AKIDAHKU AKIDAH AHLUS SUNNAH (13)

BEBERAPA HAL YANG BERTENTANGAN
DENGAN TAUHID ATAU KESEMPURNAAN TAUHID

Pendahuluan:
Pada pelajaran terdahulu kalian telah mengetahui bahwa tujuan hakiki Allah mencipta kan manusia adalah untuk beribadah kepada-Nya saja dan tidak berlalu syirik pada-Nya dengan sessuatu apapun. Allah juga mempersiapkan untuk manusia apa-apa yang dapat membantunya dalam menunaikan tugas ibadah ini, yaitu berupa pemberian rezeki kepada manusia. Sebagaimana firman-Nya:
 “Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.  Aku tidak menghendaki rezki sedikitpun dari mereka dan aku tidak menghendaki supaya mereka memberi-Ku makan. Sesungguhnya Allah Dialah Maha pemberi rezki yang mempunyai kekuatan lagi sangat kokoh”. QS Adz Dzariyat: 56-58

Syaikh Dr. Shalih Fauzan bin Abdullah al Fauzan mengatakan:
Berdasarkan dalil fithrah, sebenarnya jiwa manusia berkecenderungan untuk mengakui ilahiyah Allah Ta`ala, mencintai Allah, beribadah kepada-Nya dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu apapun. Dan itulah fithrah manusia yang hakiki.
Ada unsur luar yang selalu ingin merusak dan menyimpangkan fithrah yang suci tersebut, bahkan menyeru kepada kemusyrikan dan kekafiran. Unsur luar itu datang dari setan-setan & jin-jin yang selalu mengajak kepada kesesatan

{إِنِّيْ خَلَقْتُ عِبَادِيْ حُنَفَاءَ وَ جَاءتْهُم ْ الشَّيَاطِيْن  فَاجْتَالَتْهُم عَنْ دِيْنِهِمْ  وحَـرَّمَتْهُمْ مَا أَحْلَلْتُ لَهُـمْ}

Allah berfirman: “Sesungguhnya Aku telah menciptakan hamba-hamba-Ku dalam keadaan hunafa’ (hanif: suci dan cedenrung kepada kebenaran). Lalu datanglah kepada mereka syaithan-syaithan yang menggelincirkan mereka dari agama mereka dan mengharamkan atas mereka ayang sebenarnya Aku halalkan buat mereka…”
HR Muslim, hadits Qudsi.
30. Maka hadapkanlah wajahmu dengan Lurus kepada agama Allah; (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. tidak ada peubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui[1], QS Ar Rum: 30.

[1] Fitrah Allah: Maksudnya ciptaan Allah. manusia diciptakan Allah mempunyai naluri beragama Yaitu agama tauhid. kalau ada manusia tidak beragama tauhid, Maka hal itu tidaklah wajar. mereka tidak beragama tauhid itu hanyalah lantara pengaruh lingkungan.

Dari hadits dan ayat di atas, maka jelaslah bahwa tauhid itu telah ada dalam fithrah manusia, dan syirik adalah faktor luar yang masuk dan menyelinap ke dalam jiwa manusia dan terus mempengaruhi keadaan fithrah.
Hal ini juga dikuatkan dalam hadits lain, sebagai berikut:
{كُلُّ مَوْلُوْدٍ يُوْلَدُ عَلَى الفِطْرَةِ ، فَـأَبَواهُ يُهَوِّدَانِهِ أَوْ يُنَصِّرَانِهِ أَ وْ يُمَجِّسَانِهِ}
“Setiap anak dilahirkan dalam keadaan fithrah, maka kedua orangtuanya-lah yang  membuatnya jadi Yahudi atau Nashrani atau Majusi.”
HR Bukhari-Muslim dari Abu Hurairah Ra .

Hadits ini dengan jelas menunjukkan bahwa asal Bani Adam itu bertauhid.
Ad Dien adalah Islam dari zaman Adam `alaihissalam dan generasi & keturunannya yang datang kemudian.

 “Manusia itu adalah umat yang satu. (setelah timbul perselisihan), Maka Allah mengutus Para Nabi, sebagai pemberi peringatan, QS Al Baqarah: 213.
Sejarah menunjukkan, bahwa awal terjadinya syirik dan penyimpangan umat manusia dari aqidah yang shahih adalah yang menimpa kaum Nuh `alaihissalam.

“Sesungguhnya Kami telah memberikan wahyu kepadamu sebagaimana Kami telah memberikan wahyu kepada Nuh dan nabi-nabi yang kemudiannya, QS An Nisa’: 163.

