HAKIKAT TAQWA; Oleh Prof. Dr. Ahmad Farid
Dan Mutiaranya Yang Terpendam
penerjemah : Abu Fahmi Ahmad,
Diterbitkan oleh Wala’ Press Jakarta, 1995, updated: Januari 2012, oleh Nur Hanifah, S.S, (Ustzdh SMPIT Imam Bukhari); Mahad Imam Bukhari Jatinangor-Jabar.

Hakikat Taqwa, Bag-1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
MUQADDIMAH
BAB I : MAKNA TAQWA
BAB II : KEMULIAAN TAQWA
2.1 Wasiat Allah Kepada Umat Terdahulu dan Kemudian
2.2 Wasiat Rasulullah Shollollohu ‘alaihi wa sallam
2.3 Wasiat Seluruh Rasul Allah
2.4 Wasiat Salafush sholih Radiyallhu ‘anhum
2.5 Taqwa adalah Sebaik-baik Pakaian
2.6 Taqwa adalah Sebaik-baik Bekal
2.7 Ahlut Taqwa adalah Wali Allah
2.8 Saling Menolong Atas Dasar Taqwa
BAB III : CARA MENCAPAI TAQWA
3.1 Mahabbatullah ‘Azza wa Jalla
3.2 Merasakan Adanya Pengawasan Allah
3.3 Mengenali Akibat Perbuatan Haram
3.4 Menundukkan Hawa Nafsu
3.5 Mengetahui Tipu Daya Syaithan
BAB IV : SIFAT MUTTAQIN
4.1  Beriman kepada Hal – Hal Ghaib
4.2 Menjauhi Dosa Besar dan Dosa Kecil
4.3 Selalu Memilih Kebenaran
4.4 Memaafkan Kesalahan Orang Lain
4.5 Mengagungkan Syiar – Syiar Allah
4.6 Tetap Menegakkan Keadilan
4.7 Mengikuti Manhaj Para Nabi, Rasulullah dan Para Sahabat
4.8 Menghindari Syubhat dan Ghuluw (Berlebih – lebihan)
BAB V : BUAH TAQWA
A.     BUAH TAQWA DI DUNIA
1.      Memberi Jalan Keluar dan Mendatangkan Rizki
2.      Memudahkan Segala Perkara
3.      Diberi Ilmu Yang Bermanfaat
4.      Memancarkan Cahaya Bashirah
5.      Dicintai Allah, Malaikat dan Manusia
6.      Allah akan Menolong, Memperkokoh dan Menguatkannya
7.      Keberkaha Dari Langit dan Bumi
8.      Melihat Mimpi Yang Baik dan Benar
9.      Terpelihara dari Tipu Daya dan Makar Musuhnya
10.   Terpeliharanya Dzurriyyah (Keturunan)
11.   Amalnya Diterima oleh Allah
12.   Menyelamatkan dari Adzab Dunia
13.   Disegerakan Kemuliaan dan Kewibawaannya
14.   Ibadahnya Lebih Utama

B.     BUAH TAQWA DI AKHIRAT
1.     Allah Menghapus Perbuatan Mereka
2.     Kemuliaannya Melebihi Makhluk Lain
3.     Memperoleh Warisan Berupa Surga
4.     Mendatangi Surga dengan Berkendaraan
5.     Memasuki Surga ‘Adn
6.     Allah Mempersaatukan Orang Yang Saling Mencintai Karena Allah
7.     Dibawa ke Surga Secara Berombongan

