6 Tips Meraih Ilmu
Sumber : Ringkasan ceramah Kaifa Athlubul Ilma,oleh Syaikh Abu Ishaq Al Huwainy di http://www.alheweny.org/new/play.php?catsmktba=696 August 5, 2009
Sesungguhnya sesuatu yang paling besar untuk diwariskan berdasarkan kesepakatan penduduk bumi adalah ilmu. Sesungguhnya Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :
إن الأنبياء لم يورثوا ديناراً ولا درهماً إنما ورثوا العلم
“ Sesungguhnya para Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam tidak mewariskan dinar, tidak pula dirham. Mereka hanyalah mewariskan ilmu “
Dan  yang dimaksud dengan ilmu adalah Ilmu syar’I yang dapat mendekatkan seorang hamba kepada Rabbnya Ta’ala
Imam Bukhari ketika menyebut kitab Ilmu di shahihnya, memulai dengan menyebut Keutamaan ilmu. Beliau berkata: Bab “Ilmu itu sebelum perkataan dan perbuatan.” Kemudian menyebutkan firman Allah, “Maka ketahuilah (ilmuilah), bahwa Sesungguhnya tidak ada Ilah (Tuhan)  yang berhak disembah selain Allah.“
Maka amal perbuatan itu tidak diterima kecuali apabila berlandaskan atas ilmu.
Seorang hamba tidak mengetahui apa yang dicintai Allah dan diridhoiNya kecuali melalui jalan para Rasul, untuk itu Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam menganjurkan untuk menuntut ilmu. Beliau bersabda :
من سلك طريقاً يلتمس فيه علما سهل الله له طريقاً إلى الجنة
“Barang siapa menití jalan untuk menuntut ilmu, niscaya Allah memudahkannya jalan menuju syurga.”
Orang yang menuntut ilmu syar’i yang dapat mendekatkannya kepada Allah adalah orang yang mempunyai cita-cita tinggi, tidak peduli dengan hal yang remeh. Akan tetapi, menuntut ilmu tidak akan diperoleh seseorang melainkan apabila telah terkumpul padanya beberapa sifat yang telah disebutkan para ulama :
أخي لن تنال العلم إلا بستةٍ ……….. سأنييك عن تفاصيلها ببيان
ذكاء وحرص وافتقار وغربة ………….. وتلقين أستاذٍ وطول زمان
Saudaraku, engkau tidak akan mendapatkan ilmu, melainkan dengan enam perkara
Kuberitahukan kepadamu rinciannya secara jelas :
Kecerdasan, bersungguh-sungguh, merasa butuh, mengasingkan diri,
bimbingan ustadz dan waktu yang lama
Sifat-sifat ini jika dimiliki seorang penuntut ilmu, niscaya akan tercapai tujuannya.
Sifat-sifat  itu diantaranya ialah:

1. Kecerdasan
Ilmu tidak diberikan kepada orang bodoh.Dan diantara tanda-tanda kecerdasan penuntut ilmu yaitu memulai hal yang kecil sebelum yang besar. Sebagaimana disebutkan Bukhari pada firman Allah :
ولكن كونوا ربا نيين
“akan tetapi (dia berkata): “Hendaklah kamu menjadi orang-orang rabbani.”(Al imran : 79)
Yang dimaksud rabbani adalah orang yang mengajarkan dari hal yang kecil sebelum hal yang besar. Dia mulai dari apa yang bersifat fardlu ‘ain baginya, maka ia mulai dengan tauhid. Wajib bagi penuntut ilmu mempunyai kecerdasan, karena kecerdasan ini akan memberinya manfaat dalam mendapatkan ilmu.

