205 TANYA JAWAB AQIDAH AHLUS SUNNAH.
BAGIAN-5 :
BAB IV.
TIADA ILAH (YANG BERHAK DISEMBAH) KECUALI ALLAH.
016.
Tanya:
Bagaimana kedudukan syahadat dalam Islam?
Jawab:
Seorang hamba belum dikatakan masuk Islam kecuali melalui ucapan dua kalimat syahadat, Allah subhanahu wata’ala berfirman:
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu hanyalah orang-orang yang percaya (beriman) kepada Allah dan Rasul-Nya ...”(Al Hujuraat: 15).
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Aku diutus untuk memerangi manusia sehingga mereka itu bersaksi bahwa tiada ilah (yang berhak disembah) kecuali Allah dan bahwa Muhammad adalah hamba dan rasulNya...” (HR. Muslim).

017.
Tanya:
Apa dalil yang menunjukkan kesaksian tiada ilah (yang berhak disembah) kecuali Allah?
Jawab:
Allah subhanahu wata’ala berfirman:
“Allah menyatakan bahwasanya tidak ada Tuhan melainkan Dia (yang berhak disembah), yang menegakkan keadilan. Para Malaikat dan orang-orang yang berilmu (juga menyatakan yang demikian itu). tak ada Tuhan melainkan Dia (yang berhak disembah), yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.”(Ali Imran: 18).
“Maka ketahuilah, bahwa Sesungguhnya tidak ada Ilah (sesembahan, Tuhan yang Haq) selain Allah...”(Muhammad: 19).
“Allah sekali-kali tidak mempunyai anak, dan sekali-kali tidak ada Tuhan (yang lain) beserta-Nya, kalau ada Tuhan beserta-Nya, masing-masing Tuhan itu akan membawa makhluk yang diciptakannya, dan sebagian dari tuhan-tuhan itu akan mengalahkan sebagian yang lain. Maha suci Allah dari apa yang mereka sifatkan itu,” (Al Mu’minuun: 91).
“Katakanlah: ‘Jikalau ada tuhan-tuhan di samping-Nya, sebagaimana yang mereka katakan, niscaya tuhan-tuhan itu mencari jalan kepada Tuhan yang mempunyai 'Arsy ’.”(Al Israa’: 42).

018.
Tanya:
Makna apa yang terkandung dalam kesaksian tiada ilah (yang berhak disembah) kecuali Allah?
Jawab:
Makna yang dikandung adalah penolakan ibadah kepada selain Allah dan penetapan ibadah hanya kepadaNya. Tiada sekutu bagiNya dalam kekuasaanNya. Allah subhanahu wata’ala berfirman:
“(Kuasa Allah) yang demikian itu, adalah karena Sesungguhnya Allah, Dialah (tuhan) yang haq dan Sesungguhnya apa saja yang mereka seru selain dari Allah, Itulah yang batil, dan Sesungguhnya Allah, Dialah yang Maha Tinggi lagi Maha besar.” (Al Hajj: 62).

019.
Tanya:
Apa saja syarat yang diperlukan agar kesaksian tidak ada ilah (yang berhak disembah) kecuali Allah mendatangkan manfaat bagi yang mengucapkannya?
Jawab:
Syarat yang harus dipenuhi ada tujuh, yaitu:
Ilmu yang mencakup nafyan (penolakan) dan itsbatan (penetapan);
Keyakinan hati;
Kepatuhan, baik lahir maupun batin;
Penerimaan, sedikitpun tidak menolak pada konsekuensi syahadat;
Keikhlasan dalam pelaksanaan;
Pembenaran dengan hati, bukan sekedar melalui lisan; dan
Mencintai Islam dan ummatnya, serta membela dan melestarikannya sesuai dengan kewajiban yang dituntut kesaksian tersebut.

020.
Tanya:
Apa dalilnya sehingga ilmu menjadi syarat dalam syahadat?
Jawab:
Allah berfirman:
“... akan tetapi (orang yang dapat memberi syafa'at ialah) orang yang mengakui yang hak (tauhid) dan mereka meyakini(nya).”(Az Zukhruf: 86).
Syahida bil haq artinya bersaksi bahwa tiada ilah (yang berhak disembah) kecuali Allah dengan hati dan lisan mereka. Nabi shallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Barangsiapa mati sedang dia mengetahui bahwa tidak ada ilah (yang berhak disembah) kecuali Allah, dia masuk surga.”(HR. Muslim).

021.
Tanya:
Apa dalilnya sehingga keyakinan merupakan salah satu syarat dalam syahadat?
Jawab:
Allah subhanahu wata’ala berfirman:
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu hanyalah orang-orang yang percaya (beriman) kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian mereka tidak ragu-ragu...”(Al Hujuraat: 15).
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Aku bersaksi bahwa tidak ada ilah (yang berhak disembah) kecuali Allah, dan aku itu utusan Allah. Tidaklah seorang hamba menemui Allah dengan kedua kalimat tersebut tanpa keraguan sedikitpun, melainkan masuk surga.” (HR. Muslim).

022.
Tanya:
Kemudian, apa dalilnya sehingga kepatuhan merupakan salah satu syarat dalam syahadat?
Jawab:
“Dan Barangsiapa yang menyerahkan dirinya kepada Allah, sedang Dia orang yang berbuat kebaikan, Maka Sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang kokoh...”(Luqman: 22).
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Tidaklah seorang dari kamu beriman sehingga dia itu menjadikan nafsunya mengikuti apa-apa yang diturunkan (Allah) kepadaku.” (Hadits Shahih).