Berkata Ibnu Abbas Ra : “Antara Nuh dan Adam `alaihimassalam terdapat selang waktu selama sepuluh abad (generasi) yang semuanya mengikuti syariat yang benar”.
HR Thabrani, di dalam Tafsirnya, 2/334, al Hakim dalam al Mustadraknya, 2/480.

Dari sini menjadi jelaslah bahwa alasan diutusnya rasul adalah karena adanya perselisihan (dari aqidah shahih) pada umat, dimana mayoritas mereka telah rusak fithrahnya dan menyimpang dari aqidah yang shahih, alias syirik.

Dimana pada saat itu manusia menjadi makhluk yang paling banyak membangkang (QS Al Kahfi: 54), maka saat itulah setan menghiasi amal buruk manusia sehingga tampak bagus dan indah.

Setan pun mencampur adukkan antara hak dan batil serta mengilhami manusia dengan berbagai perilaku buruk sehingga mereka bertahan dalam kebatilannya.

Pada saat mereka rusak fithrahnya, mata hatinya pun menjadi gelap, dan akalnya menjadi sesat. Lantas ia melihat kebatilan sebagai kebenaran, atau bahkan sampai tidak bisa membedakan lagi mana yang hak dan mana yang batil.

Maka Allah menyesatkan [*] siapa yang Dia kehendaki, dan memberi petunjuk kepada siapa yang Dia kehendaki. dan Dia-lah Tuhan yang Maha Kuasa lagi Maha Bijaksana. QS Ibrahim: 4, juga dalam QS Al Kahfi: 17.

[*] Disesatkan Allah berarti: bahwa orang itu sesat berhubung keingkarannya dan tidak mau memahami petunjuk-petunjuk Allah. dalam ayat ini, karena mereka itu ingkar dan tidak mau memahami apa sebabnya Allah menjadikan nyamuk sebagai perumpamaan, Maka mereka itu menjadi sesat.

Dari nash-nash di atas jelaslah, bahwa rasul pertama yang diutus setelah terjadinya perilaku syirik umat (umat Nabi Adam `alaihissalam) adalah Nuh `alaihissalam.

Hal serupa terjadi ketika Tanah Arab setelah itu berada di atas agama Ibrahim `alaihissalam sampai datangnya `Amru bin Luhay al Khuza’ii, maka dia merubah agama Ibrahim serta mengusung patung-ptung dan berhala-berhala ke tanah Arab dan juga ke wilayah Hijaz dengan sifatnya yang khusus, maka disembahlah patung-patung itu dengan mengesampingkan Allah. Dan menyebarlah kesyirikan itu di negeri yang suci dan negeri tetangganya, sampai diutuslah Nabi Muhammad Saw sebagai penutup para nabi. Maka dia Saw menyeru manusia kepada tauhid dan mengikuti millah Ibrahim `alaihissalam, dan terus berjuang gigih sehingga kembalilah aqidah tauhid dan millah Ibrahim dianut oleh umaynya. Beliau pun (bersama kaum muslimin) menghancurkan patung-patung, dengannya Allah pun menyempurnakan agama Allah dan menyempurna kan nikmat-Nya bagi alam semesta. Demikianlah generasi-generasi pertama yang diutamakan dari umat ini berjalan di atasnya, sampai kemudian kebodohan merajalela pada generasi-generasi akhir dan unsure-unsur asing dari agama-agama lain merasukinya, sehingga kembali merebaklah kesyirikan di tengah-tengah umat.
.
Maksud dari kalimat ‘Yang Bertentangan Dengan Tauhid’ adalah semua perilaku yang keluar dari kerangka tauhid atau tidak membuat seseorang masuk ke dalam golongan penganut tauhid yang konsekskuensinya adalah murtad di dunia – dengan segala keonskuensi hukumnya -  dan kekekalan di neraka jika ia mati dalam keadaan itu.
Adapun yang dimaksud dengan kalimat ‘Atau bertentangan Dengan Kesumpurnaan Tauhid’ adalah semua perilaku yang mengurangi derajat tauhid sehingga ia tidak layak menyandang gelar sebagai penganut tauhid yang sempurna.
(Dr. Ibrahim Muhammad bin Abdullah al Buraikan)



0 komentar:

Mari berdiskusi...

--------------------------------------------------------------------

Awali dengan bismillah sebelum memberi komentar...

--------------------------------------------------------------------