PENUTUP
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah. Shalawat dan salam semoga tercurah pada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam beserta keluarga, shahabat dan seluruh pengikutnya hingga akhir zaman.
Taqwa, termasuk salah satu kata yang amat sering di ucapkan orang, baik khatib, da’i, penceramah, pembicara, penyambut ataupun guru. Dan, barangkali tak ada seorangpun yang hidup di dunia ini, yang belum pernah mendengar kata taqwa.
Namun, meski taqwa sudah menjadi istilah umum dalam keseharian, ternyata tidak banyak manusia yang sanggup mendalami maknanya, yang berhasil memahami hakikatnya, apalagi memilikinya. Keadaan seperti ini, menggugah kepedulian Syaikh Ahmad Farid, untuk menyajikan pembahasan at taqwa dengan selengkap-lengkapnya. Pertama, ia membahas makna dan tingkatan taqwa. Kedua, diuraikan tentang kemuliaan dan pentingnya taqwa. Ketiga, ia menulis bagaimana cara mencapai taqwa. Yang keempat, disebutkan tentang sifat-sifat orang bertaqwa. Dan yang kelima, ia merinci buah taqwa di dunia dan di akhirat kelak.
Tanpa mengemukakan argumentasi yang panjang, penerbit yakin, bahwa at taqwa sungguh penting bagi siapapun, yakni bagi manusia yang hidup diera globalisasi. Era ini, merangsang manusia untuk berebut mereguk kelezatan dunia,berpacu menjejakkan kaki di setiap jengkal tanah,dan berlari menggapai kecanggihan teknologi. Tak ada lagi waktu yang tersisa, selain untuk urusan duniawi. Inikah yang namanya kebahagiaan ? Ataukah ini merupakan awal dari suatu rangkaian bencana dunia dan akhirat.
Tak ada penyejuk yang benar-benar menyegarkan, tak ada obat yang benar-benar mujarab, kecuali taqwallah. Hanya taqwallah yang menjanjikan jalan keluar dari setiap problema, yang mendatangkan keberkahan hidup, yang menyelamatkan dari adzab-Nya didunia serta diakhirat. Dan karena taqwallah pula, manusia berhak mewarisi jannatun na’im.
Pembaca yang dimuliakan Allah, luangkanlah sebagian waktu anda untuk menelusuri seluruh isi buku ini, insya’ Allah, Allah Subhanahu wa Ta’ala segera menurunkan taufiq, hidayat serta rahmat-Nya kepada anda, yang semoga anda, dan juga kami, tergolong ahlut taqwa, aamiin.

MUQADDIMAH

Sungguh,  pujian itu hanyalah untuk Allah.
          Kami memuji-Nya, memohon pertolongan-Nya,dan meminta ampunan kepada-Nya. Dan kami berlindung kepada Allah dari bentuk-bentuk kejahatan diri kami dan amalan-amalan buruk kami.
          Barangsiapa yang mendapatkan hidayah dari Allah, maka tak seorangpun bisa menyesatkannya. Danbarangsiapa yang disesatkan oleh Allah, maka tidak seorangpun yang bisa memberinya petunjuk  (hidayah).
          Aku bersaksi bahwa tiada Ilah yang berhak disembah kecuali Allah, tiada sekutu bagi-Nya. Dan aku bersaksi, bahwa Muhammad adalah hamba-Nya dan utusan-Nya.
102. Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam Keadaan beragama Islam. QS Ali Imran : 102
1. Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari seorang diri, dan dari padanya[263] Allah menciptakan isterinya; dan dari pada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain[264], dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu. QS An Nisa' : 1
 [263] Maksud dari padanya menurut jumhur mufassirin ialah dari bagian tubuh (tulang rusuk) Adam a.s. berdasarkan hadis riwayat Bukhari dan Muslim. di samping itu ada pula yang menafsirkan dari padanya ialah dari unsur yang serupa Yakni tanah yang dari padanya Adam a.s. diciptakan.
[264] Menurut kebiasaan orang Arab, apabila mereka menanyakan sesuatu atau memintanya kepada orang lain mereka mengucapkan nama Allah seperti :As aluka billah artinya saya bertanya atau meminta kepadamu dengan nama Allah.
70. Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan Katakanlah Perkataan yang benar,
71. Niscaya Allah memperbaiki bagimu amalan-amalanmu dan mengampuni bagimu dosa-dosamu. dan Barangsiapa mentaati Allah dan Rasul-Nya, Maka Sesungguhnya ia telah mendapat kemenangan yang besar.  QS Al-Ahzab : 70-71
         