023.
Tanya:
Apa dalil yang mensyaratkan penerimaan dalam syahadat?
Jawab:
Allah subhanahu wata’ala berfirman:
“(kepada Malaikat diperintahkan): "Kumpulkanlah orang-orang yang zhalim beserta teman sejawat mereka dan sembahan-sembahan yang selalu mereka sembah’,” (Ash Shaaffaat: 22).
“Sesungguhnya mereka dahulu apabila dikatakan kepada mereka: "Laa ilaaha illallah" (Tiada Tuhan yang berhak disembah melainkan Allah) mereka menyombongkan diri, Dan mereka berkata: ‘Apakah Sesungguhnya Kami harus meninggalkan sembahan-sembahan Kami karena seorang penyair gila?’,” (Ash Shaaffaat: 35-36).
Rasulullah shallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Contoh perumpamaan yang Allah mengutusku dari ilmu dan petunjuk bagaikan hujan deras, ia turun di atas tanah. Maka, ada di antara tanah bersih dapat menerima air sehingga menumbuhkan tanaman dan rerumputan yang banyak, dan ada tanah kering yang dapat menahan air sehingga berguna bagi manusia untuk minum, bercocok tanam dan memberi minum ternak. Ada juga tanah yang berupa cadas batu yang tak dapat menahan air atau menumbuhkan tanaman. Demikianlah perumpamaan orang yang mengerti agama Allah dan benar-benar berguna padanya apa yang diturunkan Allah kepadaku. Dia mengetahui dan mengajar, serta perumpamaan orang yang tidak mengubah kepalanya sehingga tidak dapat menerima petunjuk Allah yang diturunkan kepadaku.” (Muttafaqun ‘alaih).

024.
Tanya:
Apa dalil yang mensyaratkan adanya pembenaran dalam syahadat?
Jawab:
Allah subhanahu wata’ala berfirman:
“Alif laam miim. Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: "Kami telah beriman", sedang mereka tidak diuji lagi? Dan Sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, Maka Sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan Sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta.”(Al Ankabuut: 1-3).
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Tidak ada (imbalan lain)bagi seseorang yang bersaksi bahwa tidak ada tuhan (yang berhak disembah) kecuali Allah dan bahwa Muhammad adalah utusan Allah benar-benar (keluar) dari hatinya, melainkan Allah mengharamkan baginya siksa neraka.”(HR. Muslim dari Anas bin Malik).

026.
Tanya:
Dalil mana yang mensyaratkan mahabbah dalam syahadat?
Jawab:
Allah subhanahu wata’ala berfirman:
“Hai orang-orang yang beriman, Barangsiapa di antara kamu yang murtad dari agamanya, Maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan merekapun mencintaiNya...”(Al Maaidah: 54).
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Ada tiga perkara, bila terdapat pada diri seorang mukmin maka dia akan merasakan bagaimana nikmatnya iman: mencintai Allah dan rasulNya melebihi cintanya kepada yang lainnya; mencintai orang lain karena Allah semata; dan benci menjadi kafir kembali setelah Allah melepaskannya dari kekafiran itu, sebagaimana bencinya akan dilemparkan kedalam api neraka.” (HR. Muslim dari Anas bin Malik).

027.
Tanya:
Dalil mana yang menunjukkan perlunya membela dan konsisten terhadap Allah dalam aplikasi syahadat?
Jawab:
Allah subhanahu wata’ala berfirman:
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi pemimpin-pemimpin(mu); sebahagian mereka adalah pemimpin bagi sebahagian yang lain...”(Al Maaidah: 51).
“Sesungguhnya penolong kamu hanyalah Allah, Rasul-Nya, dan orang-orang yang beriman, yang mendirikan shalat dan menunaikan zakat, seraya mereka tunduk (kepada Allah).”(Al Maaidah: 55).
“Hai orang-orang beriman, janganlah kamu jadikan bapa-bapa dan saudara-saudaramu menjadi wali(mu), jika mereka lebih mengutamakan kekafiran atas keimanan...” (At Taubah: 23).
“...‘Jika bapak-bapak , anak-anak , saudara-saudara, isteri-isteri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai dari Allah dan RasulNya dan dari berjihad di jalan nya, Maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusanNya’...”(At Taubah: 24).
“Kamu tak akan mendapati kaum yang beriman pada Allah dan hari akhirat, saling berkasih-sayang dengan orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya, Sekalipun orang-orang itu bapak-bapak, atau anak-anak atau saudara-saudara ataupun keluarga mereka...”(Al Mujaadilah: 22).
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil musuh-Ku dan musuhmu menjadi teman-teman setia yang kamu sampaikan kepada mereka (berita-berita Muhammad), karena rasa kasih sayang; Padahal Sesungguhnya mereka telah ingkar kepada kebenaran yang datang kepadamu, mereka mengusir Rasul dan (mengusir) kamu karena kamu beriman kepada Allah, Tuhanmu...”(Al Mumtahanah: 1).


0 komentar:

Mari berdiskusi...

--------------------------------------------------------------------

Awali dengan bismillah sebelum memberi komentar...

--------------------------------------------------------------------