa:
10-12).
Pelajaran penting dari pembahasan
tafsir kali ini, Al Qur’an dan ajaran Islam tidak menyusahkan, bahkan ajaran
yang mudah. Oleh karenanya, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِنَّ الدِّينَ يُسْرٌ
“Sesungguhnya agama Islam itu
mudah.” (HR. Bukhari no. 39).
Wallahu waliyyut taufiq, semoga Allah memberi taufik.
Referensi:
Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim karya Ibnu Katsir dan Taisir Al Karimir Rahman
karya Syaikh ‘Abdurrahman bin Nashir As Sa’di.
0 komentar:
Mari berdiskusi...
--------------------------------------------------------------------
Awali dengan bismillah sebelum memberi komentar...
--------------------------------------------------------------------