Amma ba’du,
          Sesungguhnya sebenar-benar perkatan adalah kitabullah dan sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, sejahat-jahat perkara adalah yang diada-adakan (yang asalnya tidak ada), dan setiap perkara yang diada-adakan adalah bid’ah, dan setiap bid’ah itu sesat, dan setiap kesesatan itu tempatnya di neraka.
          Sungguh memprihatinkan apa yang terjadi pada zaman-zaman silam, tatkala kelalaian telah menguasai hati manusia, hampir-hampir mereka tidak lagi menoleh kepada urusan akhirat. Manusia menyangka, kebahagiian itu ada pada orang yang berhasil melampiaskan syahwatnya. Orang yang dapat meraih dunia dan menguasainya,  serta dapat mereguk berbagai kehormatan. Sedangkan orang  yang sengsara adalah orang yag tidak mendapatkan keberuntungan besar dan karunia yang melimpah tersebut.  Sangkaan ini menunjukkan adanya kelalaian yang amat jauh dan kebodohan yang kelewatan dalam memahami makna kebahagiaan hakiki dan ( juga ) kemuliaan besar yang telah Allah tetapkan bagi orang yang bertaqwa,didalam kehidupan dunia maupun pada suatu hari dimana manusia berdiri menghadap Rabb semesta alam.
          Andaikan hati penduduk manusia merasakan sedikit saja dari apa yang diperoleh orang-orang bertaqwa berupa kemuliaan dan kejayaan di dunia,serta kebahagiaan akhirat dan kenikmatannya yang mereka nantikan, pasti mereka akan menggigit jari, merasa menyesal dan merugi terhadap kebaikan-kebaikan yang telah dan akan mereka sia-siakan selama kelalaian mereka terus berlangsung. Karena menurut Al Ghazali rahimahullah, kata At Taqwa merupaka perbendaharaan yang mulia lagi agung, maka siapa saja yang dapat meraihnya, pasti akan mendapatkan berbagai kebaikan dan kemuliaan, karunia yang melimpah, keberuntungan yang besar, dan entah apalagi, .... yang seakan-akan berbagai kebaikan dunia dan akhirat berhimpun menjadi satu dibawah naungan At Taqwa.  perhatikanlah kandungan Al-Qur’an yang menyebutkan tentangnya. “Berapa banyak kebaikan yang digantungkan kepadanya, dan berapa banyak janji berupa kebaikan, pahala dan juga yang berkaitan dengan kebahagiaan, dikhususkan bagi orang bertaqwa (Minhajul ‘Abidin, 7, Maktabul Jundi )
          Wahai pembaca yang budiman, melalui bab – bab dalam buku ini, kita akan mengarungi perjalanan bersama atTaqwa. Mudah-mudahan setelah saya dan anda selesai menyimaknya, Allah berkenan membuka hati kita untuk bertaubat nasuha dan menjadikan kita orang bertaqwa, yang di dunia senantiasa senang melakukan ketaatan-ketaatan dan di akhirat kelak akan memperoleh surga-Nya.
          Saya telah menghimpun untuk Anda di dalam buku ini, makna atTaqwa yang benar menurut tuntutan syariat, berbagai macam faidah yang dapat menentramkan, dan melapangkan hati serta hal-hal yang mendekatkan diri kita kepada Allah Yang Maha Mengetahui yang ghaib dan Maha Pemberi ampunan dosa.
          Buku ini saya mulai dengan pembahasan makna atTaqwa dan pembagiannya. Pada babkedua saya uraikan kemuliaan dan pentingnya taqwa. Kemudian pada bab ketiga, saya berupaya menerangkan hal-hal yang memancar dari hati orang yang bercita-cita tinggi dan berjiwa suci karena taqwa, hal ini menyangkut bagaimana caranya bertaqwa kepada Allah ‘Azza wa Jalla. Ada lima cara (jalan) untuk bertaqwa kepada Allah, yaitu :
