POKOK BAHASAN KETIGA

PERHATIAN `ULAMA TERHADAP AQIDAH SALAF ASH-SHALIH

Para ulama ketika mengkodifikasikan Aqidah Salaf hanyalah melakukannya dengan jalan meneliti dan menghimpun sanad-sanad, dan dalam hal ini mereka menyebut lafazh-lafazh mereka dengan sanad-sanad yang mu’tabarah.
Berkata Ibnu Taimiyyah:
“Telah kita maklumi bahwa madzhab salaf, jika ada naqal yang diketahui dari mereka maka kembalikanlah hal itu kepada atsar yang dinukil dari mereka. Dan jika diketahui melalui dalil-dalil semata, seyogyanya menjadikan setiap orang yang mengeluarkan pendapat tentang suatu pernyataan yang menurutnya benar, ia berkata: Ini perkataan salaf, sebab salaf tidak mengatakan kecuali hal yang benar. Maka inilah yang pelaku bid’ah berani mengakui setiap mereka itu: Mengikuti madzhab salaf. Maka orang yang mengatakan perkataan itu telah membuka aib dirinya sendiri, manakala ia menganut madzhab salaf tanpa mau menukil dari mereka, bahkan mendakwakan perkataanya: benar”.
Adapun ahlul hadits: Maka mereka itu hanyalah menyebut madzhab salaf dengan naqal-naqal yang mutawatir, menyebutkan ulama mereka yang menukil madzhab mereka. Dan kadang-kadang mereka meriwayatkan sendiri perkataan mereka tentang perkara ini, sebagaimana kami tempuh dalam menjawab fatwa yang diminta. Maka kami ketika hendak menerangkan madzhab salaf, kami menyebutkan dua jalan:

Pertama:
Kami menyebutkan orang yang menukil madzhab salaf dari seluruh kelompok muslimin, dari kelompok fuqaha yang empat, dan dari ahlil hadits dan tashawuf, dan ahlul kalam, seperti Asy’ari dan lainnya.
Kedua  : 
Kami menyebutkan apa yang mudah dari sebutan alfazh (lafadz) mereka, dan orang yang meriwayatkan tentang itu dari golongan ahlul ilmi dengan sanad-sanad yang mu’tabarah.
Maka jadilah madzhab salaf itu adalah madzhab yang dinukil dengan ijmak banyak kelompok dan dengan riwayat-riwayat mutawatir. Tidak menetapkannya semata-mata berdasarkan perngakuan kebenaran kami dan salah bagi yang melawan (menentang) kami, sebagaimana dilaku kan oleh ahli bid’ah. (Majmu’ Fatawa: 4/151-152).
Dan kami memperhatikan bahwa peng kodifikasian aqidah salafiyyah benar-benar mengikuti penyusunan sunnah nabawiyyah, benar-benar sama. Lantas, orang yang memperhatikan sunnah dan menyusunnya, mereka itu adalah orang pertama yang sangat memperhatikan aqidah dan penyusunannya. Kebanyakan orang yang mengikuti imam-imam fiqh yang empat, mereka itu tidak menggerakkan untuk mendahului garis finis ini terhadap imam-imam mereka, dan bahwa orang yang menukil dari sebagian mereka dari perkataaan-perkataan mereka, atau Aqidah Ahlu sunnah wal Jama’ah.


0 komentar:

Mari berdiskusi...

--------------------------------------------------------------------

Awali dengan bismillah sebelum memberi komentar...

--------------------------------------------------------------------