2. Bersungguh-sungguh
Suatu hal yang paling besar yang banyak diperhatikan oleh penuntut ilmu adalah waktu. Waktu merupakan umur. Maka ulama kita –semoga Allah merahmati mereka- adalah orang yang paling perhatian dalam masalah waktu.
Seorang imam terpercaya Abu Muhammad Abdurrahman bin Abi Hatim Ar Rozi berkata : ”Kami memasuki Mesir dan menetap selama tujuh bulan. Kami tidak pernah merasakan kuah. Pada siang hari kami belajar kepada Syeikh, dan pada malam harinya kami menyalin materi”. Kemudian dia berkata, ”Lalu kami pergi untuk mengikuti pelajaran salah satu syeikh., ketika sampai di sana kami mendapati syeikh sedang sakit. Lalu kami hendak makan dan membeli ikan. Setelah itu kami membawanya ke rumah tersebut dan ternyata sudah jadwalnya syeikh yang lain untuk mengajar. Lalu kami tinggalkan ikan tersebut dan kami berangkat.” Setelah selesai pelajaran, dia berkata : ”Kami tidak sempat memanaskannya sehingga kami memakannya dalam keadaan mentah.” Hal ini menunjukkan perhatian mereka yang besar terhadap waktu.

3. Merasa membutuhkan
Meskipun engkau telah memperoleh ilmu, jangan mengira bahwa dirimu berada di atas segalanya. Merasa membutuhkan adalah hal yang penting bagi penuntut ilmu dengan selalu merasa bahwa dia belum mencapai sesuatu. Imam Bukhori, seorang ulama besar menceritakan tentang muridnya Imam Tirmidzi.
Betapa indahnya perkataan Sufyan Ats Tsauri : Seseorang  tidak akan mulia sampai mengambil ilmu dari orang yang lebih pandai darinya dan dari orang yang semisalnya dan yang berada di bawahnya.”
Merasa membutuhkan bagi seorang penuntut ilmu itu sangat penting. Dasarnya adalah tawadlu dan menjaga jiwa.

4. Ghurbah (mengasingkan diri )
Ghurbah di sini mempunyai dua makna:
Melakukan perjalanan jauh untuk menuntut ilmu.Yaitu kamu bepergian dan meningggalkan keluarga dan tempat tinggalmu untuk menuntut ilmu. Perjalanan ini merupakan sesuatu kebanggaan para ulama terdahulu terutama ulama hadits. Apakah di antara kita saat ini ada yang memiliki keinginan yang kuat meski berada di kejauhan ketika mendengar hadits, ”Barangsiapa yang mengatakan Lailaha illallah Muhammad Rasulullah, dibukakan baginya kedelapan pintu surga.”
Tidak berkumpul dengan manusia.Yaitu sesungguhnya teman-temanmu yang bersamamu dalam menghabiskan waktu adalah para penuntut ilmu. Sehingga engkau merasa asing jika berada di suatu tempat yang penduduknya bukan penuntut ilmu.

5. Bimbingan Guru
Mengambil ilmu dari para guru (Syeikh) memberimu 3 faedah :
Mempersingkat waktu.Kitab yang biasa engkau baca dalam waktu satu bulan,maka dengan bimbingan guru dapat diringkas hanya dalam waktu satu pekan saja dengan ringkasan yang baik.
Meluruskan pemahaman yang keliru
Mengajarkan adab.
Maka merendahlah kamu di hadapan guru meskipun engkau memiliki ilmu yang tidak dimilikinya. Betapa indahnya apa yang dikatakan oleh Mujahid bin Jabr rahimahullah, ”Tidak akan memperoleh ilmu dua golongan, orang yang malu dan orang yang takabbur.”

6. Waktu yang lama
Menuntut ilmu itu dalam waktu yang lama merupakan hal yang sangat penting bagi penuntut ilmu. Penuntut ilmu itu tidak boleh terburu-buru dan merasa cukup dengan sedikit dari apa yang sudah dipelajarinya. Dan tidak boleh merasa cukup dengan membaca buku saja. Maka wajib baginya untuk menuntut ilmu sepanjang umur dan waktu.
Disampaikan oleh Ust. Abu Fahmi Ahmad, dalam Forum Muhadloroh, Sabtu pagi ba`da shalat shubuh, di SMPIT Fullday & Boarding School – Imam Bukhari Jatinangor, Bulan Mei 2011.





0 komentar:

Mari berdiskusi...

--------------------------------------------------------------------

Awali dengan bismillah sebelum memberi komentar...

--------------------------------------------------------------------