1.  Mahabbatullah Subhanahu wa Ta’ala.
2.  Menghadirkan pengawasan Allah dan rasa malu kepada-Nya.
3.  Mengetahui jalan haram dan akibat yang ditimbulkannya berupa kejahatan-kejahatan dan penyakit-penyakit.
4.  Penjelasan tentang bagaimana cara menundukkan hawa nafsu dan mentaati Maula (Allah Subhanahu wa ta’ala)
5.  Mengetahui tipu daya syaithan dan ranjau-ranjaunya, serta waspada terhadapbisikan dan tipu muslihatnya.
Kemudian saya tambahkan, pengenalan terhadap orang-orang istimewa yang mempunyai derajat tinggi, yaitu dengan menyebut sifat – sifat muttaqin. Lalu saya tutup buku ini dengan sebaik-baik penuup, yaitu Rihlah Fi Riyadhit Taqwa (berjalan-jalan di kebun taqwa), dalam rangka membersihkan hati dan penglihatan (mata hati) kita dengan tatapan buah-buah ketaqwaan, baik yang duniawi maupun yang ukhrowi.
Perkara ini seperti halnya dikatakan :
Dokter mengobati... dan dokter juga (bisa) sakit.
Seandainya bukan karena rahmat, ampunan dan karunia Allah yang kita harapkan, dan agar kita tidak terhalang dari do’a baik yang dipanjatkan oleh saudara kita yang mulia, pasti hati ini akan pesimis karena sedikitnya nilai ketaqwaan kita. Jangan Anda kira orang yang berbicara tentang taqwa telah menjadi orang yang bertaqwa. Alangkah beda antara orang yang mengetahui segi-segi kekayaan dan cara mencarinya sementara dia miskin, dengan orang yang benar-benar kaya. Dan beda pula antara orang yang mengetahui sebab-sebab kesehatan sementara dia sakit, dengan orang yang benar-benar sehat. Akan tetapi kita berharap, dengan menyebut dan mencintai orang-orang yang bertaqwa, semoga kita dapat seperti mereka, dan dapat mencapinya walaupun di tepinya. Sebagaimana dikatakan Ibnul Jauzi –rohimahullah- :
“ Jika anda benar-benar ingin seperti mereka, maka bangkitlah segera. Jangan anda pandang jalan untuk mencapai mereka itu sulit, sebab yang akan membantu anda adalah Yang Maha Kuasa. Tunjukkan usahamu, dan mohonlah kepada Yang memberi mereka, sebab Maulamu adalah Maula mereka juga. Ilmu khidir tidak tertutup bagi Musa, dan apa-apa yang tertutup bagi Dawud diungkap bagi Sulaiman”. (Al Mudhisy, Ibnul Jauzi, 428, secara ringkas).
          Dengan menelusuri kitab ini, anda akan dapati penjelasan tentang kemuliaan makna taqwa., juga kemuliaan taqwa dan kebahagiaannya di tengah rimbunnya dedaunan (pohon taqwa). Kita mohon kepada Allah semoga Dia menjadikan kita termasuk ahlinya, dan menganugerahkan kepada kita buah-buahnya. Dan semoga Allah memberikan berkah pada kitab ini, kepada penghimpunnya, penerbitnya, dan pembacanya yang mencari hidayah dan taufiq-Nya.
          Allah pemberi hidayah kepada jalan yang lurus. Dan karena Dialah, hati menjadi tentram dengan mahabbah kepada-Nya di dunia dan melihat-Nya di surga. Sholawat dan salam semoga tercurah kepada Rasul-Nya, keluarganya, para sahabatnya, dan orang yang mengikuti sunnahnya.


0 komentar:

Mari berdiskusi...

--------------------------------------------------------------------

Awali dengan bismillah sebelum memberi komentar...

--------------------------------------------------------------------